Memupuk Cinta Kasih dan Pengertian

Memupuk Cinta Kasih dan Pengertian

Begawan Buddha, Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk tidak menyesali masa lalu atau terhanyut dalam kecemasan dan ketakutan akan masa depan. Aku melihat di sekitarku banyak yang terhanyut dalam kecemasan dan ketakutannya. Kecemasan ini mencegah kami untuk berada dalam kedamaian dan hidup secara mendalam di saat ini. Aku mempunyai wewenang dan kemampuan untuk merencanakan masa depan, tetapi aku tidak perlu terhanyut dalam kecemasanku akan masa depan.

Pada kenyataannya, aku tahu bahwa masa depan terbentuk dari masa sekarang. Ketika aku hidup pada saat ini secara mendalam dan aku hanya berpikir, berucap, dan melakukan hal-hal yang dapat membawa pengertian, cinta kasih, kedamaian, keselarasan, dan kebebasan ke dalam situasi saat ini, maka aku telah melakukan seluruh hal yang mampu aku lakukan untuk membangun fondasi bagi masa depan yang cerah.

Ke mana pun arah masa depan dunia ini dan apakah keturunanku akan memiliki kesempatan untuk hidup dengan bahagia dan bebas atau tidak bergantung pada bagaimana aku hidup di saat ini. Untuk memastikan masa depan yang bahagia dan damai bagi keturunanku, aku akan berlatih hidup sederhana, memupuk hati dan pikiran yang penuh pengertian dan cinta kasih, dan hidup harmonis dengan semua orang di sekelilingku sebagai saudara dan saudari sejati dalam keluarga spiritual.

Jika aku terus mengejar kekuasaan, ketenaran, kekayaan, dan otoritas maka aku tidak punya waktu untuk hidup dengan damai dan bebas. Aku juga akan terus mengeksploitasi sumber daya yang tidak diperlukan dari planet bumi ini, merusak lingkungan dan membawa perselisihan serta kebencian di dunia. Ini bukanlah perbuatan yang positif bagi diriku, bagi lingkungan, atau generasi masa depan.

Begawan Buddha, semoga aku dapat mengabdikan hidupku untuk memupuk kesadaran jernih akan diriku sendiri dan lingkunganku dalam setiap momen agar dapat meneruskan jalan-Mu yang tercerahkan dalam melihat dan bertindak di dunia. Inilah jalan hidup yang paling mulia.

Menyentuh Bumi


Begawan Buddha, dengan tubuh, ucapan, dan pikiran bersatu padu, aku menyentuh bumi di hadapan-Mu yang telah mencapai pengertian dan tindakan yang tercerahkan. [Genta]

The Need to Love

The Need to Love

Thich Nhat Hanh

Seorang Penulis Prancis bernama Antoine bilang: “Mencintai bukan berarti hanya duduk saling memandang saja, namun mencintai berarti bersama-sama memandang ke arah yang sama.” Saya tidak tahu kalimat ini membawa kesan apa buatmu, ketika saya mendengar kalimat itu, saya merenung sebentar kemudian saya tersenyum kecil, karena saya sedang membayangkan sepasang suami istri yang sedang memandang ke arah yang sama, dan arah itu adalah ke televisi karena mereka sudah tidak bisa menikmati saling memandang lagi. Demi mengurangi penderitaan masing-masing maka mereka mencoba untuk memandang ke arah televisi bersama-sama agar bisa melupakan penderitaannya.

Ketika mereka baru menikah, mereka sangat antusias untuk menghabiskan waktu bersama untuk saling memandang, tetapi karena mereka tidak tahu bagaimana berlatih hidup sadar, tidak tahu bagaimana menjaga agar kasih sayangnya tetap membara, mereka tidak tahu bagaimana cara memperdalam pengertian dan welas asih sehingga mereka terus-menerus membuat keretakan keluarga dan stres dalam hubungan itu. Suatu hari mereka sadar bahwa rasanya sudah tidak nyaman lagi saling memandang, jadi daripada saling memandang, mereka secara diam-diam ada kesepakatan tak langsung bahwa lebih baik memandang ke arah televisi, ini sungguh sebuah tragedi!

Ketika engkau mencintai seseorang, engkau percaya pasanganmu memiliki sesuatu yang cantik dan pantas untuk dicintai, engkau selalu mencari sesuatu yang baik dan indah agar kamu bisa mencintainya, kalau tidak demikian, mengapa engkau mau mencintainya? Cinta ini hadir karena kita sedang kelaparan, kita lapar akan sesuatu yang baik, kita lapar akan sesuatu yang cantik, kita lapar akan sesuatu yang tulus, oleh karena itulah kita mencoba untuk mencari dan mencari. Pasangan kita memiliki tiga kualitas itu, cantik, baik, dan tulus. Engkau merasa dirimu sendiri tak punya kualitas itu, oleh karena itulah ketika ada seseorang yang memiliki kualitas itu, maka engkau akan segera mencintainya karena engkau sangat membutuhkan kualitas demikian, dalam cinta demikian, dalam kondisi kebutuhan demikian, engkau merasa ada sesuatu yang bisa kita letakkan dalam dasar hatimu. Engkau selalu merasa ada sesuatu yang kurang dalam dirimu dan engkau selalu merasa tidak memiliki fondasi kualitas itu. Engkau selalu mengembara untuk mencari dan mencari, mencari sesuatu yang baik, indah dan tulus. Ketika engkau menemukan orang yang memiliki kualitas seperti itu, maka engkau begitu bahagia, namun di balik kebahagiaan itu ada ketakutan! Bagaimana kalau-kalau itu bukanlah kecantikan sesungguhnya? Bagaimana kalau-kalau itu bukanlah kebaikan sesungguhnya? Engkau akan takut atas renungan barusan, takut kalau itu kualitas palsu! Engkau juga begitu takut kalau-kalau suatu hari nanti rahasia terbongkar bahwa orang yang engkau cintai itu hanyalah objek imajinasi dirimu belaka. Ketika mencintai seseorang, engkau punya daya imajinasi luar biasa. Engkau menciptakan imajinasi-imajinasi indah dalam pikiranmu, engkau begitu takut kalau kenyataannya tidak sesuai dengan imajinasimu, oleh karena itulah ketakutan makin besar dan makin besar dalam dirimu.

Jadi, pertama, mencintai itu hadir karena engkau merasa ada sesuatu yang kurang atau tidak lengkap dalam dirimu yaitu kehampaan, kedua ada perasaan takut, bahkan ketika engkau menemukan sesuatu, engkau juga takut sesuatu itu bukanlah sesuatu yang engkau bayangkan dan bukan sesuatu yang ingin engkau percaya, bisa saja itu palsu! Walaupun engkau percaya bahwa itu benar, engkau tetap ada perasaan takut engkau takut akan impermanen. Engkau akan takut ketika tiga atau lima tahun kemudian, bagaimana dirimu bisa hidup kalau sang kekasih sudah tidak mencintai dirimu lagi? Oleh karena itulah engkau selalu memaksa sang kekasih untuk mengulang pernyataan “I love you darling, I love you”, karena engkau tak punya perasaan aman dan engkau dipenuhi rasa takut!

Dalam hubungan kasih seperti itu, engkau perlu menenangkan orang itu, engkau merasa harus meyakinkan pasanganmu bahwa engkau mencintainya selamanya, namun dari lubuk hatimu yang paling dalam, engkau sadar bahwa tidak ada sesuatu pun yang bisa berlangsung lama alias impermanen. Engkau mengamati orang-orang dan engkau sendiri melihat bagaimana terjadinya perubahan. Kisah cinta pada awalnya akan bisa berubah menjadi begitu kecut setelah dua atau tiga tahun kemudian. Engkau sendiri sudah banyak melihat kisah nyata seperti itu, namun engkau masih belum begitu percaya bahwa sang kekasih akan mencintaimu seumur hidup.

Jadi ketakutan hadir dalam kisah cintamu, ada juga kekosongan dan ketidakpastian, kemudian hadir juga ketakutan. Ketika engkau merenungkan tentang pasanganmu, maka engkau bisa percaya bahwa ada kualitas dari pasanganmu yang ternyata tidak ada dalam dirimu, oleh karena itu perlu merenungkan agar muncul rasa kagum, karena engkau sudah bisa merasakan kebahagiaan kecil, rasa nyaman ketika engkau kagum atas kecantikan, kebaikan, dan ketulusan pasanganmu. Pada saat bersamaan engkau juga sadar bahwa pasanganmu juga memiliki imajinasi tersendiri atas dirimu. Engkau juga takut kalau suatu hari nanti imaginasi pasanganmu tidak sesuai dengan kenyataannya, engkau mencoba untuk berpura-pura dan bermain sandiwara, engkau mencoba menjadi orang yang diimajinasikan oleh pasanganmu, engkau melakukan semua itu namun ketakutan tetap hadir di situ, ketakutan bahwa suatu hari nanti dia membongkar rahasia kepalsuanmu, bahwa engkau hanya sedang bersandiwara saja, engkau seperti seseorang yang pergi ke butik kosmetik untuk membeli ini dan itu, engkau mau menaburkan semua kosmetik agar tampak indah yang sebenarnya bukan dirimu sesungguhnya.

Dilihat dari segi spiritual dan aspek moral kita juga melakukan hal yang sama, kita menggunakan berbagai jenis kosmetik agar wajah kelihatan indah, mata terlihat bersinar agar orang lain mau mencintaimu. Pada kenyataanya ketika engkau menggunakan kosmetik, maka itu adalah sebuah tragedi bagi mental dan fisikmu sendiri. Suatu tragedi terjadi karena engkau tidak percaya bahwa sesungguhnya dirimu sudah cantik apa adanya, oleh karena itulah engkau mencoba untuk membuat diri cantik. Kita tidak percaya bahwa kita ini baik, tetapi kita mencoba untuk bersandiwara agar kelihatan berkualitas baik. Kita tidak percaya bahwa kita ini tulus. Dari lubuk hati paling dalam barangkali ada rasa mengkhianati pasanganmu kemudian juga mengkhianati dirimu sendiri, kemudian ada perasaan bahwa dirimu tidaklah layak dicintai. Kita memiliki kompleks bahwa diri sendiri tidak layak dicintai. Inilah yang menjadi elemen pembangkit penderitaan dalam hidup sehari-hari, karena kita enggan menyentuh dirimu yang paling dalam, engkau tidak punya kejelasan atau keruh dalam melihat kualitas dirimu sendiri, engkau merasa hampa dan tidak layak dicintai, engkau mencoba mencari sesuatu untuk mengisi hatimu, ini bisa disebut sejenis vakum. Mencintai bisa jadi adalah sebuah cara untuk mencari sesuatu kemudian engkau mengisikannya ke hatimu, yaitu kualitas cantik, baik, dan tulus. Walaupun engkau sudah menemukan kualitas itu, namun engkau tetap khawatir dan takut, engkau tidak yakin itu kualitas sesungguhnya atau bukan? Atau si dia itu sedang bersandiwara saja? Karena bisa saja itu kualitas palsu.

Ketika engkau bertemu seorang guru spiritual, engkau juga punya rasa takut seperti itu, namun seorang guru spiritual ternyata juga seperti manusia biasa, jadi engkau punya rasa takut akan ketulusan guru spritual tersebut. Seorang guru spiritual bisa saja tidak memiliki kecantikan, kebaikan, dan ketulusan sejati, guru spiritual itu juga mungkin memakai kosmetik agar kelihatan seperti seorang guru spiritual yang baik. Kadang kita merasakan bahwa guru spiritual kita ternyata bukanlah seperti yang kita bayangkan, kemudian engkau marah, kecewa, kemudian mencari guru lain lagi. Ini juga merupakan proses mencintai, engkau terus mencari suatu kualitas yang belum ada dalam dirimu sendiri, kualitas yang betul-betul engkau butuhkan.

Kadang-kadang engkau merasa seperti sebuah pot tanpa cover, engkau percaya bahwa coverrnya ada di dunia luar sana, engkau harus berupaya mencari cover untuk menutupi pot itu. Perasaan vakum dan hampa selalu hadir dalam hati. Barangkali ini yang disebut kebutuhan akan cinta, kebutuhan akan dicintai dan kebutuhan untuk mengisi kehampaan dalam hati agar hidup menjadi bermakna. Ketika engkau meneliti lebih dalam tentang orang lain, engkau bisa melihat banyak kekurangan dalam diri sendiri, sehingga engkau ingin mencari seseorang agar bisa menjadi tempat berpijak atau tempat bersandar, tempat berlindung demi mengusir penderitaanmu. Kemudian engkau juga punya keinginan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain karena ada rasa kosong dalam hati, perasaan vakum, engkau tidak tahu cara memeluk penderitaan sendiri, oleh karena itulah engkau butuh orang lain agar bisa memberi perhatian.

Engkau membutuhkan seseorang agar bisa menjagamu setiap saat, seseorang yang bisa mengisi kehampaan hatimu, mengisi kevakuman dan penderitaan dengan energi perhatian penuh kesadaran. Tanpa energi itu engkau tidak bisa hidup, Cinta, inilah kebutuhan akan perhatian, energi perhatian dari orang lain akan membantumu menjadi tidak begitu kosong lagi. Energi yang membantu membantu mencairkan balok es penyumbat akibat penderitaan. Engkau sendiri tidak sanggup membangkitkan energi kesadaran itu oleh karena itulah engkau butuh orang lain, apabila pasanganmu tidak punya energi secukupnya untuk mengurangi penderitaanmu, maka engkau kecewa! Engkau merasa kehadiran pasangan sudah tidak berguna lagi oleh karena itulah cintamu juga ikut menguap!

[Genta]

Seandainya engkau cukup beruntung, engkau berkesempatan untuk menemukan kekasih yang tepat, kekasih yang punya kualitas kebaikan, elemen kecantikan begitu nyata dirasakan karena engkau punya kesempatan untuk menghabiskan banyak waktu bersamanya, engkau punya kesempatan untuk membuktikan dan menyakinkan elemen kecantikan, elemen kebaikan, elemen ketulusan pada sang calon kekasih.

Buddha mendefinisikan Maitri sebagai kasih sayang sebagai suatu jenis kecantikan. Ketika engkau berlatih maitri, maka engkau bisa merasakan kecantikan alami. Saya sangat terkesan ketika saya membaca kalimat itu. Seseorang yang punya hati yang baik, dia selalu bersedia untuk melakukan sesuatu demi memberikan rasa lega, menghadirkan sukacita, membawa rasa nyaman bagi orang lain, jika kejadian seperti ini hadir dalam sang kekasih, punya kesempatan untuk berkenalan dengan orang demikian, maka engkau orang yang beruntung sekali. Orang itu terdorong oleh sebuah energi untuk memberikan kebaikan dan sukacita kepada orang lain, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Apabila engkau telah berhubungan dengannya dalam kurun cukup lama maka engkau bisa mengetahui bahwa dia punya kualitas kecantikan sesungguhnya. Ketika engkau berkesempatan menyentuh energi kecantikan itu, maka secara alami engkau sedang menyentuh kecantikan alami dalam dirimu sendiri.

Engkau sering tidak percaya bahwa dirimu sendiri juga punya kecantikan itu, engkau tak percaya bahwa dirimu sendiri juga punya kemampuan untuk mencintai, dicintai, dan welas asih, engkau merasa minder bahwa dirimu tidak ada cinta kasih sama sekali, engkau tak sanggup mencintai, engkau begitu menderita gara-gara perasaan seperti ini, engkau selalu meremehkan diri sendiri, engkau merasa dirimu tidak berguna sama sekali, tetapi engkau cukup beruntung karena bisa mencintai seseorang yang punya energi maitri, energi kasih sayang, engkau punya kesempatan untuk bersentuhan dengan energi itu dan sekaligus menyentuh energi itu yang memang sudah ada dalam dirimu. Oleh karena itu energi perhatian penuh kesadaran sangat penting sekali, energi kesadaran membantumu melihat bahwa ada kasih sayang dan welas asih dalam dirimu.

Saat menjelang subuh ketika Siddharta mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi, beliau takjub sendiri, beliau meditasi sepanjang malam, subuh itu ia melihat meteor, beliau jadi sadar bahwa semua orang punya kemampuan untuk mengerti, kemampuan sadar, dan kemampuan mencintai, namun sementara ini mereka tenggelam dalam samudra penderitaan dari satu kehidupan menuju kehidupan selanjutnya.”

Kemampuan ini dimiliki oleh semua orang, namun mereka tidak percaya, oleh karena itulah mereka jatuh ke dalam kompleks bahwa dirinya bukanlah orang yang layak dicintai, tidak layak menjadi leluhur, tidak layak menjadi guru spiritual, dan sebagainya. Ini disebut kompleks inferior, kompleks ini perlu ditransformasi. Caranya yaitu dengan mengenali bahwa ada sifat layak dari orang lain, dia adalah orang yang engkau cintai. Mengenali bahwa kasih sayang dan welas asih merupakan sumber energi yang penting bagi seseorang, ketika engkau menyentuh energi baik sang kekasihmu maka energi ini akan memantul balik ke dirimu. Ketika engkau merenungkan orang lain berarti engkau sedang merenungkan dirimu sendiri. Sama juga ketika engkau bersujud kepada Buddha di altar maka engkau punya kesempatan untuk menyentuh Buddha yang ada dalam hatimu.

Ada orang yang punya waktu untuk memberikan kesempatan kepada energi pengertian, welas asih, dan kasih sayang untuk tumbuh. Ketika energi seperti ini tumbuh, mereka menjadi bahagia, mereka yang punya energi kasih sayang, welas asih, sukacita, dan kebebasan adalah orang bahagia. Apabila engkau punya kesempatan untuk bersentuhan dengan orang demikian, mencintainya, maka engkau punya kesempatan untuk menyentuh sifat baik dalam dirimu. Mungkin ada banyak energi derita, keragu-raguan, putus asa, sifat cemburu, namun energi ini tidak bisa mematikan energi kebaikan dalam dirimu, energi ini tidak bisa mematikan kasih sayang dalam dirimu.

Buddha mengatakan pikiran selalu bersinar seperti cermin, namun cermin ini terkubur dalam debu ratusan tahun, kita hanya perlu menggunakan kain lap untuk membersihkannya, dengan demikian cermin ini bisa bersinar kembali. Ini yang disebut benih Buddha atau elemen dasar pencerahan, semua orang punya elemen dasar ini. Akibat dari penderitaan dan persepsi keliru sangat banyak maka, debu-debu ini menutupi elemen dasar pencerahan, begitu banyak persepsi keliru dalam dirimu. Tugas kita adalah berlatih untuk membersihka lapisan debu ini dan mengangkat layar persepsi keliru agar engkau bisa mengerti bahwa elemen dasar kencantikan, kebaikan, dan ketulusan memang sudah ada dalam dirimu, ini merupakan latihan esensial meditasi buddhis. Pada umumnya engkau merasa minder, makanya engkau mencari orang lain, engkau mencari guru yang bisa memberi sesuatu yang engkau tidak punya, tetapi sesungguhnya seorang guru yang mahir adalah guru yang membantu kamu menemukan guru dalam dirimu, guru itu akan meminta kamu untuk kembali ke gurumu ‘sendiri’, karena engkau telah punya elemen dasar kebaikan, elemen dasar pencerahan, elemen dasar welas asih dan sukacita, ketika engkau kembali pada dirimu sendiri dan menyentuh kehidupanmu dengan mendalam, maka engkau menemukan guru dalam hatimu sendiri. Seorang guru yang mahir adalah guru yang tidak membuat kamu menjadi orang yang tergantung kepadanya, seorang guru yang mahir adalah dia yang menyuruhmu kembali ke diri sendiri untuk menemukan bahwa ada guru dalam hatimu, engkau tidak perlu mengemis apa pun, engkau tidak perlu mengemis kecantikan, engkau tidak perlu mengemis kebaikan, engkau juga tidak perlu mengemis kebenaran, ternyata semua itu sudah ada dalam dirimu, inilah pernyataan Buddha ketika beliau tercerahkan, “Sungguh aneh, semua orang punya elemen dasar itu, namun mereka tenggelam dari satu kehidupan menuju kehidupan berikutnya, mereka tenggelam dalam samudra penderitaan”.

Jadi, apa artinya cinta? Mencintai berarti saling memandang dan memandang bersama pada arah yang sama. Ketika engkau tahu cara memandang, maka saling memandang akan menjadi suatu hal yang indah sekali, karena engkau tahu cara saling memandang dan menemukan elemen dasar kebaikan, kecantikan, dan ketulusan di pasanganmu dan dirimu sendiri. Memandang orang lain berarti memandang diri sendiri, jadi engkau punya kesempatan untuk menemukan bahwa cinta merupakan sesuatu yang nyata dan eksis.

Banyak kesempatan sudah hadir bagimu, bagi kita semua, beruntung bisa menerimanya. Cinta merupakan sesuatu yang sungguh eksis, cinta merupakan suatu energi yang membantu engkau menjadi kuat, menjadi penuh kasih, dan menjadi penuh perhatian. Perhatian terhadap kondisi orang dan makhluk lain, perhatian dicurahkan untuk meringankan penderitaan, perhatian dicurahkan untuk menolong orang lain agar mereka berbahagia. Ketika engkau bersentuhan dengan orang lain maka, engkau menghadirkan energi cinta, pada saat bersamaan engkau bersentuhan dengan kecantikan, karena cinta adalah kecantikan. Melalui pengalaman seperti ini engkau sadar bahwa cinta dan kecantikan itu eksis maka engkau bisa membangkitkan cinta dan kecantikan setiap hari, hidupmu menjadi lebih bermakna.

Buddha bilang, berlatih maitri membawa kecantikan, kecantikan yang membuat hidup lebih bermakna. Beliau juga bilang ketika engkau berlatih karuna atau welas asih, maka hatimu seperti angkasa raya tanpa batas, karuna merupakan sebuah energi yang membantumu untuk mengurangi penderitaan, membantu orang di sekeliling untuk mengurangi penderitaannya. Karuna juga merupakan energi untuk mentrasformasi penderitaan. Penderitaan itu seperti sampah kompos, cinta seperti bunga. Kompos itu tidak begitu indah sedangkan cinta atau bunga itu indah, tugas penderitaan dan kompos sudah jelas, kalau kita tau bagaimana memanfaatkan penderitaan maka kita bisa mentransformasi penderitaan menjadi cinta, kita bisa menghadirkan kecantikan bunga.

Mengerti tentang penderitaan orang di sekelilingmu dan mengerti penderitaan pribadi sangat penting, karena melalui pengertian atas penderitaan engkau baru bisa mentransformasi penderitaan menjadi cinta. Ketika kecantikan hadir maka cinta juga ada di situ, ketika welas asih hadir di situ maka engkau merasa punya banyak ruang di hatimu. Ketika engkau berucap penuh cinta kasih dan welas asih, kita sangat percaya bahwa orang yang mendapatkan manfaat hanyalah orang lain, engkau cenderung lupa bahwa pada momen itu cinta telah lahir dalam hatimu, begitu juga welas asih sudah lahir dari hatimu paling dalam, jadi orang pertama yang mendapatkan manfaat adalah dirimu sendiri, ketika cinta dan welas asih lahir dalam dirimu maka kecantikan dan kebahagiaan lahir seketika itu juga.

Buddha mengatakan bahwa berlatih maitri maka, engkau bisa merasakan banyak ruang dalam hatimu, ruang kosong ini memberi kesempatan kepada sukacita untuk tumbuh, kebahagiaan dan sukacita sesungguhnya tidak akan bisa terjadi kalau hatimu tidak ada ruang. Maitri diterjemahkan menjadi kasih sayang, ini merupakan elemen pertama dari true love. Karuna adalah welas asih, kemampuan untuk mengurangi dan mentransformasi penderitaan. Mudita atau sukacita merupakan elemen ketiga true love yang diajarkan oleh Buddha, elemen keempat adalah upeksa yang berarti kesetaraan atau non diskriminasi atau bisa diterjemahkan menjadi kebebasan. Engkau mencintai bukan karena orang tersebut bagian dari keluarga kandungmu, engkau mencintai seseorang bukan karena dia sama agamanya. Engkau mencintai bukan karena dia adalah anak kandungmu atau istri atau suamimu. Engkau mencintai karena orang itu butuh cinta, itu saja! Cintamu tanpa harus ada syarat apa pun, ini namanya cinta tanpa syarat, engkau mencintai untuk mengurangi penderitaan, mentransformasi penderitaan, menghadirkan sukacita, menghadirkan kebahagiaan. Engkau tidak berharap balasan apa pun. Buddha bilang ketika engkau mencintai maka engkau tidak ada apa pun, namun “tidak ada apa pun” juga suatu hal yang indah, berarti engkau tidak butuh apa pun, namun engkau punya semuanya.

Tanpa kehadiran Upeksa, cinta berubah menjadi posesif. Hembusan angin pada musim panas memberi kesegaran, namun apabila engkau mencoba untuk mengalengkan angin itu agar bisa menikmatinya sendirian, maka angin itu akan mati.

Kekasih atau orang yang kita sayangi juga demikian, dia bagaikan awan, angin atau bunga, apabila engkau mengurungnya dalam kaleng, dia akan mati. Ternyata banyak orang bertindak demikian, mereka merampas kebebasan sang kekasih, lebih parah lagi bahkan sang kekasih sudah tidak bisa menjadi dirinya sendiri lagi.

Banyak orang yang hanya hidup untuk memuaskan dirinya sendiri saja, menjadikan kekasihnya sebagai objek untuk memenuhi keinginannya, tindakan demikian bukanlah mencintai namun menghancurkan!

Engkau berulang kali mengatakan “aku cinta padamu”, namun apabila engkau tidak mengerti aspirasi, kebutuhan, kesulitannya, maka engkau sedang memenjarakan kekasihmu dalam sel yang bernama “cinta”.

Cinta sejati memberimu dan kekasihmu ruang agar tetap memiliki kebebasan

Wejangan Dharma oleh Thich Nhat Hanh pada tanggal 01 Januari 1998 di Plum Village Prancis

Surat Cinta Untuk Bumi

Surat Cinta Untuk Bumi

UNTUK MERAYAKAN HARI BUMI kami ingin menawarkan mediasi berikut ini, yaitu surat cinta untuk Bumi, yang ditulis oleh Thay. Ini adalah kontemplasi yang dapat membantu menciptakan percakapan yang mendalam, dialog yang hidup, dengan planet kita. Dan yang terpenting, ini adalah praktik melihat secara mendalam.

Dikutip dari “Surat Cinta untuk Bumi” oleh Thich Nhat Hanh

IBU TERCINTA DARI SEMUA HAL

Ibu Bumi yang terkasih,

Aku menunduk hormat di hadapan-Mu saat aku melihat secara mendalam dan menyadari bahwa Engkau hadir dalam diriku dan bahwa aku adalah bagian dari diri-Mu. Aku terlahir dari diri-Mu dan Engkau selalu ada dan hadir, menawarkan semua yang aku butuhkan untuk makanan dan pertumbuhan diriku. Ibuku, ayahku, dan semua leluhurku juga adalah anak-anakmu. Kami menghirup udara segar dari-Mu. Kami minum air jernih milik-Mu. Kami makan makanan bergizi dari-Mu. Tumbuhan herbal dari-Mu menyembuhkan kami ketika kami sakit.

Engkau adalah ibu dari semua makhluk. Aku memanggil-Mu dengan nama manusia Ibu, namun aku tahu sifat keibuan-Mu lebih luas dan tua daripada peradaban umat manusia. Kami hanyalah satu spesies muda dari banyak anak-anak-Mu. Jutaan spesies lain yang hidup, atau yang pernah hidup di Bumi juga adalah anak-anak-Mu. Engkau bukan manusia, tapi aku tahu Engkau juga seperti manusia. Engkau adalah makhluk bernapas yang hidup dalam bentuk sebuah planet.

Setiap spesies memiliki bahasanya sendiri, namun sebagai Ibu kami, Engkau dapat memahami kami semua. Itulah mengapa Engkau dapat mendengarkan aku hari ini saat aku membuka hatiku untuk-Mu dan mempersembahkan doaku.

Ibu terkasih, di mana pun ada tanah, air, batu atau udara, Engkau ada di sana, memberi makan untukku dan memberi kehidupan padaku. Engkau hadir di setiap sel tubuhku. Tubuh fisikku adalah tubuh fisik-Mu, dan sama seperti matahari dan bintang-bintang yang hadir di dalam diri-Mu, mereka juga hadir dalam diriku. Engkau tidak berada di luar diriku dan aku tidak berada di luar diri-Mu. Engkau lebih dari sekedar lingkunganku. Engkau tidak kurang dari diriku.

Aku berjanji untuk menjaga kesadaran tetap menyala bahwa Engkau selalu ada di dalam diriku, dan aku selalu ada di dalam diri-Mu. Aku berjanji untuk menyadari bahwa kesehatan dan kesejahteraan-Mu adalah kesehatan dan kesejahteraan diriku sendiri. Aku tahu bahwa aku perlu menjaga kesadaran ini tetap menyala dalam diriku agar kita berdua menjadi damai, bahagia, sehat, dan kuat.

Terkadang aku lupa. Tersesat dalam kebingungan dan kecemasan akan kehidupan sehari-hari, aku lupa bahwa tubuhku adalah tubuh-Mu, dan terkadang bahkan lupa sama sekali bahwa aku memiliki tubuh. Tidak menyadari keberadaan tubuhku dan planet indah di sekelilingku dan di dalam diriku, membuat aku tidak dapat menghargai dan merayakan anugerah kehidupan yang berharga yang telah Engkau berikan kepadaku. Ibu terkasih, harapan terdalamku adalah untuk bangkit dan sadar akan keajaiban kehidupan. Aku berjanji untuk melatih diriku agar selalu hadir bagi diriku sendiri, bagi hidupku, dan bagi-Mu setiap saat. Aku tahu bahwa kehadiranku yang sebenarnya adalah hadiah terbaik yang bisa aku berikan kepada-Mu, Ibu yang aku cintai.

***

AGAR KITA DAPAT BERTAHAN, baik sebagai individu maupun sebagai spesies, kita membutuhkan revolusi dalam kesadaran. Hal ini bisa dimulai dengan kebangkitan kolektif kita. Dengan melihat lebih mendalam, dengan kesadaran penuh dan konsentrasi, kita dapat melihat bahwa kita adalah Bumi dan, dengan ini maka wawasan, cinta dan pengertian akan lahir.

Tidak ada batas di mana atau bagaimana salah satu dari kita dapat melakukan percakapan secara mendalam dengan Bumi. Anda bahkan mungkin dapat menulis surat cinta Anda sendiri untuk Ibu Bumi sesuai dengan keinginan Anda.

Wake Up

Wake Up

Generasi muda Buddhis dan Non-Buddhis demi masyarakat yang lebih sehat dan berwelas asih.

Thich Nhat Hanh

Wake Up merupakan komunitas global yang terdiri praktisi muda berusia dari 18 sampai dengan 35 tahun, komunitas ini terinspirasi oleh metode pengajaran Master Zen Thich Nhat Hanh. Kami berkumpul bersama mempraktikkan kewawasan (mindfulness) untuk merawat dirinya, memberikan kontribusi bagi terciptanya masyarakat yang lebih sehat dan berwelas asih.

Kami ingin membantu dunia ini yang telah dibanjiri oleh intoleransi, diskriminasi, loba, kemarahan, dan putus asa. Kami menyadari bahwa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh masyarakat, dengan demikian kami memilih cara hidup agar bumi ini bisa bertahan lebih lama.

Mempraktikkan kewawasan, konsentrasi, dan keatifan (mindfulness, concentration, and insight) memungkinkan kita untuk menumbuhkan sikap toleransi, non diskriminasi, dan sikap welas asih di dalam diri sendiri dan dunia ini.

Praktik

Kami menjadikan 5 Latihan Sadar Penuh (Five Mindfulness Trainings) sebagai pedoman praktik konkrit tentang cinta sejati dan welas asih, dan jalan kehidupan harmonis dengan setiap orang dan bumi ini. Pedoman ini merupakan fondasi kehidupan dan mewakili pelayanan ideal kami.

Praktik yang kami lakukan berlandaskan upaya untuk membangkitkan kewaspadaan lewat napas dan hidup penuh kewawasan pada momen kekinian, menyadari apa yang sedang terjadi di dalam hati dan lingkungan sekitar. Praktik ini membantu kami menurunkan ketegangan (tension) dalam tubuh dan perasaan agar kami bisa hidup lebih bermakna dan bahagia, lalu menggunakan cara mendengar dengan penuh welas asih dan bahasa kasih untuk membangun kembali komunikasi dan rekonsiliasi dengan pihak lain.

Pesan Thich Nhat Hanh untuk Generasi Muda

Pesan Thich Nhat Hanh untuk Generasi Muda

Dikutip dari salah satu buku Thay “Nói với tuổi hai mươi” (diterbitkan pada tahun 1960-an), disusun dan diterjemahkan oleh Brother Phap The dan teman-teman.

Revolusi
Bukan hanya orang tua saja yang telah meninggalkan mimpi mereka. Banyak anak muda juga telah meninggalkan mimpi mereka. Mungkin mereka terlihat seperti “mayat hidup” bagimu, tetapi kamu perlu memberi ruang bagi mereka. Mereka membutuhkan cinta, sama halnya seperti kita semua. Kita ada di sini hari ini karena kita sadar akan situasi yang terjadi di masyarakat. Kita tidak ingin hidup di dalam ilusi ataupun mati di dalam ilusi. Kita harus memberontak melawan kekuatan yang mengarahkan hidup kita pada kehidupan yang tidak bermakna dan penuh ilusi. Kuncinya adalah mengetahui bagaimana caranya ‘memberontak’. Ada cara-cara memberontak yang hanya akan menciptakan lebih banyak keterikatan dan penderitaan. Namun, ada juga cara-cara pemberontakan yang dapat memberi kita kebebasan yang sesungguhnya. Ini adalah apa yang ingin saya sampaikan kepadamu hari ini.

Jangan mengharapkan perubahan untuk datang dari luar. Namun, jika di dalam dirimu, kamu masih diliputi oleh kesepian dan ketakutan, kamu juga tidak dapat melakukan apa-apa. Di masa lalu, banyak dari mereka yang memberontak, tetapi dengan penuh kekeliruan dan pemisahan. Oleh karena itu masyarakat menghukum, membenci, dan mengabaikan mereka. Sebagai gantinya, rasa kesepian dan kebencian makin bertumbuh di dalam diri mereka.

Rasa Kesepian
Kadang kita merasa sangat sendirian. Bahkan, di dalam keluarga kita sendiri pun kita juga merasa sendirian. Kita menarik diri, berharap dapat menemukan kedamaian, tetapi nyatanya tidak berhasil. Kemudian kita mencoba membuat diri kita tenggelam di tengah keramaian. Namun, ketika kelompok tersebut bubar, kita merasa kesepian, lebih dari yang kita rasakan sebelumnya. Kita tidak memiliki keberanian untuk menghadapi rasa kesepian kita. Kita terus saja berlari hari demi hari. Janganlah terus tenggelam dalam lautan kesepian yang kamu ciptakan. Belajarlah untuk menenangkan pikiranmu, sehingga badai di dalam dirimu dapat tenang, dan langit bisa cerah. Ingatkanlah dirimu bahwa kesulitan merupakan bagian dari hidup manusia pada umumnya, dengan demikian kamu akan mampu untuk mengatasi penderitaan dalam dirimu. Kamu tidak sendirian dan hidup sangatlah berharga untuk dijalani. Hidup itu indah. Langit biru di dalam matamu adalah keajaiban. Matamu juga merupakan keajaiban. Jagalah tubuh dan pikiranmu. Mereka merupakan manifestasi dari kehidupan, kebenaran dan anugerah.

Kebutuhan mendalam dan kebutuhan superfisial
Saya merasa prihatin melihat begitu banyak orang menyia-nyiakan hidup mereka. Mereka tidak tahu bagaimana hidup seutuhnya. Mereka tidak tahu bagaimana cara mendengarkan suara hati mereka. Mereka terus mengejar hal-hal yang tidak diperlukan, tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya paling berharga dalam hidup ini.

Kita telah menciptakan begitu banyak kebutuhan artifisial bagi diri kita sendiri. Banyak dari kita merasa “perlu” minum alkohol, menggunakan narkoba. Kita menjadi kecanduan dan membiarkan hal-hal tersebut mengatur hidup kita. Realitanya adalah kita tidak pernah membutuhkan alkohol ataupun obat-obat terlarang. Hal-hal tersebut tidak membantu kita untuk bertumbuh dengan baik, sebaliknya, justru membuat diri kita hancur. Kebutuhan kita yang sejati selayaknya akan membuat diri kita menjadi lebih baik, serta membawa kedamaian, kegembiraan, dan kebebasan bagi diri kita.

Ada orang yang tidak bisa tinggal diam ketika mereka mendengar teman mereka mengalami kecelakaan. Entah hujan ataupun cerah, tidak peduli malam ataupun siang, mereka akan segera pergi untuk membantu tanpa ragu. Mereka melakukan hal ini karena kebutuhan: kebutuhan untuk mencintai. Kebutuhan mendalam ini menggerakkan seseorang untuk mengekspresikan dan mengembangkan sifat tertinggi mereka.

Keberhasilanmu bergantung pada kemampuan untuk memahami antara apa yang benar-benar kamu butuhkan dan apa yang tidak kamu butuhkan. Jika kamu meluangkan waktu untuk mendengar hatimu, kamu akan mampu mendengar kebutuhan paling dalam untuk bertumbuh, memahami, dan cinta, serta kamu akan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang. Saya jamin: Saya tidak ingin membuat kamu menjadi seorang “Buddhis yang sempurna”, saya juga tidak meminta kamu untuk melepaskan kegembiraan masa muda yang kamu miliki. Sebaliknya, saya ingin melihat kamu bebas, bebas untuk tumbuh dan menyentuh kebahagiaan sejati. Saya ingin melihat kamu bebas, tapi, perlu kamu sadari bahwa kebebasan tanpa pemahaman dapat menjadi sumber penderitaan. Kamu bebas memilih apa yang akan kamu makan, tetapi, jika kamu tidak tahu makanan apa yang baik untuk tubuhmu, cepat atau lambat, kamu akan menderita karena akibatnya. Agar menjadi benar-benar bahagia, kebebasan harus berjalan beriringan dengan pemahaman.

Aspirasi
Mendengar apa yang diinginkan oleh hatimu sudah termasuk menyentuh kebahagiaan. Kamu tidak perlu “menciptakan” suatu mimpi atau aspirasi. Mimpimu sudah ada di dalam dirimu, sebagaimana tujuan sudah ada di jalur. Kamu hanya perlu menyesuaikan arahnya. Alihkan haluan hidupmu selagi masih ada waktu. Gunakan energi yang kamu miliki.

Terkadang kamu memiliki pandangan bahwa orang yang lebih tua pasti memiliki kekuatan yang lebih besar dari dirimu. Kamu mengkritik mereka karena mereka tidak menggunakannya dengan bijak dan gagal membantu masyarakat. Namun, jika kamu berada di posisi mereka, kamu akan sadar bahwa mereka juga memiliki kesulitan mereka sendiri. Jangan berharap terlalu banyak dari mereka, jangan berkecil hati, dan jangan putus asa. Dengan demikian kamu dapat menghemat banyak energi. Jangan berpikir bahwa hanya pemerintah revolusioner yang dapat memimpin revolusi. Karena mungkin kamu akan menunggu selamanya.

Sebaliknya, gunakan kecerdasan, bakat dan sumber daya yang kamu miliki. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan sesuai kemampuanmu. Revolusi atau perubahan sesungguhnya dimulai dari bawah ke atas. Semua hal positif yang kamu tawarkan akan memberikan pengaruh yang lebih baik bagi masyarakat. Saya yakin kamu dapat membantu menciptakan dunia yang lebih baik, sebagaimana saya yakin bahwa potensi generasi muda tidak terbatas.

Edukasi
Mari kita berbicara tentang pendidikan. Mengapa kita belajar? Untuk lulus ujian? Untuk mendapat gelar? Untuk mencapai posisi tertentu di masyarakat? Apakah hal-hal tersebut hanyalah alasannya? Tidak. Alasan pertama dan terpenting untuk belajar adalah untuk mendapatkan kegembiraan dari belajar dan membuka wawasan baru.

Ada banyak hal yang bisa kita temukan, namun kita tidak boleh menutup mata terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitar kita. Dalam beberapa tahun terakhir, saya telah mengurangi studi saya tentang agama Buddha dan filsafat agama, agar saya memiliki lebih banyak waktu untuk belajar tentang cara membangun komunitas, pekerjaan sosial, dan pertanian. Dulu, saya tidak terlalu tertarik mempelajari hal-hal ini, tetapi sekarang saya senang meneliti hal-hal ini karena saya tahu betapa penting dan bermanfaat pengetahuan ini.

Namun, berhati-hatilah dengan pengetahuan intelektual semata, karena hal tersebut bisa menjadi sangat abstrak. Tetaplah melihat realitas, periksalah semua yang kamu pelajari, dan simpanlah hal-hal yang memang dilandasi pada pengalaman nyata dari kehidupan. Janganlah kamu berpikir bahwa kamu tidak akan bisa melampaui gurumu. Teruslah belajar. Jangan terjebak pada apa yang telah kamu pelajari, karena hal ini akan mencegah dirimu untuk mengenal dan merangkul gagasan serta wawasan baru.

Cinta
Cinta adalah kebutuhan dasar setiap orang. Hanya dengan cinta, dalam bentuk apapun, asalkan cinta itu sehat dan sejati maka dapat memecahkan dinding kesepian.

Bagi sebagian besar dari kita, Ibu kita adalah orang pertama yang mengajarkan kita tentang cinta. Saat kita lahir, kita masih sangat kecil, sangat lemah, dan tidak mampu membela diri kita sendiri. Kapanpun kita membutuhkan ibu kita, kita hanya perlu menangis, dan Ibu kita akan langsung muncul bagaikan malaikat di samping kita. Hanya dengan seperti itulah kita bisa merasa lengkap dan bahagia. Cinta selalu menjadi jawaban atas suatu kebutuhan, kekurangan, dan penderitaan. Seiring dengan tumbuhnya kamu menjadi pribadi yang lebih mandiri, kamu makin lama makin tidak terlalu membutuhkan ibu dan ayah. Itulah mengapa rasa cinta yang kamu miliki untuk mereka mungkin dapat sedikit berkurang. Namun, aliran cinta antara dirimu dan orang tuamu masih tetap hidup, jauh di dalam dirimu. Kamu hanya perlu kembali kepadanya, membiarkan rasa cinta itu muncul kembali dan menyegarkan hubunganmu.

Sekarang saya ingin berbagi dengan Anda tentang cinta romantis. Kamu mungkin akan bertanya-tanya atas dasar apa seorang biksu dapat berbicara tentang cinta romantis. Namun, saya masih memiliki pandangan pribadi yang ingin saya bagikan denganmu. Pada usiamu sekarang ini, cinta romantis dapat menjadi sebuah panggilan kuat, yang dapat dengan mudah menutupi panggilan-panggilan lain di dalam hatimu. Menutupi, tapi tidak berarti membuatnya tidak bersuara.

Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Cinta dapat membantu menyembuhkan luka yang dalam atau mewujudkan aspirasi yang besar, asalkan kamu tahu bagaimana menunggunya, mengenalinya, menyambutnya, melakukannya, melindunginya, merawatnya, serta mengarahkannya. Tentu saja, kamu akan menemukan berbagai kesulitan dan kesedihan. Tetapi jangan khawatir. Belajarlah dari pengalamanmu, sehingga kamu mampu mencintai dengan lebih baik dan lebih baik lagi.

Hubungan romantis yang pahit penuh dengan penderitaan dan bisa sangat merusak. Kamu tahu bahwa hubungan yang kamu jalani bersifat membangun ketika hubungan itu membantu dirimu untuk mencintai kehidupan, dan mengisi dirimu dengan antusiasme, keberanian, kekuatan, dan dedikasi. Tidaklah mudah untuk menemukan pasangan yang tepat. Jangan berpikir bahwa keindahan fisik, talenta, atau reputasi dapat menjadi tolak ukur untuk menjamin sebuah hubungan yang memuaskan. Cobalah untuk memahami orang lain – karakter, preferensi, aspirasi, dan tujuan hidup mereka. Kemudian tanyalah pada dirimu apakah mereka cocok untukmu. Cocok tidak berarti harus sama, tetapi lebih kepada tidak saling bertentangan, dan mampu melengkapi satu sama lain.

Pasangan yang cerdas tahu bagaimana cara menyelaraskan aspirasi mendalam mereka. Menemukan pasangan yang tepat dan mampu mencintai dengan cara yang tepat merupakan suatu kebahagiaan yang besar. Ingatkan dirimu sesering mungkin, dan biarkan orang lain mengetahui betapa beruntungnya kamu dapat bersama dengan pasanganmu. Kesadaran ini akan membantu dirimu untuk menghargai hubungan yang kamu miliki dan mencegah keretakan hubungan yang diakibatkan kecerobohan. Kamu tidak akan mampu untuk menghindari rasa frustasi dan cemburu. Tetaplah tenang, jangan melakukan sesuatu dengan gegabah dan jangan membesar-besarkan masalah.

Cinta romantis menjawab kebutuhan alami dari tubuh dan jiwa manusia. Sementara beberapa orang mungkin memandang cinta romantis tidak lebih dari sebuah kesepakatan yang nyaman di antara dua orang, cinta romantis juga dapat menjadi pintu menuju cinta yang lebih luas dan lebih besar.

Cinta seperti layaknya semua hal lainnya, lahir, bertahan selama beberapa waktu, dan kemudian akan berlalu. Seperti sebatang pohon yang indah di tamanmu, cinta membutuhkan perawatan dan perlindungan agar dapat tetap sehat untuk waktu yang lama.

Pada akhirnya, cinta bukan hanya sekadar kelembutan. Cinta juga mencakup kesabaran, keberanian, dan pengorbanan. Cinta adalah kebutuhan dasar manusia, itulah mengapa kamu tidak akan mampu untuk tidak mencintai.

Spiritualitas
Tujuan dari agama adalah untuk berhubungan. Agama yang sejati tidak pernah memisahkan.

Agama, bagi kebanyakan orang, tidak lebih dari seperangkat kebiasaan dan ritual yang diturunkan turun temurun dari keluarga dan masyarakat. Entah karena kemalasan atau kurangnya ketertarikan, banyak orang yang merasa puas dengan pemahaman yang dangkal tentang agama mereka. Mereka tidak memeriksa kebenaran dari ajaran-ajaran agama melalui pengalaman mereka sendiri, apalagi mempraktikkan ajaran tersebut untuk membuat mereka lebih baik dan memulihkan. Orang-orang seperti ini cenderung lebih menunjukkan dogmatisme dan sikap intoleransi.

Jika kamu menganut agama tertentu, janganlah menjadi seperti mereka. Pelajarilah agamamu dengan cerdas, dengan segala keindahan dan kedalamannya, sehingga agamamu dapat mengembangkan kehidupan spiritualmu. Agama yang sehat adalah agama yang hidup. Ia harus mampu berkembang dan belajar untuk menjawab kesulitan-kesulitan semasa hidup kita.

Bertemulah dengan teman-teman dari agama lain. Bukalah hatimu kepada satu sama lain dan belajar untuk bekerja bersama. Bekerjalah dengan niat murni untuk melayani orang, bukan untuk memperluas kekuasaan dan pengaruh dari kelompok sendiri.

Agama harus melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya. Jangan biarkan siapa pun menderita atau kehilangan hidup mereka atas nama agama. Suasana ini seringkali masih kental dalam komunitas spiritual. Kita membutuhkan keterbukaan, kreativitas, dan keterampilan dari generasi muda.

Kesimpulan
Terima kasih telah mengikuti tulisanku sampai saat ini. Dalam berbicara denganmu, saya tidak membandingkan kewenangan atau figur tertentu. Saya ingin kita menggunakan kemampuan kita sendiri untuk melihat secara langsung ke dalam diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Saya telah berbagi denganmu pandangan pribadi saya tentang kebutuhan dasar manusia akan cinta dan pengertian.

Adalah cinta yang dapat membantu kamu mengatasi ketakutan dan isolasi. Adalah pengertian yang dapat membawamu ke jantung kemanusiaan, kehidupan, dan kosmos. Pengertian dan cinta akan membuka dirimu pada situasi nyata masyarakat dan planet ini, serta akan memandumu dalam pilihan yang kamu ambil.

Ranselmu sudah penuh. Sudah tiba waktunya untuk pergi.

Terjemahan bebas oleh: Cinthya Tania
Sumber: https://wkup.org/thich-nhat-hanh-message-youth/

Sutra Cinta Kasih

Sutra Cinta Kasih

Ini yang harus dikerjakan oleh dia yang terampil
dalam kebaikan untuk mencapai ketenangan
harus mampu, jujur, sungguh jujur ikhlas,
lemah lembut, tiada sombong

Merasa puas dan mudah dilayani
tidak sibuk berlebihan dan hidup sederhana
tenang indranya dan waskita
rendah hati, tidak melekat pada keluarga

Tak berbuat kesalahan barang sekecil apa pun
yang dapat dicela oleh orang bijaksana
semoga kita bahagia dan sentosa
semoga semua makhluk berbahagia

Makhluk hidup apa pun juga
yang bergerak dan tidak bergerak, tanpa kecuali
yang panjang atau gemuk
yang sedang, pendek, kecil, atau besar

Yang terlihat atau yang tak terlihat
yang jauh atau yang dekat
yang telah lahir atau yang akan dilahirkan
semoga semua makhluk berbahagia

Tidak menipu orang lain
tidak menghina siapa saja di mana saja
jangan karena marah dan benci
mengharapkan orang lain celaka

Bagaikan seorang ibu mempertaruhkan jiwanya
melindungi anaknya yang tunggal
demikianlah terhadap semua makhluk
cinta kasih dalam pikiran dipancarkan tanpa batas

Cinta kasih ke segenap alam semesta
dalam pikiran dipancarkan tanpa batas
ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling
tanpa rintangan, tanpa kebencian dan permusuhan

Selagi berdiri, berjalan, atau duduk
atau berbaring selama tiada lelap
dia tekun mengembangkan perhatian penuh kesadaran ini
yang disebut Kediaman Luhur

Tidak tergelincir pada pandangan yang keliru
dengan sila dan pandangan yang sempurna
setelah melepaskan kemelekatan nafsu indra
dia tidak akan pernah kembali lagi ke dalam rahim.

(GENTA 2x)

Metta Sutta