Thich Nhat Hanh Berusia 93 Tahun

Thich Nhat Hanh Berusia 93 Tahun
Thay mengunjungi pameran bukunya di Wihara Từ Hiếu, Vietnam

11 Oktober 2019

Komunitas terkasih,

Dengan sangat bahagia, kami berbagi bahwa hari ini Thay merayakan hari kelanjutannya yang ke-93 di Wihara Từ Hiếu di Huế, Vietnam, di wihara inilah tempat beliau pertama kali memasuki kehidupan monastik saat berusia enam belas tahun.

Selama beberapa hari terakhir, murid-murid Thay dari seluruh Vietnam telah berkumpul di Wihara Từ Hiếu untuk merayakan “hari kelanjutannya.” Para biksu datang dari Wihara Từ Đức yang lokasinya tidak terlalu jauh, dan para biksuni telah tiba dari Selatan. Untuk merayakan hari istimewa ini, monastik menyelenggarakan pameran buku-buku Thay di Full Moon Meditation Hall. Thay keluar dengan kursi rodanya setiap hari untuk menikmati persiapan acara ini dan menikmati suasana yang menyenangkan itu. Hari ini, ratusan orang berkumpul untuk merayakan dan menyampaikan harapan terbaik mereka kepada Thay. Komunitas monastik dapat merasakan kekuatan, kedamaian, ketajaman pikiran, dan vitalitas pada saat kehadiran Thay, dan kehangatan serta keharmonisan yang beliau bawa ke Wihara Từ Hiếu.

Ini adalah hari-hari cerah terakhir sebelum hujan tiba. Meskipun panas dan lembab beberapa bulan terakhir ini, Thay telah mengatasinya dengan sangat baik, mungkin karena ini adalah iklim di masa mudanya. (Bagi beberapa asisten Thay, cuaca yang panas jauh lebih menantang!) Dari waktu ke waktu ia berkesempatan untuk mengunjungi pantai selama beberapa hari, yang terletak hanya tiga puluh menit dari wihara. Kesehatan Thay secara keseluruhan cukup stabil, meskipun dari waktu ke waktu ia menghadapi tantangan akan nafsu makan, tidur, dan ketidaknyamanan fisik. Thay terus menerima perawatan rutin yang sangat bermanfaat dari ahli akupunktur dan fisioterapis.

Pada bulan Juli lalu, Thay mengalami kemajuan luar biasa dengan seorang terapis bilingualnya (bahasa Vietnam-Inggris), yang telah mulai membantunya di San Francisco sejak tahun 2015, seseorang yang memiliki koneksi yang sangat baik dengan Thay. Tampaknya mekanisme untuk dapat berbicara masih ada, tetapi akan membutuhkan banyak pelatihan bagi Thay untuk memulihkan kemampuan berbicaranya. Thay dengan bersemangat mengalami kemajuan yang cepat selama dua minggu terapi, tetapi setelah usaha kerasnya, tubuhnya menjadi lelah. Begitu beristirahat, Thay memberitahukan bahwa beliau memilih untuk tidak melanjutkan pelatihan berbicara agar menghemat energinya dengan memberikan kehadirannya saja di dalam dan sekitar wihara.

Ini menandai hampir setahun sejak Thay pertama kali tiba di Từ Hiếu, tidak lama setelah ulang tahunnya di bulan Oktober lalu, pada saat Ceremony of Sweeping the Ancestral Stupas (Upacara Membersihkan Stupa Leluhur). Ada banyak sorotan, termasuk pada saat Tết pertamanya (Tahun Baru Imlek) di situ sejak bulan Februari 1960-an; dimulainya pekerjaan renovasi besar-besaran di aula kuil utama pada bulan Maret; dan kunjungan resmi delegasi 9 Senator AS pada bulan April. Para murid dan pengikut Thay dari seluruh dunia datang mengunjungi beliau dan memberikan penghormatan. Bulan lalu, Thay dianugerahi penghargaan buku di Vietnam untuk buku anak-anak barunya, The Hen and the Golden Eggs, dan Each Breath, a Smile. Di dunia internasional, Thay juga mendapat penghargaan Luxembourg Peace Prize dan Gandhi-Mandela Peace Award pada bulan Juli 2019 lalu.

Thay bersama Senators Leahy, Murkowski, Stabenow, Whitehouse, Udall, Portman, Baldwin, Hirono, dan Kaine, bersama pasangnnya masing-masing, di Wihara Từ Hiếu, Kota Huế, pada tanggal 19 April 2019

Untuk merayakan ulang tahun Thay minggu ini, kami telah meluncurkan situs web Plum Village (plumvillage.org) yang baru, dengan informasi inspiratif tentang kehidupan Thay, dan artikel-artikel yang lebih kaya tentang ajarannya bagi para pencinta lingkungan, pembuat perdamaian, guru, dan pemimpin bisnis. Kami juga telah merilis serangkaian gambar baru Thay’s Life in Photos dan menceritakan kisah menarik Thay dalam Life in 12 Books. Mereka yang ingin tahu lebih dalam dapat menjelajahi surat-suratnya, wawancara, dan kaligrafinya, dan melihat panduan pembaca kami untuk buku-bukunya.

Mengetahui bahwa kita adalah kelanjutan Thay, kami datang bersama sebagai Sangha (komunitas berlatih) untuk mendukung upaya di seluruh dunia agar mendorong perubahan dan melindungi bumi. Jaringan Sangha dari The Earth-Holders telah melakukan seruan untuk mendukung aksi climate strike. Baru-baru ini, di Bordeaux, sekelompok besar monastik dan teman-teman awam, menghadiri pemogokan sekolah untuk Ibu Bumi, Ibu Pertiwi, dan tindakan yang penuh kegembiraan dan welas asih ini digemakan di banyak pusat kami di seluruh dunia. Pada bulan Agustus, kami mengadakan retret Wake Up Earth terbesar kami, dengan lebih dari 500 orang muda berkumpul di Plum Village dari seluruh dunia, termasuk delegasi dari Palestina dan 10 anggota muda Extinction Rebellion yang disponsori untuk datang dan bergabung dalam retret.

Seperti yang kita semua tahu, Thay memberi penekanan besar pada tahun-tahun terakhirnya dalam mengajar mengenai bagaimana komunitas kita dapat berkontribusi terhadap perubahan di dunia dengan kembali pada dimensi spiritual, dan menunjukkan bagaimana kita bersama-sama dapat kembali jatuh cinta kepada Ibu Bumi. Pada Retret Hujan tiga bulan kami tahun ini, kami telah mengambil tema memelihara Bodhicitta (pikiran cinta), merawat Ibu Bumi, dan membangun komunitas yang berkelanjutan; semua aspek penting untuk mewujudkan kewawasan kolektif yang kita butuhkan. Sebagai komunitas, kami berkomitmen untuk terus mengeksplorasi cara terbaik yang dapat kami dukung dan lakukan, selalu menjaga tradisi Plum Village agar tetap relevan dan terkini.

Monastik Plum Village sedang mempraktikkan meditasi duduk pada Climat Strike di Bordeaux pada 20 September 2019


Pada Retret 21hari bulan Juni tahun depan, kami akan mengeksplorasi bagaimana Latihan Empat Belas Sadar Penuh Thay dapat menjadi panduan di zaman kita — menawarkan jalan dasar, engaged, etis, dan spiritual, baik secara individu maupun kolektif. Dengan menggunakan latihan ini sebagai panduan, kami akan membahas bagaimana praktik membangun komunitas dapat membangun fondasi yang kokoh untuk mempertahankan kelangsungan umat manusia dan planet dalam menghadapi tantangan yang ada di depan.

Kami berlindung pada keberanian Thay, kelembutannya, semangatnya untuk tidak pernah menyerah; dan dalam kebijaksanaan para guru leluhur kami.

Dengan cinta dan kepercayaan,

Monastik Plum Village

Sumber: Thich Nhat Hanh Turns 93
Alih bahasa: Rumini

Master Zen Thich Nhat Hanh: Hanya Cinta yang Dapat Menyelamatkan Kita dari Perubahan Iklim

Master Zen Thich Nhat Hanh: Hanya Cinta yang Dapat Menyelamatkan Kita dari Perubahan Iklim

oleh Jo Confino

Cat: Wawancara ini dipublikasikan oleh The Guardian pada Tanggal 21 Januari 2013

Guru spiritual kondang mengingatkan, apabila manusia belum bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari penderitaan, bagaimana bisa mengharapkan mereka cemas atas urusan penting Bumi Pertiwi.

Thich Nhat Hanh: kita mesti melampaui diri kita sendiri untuk menyelamatkan Ibu Pertiwi dari perubahan iklim. Sumber: AP

Master Zen, Thich Nhat Hanh merupakan salah satu dari guru spiritual kondang, sosok yang sangat damai walaupun dia bahkan memprediksi kemungkinan runtuhnya peradaban dalam kurun waktu 100 tahun ke depan akibat perubahan iklim yang tak terkendali.

Biksu berdarah Vietnam ini memiliki ratusan ribu pengikut di seluruh dunia. Dia yakin, alasan kebanyakan orang tidak menanggapi ancaman pemanasan global meskipun ada banyak bukti ilmiah adalah karena meraka tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dari penderitaan, apalagi mengkhawatirkan mengenai keadaan Ibu Pertiwi.

Thay, sapaan akrabnya, ia mengatakan menjadi damai itu bisa diwujudkan apabila Anda menembus realitas palsu kita yang didasari pada gagasan hidup dan mati, untuk menyentuh dimensi tertinggi sebagaimana sudut pandang Agama Buddha bahwa energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan.

Dengan menyadari sepenuhnya akan kondisi saling keterhubungan dari semua kehidupan, kita dapat melampaui gagasan bahwa kita memiliki elemen pembentuk tunggal, kemudian memperluas welas asih dan cinta kita sedemikian rupa sehingga kita aktif melindungi Bumi.

Melihat Melampaui Ketakutan

Pada buku Thay yang berjudul Fear, beliau menuliskan tentang bagaimana masyarakat menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengkhawatirkan sakit, menua dan kehilangan hal-hal yang paling berharga, walaupun semua itu fakta, tidak bisa dihindari bahwa suatu hari mereka harus melepas itu semua.

Ketika kita menyadari bahwa keberadaan manusia bukanlah sekadar tubuh fisik saja, bahwa kita bukan berasal dari ketiadaan dan tidak akan menghilang tanpa bekas, dengan demikian kita bisa terbebaskan dari rasa takut. Beliau mengatakan bahwa ‘tiada rasa takut’ (fearless) tak hanya mungkinkan, tetapi merupakan suka cita tertinggi.

“Cara kita mempersepsikan waktu tampaknya bisa menjadi celahnya,” Thay memberitahu saya saat kami di rumah sederhananya di Biara Plum Village dekat Bordeaux. “Bagi kami, ini sangat mengkhawatirkan dan mendesak, lalu bagi Bumi Pertiwi, jika dia menderita, dia tahu bahwa dia memiliki kekuatan untuk memulihkan dirinya sendiri, walaupun membutuhkan 100 juta tahun. Kita berpikir waktu kita di bumi hanya 100 tahun, oleh karena itu kita menjadi sangat tak sabar. Karma kolektif dan ketidaktahuan dari ras kita, kemarahan dan kekerasan kolektif akan mengarah pada kehancuran, dan kita harus belajar untuk menerima kenyataan ini.”

“Dan mungkin Ibu Pertiwi akan menghasilkan makhluk yang hebat pada dekade berikutnya. Kita tidak tahu dan juga tidak dapat memprediksinya. Bumi Perwiti sangat berbakat. Dia telah melahirkan para Buddha, bodhisatwa, makhluk-makhluk hebat.

Jadi berlindunglah pada Bumi Pertiwi dan pasrah kepadanya, serta memohon padanya untuk menyembuhkan dan membantu kita. Dan kita harus menerima bahwa hal terburuk bisa saja terjadi; bahwa sebagian dari kita akan mati sebagai suatu spesies dan banyak spesies lain juga akan mati, serta Bumi Pertiwi akan mampu menghadirkan kita kembali, kita yang lebih bijaksana; mungkin beberapa juta tahun lagi.”

Menghadapi Kebenaran

Thay secara tidak langsung menyatakan bahwa kita mengejar ketenaran, kemakmuran, kekuasaan, dan kenikmatan seksual bisa menjadi perlindungan sempurna bagi masyarakat untuk bersembunyi di balik kebenaran atas tantangan yang sedang dihadapi oleh dunia ini. Lebih parah lagi, ketergantungan manusia atas barang-barang material dan gaya hidup sibuk yang hanya menyediakan tambal sulam sementara bagi celah emosional dan luka spiritual, semua itu justru memicu kesepian makin dalam dan ketidakbahagiaan.

Thay yang baru saja merayakan masa kebiksuannya yang ke-70 tahun, ia merefleksikan kurangnya tindakan untuk menanggulangi kerusakan ekosistem dan kepunahan hayati yang begitu cepat: “Ketika mereka melihat kenyataannya, maka sudah terlambat untuk bertindak… tetapi mereka tidak ingin menyadarinya karena kemungkinan akan membuat mereka menderita. Mereka tidak sanggup menghadapi kenyataannya. Bukan karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi. Mereka hanya tidak ingin mengurusnya”.

“Mereka sengaja menyibukkan diri agar bisa melupakannya. Kita tidak seharusnya membicarakan hal apa yang perlu mereka lakukan, apa yang seharusnya tak dilakukan demi melindungi masa depan. Kita perlu berbicara kepada mereka melalui cara yang bisa menyentuh hatinya, cara yang bisa membantu mereka terlibat dalam upaya yang bisa memberikan kebahagiaan sejati untuk mereka, jalur cinta dan pemahaman, keberanian untuk melepas. Ketika mereka telah merasakan sedikit kedamaian dan cinta, kemungkinan mereka akan bangkit.”

Thay menciptakan gerakan Umat Buddha yang Terjun Aktif (Engaged Buddhism), yang mempromosikan peran aktif suatu individu untuk menciptakan perubahan, dan latihan kewawasan – suatu jejak biru etis – menyerukan agar para praktisi untuk memboikot produk-produk yang merusak lingkungan dan untuk menghadapi ketidakadilan sosial.

Mengingat betapa sulitnya menyadarkan mereka, sementara mereka tidak berniat mengubah perilakunya. Thay mengatakan bahwa kita membutuhkan gerakan akar rumput, mengikuti taktik yang digunakan oleh Gandhi, tetapi menegaskan bahwa ini bisa efektif hanya jika aktivis terlebih dahulu mengatasi kemarahan dan ketakutan dirinya sendiri, ketimbang memproyeksikannya pada orang-orang yang dianggap mereka salah.

Konsumen yang sadar sepenuhnya dapat mempengaruhi cara perusahaan bertindak

Berkenaan dengan perusahaan yang memproduksi barang-barang berbahaya, beliau mengatakan,”Mereka seharusnya tidak terus memproduksi barang-barang ini. Kita tak membutuhkannya. Kita membutuhkan produk jenis lain yang membantu kita menjadi lebih sehat. Jika ada penyadaran di tingkat konsumen, maka produsen akan harus berubah. Kita bisa memaksa mereka untuk berubah dengan tidak membeli.

“Gandhi mampu mendesak bangsanya sendiri untuk memboikot sejumlah komoditi. Dia tahu cara untuk menjaga dirinya sendiri selama aksi tanpa kekerasan. Dia tahu cara untuk menghemat energi karena perjuangannya panjang, jadi praktik spiritual sangat dibutuhkan demi membantu perubahan masyarakat.”

Thay telah menulis lebih dari 100 buku, termasuk buku laris “Miracle of Mindfulness”. Beliau mengatakan bahwa memang sulit bagi pemegang kekuasaan untuk berterus terang atas sifat merusak dari sistem ekonomi saat ini, karena takut dikucilkan dan dicemooh, kita membutuhkan lebih banyak pemimpin yang memiliki keberanian untuk menantang status quo tersebut.

“Para pemimpin bisnis dan politik perlu memupuk welas asih demi merangkul dan mengurangi ego agar bisa melakukan hal tersebut,” ucap Thay.

“Anda memiliki keberanian untuk melakukannya karena Anda memiliki welas asih. Welas asih adalah energi yang kuat,” ucapnya. “Dengan welas asih Anda mengorbankan diri untuk orang lain, seperti seorang ibu rela mati demi anaknya. Anda memiliki keberanian untuk mengeksposnya karena Anda tidak takut kehilangan apa pun, karena Anda mengetahui bahwa pengertian dan cinta kasih merupakan dasar dari kebahagiaan. Apabila Anda takut kehilangan status, jabatan, maka Anda tidak akan berani melakukannya.”

Suatu momen perenungan

Sementara banyak orang merasa kehilangan arah yang disebabkan oleh kerumitan kehidupannya dan begitu banyaknya pilihan yang ditawarkan oleh masyarakat konsumtif ini, retret Thay menawarkan alternatif yang sangat sederhana.

Selamat retret musim dingin tiga bulan di Plum Village, Thay berulang kali menginstruksikan ratusan biksu, biksuni dan praktisi awam tentang menghentikan keributan tanpa ujung di kepalanya dan fokus pada inti kewawasan, sukacita dari bernapas, berjalan, perenungan di momen kekinian.

Ketimbang mencari jawaban soal hidup dalam pembelajaran filosofi atau mencari pengalaman puncak yang dipicu adrenalin, Thay menyarankan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dengan menyentuh hal-hal yang bermakna pada setiap pengalaman hidup yang sangat sederhana, yang sebagian besar telah kita abaikan.

Contohnya adalah seberapa sering kita menghargai sepenuhnya kerja keras jantung setiap siang dan malam untuk mempertahankan kita agar tetap hidup. Beliau menyarankan bahwa memungkinkan untuk menemukan kebenaran mendalam melalui konsentrasi pada sesuatu yang mendasar seperti memakan wortel, sebagaimana Anda akan memperoleh wawasan bahwa sayuran tidak bisa ada tanpa dukungan seluruh alam semesta.

“Jika Anda sepenuhnya bersentuhan dengan sepotong wortel, Anda bersentuhan dengan tanah, hujan, sinar matahari,” ucap beliau. “Anda bersentuhan dengan Bumi Pertiwi dan memakannya sedemikian rupa, Anda merasakan bersentuhan dengan kehidupan sejati, akar Anda, dan inilah meditasi. Jika kita mengunyah setiap bagian makanan dengan cara demikian, kita menjadi bersyukur dan ketika kita bersyukur, Anda bahagia.”

Walaupun sudah bermeditasi setiap hari selama tujuh dekade terakhir, Thay yakin masih ada banyak hal yang perlu dipelajari. “Dalam ajaran Buddha, kita membicarakan cinta kasih sebagai sesuatu yang tak terbatas,” ucapnya.

“Empat unsur cinta yang mencakup cinta kasih, welas asih, sukacita dan ekuanimitas, tidak ada batasnya.”

Itulah cara berpikir Buddha. Dengan rasa hormat para pengikut Buddha menyebutnya sebagai ‘dia yang telah sempurna’, sesungguhnya Anda tak perlu menjadi sempurna. Perlu untuk diketahui. Jika Anda mendapatkan sedikit kemajuan setiap hari, sedikit kemajuan sehingga lebih berbahagia dan merasakan kedamaian, ini sudah cukup baik, sehingga Anda terus berlatih, lalu wawasan akan terus tumbuh setiap hari.

“Pratik itu tiada batasnya. Dan saya pikir ini berlaku untuk semua umat manusia. Kita bisa terus belajar dari generasi ke generasi dan kini saatnya untuk memulai belajar bagaimana cara mencintai dengan tanpa diskriminasi karena kita cukup cerdas, tetapi sebagai makluk hidup, kita tidak memiliki kandungan cinta seukupnya.”

Thich Nhat Hanh: kehidupan yang jauh dari mata publik

Thay sering dibandingkan dengan Dalai lama tetapi sering luput dari pandangan publik karena ia memutuskan untuk menjalankan hidup sebagai biksu sederhana. Beliau telah menghindari jebakan dikelilingi para pesohor dan Thay hanya mau diwawancarai oleh jurnalis yang telah bermeditasi bersamanya karena kewawasan perlu dialami ketimbang dijelaskan.

Tetapi Thay bukan orang kesepian, ia telah menjalani kehidupan yang luar biasa, termasuk penominasian Thay untuk menerima penghargaan Nobel perdamaian oleh Martin Luther King pada tahun 1967 atas usahanya mencari cara untuk meredakan perang Vietnam. Dalam penominasiannya, King mengatakan “Saya secara pribadi tidak menemukan ada orang lain yang lebih layak mendapatkan penghargaan ini dibandingkan biksu yang lembut dari Vietnam ini. Gagasannya atas perdamaian jika diterapkan akan membangun suatu monumen ekumenisme, untuk persaudaraan dunia, untuk kemanusiaan.”

Thay mendirikan Plum Village 30 tahun lalu setelah diasingkan dari tanah kelahirannya. Sejak itu biara di Thailand, Hong Kong dan Amerika Serikat, dan juga Institut Agama Buddha Terapan di Jerman mulai bermekaran. Beliau melanjutkan usahanya demi solusi perdamaian pada konflik di seluruh dunia, termasuk menyelenggarakan beberapa retret untuk masyarakat Israel dan Palestina.

Pada tahun 2009 dia menghadapi konflik dalam hidupnya. Ketika pihak yang berwenang di Vietnam menggunakan kekerasan dan pemaksaan untuk menutup Biara Bhat Nha yang baru diresmikan. Thay yakin tindakan tidak bertanggung jawab itu didalangi oleh Tiongkok sebab Thay menyatakan dukungannya secara publik kepada Tibet. Masyarakat Uni Eropa dan negara-negara lain menyuarakan protes. Sekitar 400an biksu dan biksuni tersebar ke berbagai tempat, namun secara diam-diam masih beroperasi di Vietnam.

The Guardian mengeluarkan pesan kedutaan Amerika Serikat yang menyoroti kekhawatiran mengenai tindakan keras tersebut. Salah satu pesan rahasia mengatakan, “penanganan yang buruk dari Vietnam terhadap situasi di komunitas Plum Village di Biara Bat Nha dan paroki Katolik Dong Chiem minggu lalu – khususnya pengunaan kekerasan yang berlebihan – merupakan masalah dan menandakan tindakan kekerasan GVN yang lebih luas pada hak asasi manusia mejelang Kongres Partai pada Januari 2011.”

Terlepas dari seluruh penghargaannya, termasuk tugas baru-baru ini sebagai penyunting tamu di Times of India, Thay adalah orang yang sederhana ketika dia melihat kembali hidupnya.

“Tidak banyak yang kita capai selain kedamaian, beberapa kepuasan di dalam. Ini sudah cukup banyak,” ucapnya. “Momen paling bahagia adalah ketika kita duduk dan saling mensyukuri kehadiran saudara-saudari, umat awam dan monastik yang berlatih meditasi jalan dan duduk. Ini adalah pencapaian utama dan hal-hal lain seperti mempublikasikan buku dan menyiapkan lembaga seperti di Jerman menjadi tidak begitu penting.”

“Hal yang penting adalah kita memiliki sangha (komunitas) dan wawasan karena Buddha di masa kita kemungkinan bukan seorang individu tetapi kemungkinan adalah sebuah sangha. Jika setiap hari Anda berlatih meditasi jalan dan duduk, serta membangkitkan energi kewawasan, konsentrasi, dan kedamaian, Anda adalah suatu sel dalam tubuh Buddha yang baru. Ini bukan mimpi, tetapi kemungkinan hari ini dan esok. Buddha bukan sesuatu yang jauh, tetapi di sini dan saat ini.”

Sementara Thay masih dalam kondisi sehat dan tajam seperti jarum, dia tidak makin muda dan kemungkinan akan mulai menarik diri dari jadwal berat yang membuatnya terlihat berulang kali melintasi dunia, memimpin retret dan meneruskan ajarannya. Tahun ini dia berkelana melintasi Amerika Serikat dan Asia, kemungkinan ini adalah perjalanan luar negeri utama terakhirnya.”

Dengan keyakinannya pada tidak ada kelahiran dan tidak ada kematian, bagaimana dia merasakan mengenai kematiannya sendiri?

“Sangat jelas bahwa Thay tidak akan mati, tetapi akan terus berlanjut hadir dalam setiap orang,” ucapnya. “Jadi tidak ada kehilangan dan kita bahagia karena kita mampu membantu Buddha untuk memperbarui ajarannya. Dia sering disalahpahami oleh banyak pihak, oleh karena itulah kita mencoba mengondisikan agar ajaran Buddha bisa dipraktikkan dengan mudah dan sederhana sehingga semua orang dapat memanfaatkan dengan baik ajaran dan latihannya.”

Sambil mengangkat segelas teh untuk diminum, beliau menambahkan: “Saya sudah mati beberapa kali dan Anda mati setiap momen dan Anda lahir kembali dalam setiap momen sehingga ini adalah cara kita melatih diri sendiri. Ini seperti teh. Ketika Anda menuangkan air panas dalam teh, Anda meminumnya untuk pertama kali, dan kemudian Anda menuangkan lagi sejumlah air panas dan Anda minum lagi, daun-daun teh masih ada dalam teko itu tetapi rasanya telah berpindah ke dalam teh dan jika Anda mengatakan mereka telah mati, maka itu tidak benar, karena mereka terus hidup dalam teh, jadi tubuh ini hanya residu.”

“Daun ini masih dapat menyediakan sejumlah rasa teh, tetapi suatu hari tidak ada rasa teh yang tersisa dan ini bukanlah kematian. Dan bahkan daun-daun teh dapat Anda masukkan ke dalam pot bunga dan mereka melanjutkan peranannya, jadi kita perlu melihat hidup dan mati seperti demikian. Jadi ketika Saya melihat monastik muda dan umat awam berlatih, saya melihat itulah kelanjutan dari Buddha, kelanjutan dari saya.”

Sepucut surat pemberitahuan kepada Thay bahwa ada seseorang telah membangun wihara di Hanoi untuk Thay demi mengenang hidupnya, Thay baru-baru ini mengirimkan surat ke wihara Tu Hieu di pusat Vietnam tempat dia berlatih sebagai samanera, menjelaskan bahwa dia tidak ingin wihara dibangun untuk menghormatinya ketika dia mati: “Saya mengatakan jangan menyia-nyiakan tanah wihara untuk membangun stupa untuk saya. Jangan masukkan saya ke dalam pot kecil itu dan meletakkan saya di sana. Saya tidak ingin berlanjut seperti demikian. Lebih baik menaburkan abu di luar untuk membantu pohon tumbuh. Inilah meditasi.”

Dia menambahkan: “Saya meminta mereka membuat pernyataan tertulis bahwa ‘Saya tidak di sini'” dan jika ada orang yang tidak mengerti, Anda menambahkan kalimat kedua ‘Saya juga tidak ada di luar sana’ dan jika mereka masih tidak mengerti, pada kalimat ketiga dan terakhir tambahkan ‘Saya bisa ditemukan dalam cara Anda berjalan atau bernapas.”

Sumber: The Guardian, 21 Januari 2013

Alih bahasa: Endah

Menepi Sebentar Mengeluarkan Kerikil Kecil dari Sepatu

Menepi Sebentar Mengeluarkan Kerikil Kecil dari Sepatu
Menepi sebentar

Sudah 40 tahun lebih saya menjalani hidup, walaupun banyak kondisi yang sudah saya lalui, tetapi saya tidak pernah paham arti kehidupan. Bagi saya bangun pagi, ke kantor, pulang dan tidur merupakan rutinitas yang kewajiban yang dilakoni setiap hari.

Ada seorang guru yang saya hormati, ia sering memberikan kata “kunci” untuk membuka pintu kebodohan dan kemelekatan saya. Suatu hari ia memberikan izin kepada saya untuk pergi berlatih di Plum Village Thailand.

Saya juga bersyukur karena ada seorang sahabat juga mendukung saya. Kami berkumpul dan belajar dalam jumlah peserta yang lumayan banyak dan dari berbagai Negara dan dari berbagai daerah di Indonesia.

Ritme Berjalan

Saat meditasi pagi, kami diminta duduk hening di baktisala,  setelah itu kami meditasi jalan. Saya mengenakan jaket karena masih sangat pagi dan cuaca dingin. Kondisi sekitar gelap, sehingga penglihatan sungguh terganggu. Tidak bisa melihat dengan jelas, berjalan tanpa arah tujuan, hanya mengikuti peserta lain yang jalan di depan.

Semua peserta berjalan dengan ritme yang berbeda, dengan cara yang berbeda. Tidak lama berjalan, ada batu kecil yang masuk dalam sepatu, membuat langkah saya tidak nyaman karena sakit. Saya masih tetap berjalan sampai akhirnya menepi. Agar tidak menghalangi peserta di belakang saya untuk melangkah, saya mengeluarkan batu kecil dari sepatu, setelah itu melangkah kembali.

Jalan yang kami lalui ada yang berbatu kecil-kecil, ada yang hanya tanah tanpa rumput, ada juga jalan yang lebih lembut karena basah, ada juga jalan yang datar dan yang tidak datar.

Selama kurang lebih 45 menit kami berjalan, matahari mulai bersinar, lingkungan di sekitar mulai kelihatan dengan jelas, ada berbagai tanaman buah, bunga dan rumput yang ikut tumbuh, ada banyak jenis dan bentuk batu di tempat kami berjalan.

Mengikuti Rutinitas

Saya mulai menikmati pemadangan, merasakan hangatnya matahari, melihat langit, matahari dan tanaman di sekitar terasa indah. Apa pun yang saya lihat indah, udara menyegarkan, cuaca menyejukkan, suara alam begitu damai. Matahari terbit terasa indah, terbenam juga indah, bulan juga indah, sampai rumput yang tumbuh pun terasa indah, membawa kedamaian.

Hari kedua meditasi jalan, saya memaknai hidup sama dengan meditasi jalan. Hidup tanpa tujuan, tanpa mengetahui apa yang kita inginkan dan kita butuhkan, sama halnya dengan berjalan dalam kegelapan, kita melewati hari hanya mengikuti rutinitas.

Semua orang punya cara dan reaksi yang berbeda dalam setiap kondisi yang dihadapinya, sama halnya saat berjalan dengan ritme berbeda dan juga cara berjalannya. Saat orang lain yang tidak sengaja melukai kita, sama halnya dengan batu kecil tidak tidak sengaja masuk ke dalam sepatu.

Perjalan hidup terkadang lancar, terkadang tidak lancar, sama halnya dengan medan jalan yang dilalui, berbatu, berpasir, penuh rumput atau tidak rata.

Titik Terang

Jika kita dapat terus bertahan dan melangkah maju, akan ada titik terangnya, tidak selamanya berjalan dalam kegelapan, ada matahari yang terbit menggantikan gelap menuju terang, hangatnya matahari mengusir rasa dingin yang dirasakan di awal berjalan.

Sepanjang menjalani kehidupan, pikiran dipenuhi dengan hal-hal positif, memancarkan cinta kasih ke semua akan terasa begitu indah. Matahari di Thailand dan di Indonesia sama saja,yang berbeda adalah bagaimana cara kita melihat, merasakan dan menanggapi hal yang berada di hadapan kita.

Jika sangat lelah, sedih dan kecewa, jangan dipaksakan, kita bisa menepi sebentar, mengeluarkan batu kerikil kecil yang tanpa sengaja masuk ke sepatu kita. Setelah siap kita baru melangkah kembali.

Saat berjalan terlalu cepat, di dalam kegelapan, tanpa sengaja menabrak atau menyakiti orang yang kita lalui dan tidak melihat sekitar, kita hanya fokus di depan, bagaimana bisa lebih cepat.

Saat berjalan terlalu lambat, kita ketinggalan barisan, tidak ada yang bisa kita minta bantuan. Berjalan tidak perlu terlalu cepat atau terlalu lambat, tapi mengikuti irama, mendengar suara alam, melihat keindahan di hadapan kita, perasaan damai membawa kebahagiaan.

Lepaskan

Sahabatku, terima kasih punya kondisi yang sangat baik bisa bertemu dan berlatih bersama. Sahabatku begitu luar biasa, belajar bersama selama beberapa hari, membuat saya mengerti bahwa di atas langit ada langit lagi. Membuat saya merasa begitu kecil dan membuat saya melihat keakuan yang ada di dalam diri saya.

Saya bukan orang yang paling menderita, saya bukan orang yang paling benar, semua orang ada masalah yang dihadapinya, akan tetapi reaksi dan cara menyelesaikannya adalah yang paling penting. Akhirnya sampah yang saya pungut dalam perjalanan hidup akhirnya bisa saya lepaskan.

Jika Anda melepas sedikit, Anda akan sedikit damai, Jika Anda melepas banyak, Anda akan banyak damai, Jika anda melepas penuh, Anda akan mengetahui kedamaian dan kebebasan penuh, Pergulatan Anda dengan dunia akan berakhir sudah

(Hello Happiness, Ajahn Brahm)

Saya akan berbagi sebuah kata kunci dari suhu :
Janganlah terpengaruh oleh masalah, kegelisahan, tidak nyaman, dan kemelekatan orang lain. Itu adalah urusan mereka. Suka, tidak suka, senang, tidak senang, nyaman, tidak nyaman biarlah mereka sendiri mengurusnya. Sementara ini, kita cukup menjaga kesadaran, terus belajar, berlatih dan berpraktik Dharma.

Terima kasih SUHU,

SVD

Kecambah Ketumbar Penggugah Kesadaran, Suka Tidak Suka Aku Terima

Kecambah Ketumbar Penggugah Kesadaran, Suka Tidak Suka Aku Terima
Meditasi Kerja di Plum Village Thailand

Retreat di Plum Village Thailand (PVT) merupakan sebuah tekad yang tertanam satu tahun lamanya. Karena dari tahun lalu sudah diajak untuk ikut, tapi berhubung waktunya sudah terlalu mepet dan cuti sudah habis, jadi saya tekadkan tahun depan saja.

Penantian satu tahun diproses dengan tidak mulus begitu saja. Dari harga tiket yang awalnya Rp 1,5 juta (pada saat teman-teman yang lain sibuk koordinasi dan membeli tiket), saya yang masih belum mengajukan izin cuti belum berani membeli tiket, kemudian harga tiket pun naik menjadi Rp 2,2 juta. Sesaat setelah peristiwa lion air jatuh, harga tiket pun jatuh lagi ke harga Rp 1,5 juta, di sinilah saya buru-buru membeli tiket. 

Jelang keberangkatan, saya kehilangan data tiket teman yang pembelian tiketnya melalui saya. Cek dan ricek, ternyata tiket domestiknya belum terbayar pada saat proses pembelian, sehingga tiket tersebut batal secara otomatis. Saya membeli ulang tiket tersebut pada H-2, tentunya dengan harga yang lebih tinggi hampir sepadan dengan harga tiket Jakarta – Bangkok.

Dalam perjalanan ke bandara, mobil yang kami tumpangi mengalami kecelakaan, beruntung kami berlima termasuk sopir selamat. Hanya bagian depan mobil yang ringsek dan kami terbentur. Ada yang terbentur di kening, dada, lutut, kepala dan lengan. Namun demikian kami tetap bisa melanjutkan perjalanan ke PVT dengan bahagia dan selamat.

Damai Setiap Langkah

Hari pertama retret harus bangun pukul 4 pagi (hari biasa saya bangun pukul 5 pagi kadang pukul 6 pagi). Ini kondisi yang tidak disukai ditambah sudah dua malam kurang tidur, tapi demi meditasi pagi mau tidak mau harus bangun. 

Sitting meditation pagi pertama dilalui dengan baik dan dilanjutkan dengan meditasi jalan. Saat itu langit masih gelap, di tengah kegelapan kami melakukan walking meditation hingga langit terang.

Hal yang disayangkan adalah karena gelap, kami tidak bisa melihat keindahan lingkungan yang kami lalui. Suka tidak suka harus diterima. Damai dalam setiap langkah walau tidak bisa melihat keindahan lingkungan yang kami lalui.

Setelah walking meditation, dilanjutkan dengan sarapan. Sarapannya berupa oatmeal dan kacang-kacangan, serta susu. Ini juga bukan kebiasaan saya, suka tidak suka harus diterima, daripada kelaparan. Tapi ternyata Ok jugalah oatmeal + kacang merah + susu + kismis. Pikiran menolak sesuatu yang tidak biasa, tapi sesuatu yang tidak biasa belum tentu tidak baik atau tidak enak.

Kecambah Ketumbar

Saat makan siang, saat saya menyadari ada sesuatu yang tidak saya sukai di dalam makanan saya, yaitu daun kecambah ketumbar. Karena sudah dipotong halus-halus jadi berserakan di makanan saya, sehingga tidak bisa dipisahkan. Jika ada yang sempat terlihat langsung saya singkirkan di pinggir mangkok, tapi banyak yang tidak terlihat karena teraduk-aduk bersama makanan lainnya. Makan dengan sadar penuh, membuat saya sadar bahwa ini ada sesuatu yang tidak saya sukai, tapi suka tidak suka harus diterima, dikunyah dan ditelan.

Begitu juga di kehidupan kita, banyak hal yang tidak kita sukai atau tidak kita inginkan yang terjadi. Contoh, saya tidak suka saat ada yang memberikan pandangannya tentang sesuatu yang saya lakukan yang menurutnya tidak tepat. Saya hanya menginginkan teman tersebut berkata hal-hal yang menyejukkan hati saya dan sesuai dengan yang saya pikirkan atau lakukan.

Sekali pun pendapat teman tersebut mungkin benar adanya, tapi ketidaksukaan saya membuat saya menolaknya. Di sini saya menyadari bahwa, ada kondisi-kondisi yang harus diterima dan dilewati terlepas dari suka tidak sukanya saya terhadap kondisi-kondisi tersebut, suka tidak suka harus diterima.

Kecenderungan kita adalah menolak sesuatu yang tidak biasa atau tidak disukai sebelum kita mencoba mengkaji manfaatnya, mengkaji kebenarannya lebih jauh dan mencoba menerimanya.

Saat teman bersikap tidak sesuai dengan yang saya pikirkan dan saya inginkan, maka saya melabeli teman tersebut sebagai teman yang susah, bahkan terkadang diposisikan sebagai musuh. Lalu kemudian saya akan menjaga jarak dengannya, karena berpikir dia adalah sandungan untuk saya.

Makin dijauhi, maka makin membentang jarak yang menyebabkan komunikasi macet. Ketika komunikasi macet, segala hal menjadi terhambat. Begitulah hal-hal ini berlangsung, berawal dan bermula dari pikiran dan respon saya.

Kembali ke kesadaran akan si kecambah ketumbar tadi, seharusnya saya mencoba menerima teman tersebut sebagaimana adanya dia, karena persepsi saya tentang dia tidak sepenuhnya benar, bisa jadi itu hanya persepsi keliru saya tentangnya. 

Begitu pula dengan kondisi-kondisi lainnya yang muncul, tidak selalu harus sesuai keinginan namun ketika tidak sesuai, suka tidak suka tetap harus diterima dan dijalani dengan kesadaran penuh, dengan kesadaran bahwa tidak saya sukai, belum tentu tidak baik. Ada kalanya malah itu sesuatu yang baik dan bisa memberi manfaat bagi orang banyak, hanya saja saya harus berlapang hati untuk belajar menerimanya.

Naik Ke Bukit

Di sela-sela waktu latihan, kami menyempatkan diri untuk naik ke suatu bukit yang cukup terjal. Sampai di satu bagian, saya tidak yakin bisa naik lagi karena bagian tersebut cukup terjal dan tidak berbatu sehingga licin. Takut tergelincir, padahal untuk sampai di puncaknya tinggal beberapa meter lagi. Saya memilih berhenti di sana, duduk melihat keadaan, rasanya sungguh tidak mungkin, terlalu terjal dan licin. 

Tapi kemudian saya melihat sisi lain yang berbatu yang lebih aman, kemudian perlahan saya pun pindah ke sisi itu dan mulai melanjutkan perjalanan hingga ke puncaknya. Di sini saya menyadari bahwa hidup kita terkadang seperti menaiki bukit itu. Ada kondisi di mana kita merasa keadaan sangat tidak mungkin untuk kita lanjutkan atau kerjakan, namun bila kita mengambil waktu istirahat sejenak, maka kita akan menemukan cara-cara yang lebih tepat untuk menyelesaikannya.

Namun apabila kita memaksakan diri untuk tetap melanjutkan dengan gegabah, bisa jadi kita akan terjatuh  meluncur ke bawah. Bila dalam suatu komunitas kita adalah yang di belakang, kita hanya akan jatuh sendirian, namun bila kita adalah yang di depan maka kita dapat mencelakai teman yang berada di belakang kita, kita bisa membawa mereka jatuh bersama kita.

Dharma ada dimana-mana, ada di dalam mangkok nasiku, juga ada di sepanjang jalan menuju puncak bukit. Hanya perlu menemukannya dengan kesadaran penuh. (Plum Village Thailand, 22-24 Desember 2018)

*ELYSANTY Volunteer Day of Mindfulness dan Retret Hidup Berkesadaran dari Jambi

Retret Fransiskan di Plum Village Thailand

Retret Fransiskan di Plum Village Thailand
Romo Feri (paling kanan berdiri). Retret Fransiskan di Plum Village Thailand.

Tanggal 10 sampai dengan 14 Desember 2018 lalu, ada 17 saudara OFM (The Order of Friars Minor) dari beberapa negara yaitu Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, India, Myanmar, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Amerika, mengadakan retret di Pusat Latihan Plum Village di Pak Chong, Thailand. Retret ini atas inisiatif Pastor John Wong OFM dari Komisi Dialog Antar Iman Generalat OFM di Roma yang sudah lima kali ikut retret di Plum Village Thailand dan dua kali di Plum Village Prancis di dekat Bordeaux.

Tujuan retret adalah membangun dialog Katolik dengan Buddhis melalui retret bersama di Wihara Buddhis. Pada kesempatan tersebut, Biksu Goh dari Singapura menjelaskan sejarah agama Buddha. Biksu Phap Niem menjelaskan Empat Kebenaran Mulia (Four Noble Truths) dan Jalan Mulia Beruas Delapan (Eight Noble Paths) yang merupakan inti ajaran Buddha untuk mentransformasikan penderitaan.

Para OFM juga diberi kesempatan untuk berbagi tentang Santo Fransiskus Assisi dihadapan sekitar 160 monastik dan 50 peserta yang sedang retret di Plum Village Thailand. Pastor Tom Herbst OFM dari AS menyampaikan refleksi berupa dialog imajiner Santo Fransiskus Assisi dengan Buddha.

Pastor Francis Lee, OFM dari Korea Selatan menyampaikan bagaimana kesamaan nilai-nilai ajaran Buddha dengan ajaran Santo Fransiskus Assisi. Sepasang suami istri dari Jepang mengatakan sangat terpesona dan bersyukur bisa mengalami kondisi saling memahami dan kerjasama  dalam damai antara imam Katolik dan biksu Buddha.

Lima orang dari Eco Camp Bandung juga diundang untuk mengikuti retret ini. Beberapa orang dari Eco Camp sudah pernah retret di Plum Village Perancis dan menggunakan beberapa latihan sadar penuh dalam kegiatan Eco Camp. Tema retret ini adalah “Interfaith Dialogue Building Brotherhood and Sisterhood“.

Retret dimulai dengan minum teh bersama dengan refleksi bahwa di dalam secangkir teh ada benih teh, awan, dan matahari. Biksu Phap Niem menjelaskan bagaimana banyak kemiripan ajaran Yesus Kristus dengan Buddha. Ketika dua tiga orang berkumpul dalam nama Tuhan di situ Tuhan hadir. Ketika Sangha berkumpul di situ Buddha juga hadir.

Dalam retret ini peserta bangun pukul 4 pagi dan melaksanakan meditasi duduk, pendarasan, meditasi duduk, meditasi makan, berbagai praktik kewawasan (mindfulness practices), dan berbagi kebahagiaan berdialog antara dua tradisi yaitu Katolik dan Buddha untuk membangun persaudaraan sejati.

Peserta retret dari Vietnam dan dari Eco Camp pada tanggal 16 Desember 2018 masih sempat menghadiri penerimaan tujuh novis wanita dan empat novis pria yang disebut novice monk and nun ordination dengan mengucapkan sepuluh kaul (10 sila samanera dan samaneri) yang intinya adalah hidup sederhana, selibat, taat, vegetarian, menghindari kemewahan, dan setia berlatih nilai-nilai Buddhis. Mereka menerima nama baru, jubah, dan dipotong habis rambutnya disaksikan semua semua monastik dan keluarga.

Dari retret ini para Fransiskan dan peserta dari Eco Camp mengalami indahnya persaudaraan, hidup sederhana, keheningan, makan vegetarian, mengolah penderitaan, dan banyak nilai lainnya.

Tahun 2019, Pastor Michael Peruhe OFM, Provinsial OFM Indonesia, menyampaikan rencana refleksi 90 tahun OFM di Indonesia dan 800 tahun pertemuan bersejarah Santo Fransiskus Assisi dengan Sultan Malik di Mesir yang menjadi tonggak dialog antar iman yang sangat bersejarah.

Retret di Thailand bersama para monastik Plum Village dan berbagai kegiatan lain adalah upaya membangun persaudaraan sejati dan nilai-nilai kesederhanaan dari berbagai tradisi agama dan iman.

Wihara Plum Village di Perancis, Thailand, AS, Jerman, dan Hongkong didirikan oleh Master Zen, Thich Nhat Hanh yang akrab di sapa Thay, yang sekarang berusia 92 tahun dan karena sakit sudah kembali ke Vietnam. Thay menulis ratusan buku yang luar biasa, antara lain “Going Home : Jesus and Buddha as Brothers“, “Living Buddha Living Christ“, “How to Love”, “Peace”, “The Miracle of Mindfulness“, “No Mud No Lotus”, dan lain-lain yang sebagian besar sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Ada 14 mindfulness training. Saya sangat terpesona dengan tiga yang pertama yaitu Keterbukaan (openness), Tidak Melekat Pada Pandangan (non attachment to views), dan Kebebasan Berpikir (freedom of thought). Kalau kita mau melatih tiga prinsip ini maka kita akan menjadi orang yang terbuka, tidak berpikiran sempit, tidak akan memaksakan pikiran kita, dan selalu mau belajar hal baru dan menghormati perbedaan pendapat.

Prinsip ini dari agama Buddha tapi bahkan ditulis jangan fanatik bahkan dengan ajaran Buddha itu sendiri.

Ayo kita bangun dunia baru tempat kita belajar terbuka karena kita menghargai bahwa kebenaran bisa tumbuh di mana-mana dan tidak seorang pun atau suatu kelompok menguasai kebenaran. Justru perbedaan akan memperkaya dan memperindah kehidupan bersama. 

Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya, Imam Diosesan Keuskupan Bandung, Pendiri dan pembina Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup yang mengelola Eco Camp

Walking Meditation

Walking Meditation

Music by Leong Wan Yee
Vocal: Bodhicitta Wendy Tiow, Leong Wan Yee, Sean Liew (Bear), Karamen Chia
A Bodhicitta Production with the blessing of Plum Village www.bodhicittaproductions.com
Illustrations by Yên
Cartoon Sunrise Sunshine Timelapse: https://www.youtube.com/watch?v=B_G5y…
Walking Meditation- poem by Thich Nhat Hanh

Audio Mp3

Unduh Mp3 klik sini

Walking Meditation

Take my hand.
We will walk.
We will only walk.
We will enjoy our walk
without thinking of arriving anywhere.
Walk peacefully.
Walk happily.
Our walk is a peace walk.
Our walk is a happiness walk.
Then we learn
that there is no peace walk;
that peace is the walk;
that there is no happiness walk;
that happiness is the walk.
We walk for ourselves.
We walk for everyone
always hand in hand.
Walk and touch peace every moment.
Walk and touch happiness every moment.
Each step brings a fresh breeze.
Each step makes a flower bloom under our feet.
Kiss the Earth with your feet.
Print on Earth your love and happiness.
Earth will be safe
when we feel in us enough safety.

– Thich Nhat Hanh

Aplikasi Meditasi

Aplikasi Meditasi

Anda barangkali sering menggunakan komputer atau smartphone. Sering juga kita terhanyut oleh gawai dan tidak menyadari bahwa tubuh ini ada di sini dan saat ini.

Anda boleh mengunduh bell of mindfulness (genta kesadaran penuh) untuk dipasang di komputer atau smartphone, genta ini berbunyi setiap seperempat jam atau sesering yang Anda inginkan agar Anda bisa berhenti sejenak, bernapas, dan merelakskan tubuh. Silakan bernapas masuk dan bernapas keluar minimal 3 kali yang cukup untuk mengurangi ketegangan pada tubuh dan senyum, kemudian melanjutkan pekerjaan Anda. Jika Anda sedang berada di tengah-tengah percakapan, cara mendengarkan genta kesadaran ini bisa mengingatkan Anda untuk selalu berlatih bahasa kasih dan mendengarkan dengan sabar.

Ada komunitas virtual, meditasi dipandu, atau alat membantu latihan meditasi mindfulness di internet. Anda boleh coba Plumline (bahasa Inggris) atau mencari komunitas latihan di daerah Anda lewat International sangha directory.

Berikut ini beberapa aplikasi smartphone atau komputer yang semoga dapat membantu Anda dalam berlatih hidup berkesadaran sepanjang hari. Selamat mencoba.

Aplikasi untuk Smartphone

Plumvillage: Zen Meditation
Sistem Operasi: Android dan iOS

Aplikasi Plum Village

Aplikasi Plum Village bisa membantu Anda menumbuhkan energi kesadaran penuh, welas asih, dan suka cita melalui meditasi dipandu, relaksasi total, puisi latihan, genta, dan masih banyak lagi.

Energi kesadaran penuh merupakan kekuatan menyadari akan momen kekinian. Energi yang memungkinkan Anda secara terus-menerus bersentuhan secara mendalam atas kehidupan sehari-hari. Menjadi berkesadaran penuh artinya menjadi benar-benar hidup, hadir bagi mereka yang ada di sekitar dan juga mengetahui hal yang sedang Anda kerjakan. Kita menghadirkan keselarasan pada tubuh dan pikiran ketika sedang mencuci piring, mengendarai mobil atau bahkan saat mandi pagi.

Website Resmi: plumvillage.app

MindBell
Sistem Operasi: Android

Aplikasi MindBell

MindBell berbunyi secara priodik selama seharian, sehingga memberi Anda kesempatan untuk berhenti, bernapas dan tersenyum. Berhenti ketika genta berbunyi merupakan latihan penting yang dikembangkan oleh Thich Nhat Hanh dan komunitas Plum Village. Hal tersebut merupakan dasar menumbuhkan kesadaran, momen kekinian dan welas asih diri dalam keseharian. Selain itu MindBell juga bisa digunakan sebagai pewaktu meditasi.

Spire: Mindfulness, Breath and Activity Tracker
Sistem Operasi: Android dan iOS

Apikasi Spire

Spire adalah wearable pelacak kegiatan dan napas yang segera bergetar ketika napas menjadi tidak biasa atau tegang, atau jika Anda duduk lebih lama dari yang Anda harapkan. Ini merupakan cara yang bagus untuk mengingatkan diri agar beristirahat atau berdiri dan meregangkan kaki. Alat ini juga melacak “runutan ketenangan” sehingga Anda dapat mempelajari untuk memahami waktu dan tempat yang cocok untuk menenangkan tubuh dan juga merelakskan.

Aplikasi Spire kini mencakup serangkaian meditasi dipandu dan relaksasi dari Guru Dharma Plum Village.

Insight Timer
Sistem Operasi: Android dan iOS

Aplikasi Insight Timer

Insight Timer merupakan cara terkoneksi yang menyenangkan untuk mendukung latihan meditasi Anda. Aplikasi ini mencakup meditasi dipandu gratis dari Thich Nhat Hanh dan guru-guru meditasi terkemuka lain. Bagi mereka yang baru dengan meditasi, ada pengenalan meditasi dipandu dan komunitas yang mendukung demi membantu Anda untuk memulai.

Menthal
Sistem Operasi: Android

Aplikasi Menthal

Menthal memberikan umpan balik pada penggunaan smartphone Anda, sehingga Anda memiliki informasi yang dibutuhkan untuk menyusun strategi mengenai cara Anda menggunakan teknologi. Aplikasi ini melacak secara lengkap interaksi antara Anda dan smartphone Anda. Menthal bekerja di latar, aplikasi ini merekam setiap kali Anda membuka smartphone, setiap kali membuka suatu aplikasi dan setiap kali Anda menerima panggilan telepon. Jumlah waktu yang dihabiskan bersama smartphone Anda selama seharian dapat diberitahukan oleh aplikasi ini. Demikian juga jumlah berapa kali Anda menggunakan aplikasi tertentu. Dengan demikian Anda dapat membuat pilihan yang terinformasi mengenai cara yang diinginkan untuk menghabiskan waktu Anda dan perilaku apa yang ingin diubah.

Headspace: Guided Meditation & Mindfulness
Sistem Operasi: Android dan iOS

Aplikasi Headspace

Headspace membantu Anda mengembangkan keterampilan meditasi dan kesadaran yang dapat mengubah hidup. Jika Anda berlangganan, maka Anda dapat mengakses ratusan meditasi segala hal, mulai dari stress dan kegelisahan hingga tidur dan fokus. Ada banyak sesi yang membantu Anda membangun hubungan yang lebih sehat dengan orang yang Anda cintai dan sesi SOS untuk membantu Anda menemukan tempat yang menenangkan dan relaksasi selama mengalami momen keterpurukan.

Calm Mind – Mindfulness Counting
Sistem Operasi: Android, iOS dan Windows Phone

Aplikasi Calm Mind

Aplikasi Mindfulness 1-9 counting berfungsi untuk membantu berlatih meditasi mindfulness. Hitungan napas pada aplikasi Calm Mind ini akan dikalibrasi sesuai dengan panjang napas Anda yang dilakukan secara alami.

Bila aplikasi digunakan rutin setiap hari, Anda akan merasakan perbedaannya. Anda akan mulai menyadari pengalaman dan sensasi fisik dari apa itu menarik nafas dan membuang napas tanpa semua pikiran ekstra yang mengacaukan pikiran dari hari ke hari.

Dengan latihan menggunakan Mindfulness 1-9 counting selama tiga rangkaian setidaknya sekali dalam sehari dapat membuat jalur saraf baru di otak yang dapat membuat Anda menjadi rileks, tenang dan bahagia setiap kali Anda membawa perhatian kembali ke napas Anda.

Aplikasi untuk Komputer

Bell of Mindfulness (Ekstensi Peramban)
Sistem Operasi: Windows, Mac, dan Linux
Peramban: Chrome dan Firefox

Aplikasi Bell of Mindfulness

Ini adalah genta sederhanya yang mengingatkan kita untuk melakukan jeda pendek dari apa pun yang sedang dilakukan di komputer, dan kembali ke napas kita. Sebagaimana yang telah diajarkan Thich Nhat Hanh, kembali ke pernapasan kita akan menghubungkan kita kembali dengan tubuh dan pikiran kita di sini dan saat ini. Kita memiliki kesempatan untuk menangani segala tegangan yang kita temukan di sana – kita dapat meregang, tersenym, relaks untuk momen pendek. Menginstal genta di komputer merupakan salah satu cara pasti untuk tetap sadar dari apa pun yang sedang dilakukan.

Mindful Clock
Sistem Operasi: Windows, Mac, dan Linux
Unduh Suara Genta

Aplikasi Mindful Clock

Mindful Clock merupakan salah satu aplikasi “genta kesadaran” yang terinspirasi oleh ajaran Thich Nhat Hanh. Anda dapat mengunduh seluruh program atau hanya suara genta. Anda dapat mengatur genta untuk berbunyi pada interval waktu tertentu, waktu tertentu, atau interval acak.

Unduh program terlebih dahulu, kemudian unduh suara genta ke direktori C:\Program Files\MindfulClock Anda. Setelah file selesai diunduh, buka pengendali MindfulClock dan pilih suara baru dengan mengklik ganda pada nama file suara.

Anda juga bisa mengakses versi online dari Mindful Clock pada situs Washington Mindfulness Community atau situs Awakening Bell.

Time Out
Sistem Operasi: Mac

Aplikasi Time Out

Time Out menawarkan pengingat istirahat yang mudah dengan kustomisasi fleksibel. Anda bisa mengatur untuk mengaburkan seluruh layar atau mengubah warna untuk mendorong Anda beristirahat dari waktu ke waktu.

Anda bisa mengkonfigurasikan seberapa lama setiap jenis istirahat dan seberapa lama waktu antar istirahat. Istirahat ini pun dapat diatur untuk menghitung mundur ketika Anda sedang melakukan istirahat alami, misalnya ketika Anda menjauh dari komputer.

Mindfulness bell menu bar
Sistem Operasi: Mac

Aplikasi Mindfulness Bell menu bar

Mindfulness Bell Menu Bar adalah aplikasi menu bar untuk membantu Anda dalam latihan mindfulness Anda. Dengan mudah pilih interval dan genta kecil atau besar akan berbunyi pada waktu yang telah ditentukan yang mengajak Anda mengambil momen untuk mengamati napas.

    

Stay Focused
Sistem Operasi: Windows, Mac dan iOS
Peramban: Chrome dan Firefox

Aplikasi Stay Focused

Thich Nhat Hanh mengatakan bahwa kita membutuhkan strategi yang diniatkan untuk mengelola konsumsi media dalam cara yang sadar. Stay Focused merupakan aplikasi gratis yang mendorong Anda untuk tetap pada niat Anda dengan membatasi jumlah waktu yang dapat dihabiskan pada situs yang membuang-buang waktu. Sebagai contoh, Anda dapat menentukan batas waktu sehat pada situs-situs baru, setidaknya 5 atau 10 menit per hari.

Selain itu juga ada versi berbayar yang baru untuk smartphone dan tablet.

uBlock Origin (Ekstensi Peramban)
Peramban: Chrome, Firefox dan Safari

Aplikasi uBlock Origin

Thich Nhat Hanh mengajarkan kita bahwa perhatian yang pantas adalah penting untuk menjadi sadar. Kita harus awas terhadap hal-hal yang benar, bukan hal-hal yang salah.


Jika kita ingin menumbuhkan kualitas yang tinggi dari saat ini dan konsentrasi, kita tidak ingin perhatian kita direnggut dari kita oleh iklan yang tak diinginkan. Iklan biasaya mencoba menjual hal-hal yang tidak kita inginkan atau pun kita butuhkan untuk menjadi bahagia, atau bahkan beracun bagi tubuh dan pikiran. Kita bisa membatasi diri kita untuk mengunjungi situs yang tidak menampilkan gangguan atau iklan tidak baik, dan dengan mendukung pembuat konten yang baik dengan membayar langganan yang memungkinkan kita melihat konten mereka tanpa iklan. uBlock Origin merupakan aplikasi gratis yang bisa memblokir segala macam konten termasuk iklan. Aplikasi ini bisa dimatikan berdasarkan situs, jadi pertimbangkan untuk mematikan fungsi blokir pada situs penyedia konten independen yang pendapatan satu-satunya hanya berasal dari iklan.

Intently (Ekstensi Peramban)

Aplikasi Intently

Jika Anda menyukai uBlock Origin, Anda juga dapat mencoba Intently yang menggantikan iklan yang tak diinginkan dengan kutipan yang menginspirasi dan gambar-gambar alam cantik sesuai pilihan Anda.

Website Resmi: Intently

Sumber tulisan: PlumVillage.org

Seremoni Transmisi 5 Latihan Sadar Penuh

Seremoni Transmisi 5 Latihan Sadar Penuh

Seremoni Tranmisi
5 Latihan Sadar Penuh
Versi 28 Desember 2017

  1. Meditasi Duduk
  2. Persembahan Dupa
    • (GENTA 3x)Harumnya dupa telah mengundang bodhicitta hadir
      Bersamaku, bersamaku sesungguhnya di sini, sesungguhnya di sini
      Harumnya dupa ini melindungi dan menjaga batin
      Oh… harumnya dupa ini menyatukan kita semua
      Dalam pelaksanaan sila samadhi prajna
      Kami datang persembahkan semua
      Namo bodhisattvebhyah
      Namo mahasattvebhyah
      (GENTA)
  3. Menyentuh Bumi
    • Gatha PembukaanYang bersujud dan objek sujud pada hakikatnya sunyata.
      Oleh sebab itu komunikasi, terjalin sempurna apa adanya.
      Pusat latihan kami adalah jaring Indra
      memantulkan semua Buddha di setiap sudut.
      Diriku berdiri di hadapan setiap Buddha,
      Aku berlindung kepadaMu.
      (GENTA)

       

      Bersujud

      BERSUJUD (menyentuh bumi setiap kali bunyi Genta)

      Pemimpin:
      Mempersembahkan cahaya di Sepuluh Penjuru

      Bersama-sama:
      Buddha, Dharma, dan Sanggha,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin: 
      Mengajar dan hidup melalui kesadaran-penuh
      di tengah-tengah penderitaan dan kebingungan,

      Bersama-sama:
      Buddha Sakyamuni,
      Dia yang telah sadar sepenuhnya,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Memotong tembus ketidaktahuan,
      menyadarkan hati dan pikiran kami,

      Bersama-sama:
      Manjusri, Bodhisattwa Pengertian Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Bekerja dengan penuh kesadaran, penuh suka cita
      untuk kepentingan semua makhluk hidup,

      Bersama-sama:
      Samantabhadra, Bodhisattwa Tindak Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Mendengar secara mendalam,
      melayani makhluk dalam cara tanpa batas,

      Bersama-sama:
      Awalokiteswara, Bodhisattwa Welas Asih Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Tiada ketakutan dan tekun mengarungi
      alam-alam penderitaan dan kegelapan

      Bersama-sama:
      Ksitigarbha, Bodhisattwa Aspirasi Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Ibunda semua Buddha, bodhisattwa dan semua makhluk
      Menopang dan menyembuhkan semuanya

      Bersama-sama:
      Bodhisattwa Ibu Pertiwi, Ibunda bumi
      Permata indah jagad raya
      Kami bersujud padamu
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Memancarkan cahaya di semua penjuru
      Sumber kehidupan di dunia ini

      Bersama-sama:
      Mahavairocana Tathagatha,
      Ayahnda matahari
      Buddha cahaya dan hidup tanpa batas
      Kami bersujud padamu
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Benih kesadaran dan cinta kasih
      dalam anak-anak dan semua makhluk,

      Bersama-sama:
      Maitreya, Buddha yang akan datang,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Menunjukkan jalan tanpa rasa takut,
      dan penuh welas asih

      Bersama-sama:
      seluruh guru silsilah leluhur spiritual,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA 2x)

  4. Gatha Pembuka Sutra
    • (GENTA 3x)Namo Sanghyang Adi Buddhaya (3x)
      Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa (3x)
      Namo Sarve Bodhisattvaya Mahasattvaya (3x)
      (GENTA)

      Dharma begitu dalam dan indah,
      Kini kami telah berkesempatan
      melihat, mempelajari, dan mempraktikkannya.
      Kami bertekad merealisasikan makna sejatinya.
      (GENTA)

  5. Sutra Hati
    • Kearifan Menuju ke Pantai Seberang

      Avalokiteshvara
      merenungkan mendalam
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      seketika sadar bahwa
      semua pancaskanda adalah sunyata adanya
      merealisasikan ini
      teratasi semua duka (G)

      Wahai Sariputra,
      tubuh ini adalah sunyata
      dan sunyata adalah tubuh ini
      tubuh ini tiada beda dengan sunyata
      dan sunyata tiada beda dengan tubuh ini
      begitu juga dengan perasaan,
      persepsi, formasi mental,
      dan kesadaran. (G)

      Wahai Sariputra,
      semua fenomena bercirikan sunyata;
      sifat dasarnya adalah
      tiada lahir tiada mati,
      tiada eksis, tiada non eksis,
      tiada noda, tiada suci
      tiada bertambah tiada berkurang.
      Maka itu sunyata,
      tubuh, perasaan, persepsi,
      formasi mental, dan kesadaran
      bukanlah entitas tunggal terpisah. (G)

      Delapan belas ranah fenomena
      yaitu enam organ indra,
      enam objek indra,
      dan enam kesadaran
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Dua belas rantai interdependen kemunculan
      dan kemusnahannya
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Duka, duka samudaya,
      duka nirodha, marga
      wawasan dan pencapaian,
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Mereka yang melihat semua ini
      tak perlu mencapai apa pun lagi. (G)

      Bodhisattwa mempraktikkan
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      tidak melihat adanya penghalang pikiran,
      dan karena
      tiada lagi penghalang pikiran, semua ketakutan teratasi,
      musnahlah semua persepsi keliru
      dan merealisasikan nirwana sempurna. (G)

      Semua Buddha pada tiga masa
      mempraktikkan wawasan pembawa ke pantai seberang
      semua mampu mencapai
      pencerahan autentik sempurna. (G)

      Maka itu Sariputra,
      ketahuilah bahwa
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      adalah maha mantra,
      maha vidya mantra,
      anuttara mantra,
      samasama mantra,
      kearifan sejati berkekuatan
      mengakhiri semua jenis duka. (G)

      Maka itu marilah mendaraskan
      mantra untuk memuja
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!

  6. Permohonan Formal
    • Perwakilan aspiran:
      Jika ada di antara Anda yang belum sempat mengisi formulir permohonan untuk menerima 5 Latihan Sadar Penuh, lalu ingin menerimanya pada hari ini, Anda boleh berdiri dan menyebutkan nama dengan jelas, kemudian bergabung di tengah bersama aspiran lainnya.

      Perwakilan aspiran: (membacakan sambil beranjali)
      Namo Shakyamunaye Buddhaya.
      Guru yang terhormat, sangha yang mulia, mohon dengarkan kami denga penuh welas asih. Kami ingin menyampaikan permohonan formal.

      Master Genta: Mengundang genta 1 kali
      (Mendengar genta, perwakilan aspiran dan semua aspiran menyentuh bumi)

      Perwakilan aspiran: (membacakan permohonan atas nama semua aspiran)
      Namo Shakyamunaye Buddhaya
      Guru terkasih, sangha terkasih, kami menyadari keberuntungan ini. Kami telah menerima banyak berkah dari para leluhur dan bersyukur atas berkah itu kami telah bertemu dengan latihan sadar penuh. Latihan ini telah membantu kami berlatih berhenti dan hidup lebih mendalam pada momen kekinian, agar kami menjadi lebih kuat, bertransformasi, dan menyembuhkan diri serta menghadirkan sukacita bagi diri sendiri dan orang lain. Kami tahu bahwa 5 Latihan Sadar Penuh merupakan pernyataan indah dan lengkap atas perjalanan transformasi ini. Hari ini, dengan sepenuh hati, kami ingin menerima 5 Latihan ini dari para guru spiritual dan juga dari Anda, yang mulia sangha. Kami mengerti dengan jelas bahwa jika kami akan ditemani oleh para bodhisattwa, setiap momen akan menjadi momen kebahagiaan. Kami dengan sepenuh hati memohon guru leluhur spiritual dan sangha mulia untuk menerima permohonan ini, trasmisikan latihan ini kepada kami.

      Master Transmisi:
      Kami berkenan menerima permohonan Anda. Ketahuilah bahwa Anda sangatah beruntung karena telah bertemu dengan latihan yang luar biasa ini lalu Anda berkomitmen untuk melaksanakannya. Tugas paling mulia yang bisa engkau lakukan adalah membangun komunitas yang nanti bisa menjadi tempat berindung bagi banyak orang. Ini juga yang dilakukan oleh Buddha sepanjang hayatnya. Menyusuri atihan ini berarti Anda melanjutkan karir dari Buddha. Para Buddha dan bodhisattwa akan mendukung sepanjang jalanmu.

      Perwakilan Aspiran: (menyatakan terima kasih)
      Terima kasih para guru dan sangha mulia telah mengabulkan permohonan kami. Kami akan melaksanakan nasihat-nasihat itu dengan sepenuh hati.
      (setiap kali mendengar genta, para aspiran menyentuh bumi 2 kali. Perwakilan aspiran kembali ke tempatnya.)

  7. Prosedur Sanghakarma
    • Master Sanghakarman: Apakah seluruh komunitas telah berkumpul?Sanggha Pelaksana: Seluruh komunitas telah berkumpulMaster Sanghakarman: Apakah semunya hidup harmonis?

      Sanggha Pelaksana: Iya, hidup harmonis

      Master Sanghakarman: Mengapa komunitas berkumpul pada hari ini?

      Sanggha Pelaksana: Hari ini komunitas berkumpul untuk mewujudkan sanghakarman transmisi Lima Latihan

      Master Sanghakarman: Komunitas mulia, hari ini [tanggal] telah dipilih sebagai hari untuk mentransmisikan Lima Latihan Sadar Penuh. Komunitas berkumpul pada waktu yang telah disepakati bersama dan sekarang siap mentransmisikan Lima Latihan dalam atmosfir harmonis, oleh karena itu transmisi bisa dilaksanakan, apakah pernyataan ini jelas dan lengkap?

      Semua orang: Jelas dan lengkap. (GENTA)

  8. Kata Pengantar
    • Hari ini komunitas berkumpul untuk memberikan dukungan spiritual kepada kakak dan adik dalam Dharma untuk mengambil Lima Latihan. Mohon seluruh komunitas untuk menikmati napas dan pada saat bersamaan tetap terjaga dalam penuh perhatian ketika mendengarkan suara lonceng. Suara lonceng merupakan suara Buddha yang memanggil kita kembali pada diri kita yang sesungguhnya.
  9. Menyentuh Bumi dengan Penuh Syukur
    • Kakak dan adik yang menerima Lima latihan mohon maju de depan dengan bersikap anjali dan berdiri di hadapan Tiga permata. Apabila ada orang yang ingin menerima Lima Latihan ini dan namanya tidak disebutkan, Anda boleh menyebutkan nama sendiri kemudian maju ke depan di hadapan Tiga Permata. Para sahabat, setelah mendengar lonceng setiap selesai pembacaan syair, mohon menyentuh bumi.Dengan penuh rasa syukur kepada orang tua kami yang telah menghadirkan kehidupan, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]Dengan penuh rasa syukur kepada guru yang telah menunjukkan jalan dan bagaimana mencintai, mengerti dan hidup di momen kekinian, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

      Dengan penuh rasa syukur kepada para sahabat yang telah membimbing kami dalam sepanjang jalan dan mendukung ketika dalam situasi sulit, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

      Dengan penuh rasa syukur semua spesies binatang, tumbuhan, mineral yang telah mendukung hidup kami dan menjadikan dunia ini begitu indah, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

  10. Transmisi Tiga Pelindungan (Opsional)
    • Hari ini komunitas berkumpul untuk memberikan dukungan kepada para sahabat yang ingin berlindung kepada Tiga Permata dan menerima Lima Latihan Sadar Penuh. Anda telah berkesempatan belajar dan praktik pengertian dan cinta kasih. Praktik ini telah diwariskan oleh para guru leluhur sejak dahulu kala. Pada hari ini Anda bertekad untuk berlindung kepada Tiga Permata dan menerima Lima Latihan Sadar Penuh.
      Berlindung kepada Tiga Pertama yaitu Buddha, Dharma, dan Sanggha sebagai pelindung. Berlindung kepada Buddha yaitu Dia yang memberikan tuntunan hidup. Berlindung kepada Dharma yaitu metode membangkitkan pengertian, cinta dan welas asih. Berlindung kepada Sanggha yaitu komunitas berlatih sesuai dengan pengertian, cinta dan welas asih dalam dalam pencerahan.
      Buddha, Dharma, dan Sanggha hadir dalam seluruh alam semesta juga dalam setiap insan dan semua species. Berlindung kepada Tiga Permata berarti Anda yakin bahwa dalam dirimu ada potensi tercerahkan, membangkitkan pengertian dan cinta kasih untuk diri sendiri, keluarga, komunitas, dan masyarakat.
      Para sahabat, mohon mengulang kalimat berikut ini:

      -Saya berlindung kepada Buddha, Dia yang menunjukkan jalan dalam kehidupan ini
      -Saya berlindung kepada Dharma, Jalan pengertian dan cinta kasih
      -Saya berlindung kepada Sanggha, komunitas hidup harmonis dan penuh kesadaran

      Para sahabat, Anda telah secara formal menerima Tiga Perlindungan. Menerima perlindungan bisa menumbuhkan Tiga Permata dalam hatimu tertampak jelas dan menjadikannya sebagai bagian dari hidupmu. Hari ini, Anda menjadi murid dari Dia yang telah tercerahkan dan bertekad untuk hidup dengan penuh kesadaran. Mulai hari ini Anda akan bertekad mempraktikkan jalan menuju pengertian, cinta dan welas asih; menumbuhkan kemampuan untuk mengerti, mencintai, dan mengasihi. Berlindung kepada Sanggha berarti Anda akan berusaha Latihan, mengikuti retret, melafalkan Lima Latihan Sadar Penuh dan menghadiri aktivitas komunitas.
      Master transmisi adalah Master Zen Thich Nhat Hanh. Nama Dharma Anda diberikan sesuai dengan arahan dari beliau dengan diwakili oleh komunitas. Anda berlindung kepada guru dan komunitas dalam Latihan.

  11. Transmisi Lima Latihan Sadar Penuh
    • Saudara-saudari, sekarang saatnya mentransmisikan Lima Latihan. Latihan ini punya kapasitas untuk melindungi kehidpan dan menjadi kehidupan menjadi indah. Lima Latihan mendukung kita ke arah damai, ceria, pembebasan, dan pencerahan. Latihan ini merupakan fondasi bagi kebahagiaan individu, kebahagiaan keluarga dan masyarakat. Apabila kita berlatih sesuai dengan Lima Latihan ini, kita sudah berada dalam jalan Bodhisattwa. Lima Latihan melindungi kita agar tidak berbuat kesalahan dan menciptakan penderitaan, ketakutan, dan keputusasaan. Berlatih dalam Lima Latihan ini membantu kita agar mampu membantu kedamaian dan kebahagiaan diri sendiri dan keluar, menghadirkan sukacita dan kedamaian bagi masyarakat. Sekarang saya akan membacakan Lima Latihan. Mohon dengarkan baik-baik dengan pikiran tenang dan jernih. Jawab “Iya, saya siap melaksanakannya” setiap kali anda merasa punya kapasitas untuk menerima, belajar, dan berlatih latihan yang dibacakan.Saudara-saudari, Anda siap?Aspiran: Iya, saya siap.

      Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan belas kasih serta mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis tindakan pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku mengerti bahwa tindakan merusak timbul dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistik, aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, non diskriminasi dan non kemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

      Ini adalah Latihan pertama. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan orang lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan belas kasih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa makin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku sadar sepenuhnya bahwa kebahagiaan berhubungan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, Aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan mata pencaharian benar sehingga aku bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan memutar balik arus pemanasan global.

      Ini adalah Latihan Kedua. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh peyimpangan prilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Tahu bahwa nafsu seksual bukanlah cinta, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, Aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang yang diberitahukan kepada famili dan para sahabat. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, belas kasih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Kita tahu bahwa berlatih cinta sesungguhnya, kita akan terus dilanjutkan dengan indah di masa depan.

      Ini adalah Latihan Ketiga. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, Aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar mendalam demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan perdamaian dalam diriku dan sesama orang lain, ethnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, Aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat memunculkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali kehadiran kemarahan dan kemudian menatap mendalam untuk mengetahui akar permasalahan, terutama akar persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk menunjang kapasitas dalam hal pengertian, cinta kasih, suka cita, dan inklusif, secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

      Ini adalah Latihan keempat. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tidak disertai dengan kesadaran, Aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik secara fisik maupun mental bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam bahan konsumsiku yang terdiri dari empat jenis makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk yang mengandung toksin seperti situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan. Aku akan berlatih kembali pada momen kekinian untuk menyentuh kesegaran, penyembuhan, dan elemen nutrisi dalam diriku dan sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengkonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengkonsumsi dengan sedemikian rupa sehingga bisa memelihara kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani dan kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam cakupan keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

      Ini adalah Latihan kelima. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Saudara-saudari se-Dharma, Anda telah menerima Lima Latihan yang merupakan fondasi dari kebahagiaan dalam keluarga dan masyarakat. Latihan itu merupakan dasar bagi aspirasi Anda untuk membantu orang lain. Anda wajib membaca ulang se-sering mungkin, minimal sebulan sekali, agar pemahaman dan latihan ini bisa tumbuh dalam diri Anda sehari demi sehari. Seremoni pembacaan Lima Latihan ini bisa diadakan di pusat latihan atau di rumah bersama teman-teman. Jika Anda tidak membacakan latihan ini minimal sekali dalam 3 bulan, maka transmisi hari ini dianggap batal. Saudara-saudari dalam komunitas, sebagai siswa dari Dia yang telah Sadar Sepenuhnya (Buddha), Anda seharusnya bersemangat dalam mempraktikkan jalan damai dan kebahagiaan untuk diri Anda sendiri dan semua spesies. Setelah mendengar suara genta, mohon berdiri dan menyentuh bumi sebanyak tiga kali sebagai bentuk rasa syukur kepada tiga permata.

  12. Seremoni Penutup (Membacakan Sertifikat)
    • Para aspiran, saya akan membacakan sertifikat, jika nama Anda disebutkan, mohon maju ke depan untuk menerima sertifikatnya. (Sertifikat lainnya silakan menghubungi fasilitator Dharma Sharing)
  13. Pelimpahan Jasa
    • Mentransmisikan latihan, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
      memberikan manfaat tanpa batas.
      Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
      Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua,
      para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya
      yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
      (GENTA 3x)

Guru Bahagia Mengubah Dunia

Guru Bahagia Mengubah Dunia
Mengundang genta berkesadaran

Mindfulness Class yang diperuntukkan bagi siswa-siswa sekolah Anada sudah berjalan setahun lebih. Tahun ajaran baru saya berinisiatif mengadakan latihan bersama dengan para guru dan staaf administrasi, latihan ini mengambil dari pendekatan Plum Village, mereka menyebutnya Day of Mindfulness (DOM).

Saya juga mengikuti retret mindfulness di Plum Village Hong Kong, berbekal pengalaman tersebut, saya menyiapkan beberapa materi sharing. Walaupun waktu persiapan singkat, namun bahan sudah mencukupi.

Sebuah komunitas adalah ibarat sebuah sungai. Mari kita mengalir seperti sebuah sungai, bukan setetes air. Perubahan kita dapat memperkokoh komunitas. Kebahagiaan ataupun kesedihan kita akan berkontribusi pada kebahagiaan ataupun penderitaan komunitas.

Zen Master Thich Nhat Hanh

Go as a river

Ketika proses pembuatan materi, saya sempat berdiskusi dengan Bhante Nyanabhadra. Beliau sempat berpesan untuk membangun komunitas latihan bersama. Ya, saya mengerti, berlatih bersama akan jauh lebih baik daripada berlatih sendiri. Ketika bersama anak-anak, saya senang karena bisa berlatih bersama mereka sambil mengenalkan mindfulness kepada mereka.

Lalu bagaimana dengan guru-guru? Profesi guru bisa diibaratkan seperti pelari maraton, bukan sprinter. Profesi ini mengharuskan para guru untuk mempertahankan staminanya dari pagi sekolah hingga sore hari sepanjang satu tahun ajaran. Setiap hari (kecuali hari Minggu, tentu saja).

Profesi ini membutuhkan stamina dan energi yang luar biasa karena harus menghadapi puluhan anak murid di kelas, ditambah lagi tuntutan dari orang tua murid, kepala sekolah, yayasan dan dinas pendidikan. Jika tidak terampil menangani emosi, ini akan sangat melelahkan. Tidak heran jika ada beberapa guru menjadi frustasi dan akhirnya berhenti.

Inilah yang menginspirasi saya untuk memulai DOM di sekolah sebulan sekali bagi guru dan staf sekolah. Tujuannya tidak muluk. Saya selalu percaya bahwa guru yang bahagia akan mengubah dunia. Oleh karena itu, guru harus memahami bagaimana mengolah dirinya dengan terampil agar dapat menjadi seorang guru yang bahagia. Berdasarkan pengalaman pribadi, berlatih sadar penuh sangat membantu dan memperkuat diri saya selama setahun ini.

Happy Teachers Will Change The World

Guru yang bahagia akan selalu berusaha menciptakan kelas yang menyenangkan. Guru yang bahagia akan mudah menebarkan kebahagiaan kepada murid-muridnya. Guru yang bahagia bisa mengubah dunia. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa menumbuhkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil dalam dirinya karena keberadaannya di kelas dapat mengubah sebuah generasi.

Untuk DOM perdana ini saya mengambil materi Mindfulness Training yang keempat, yaitu latihan ucapan cinta kasih dan mendengar mendalam. Mengapa latihan ini? Karena latihan ini sangat penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam profesi guru. Kita selalu mendengar, tapi jarang mendengar secara mendalam. Seringkali sebelum lawan bicara selesai berbicara, kita telah menciptakan asumsi sendiri (yang mungkin saja belum tentu benar). Sering juga kita tidak menyadari kata-kata yang kita gunakan dapat melukai lawan bicara. Untuk itu, pada awal latihan saya menjelaskan tentang latihan ini.

Untuk praktiknya, peserta dibagi menjadi tiga kelompok kecil dan masing-masing kelompok diminta untuk berbagi dan bercerita tentang hal-hal apa yang membuat dirinya bahagia. Pertanyaan yang sederhana tapi banyak memberi pencerahan kecil. Ini beberapa jawaban yang diberi oleh para peserta.


“Hal yang membuat saya bahagia adalah ketika tersenyum bertemu siswa atau mendengar salam dari mereka. Juga ketika mengamati anak-anak kompak berkawan, melihat tanaman tumbuh segar dan sehat, dan saat orang lain bisa bahagia karena keberadaan saya.

Saya merasa bahagia ketika bangun pagi tanpa tergesa-gesa, bisa menerima kekurangan diri sendiri, bisa menikmati pekerjaan, saat murid-murid menyapa, minum teh manis dingin di dapur, juga saat makan sambal andaliman buatan dapur sekolah.”


“Saya bahagia bisa ke sekolah dan menjadi guru.

Salah satu hal yang membuat saya bahagia adalah ketika bisa tidur bersama ibu saya.

Mendengar sesama rekan membagi hal-hal yang membuat mereka bahagia ternyata dapat memberi inspirasi. Ketika kita benar-benar dapat mendengar secara mendalam, benih-benih bahagia juga muncul tanpa kita sadari. Tidak sedikit guru yang meneteskan airmatanya ketika mereka berbagi tentang ini.

Pada akhir sesi ini saya menambahkan bahwa bahagia bukanlah tujuan, tetapi bahagia adalah cara kita menikmati hidup. Dapat bersyukur atas banyak hal kecil dan sederhana dalam keseharian kita akan menumbuhkan benih-benih bahagia. Hal itu hanya dapat dilatih ketika kita benar-benar menyadari setiap momen.

Empati dan Galeri

Setelah makan siang dan relaksasi total, saya melanjutkan sesi berikut dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang bisa bebas dipilih oleh para guru. Pertanyaan sederhana tapi lebih bersifat kontemplasi diri. Jawaban yang ditulis harus ditanyakan pada hati kecil terlebih dahulu sebelum dituliskan, seperti ‘Apa yang mengobati kamu ketika merasa lelah?’, ‘Kondisi apa yang paling membuat kamu takut?’, ‘Apa yang menjaga kewarasanmu?’, ‘Apa hubungan benda dengan kebahagiaanmu?’, ‘Apa yang kamu takuti dari rutinitas?’ dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Sepuluh pertanyaan dan jawaban yang mereka tulis pajang seperti galeri lalu saya meminta semua peserta untuk membaca satu-persatu dengan tenang lalu mereka memberi komentar pada jawaban yang menurut mereka yang bisa menginsipirasi, atau menuliskan catatan kecil tanda dukungan pada jawaban yang diberikan.

Pertanyaan yang dipilih dan jawaban yang diberi, jika dibaca secara mendalam dapat membuat kita mengenal si penulis lebih mendalam. Banyak pertanyaan-pertanyaan tersebut belum pernah mereka temukan dan tanyakan kepada diri sendiri sebelumnya. Sesi ini membuat masing-masing peserta menjadi lebih mengenal diri sendiri dan rekan mereka.

Apa kata mereka?

Pada sesi terakhir, para peserta memberi kesan dan pesan atas apa yang telah mereka alami hari itu. Beberapa guru ada yang terkesan pada saat makan siang berkesadaran. Sebagai guru, seringkali waktu makan siang diisi dengan makan terburu-buru. Makan dengan hening dan tanpa tergesa-gesa adalah pengalaman yang menyegarkan bagi mereka.

Ada juga yang menyukai saat relaksasi total dan menikmatinya secara maksimal. Apa pun yang mereka dapatkan hari itu, saya senang mereka semua memberi tanggapan positif dan berharap ini dapat dilakukan secara berkesinambungan.

Satu hari Sabtu itu menjadi hari me-recharge diri, dan yang paling penting, semua menikmatinya dengan relaks. Semoga ini memberi inspirasi bagi para guru dan staf untuk mau berlatih diri terus, menutrisi komunitas di sekolah, dan dapat menjadi guru yang bahagia bagi murid-muridnya.

If we are not happy, if we are not peaceful, we cannot share peace and happiness with others, even those we love, those who live under the same roof. If we are peaceful, if we are happy, we can smile and blossom like a flower, and everyone in our family, our entire society, will benefit from our peace.” 

Zen Master Thich Nhat Hanh
RUMINI LIM, guru sekolah Ananda Bagan Batu, pengajar mindfulness class dan volunteer retret mindfulness

No Lotus No Mud

No Lotus No Mud

Unduh Mp3 klik sini

No Lotus No Mud

Br. Sr. The Nghiem

No lotus no mud, no lotus no mud, no lotus
No lotus no mud, no lotus no mud, no lotus

no mud no lotus, no lotus no mud
not two but one, as breath and blood

No dirt no roses, No roses no dirt
cats know my joys, Until I know my hurt

No mud no lotus, no lotus no mud
not two but one, as breath and blood

No dawn no darkness, no darkness no dawn
Without you here, there would be no song

No mud no lotus, no lotus no mud
not two but one, as breath and blood

my hope in your eyes
your journey in me
two hearts but one
and looking deeply we see

No mud no lotus, no lotus no mud
not two but one, as breath and blood

no birth, no death
life flows through every breath
waking up to a brand new day
everything is gonna be okay
no darkness, no dawn
my heart can sing this song

No lotus no mud, no lotus no mud, no lotus

Retret Untuk Menyirami Benih Positif

Retret Untuk Menyirami Benih Positif

Retret Remaja 2018, kloter ke-1

Retret Hidup Berkesadaran (RHB) adalah wadah atau tempat untuk berlatih menjadi hidup lebih dasar penuh dan dapat hidup dengan prinsip saat ini. RHB 8 kali ini diadakan di Pondok Sadhana Amitayus dengan 2 gelombang. Saya mengikuti 2 gelombang tersebut.

Saya merasakan perbedaan yang begitu drastis dari sebelum dan sesudah retret. Saya rajin untuk mengikuti Retret. Sebelum saya mengikuti retret, saya tidak dapat melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring dan lain sebagainya.

Di retret, kita tidak hanya dilatih untuk sadar penuh akan aktivitas yang kita lakukan, tetapi kita diajarkan untuk hidup mandiri. Jika seseorang mendengar bahwa retret dengan hidup bermeditasi setiap hari begitu membosankan dan sangat malas, maka ternyata itu salah. Retret memang melatih kita untuk bermeditasi, tetapi itu lebih ke rutinitas kita sehari-hari yang dilakukan secara sadar. Sadar saat makan dan minum, berjalan, duduk, berbaring dan sebagainya.

Relaksasi Total

Selama saya mengikuti retret, saya sering mendengar kesan orang yaitu relaksasi total atau meditasi berbaring. Dimana kita dilatih untuk tidur secara sadar dan kalau tertidur adalah suatu bonus. Tidur jenis ini biasanya tidak menghasilkan mimpi. Kita memberikan julukan meditabo (meditasi bobo).

Relaksasi total biasanya disertakan dengan panduan relaksasi total agar kita bisa mendapatkan arahan dan instruksi saat melakukannya. Saya beberapa kali memimpin untuk relaksasi total dan banyak orang yang langsung terlelap bahkan menghasilkan paduan suara yang sangat lucu alias ngorok.

Meditasi Jalan

Pada saat meditasi berjalan, kita dibawa untuk bermeditasi berjalan outdoor. Kita melihat pemandangan gunung yang indah dan sawah yang begitu besar. Melihat ke kiri dan ke kanan terdapat sawah, melihat ke depan terdapat gunung yang menjuntai. Sangat indah sekali.

Saat saya sedang enak untuk berjalan dan menikmati udara segar yang menyegarkan tubuh, mungkin karena saya kurang mindfulness saat berjalan, saya terjilapak (tergeletak) di antara rerumputan. Untung saja rerumputan jadi tidak terlalu sakit. Maka dari itu, saya sadar mengapa kita harus melakukan aktivitas secara mindfulness. Jika sedang bengong atau memikirkan sesuatu, pasti yang saya alami akan terjadi.

Berbagi Tugas

Hal yang paling berkesan juga ada ketika meditasi kerja. Pada saat itu saya adalah volunteer. Saya mendapatkan meditasi kerja di toilet. Aduhh, selama retret, toilet adalah spot meditasi kerja yang paling saya hindari. Saya paling malas untuk menyikat WC dan juga menyedot WC. Kali ini, saya harus meditasi kerja di toilet dan tetap harus menjalaninya. Tugas saya menyikat dan menyedot WC hingga bersih.

Di rumah saja saya tidak pernah menyikat WC dan kali itu adalah kali pertama melakukan hal itu. Membersihkan rambut-rambut yang membuat air menjadi mampet juga harus dibersihkan. Saya merasa jijik tetapi menjadi tantangan.

Membersihkan WC ternyata tidaklah mudah. Tetapi, dengan mendapatkan shift di toilet, saya menjadi belajar cara untuk menyikat WC yang benar dan teman-teman yang lain juga dapat menjadi lebih bertanggung jawab dengan shift yang mereka dapatkan.

Water Flowering

Retret kali ini terdapat sesi water flowering, dimana kita bisa memberikan kesan kepada teman teman melalui tulisan. Kita diminta untuk menempel kertas di punggung dan teman-teman kita akan menuliskan kesan positif kita. Sesi yang paling seru karena heboh. Tujuan sesi itu juga setelah saya mendapatkan kesan dari orang lain untuk kita, sekaligus saya juga dapat mengintropeksi diri saya sendiri.

Manfaat Retret

Dengan mengikuti retret, masing-masing individu akan mendapatkan kesan dan pengalaman yang berharga termasuk saya. Saya menjadi lebih mandiri dari sebelumnya dan mendapatkan nutrisi tubuh dan meninggalkan sejenak kerjaan yang menumpuk di real life activity. Banyak manfaat yang akan didapatkan saat mengikuti retret.

Retret Remaja 2018 Kloter ke-2

Lihat foto di Facebook: Kloter ke-1 dan Kloter ke-2

NUAN, Aktif di Komisi Remaja Wihara Ekayana Arama, volunteer retret hidup berkesadaran, mahasiswa Universitas Pelita Harapan, Jurusan Hukum.

Masa Depan Generasi Muda

Masa Depan Generasi Muda

Young monks and nuns from Plum Village @Borobudur May 2018

Terlepas dari apa pun pendapat seseorang tentang politik pengawasan senjata di Amerika Serikat (AS), gerakan pemuda March for Our Lives pada tanggal 24 Maret yang lalu memperlihatkan semangat besar, kemahiran dan ketelitian intelektual yang dimiliki oleh generasi muda, terutama ketika mereka memiliki semangat besar dalam menghadapi isu yang relevan terhadap kondisi dan masa depan mereka.

Generasi muda merupakan masa depan masyarakat; baik masa depan negara, komunitas religius, maupun keluarga. Untuk itu, generasi muda perlu diberikan pengarahan yang kuat, produktif, serta penuh empati.

Namun, pengarahan saja tidaklah cukup. Generasi muda perlu diberikan ruang untuk mengeksplorasi bakat, mengembangkan keahlian, serta mengekspresikan diri mereka dalam komunitas Buddhis. Dengan demikian, generasi muda bisa berperan serta, menerima peluang dan tanggung jawab kepemimpinan, terutama mampu mendalami dan menjadikan agama Buddha sebagai pola pikir yang relevan dengan generasi mereka.

Gerakan generasi muda dalam menentang kekerasan senjata di seluruh AS bertepatan dengan tren-tren menarik seputar agama Buddha Amerika. Walaupun agama Buddha hanya merupakan sebagian kecil dari jumlah pemeluk agama di negara tersebut (contohnya, hanya terdapat 800.000 orang yang mengakui telah mempraktikkan agama Buddha di California), agama Buddha adalah satu-satunya agama yang mampu menarik pemeluk dari generasi muda – pada tahun 2007, 23% dari pemeluk agama Buddha berusia antara 18 sampai 29 tahun.

Sepuluh tahun kemudian, angka tersebut mencapai 34% (menurut Pew Research Center). Seorang akademisi di Universitas Berkeley, Layne R. Little, menyatakan bahwa agama Buddha mampu berkembang seperti ini berkat persepsi publik yang memandang Dharma sebagai ajaran pragmatis, berfokus pada pemahaman sifat sejati batin, kondisi manusia, serta cara mengurangi penderitaan.

Dengan keadaan dunia yang makin tidak stabil dan tidak menentu, makin banyak organisasi buddhis yang merasa bahwa pendekatan terhadap kepercayaan serta keimanan yang lebih humanis dan aktif, disertai dengan rasa kepedulian terhadap masyarakat, merupakan hal yang penting. Para pendukung ajaran Buddha humanis/aktif telah memimpin selama berpuluh-puluh tahun. Mereka berasal dari tradisi dan daerah yang berbeda-beda, dari Biksu Bodhi ke Thich Nhat Hanh ke Master Hsing Yun.

Kendati demikian gerakan agama Buddha maupun gerakan lainnya membutuhkan semangat, kreativitas, dan kecerdasan generasi muda untuk menyokongnya, terutama ketika dunia menyambut permasalahan-permasalahan baru. Ketika generasi muda diizinkan untuk mengembangkan potensi Bodhisatwa dengan sepenuhnya, maka masyarakat luas bisa merasakan berpuluh kali lipat manfaatnya.

Generasi muda dan institusi harus bekerja sama untuk saling memahami dan terbuka terhadap satu sama lainnya. Hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak ini bisa jadi merupakan kunci untuk menyembuhkan penderitaan dan kegelisahan yang dirasakan pemuda masa kini, serta mungkin memperkenalkan kehidupan dan perspektif baru ke dalam struktur konvensional kita.

Generasi muda masa kini tenggelam dalam pertukaran pengetahuan yang terglobalisasi melalui internet dan media sosial. Karena informasi tentang agama bagi mereka tidak hanya berasal dari orangtua, guru, ataupun komunitas lokal, dan mereka akan terkepung oleh opini-opini yang saling bertentangan (tidak semua opini akan memihak pada agama), generasi muda tidak akan secara otomatis menghubungkan antara kepercayaan beragama dengan institusi yang menyatakan otoritas spiritual.

Walaupun kita mendukung generasi muda untuk mengeksplorasi tradisi Buddhis, kita percaya bahwa eksplorasi itu tidak perlu (atau tidak harus) memiliki penekanan doktrin yang sama dari generasi-generasi lalu. Hal ini dikarenakan walaupun inti Dharma tidak pernah berubah, agama Buddha terus-menerus merespon perkembangan kebutuhan sesuai dengan masyarakat yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Pada tahun 1960, Master Zen Thich Nhat Hanh menulis surat detail kepada seorang pemuda mengenai bentuk latihan religius yang tidak akan bermanfaat baginya, dan yang menurut Thich Nhat Hanh harus ia hindari: “Bagi kebanyakan orang, agama hanyalah sekumpulan aturan dan ritual yang diwariskan oleh keluarga dan masyarakat. Akibat kemalasan atau kurangnya ketertarikan, banyak orang berpuas diri dengan pemahaman dangkal mengenai agama yang mereka peluk. Mereka tidak mempertimbangkan kebenaran ajaran agama tersebut berdasarkan pengalaman mereka sendiri, apalagi mempraktikkan ajaran-ajaran tersebut untuk mengembangkan dan menyembuhkan diri mereka. Orang-orang seperti ini lebih berpeluang untuk mengekspresikan kedogmatisan dan inteloransi.” (Plum Village)

Sebaliknya, Thich Nhat Hanh menyarankan generasi muda bahwa walaupun agama adalah sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri, agama juga merupakan cerminan perjalanan yang sangat personal, yang harus terus-menerus menjadi percakapan internal. “Jika kamu mengikuti suatu agama, jangan menjadi seperti mereka. Pelajari agamamu dengan kemampuan intelektualmu, sampai ke kedalaman dan keindahan ajaran-ajarannya, sehingga agamamu bisa menutrisi kehidupan spiritual.

Agama yang sehat adalah agama yang hidup. Agama harus bisa berkembang dan belajar merespon kesulitan-kesulitan masa kini… Agama harus melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya. Jangan biarkan siapapun menderita atau kehilangan nyawa atas nama agama.” (Plum Village)

Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, apa yang bisa diharapkan oleh generasi muda buddhis? Mereka seharusnya bisa mengharapkan agama Buddha yang menyadari dirinya sendiri, agama Buddha yang tidak memandang remeh pemuda, agama Buddha yang bersedia mengeksplorasi secara terbuka mengenai bagaimana memahami konsep-konsep tradisional.

Sebagai contoh, apakah makna sadar penuh (mindfulness) di era media sosial dan reaksi serta penilaian seketika? Bagaimanakah seseorang menerima pengalaman-pengalaman emosional yang dialami di masa remaja (juga dalam kehidupan) sambil melatih ketidakmelekatan dengan tulus? Kita tidak mampu memberikan jawabannya di sini. Namun, adalah sekolah-sekolah dan para guru yang melibatkan generasi muda dan bersedia mengeksplorasi isu-isu masa kini yang akan mengekspresikan agama Buddha yang tidak lekang oleh waktu.

Dunia makin tidak terduga. Perubahan iklim mengancam masa depan umat manusia. Ini adalah era dominasi teknologi data dan perusahaan-perusahaan raksasa. Tantangan-tantangan yang dihadapi para pendidik, pemimpin dan penyembuh masa depan akan makin penting. Namun jika pemimpin dan institusi spiritual mendukung generasi muda dan sebaliknya, maka tidak ada yang tidak bisa dicapai bersama-sama.

Sumber: Buddhistdoor View: Our Young Future
Terjemahan Bebas oleh: Aya Muhartono