Seremoni Pembacaan 5 Latihan Sadar Penuh

Seremoni Pembacaan 5 Latihan Sadar Penuh

1. Meditasi Duduk

2. Persembahan Dupa

(GENTA 3x)
Harumnya dupa telah mengundang
bodhicitta hadir
Bersamaku, bersamaku sesungguhnya di sini,
sesungguhnya di sini
Harumnya dupa ini
melindungi serta menjaga batin

Oh… harumnya dupa ini
menyatukan kita semua
Dalam pelaksanaan sila samadhi prajnya
Kami datang persembahkan semua

Namo bodhisattwebhyah (GENTA)
Namo mahasattwebhyah (GENTA 2x)

3. Menyentuh Bumi

3.1 Gatha Pembukaan

Yang bersujud dan objek sujud pada hakikatnya sunyata.
Oleh sebab itu komunikasi terjalin sempurna apa adanya.
Pusat latihan kami adalah jaring Indra
memantulkan semua Buddha di setiap sudut.
Diriku berdiri di hadapan setiap Buddha,
Aku berlindung kepadaMu. (GENTA)

3.2 Bersujud

(menyentuh bumi setiap kali bunyi Genta)

Pemimpin:
Mempersembahkan cahaya di Sepuluh Penjuru
Bersama-sama:
Buddha, Dharma, dan Sanggha,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin: 
Mengajar dan hidup melalui kesadaran-penuh
di tengah-tengah penderitaan dan kebingungan,
Bersama-sama:
Buddha Sakyamuni,
Dia yang telah sadar sepenuhnya,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Memancarkan cahaya di semua penjuru
Sumber kehidupan di dunia ini
Bersama-sama:
Mahavairocana Tathagatha,
Ayahnda matahari
Buddha cahaya dan hidup tanpa batas
Kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Memotong tembus ketidaktahuan,
menyadarkan hati dan pikiran kami,
Bersama-sama:
Manjusri, Bodhisattwa Pengertian Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Bekerja dengan penuh kesadaran, penuh suka cita
untuk kepentingan semua makhluk hidup,
Bersama-sama:
Samantabhadra, Bodhisattwa Tindak Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Mendengar secara mendalam,
melayani makhluk dalam cara tanpa batas,
Bersama-sama:
Awalokiteswara, Bodhisattwa Welas Asih Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Tiada ketakutan dan tekun mengarungi
alam-alam penderitaan dan kegelapan
Bersama-sama:
Ksitigarbha, Bodhisattwa Aspirasi Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Benih kesadaran dan cinta kasih
dalam anak-anak dan semua makhluk,
Bersama-sama:
Maitreya, Buddha yang akan datang,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Ibunda semua Buddha, bodhisattwa dan semua makhluk
Menopang dan menyembuhkan semuanya
Bersama-sama:
Bodhisattwa Pertiwi, Ibunda bumi, Permata indah jagad raya
Kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Menunjukkan jalan tanpa rasa takut,
dan penuh welas asih
Bersama-sama:
seluruh guru silsilah leluhur spiritual,
kami bersujud padamu.
(GENTA 2x)


4. Gatha Pembukaan

Namo Sanghyang Ādi Buddhaya (3x) (GENTA)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-sambuddhassa (3x)(GENTA)
Namo Sarva Bodhisattvāya-Mahāsattvāya (3x) (GENTA)

Dharma begitu dalam dan indah,
Kini kami berkesempatan melihat,
mempelajari, dan mempraktikkannya.
Kami bertekad merealisasikan makna sejatinya.
(GENTA)

5. Sutra Hati Prajnaparamita – Wawasan Pembawa ke Pantai Seberang

Avalokiteshvara
merenungkan mendalam
wawasan pembawa ke pantai seberang
seketika sadar bahwa
semua pancaskanda adalah sunyata adanya
merealisasikan ini
teratasi semua duka (G)

Wahai Sariputra,
tubuh ini adalah sunyata
dan sunyata adalah tubuh ini
tubuh ini tiada beda dengan sunyata
dan sunyata tiada beda dengan tubuh ini
begitu juga dengan perasaan,
persepsi, formasi mental,
dan kesadaran. (G)

Wahai Sariputra,
semua fenomena bercirikan sunyata;
sifat dasarnya adalah
tiada lahir tiada mati,
tiada eksis, tiada non eksis,
tiada noda, tiada suci
tiada bertambah tiada berkurang.
Maka itu sunyata,
tubuh, perasaan, persepsi,
formasi mental, dan kesadaran
bukanlah entitas tunggal terpisah. (G)

Delapan belas ranah fenomena
yaitu enam organ indra,
enam objek indra,
dan enam kesadaran
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Dua belas rantai interdependen kemunculan
dan kemusnahannya
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Duka, duka samudaya,
duka nirodha, marga
wawasan dan pencapaian,
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Mereka yang melihat semua ini
tak perlu mencapai apa pun lagi. (G)

Bodhisattwa mempraktikkan
wawasan pembawa ke pantai seberang
tidak melihat adanya penghalang pikiran,
dan karena
tiada lagi penghalang pikiran, semua ketakutan teratasi,
musnahlah semua persepsi keliru
dan merealisasikan nirwana sempurna. (G)

Semua Buddha pada tiga masa
mempraktikkan wawasan pembawa ke pantai seberang
semua mampu mencapai
pencerahan autentik sempurna. (G)

Maka itu Sariputra,
ketahuilah bahwa
wawasan pembawa ke pantai seberang
adalah maha mantra,
maha vidya mantra,
anuttara mantra,
samasama mantra,
kearifan sejati berkekuatan
mengakhiri semua jenis duka. (G)

Maka itu marilah mendaraskan
mantra untuk memuja
wawasan pembawa ke pantai seberang
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!

6. Prosedur Sanghakarman

Master Sanghakarman (MS): Apakah seluruh komunitas sudah berkumpul?
Master Penyelenggara (MP): Seluruh komunitas sudah berkumpul.

MS: Apakah seluruh komunitas hidup harmonis?
MP: Ya, seluruh komunitas hidup harmonis.

MS: Apakah tujuan komunitas berkumpul pada hari ini?
MP: Komunitas berkumpul pada hari ini untuk melaksanakan prosedur sanghakarman untuk membacakan Lima Latihan Sadar-Penuh.

MS: Wahai komunitas, mohon dengarkanlah. Hari ini, pada tanggal _ bulan____ dan tahun_____ telah ditetapkan sebagai hari Pembacaan Lima Latihan Sadar-Penuh. Komunitas telah berkumpul pada waktu yang telah disepakati dan siap membacakan dan mendengarkan latihan ini dengan semangat keharmonisan. Dengan demikian, pembacaan ini bisa dilanjutkan. Apakah pengumuman ini jelas dan lengkap?

Komunitas: Jelas dan lengkap!
(GENTA)

Pengantar: (Dibacakan oleh MS)
Saudara-saudari, sekarang saatnya melafalkan lima latihan sadar penuh, mohon dengarkan. Lima latihan merupakan landasan hidup bahagia. Latihan ini juga mampu melindungai kehidupan dan menjadikan hidup lebih indah dan bermakna. Latihan ini juga merupakan pintu pembuka jalan menuju pencerahan dan pembebasan. Mohon dengarkanlah setiap latihan ini, jawablah “Iya” dalam hati ketika engkau yakin dan telah berupaya untuk belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan sadar penuh sebagaimana yang dibacakan.

MS: Saudara-saudari se-Dharma, Apakah Anda sudah siap?
Komunitas: YA (jawab dalam hati)

MS: Berikut ini adalah Lima Latihan Sadar-Penuh dari Ordo Interbeing:
(MS dan MP secara bergantian membacakan butir latihan)

Latihan Menjunjung Tinggi Kehidupan

Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan welas asih, mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, fauna, flora, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku menyadari bahwa tindakan kekerasan berasal dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistis. Aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, nondiskriminasi dan nonkemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

Ini merupakan latihan sadar penuh pertama. Apakah Anda telah berupaya belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan ini dalam dua minggu terakhir?
[3 x bernapas][GENTA]

Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya

Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan secara pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan pihak lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan welas asih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa makin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku menyadari sepenuhnya bahwa kebahagiaan berkaitan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, dan aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan penghidupan benar sehingga bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan menghentikan kontribusi terhadap perubahan iklim.

Ini merupakan latihan sadar penuh kedua. Apakah Anda telah berupaya belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan ini dalam dua minggu terakhir?
[3 x bernapas][GENTA]

Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya

Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penyimpangan perilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Mengetahui bahwa nafsu seksual dan cinta kasih merupakan dua hal yang berbeda, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, welas asih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Aku menyadari bahwa dengan mempraktikkan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, aku akan terus dilanjutkan dengan indah di masa mendatang.

Ini merupakan latihan sadar penuh ketiga. Apakah Anda telah berupaya belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan ini dalam dua minggu terakhir?
[3 x bernapas] [GENTA]

Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam

Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran penuh dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar dengan welas asih demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan kedamaian dalam diriku dan sesama orang lain, etnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat menumbuhkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali dan menatap mendalam terhadap kemarahanku. Aku tahu bahwa akar kemarahan ada dalam persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat mengakibatkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk memupuk kapasitas pengertian, cinta kasih, suka cita, dan sikap inklusif, serta secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

Ini merupakan latihan sadar penuh keempat. Apakah Anda telah berupaya belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan ini dalam dua minggu terakhir?
[3 x bernapas][GENTA]

Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan

Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tanpa berkesadaran penuh, aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik, secara fisik maupun mental, bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam terhadap cara aku mengonsumsi Empat Jenis Makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk seperti: situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan tertentu yang mengandung toksin. Aku akan berlatih untuk kembali pada momen kekinian untuk menyentuh elemen-elemen kesegaran, penyembuhan, dan nutrisi dalam diriku dan di sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengonsumsi dengan sedemikian rupa agar aku bisa terus menumbuhkan kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani serta kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

Ini merupakan latihan sadar penuh kelima. Apakah Anda telah berupaya belajar, berlatih, dan melaksanakan latihan ini dalam dua minggu terakhir?
[3 x bernapas][GENTA]

Penutup: (dibacakan oleh MS)
Saudara-saudari, kita telah melafalkan lima latihan sadar penuh, latihan yang merupakan fondasi kebahagiaan individu, keluarga, dan masyarakat. Kami hendaknya melafalkan latihan ini sesering mungkin sehingga proses belajar dan berlatih hidup berkesadaran semakin hari semakin dalam.
(GENTA)

7. Tiga Perlindungan

Aku berlindung kepada Buddha,
yang menunjukkan kepadaku jalan dalam kehidupan ini.
Aku berlindung kepada Dharma,
jalan pengertian dan cinta kasih.
Aku berlindung kepada Sanggha,
komunitas yang hidup dalam keharmonisan dan kesadaran-penuh.
(GENTA)

Berada dalam perlindungan Buddha,
aku dengan jelas melihat kejernihan dan keindahan di dunia.
Berada dalam perlindungan Dharma,
aku belajar untuk membuka banyak pintu transformasi.
Berada dalam perlindungan Sanggha,
cahaya tuntunan yang mendukungku,
menjaga latihanku bebas dari gangguan.
(GENTA)

Berlindung kepada Buddha dalam diriku,
aku beraspirasi membantu semua orang menyadari
hakikat pencerahan sejati dirinya sendiri,
untuk merealisasi bodhicitta.
Berlindung kepada Dharma dalam diriku,
aku beraspirasi menolong semua orang
menguasai cara latihan dengan baik,
dan melangkah bersama di jalan pembebasan.
Berlindung kepada Sanggha dalam diriku,
aku beraspirasi menolong semua orang membangun Empat Komunitas,
untuk merangkul semua orang dan mendukung transformasinya.
(GENTA 2x)

7.a Trisarana

Bud-dha yang mu-lia
Pe-nun-juk ja-lan ke pen-ce-ra-han
namo buddhaya

Dhar-ma yang mu-lia
a-ja-ran ka-sih bi-jak-sa-na
namo dharmaya

san-gha yang mu-lia
hi-dup ber-sa-ma da-mai dan har-mo-nis
namo sanghaya

Buddhang saranang gacchami
dharmang saranang gacchami
sanghang saranang gacchami

8a. Berbagi Jasa Kebajikan

Membaca sutra, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
memberikan manfaat tanpa batas.
Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua, para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya
yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
(GENTA 3x)

Saddhu, Saddhu, Saddhu

8b.   Berbagi Jasa Kebajikan

Semoga jasa dan kebajikan
Memperindah Tanah Suci para Buddha
Membalas Empat Budi Besar
Dan menolong mereka di Tiga Alam Sengsara

Semoga mereka yang mendengarkan Dharma ini
Semua bertekad membangkitkan kebodhian
Sampai di akhir kehidupan ini
Bersama-sama lahir di alam bahagia.

8c.   Berbagi Jasa Kebajikan

Sehari telah berlalu
Usia telah berkurang
Bagai ikan kekurangan air
Sungguh tiada kebahagiaan

Wahai komunitas,
berupayalah sekarang juga
seperti memadamkan api di kepala
renungkanlah ketidak-kekalan
tetap terjaga dan jangan lengah

Makhluk tiada batas, aku bertekad membebaskannya
Gagguan batin tiada ujung, aku bertekad memutuskannya
Pintu Dharma tak terukur, aku bertekad mempelajarinya
Buddhadharma tak tertandingi, aku bertekad merealisasikannya

Membaca sutra, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
memberikan manfaat tanpa batas.
Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua, para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
Saddhu, Saddhu, Saddhu (GENTA 3x)

Guru Mencari Muridnya

Guru Mencari Muridnya

Aku mencarimu, wahai anakku,
Di kala sungai dan pegunungan masih terbaring samar.
Aku mencarimu
Ketika engkau masih tertidur lelap
Meskipun terompet kerang telah berulang kali bergema di sepuluh penjuru.
Tanpa meninggalkan gunung purba kita,
Aku memandang ke negeri nan jauh
Dan mengenali jejak kakimu di sana-sini.
Ke mana engkau pergi, anakku?
Ada saatnya halimun datang dan menyelimuti dusun terpencil,
Tetapi engkau masih mengembara di negeri nan jauh.
Aku memanggil namamu melalui setiap napas,
Yakin meskipun engkau tersesat di luar sana,
Engkau akhirnya akan menemukan jalan kembali kepadaku.
Terkadang aku memanifestasikan diriku persis di jalan kecil yang engkau lalui
Tetapi engkau masih memandangku seolah-olah aku orang asing
Engkau tidak bisa melihat hubungan antara kita di kehidupan sebelumnya,
Engkau tidak bisa mengingat tekad lama yang kau ucapkan.
Engkau tidak mengenaliku
Karena batinmu terperangkap dalam bayang-bayang masa depan yang begitu jauh.
Di kehidupan sebelumnya, engkau sering menggandeng tanganku dan kita menikmati berjalan bersama-sama.
Kita duduk bersama kurun waktu lama di kaki pohon pinus tua.
Kita berdiri berdampingan dalam keheningan selama berjam-jam,
Mendengarkan deru angin yang dengan lembut memanggil kita
Dan menatap mega putih berarak-arakkan.
Engkau memungut dan memberikan kepadaku daun merah musim gugur yang pertama
Dan aku menuntunmu melewati hutan bersalju.
Tetapi ke mana pun kita pergi, kita selalu kembali ke gunung purba itu
Dekat dengan bulan dan bintang-bintang
Mengundang lonceng besar berbunyi setiap pagi,
Dan membangunkan semau makhluk agar selalu terjaga.
Kita duduk dengan tenang di gunung An Tu1 bersama Guru Agung Truc Lam2
Di samping pohon-pohon kamboja yang bermekaran.
Kita naik perahu ke laut untuk menyelamatkan manusia perahu saat mereka melintas.
Kita membantu Guru Van Hanh3 merancang ibu kota Thong Long.
Kita membangun bersama pertapaan beratap jerami,
Dan membentangkan jaring untuk menyelamatkan biksuni Trac Tuyen4
Ketika suara pasang naik mendengungkan telinga
Di tepi Sungai Tien Duong.
Bersama kita membuka jalan dan melangkah ke atas angkasa luas di balik angkasa,
Setelah bertahun-tahun bekerja menyobek jaring waktu.
Kita menyimpan cahaya meteor
Dan menjadikannya sebagai pelita untuk menuntun mereka yang ingin pulang
Setelah puluhan tahun mengembara di tempat-tempat nan jauh.
Tetapi masih ada saat-saat ketika benih pengembara di dalam dirimu hidup kembali.
Engkau meninggalkan gurumu, saudara laki-laki dan saudara perempuanmu.
Sendirian engkau pergi…
Aku memandangmu dengan welas asih,
Meskipun aku tahu ini bukanlah perpisahan sejati
(Karena aku sudah ada di dalam setiap sel tubuhmu)
Dan mungkin engkau harus memerankan putra yang hilang sekali lagi.
Itulah alasan aku berjanji ,aku akan hadir di sana untukmu
Kapan pun engkau jatuh di dalam bahaya.
Terkadang engkau terbaring tak sadarkan diri di pasir panas gurun perbatasan.
Aku memanifestasikan diriku sebagai awan untuk memberimu naungan teduh.
Larut malam awan menjadi embun
Dan nektar welas asih menetes butir demi butir untuk engkau minum.
Terkadang engkau duduk di kegelapan jurang yang dalam
Benar-benar terasing dari rumah sejatimu.
Aku memanifestasikan diriku sebagai tangga yang panjang dan dengan ringan melemparkan diriku ke bawah
Agar engkau bisa memanjat ke atas ke tempat bercahaya
Untuk menemukan kembali birunya langit dan suara sungai kecil dan burung-burung.
Terkadang aku mengenalimu di Birmingham,
Di distrik Do Link5 atau New England.
Terkadang aku bertemu engkau di Hang Chou, Xiamen, atau Shanghai.
Terkadang aku menemukanmu di St. Petersburg atau Berlin Timur.
Terkadang, meskipun hanya berusia lima tahun, aku melihatmu dan mengenalimu,
Karena benih Bodhicitta yang engkau bawa di dalam hatimu yang lembut.
Di mana pun aku melihatmu, aku selalu mengangkat tanganku dan memberimu isyarat,
Baik itu di Bac Ninh6, Saigon, atau pelabuhan Thuan An.
Terkadang engkau adalah bulan purnama emas yang menggantung di puncak Gunung Kim Son,
Atau burung kecil yang terbang melintasi hutan Dai Lao7 di malam musim dingin.
Sering kali aku melihatmu
Tetapi engkau tidak melihatku,
Meskipun saat berjalan di dalam halimun sore hari, pakaianmu basah kuyup.
Tetapi akhirnya engkau selalu pulang ke rumah.
Engkau pulang ke rumah dan duduk di kakiku di gunung purba itu,
Mendengarkan burung berkicau dan monyet memekik
Dan gunung bernyanyi, menggema dari Aula Buddha.
Engkau telah kembali kepadaku, memutuskan untuk tidak menjadi pengembara lagi.
Pagi ini burung-burung pagi dengan sukacita menyambut matahari cerah.
Tahukah anakku, mega putih masih melayang di kubah langit?
Di manakah engkau sekarang? Gunung purba itu masih ada di sana
Di momen kekinian,
Meskipun ombak berpuncak putih masih ingin pergi ke arah lain.
Pandanglah lagi, engkau akan melihatku di dalam dirimu dan di setiap daun serta kuncup bunga.
Jika engkau memanggil namaku, engkau akan segera melihatku.
Ke manakah engkau pergi?
Pohon kamboja tua mempersembahkan bunga-bunganya yang harum pagi ini.
Engkau dan aku tidak pernah benar-benar berpisah.
Musim semi telah tiba.
Dedaunan baru pohon pinus telah tumbuh berbentuk jarum berkilauan
Dan di tepi hutan, pohon-pohon plum liar telah berbunga.

Thich Nhat Hanh

Diterjemahkan dari bahasa Vietnam oleh Sister Annabel Chan Duc.

Versi bahasa Indonesia diterjemahkan dari bahasa Inggris dan merujuk pada naskah Vietnam

1Gunung suci di Vietnam Utara, di mana aliran meditasi Bamboo Forest (Hutan Bambu) didirikan.
2Guru Hutan Bambu (Master Truc Lam) yang mendirikan aliran meditasi Bamboo Forest (Hutan Bambu) di abad ke-14.
3Guru meditasi yang di tahun 980 membantu menstabilkan situasi politik di Vietnam dan mencegah pasukan Sung menyerbu negara tersebut.
4Rujukan untuk puisi “Kieu” oleh penyair Nguyen Du. Trac Tuyen adalah nama Dharma Kieu, yang saat dia tidak bisa menanggung penderitaannya lagi, melemparkan dirinya ke dalam Sungai Tien Duong dan diselamatkan oleh kakak perempuan dan gurunya dalam Dharma.
5Suatu distrik di Vietnam Tengah.
6Ibu kota kuno Vietnam di propinsi Bac Ninh. Itu adalah pusat Buddhis yang berkembang sejak awal era Kristen.
7Di perbukitan di dekat Dalat, di mana penulis mendirikan Pusat Latihan Fragrant Palm Leaves. (Daun Palem Harum)

Saling Mencari

Saling Mencari

Telah lama aku mencari-Mu, wahai Begawan,
sejak aku masih belia,
aku telah mendengar seruan Begawan
ketika aku baru saja mulai bernapas.


Aku pergi berkelana
menempuh jalan berisiko
menghadapi begitu banyak bahaya,
menanggung keputusasaan, ketakutan, harapan, dan kenangan.

Sejak lama aku mencari Begawan,
menempuh perjalanan ke wilayah paling jauh,
sangat luas dan liar, mengarungi samudra luas,
melintasi puncak-puncak tertinggi, tersesat di antara awan-awan.
Aku telah terbaring mati, benar-benar sendirian,
di ujung tanduk pasir gurun purba.
Aku menyimpan di dalam hatiku begitu banyak air mata batu.
Aku bahkan pernah bermimpi meneguk setetes embun,
tertampak galaksi nan jauh yang berkilau dengan cahaya gemerlap.

Aku telah meninggalkan jejak kaki di pegunungan surgawi
dan berteriak dari Neraka Avici, kelelahan, gila karena putus asa
karena aku sangat lapar dan kedinginan,
karena aku mendambakan,
karena aku ingin mencari tahu,
siapakah orang yang bermartabat sempurna.

Aku tahu ada keyakinan misterius
dalam rangkulan hatiku,
keyakinan mendalam juga jernih
Di situlah tempat begawan bersemayam.
walaupun aku tidak pernah tahu di mana Begawan berada,
sejak lama aku berfirasat
bahwa Begawan dan aku sesungguhnya satu kesatuan,
lalu jarak di antara kita hanyalah sekilas pemikiran,
tidak lebih jauh daripada jaraknya detakan jantung.

Kemarin sore aku berjalan sendirian,
melihat dedaunan musim gugur berserakan di jalur tua itu,
dan bulan yang cerah, menggantung di atas gerbang,

tiba-tiba tampak seperti bayangan seorang kawan lama.
Bintang bersinar terang melaporkan kehadiranmu,
bahwa Begawan telah hadir di sini.

Semalaman turun hujan nektar,
secepat itu merembes melalui jendela,
di angkasa tertampak hujan badai menggelegar,
Bumi dan langit seolah-olah sedang marah.
Namun, akhirnya hujan di hatiku telah berhenti
awan mendung juga telah berpencar.
Aku menatap melalui jendela,
Bulan sabit telah bersinar kembali,
Bumi dan langit juga sudah tenang kembali.
Melihat pantulan diriku dalam rembulan
Aku melihat diriku sendiri,
terlihatlah Begawan. 

Begawan sedang tersenyum.
Betapa indahnya!
Rembulan kebebasan telah kembali kepadaku,
apa pun dalam benakku hilang seketika.
Sejak momen itu,
dan di setiap momen berikutnya,
aku melihat tiada yang lenyap.
Tiada yang perlu dipulihkan.
bunga mana,
batu seperti apa,
menatapku langsung mengenaliku.
Ke mana pun aku memandang,
aku melihatmu tersenyum oh Begawan
senyuman tanpa-kelahiran dan tanpa-kematian.
Senyuman yang aku terima saat memandang cermin bulan.

Aku melihatmu duduk di sana,
solid bagaikan Gunung Meru,
damai bagaikan napas,
Begawan duduk di situ,
tak pernah absen sama sekali.
Duduk sebagaimana bumi ini
tiada bara api dan badai
Begawan duduk di situ
bebas dan hening sepenuhnya.

Akhirnya,
aku menemukanmu, oh Begawan,
dan aku menemukan diriku.
Air mata berlinang tak tertahankan
Di sana aku duduk.
di bawah langit biru tua,
pegunungan yang tertutup salju terlukis di cakrawala,
dan matahari merah yang bersinar memancarkan kemilau.

Wahai Begawan,
engkau adalah cinta pertamaku.
engkau adalah cinta suci,
Dan aku tidak akan pernah membutuhkan
cinta yang disebut “terakhir”.
Engkau bagaikan sungai spiritual
telah melewati banyak kehidupan
ratusan ribu kelahiran kembali
namun selalu tertampak baru.

Telah lama aku mencarimu, oh Begawan,
sejak aku masih belia
Aku telah mendengar seruan Begawan
ketika aku baru saja mulai bernapas
Begawan adalah kedamaian
Begawan adalah soliditas
Begawan adalah kebebasan
Dialah Tathāgata Buddha 

Aku bertekad memperkuat
sumber kebebasan
sumber soliditas
dipersembahkan kepada semua makhluk
kini dan esok hari.

Hadiah Untuk Thay (Gift for Thay)

Hadiah Untuk Thay (Gift for Thay)

Kepada Thay terkasih, dan para leluhur spiritual yang kami muliakan,

Kami telah hadir di sini sebagai empat lapisan komunitas untuk berlatih dan merayakan hari keberlanjutan dari guru Spiritual kami. Thay yang tanpa gentar telah menunjukan sang jalan, sebagaimana bintang utara memandu pengelana, agar kami tidak tersesat pada pandangan salah tentang kebahagiaan sejati.

Kami mengucap syukur dan merasa beruntung karena berjodoh dengan Para Guru dan Ajaran mulia. Kami menyadari tanpa bimbingan Guru Spiritual yang terampil, akan sulit bagi kami untuk mewujudkan transformasi diri dan transformasi sosial di sekitar kami.

Kami juga menyadari, bahwa praktik yang kami lakukan menjadi wujud dari keberlanjutan para guru dan leluhur spiritual. Di dalam setiap napas maupun langkah yang kami lakukan dengan sadar-penuh, kami dapat melihat kehadiran Guru kami serta para leluhur spiritual ada bersama latihan tersebut. Kami juga mampu melihat, hadirnya keberlanjutan Guru Spiritual kami pada Komunitas berlatih yang harmonis. Thay tidak pernah terpisah dan hilang dalam setiap aktivitas spiritual yang kami lakukan.

Thay yang kami kasihi, kami menyadari semangat idealmu untuk menghadirkan lebih banyak pengertian mendalam dan belas kasih dalam setiap tindakan kami. Melalui seni hidup berkesadaran, Engkau berikan proposal tentang tatanan kehidupan yang lebih baik bagi diri kami dan generasi selanjutnya. Kami menyadari masih banyak kelalaian dalam diri kami, sehingga kami tidak mampu berlatih dengan sungguh-sungguh.

Menyadari hal itu, kami ingin meneguhkan komitmen untuk berlatih sepenuh hati, berlindung pada komunitas tercinta ini, dan menjadi kelanjutan dari Thay dan semua guru dari silsilah leluhur spiritual. Kami bertekad untuk hidup lebih mendalam dengan cara berlatih bernapas dan berjalan berkesadaran dalam kehidupan sehari-hari, karena kami tahu itulah latihan kesukaanmu. Kami juga tahu Thay senang membangun sangha, kami akan melanjutkan tugas membangun persaudaraan kakak dan adik dengan sepenuh hati, walaupun kami sering menghadapi tantangan. Kami tidak akan menyerah untuk praktik, atau meninggalkan komunitas kami, tapi beraspirasi untuk mendengar secara mendalam dan saling membantu, tidak akan meninggalkan siapa pun, walaupun dia menjadi penyebab penderitaan.

Thay yang kami kasihi, pada hari berkelanjutanmu ini, kami persembahkan latihan kami sebagai hadiah untukmu. Semoga kami mampu untuk menghadirkan tatanan dunia yang lebih berwelas asih, dan secara kolektif mampu menghapus kejamnya sikap diskriminasi dan intoleransi yang ada di dalam diri kami dan kesadaran kolektif komunitas kami.

Dear Thay, and our most noble spiritual ancestors,

We have come here today as a fourfold community to practice mindfulness and to celebrate our Spiritual Teacher’s continuation day. Thay, you have unwaveringly guided our paths, as the north star guides travelers, so that we do not lose ourselves in harmful ideations in our journey to true happiness.

We express our boundless gratitude to you and we feel infinitely fortunate for having been destined for The Teachers and Noble Teachings. We realise that without a skilled Spiritual Teacher it would be difficult for us to undergo our self transformation and trigger the social transformation around us.

We realise that our practices are a manifestation of the continuation of our teachers and spiritual ancestors. In every step and breath we take mindfully, we see also our Teacher’s presence in ourselves along with that of our spiritual ancestors. We see the continuation of our Spiritual Teacher in our harmonious Community practices. Thay, you are never separate from and always present in any spiritual activity we do.

Thay whom we love, we admire the spirit in your ideals to bring deeper understanding and more compassion to every aspect of our lives. Through the art of living mindfully, you have given us and our future generations the opportunity to lead better lives. We realise there is still ignorance in our spirits, and therefore we are not yet capable of practicing with full sincerity.

Understanding that, we pledge to strengthen our commitment to our daily practice, seeking refuge in our beloved community, and continuing your ways and the ways of all the teachers amongst our spiritual ancestors. We vow to live life profoundly through breathing and walking mindfully in all the paths of our lives, because we know that that is your favourite practice. We know that you take joy in building sanghas, so we will continue building brotherhoods and sisterhoods with all our hearts, even though at times we may face challenges. We will never give up on our practices or leave our community, and we instead aspire to listen deeply and to help each other. We will never leave behind a member of our community, even if we may sometimes cause each other suffering.

Thay whom we love, on your continuation day today, we offer you our practice as a gift. May we face the challenges the world presents to us with compassion, and together transform the cruelty, discrimination, and intolerance in our hearts and collective consciousness.

oleh: True Forest of Communication – Chân Thông Lâm (真通林)

A New Year’s Beginning Anew

A New Year’s Beginning Anew
Shangha Festival Holiday Retreat in Thai Plum Village

Tahun 2020 sudah kita masuki. Tahun 2019 sudah kita lewati. Tetapi apakah ia benar-benar berlalu? Apakah kita benar-benar siap menyambut tahun yang baru?

Banyak orang suka memakai momentum awal tahun untuk membuat aspirasi baru. Kita menuliskan resolusi dan aspirasi baru dengan aspirasi dan semangat yang baru dan kuat. New Year New Me. Tahun yang baru, saya yang baru. Tahun memang berganti yang baru, tetapi apakah kita juga berubah menjadi kita yang baru? Bagaimana caranya? Menjadi baru bukan berarti sekadar mengubah penampilan luar, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita sebagai pribadi manusia yang baru. Jika kita tidak berubah, maka tidak ada yang baru.

Pada kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia selalu menjalin hubungan, baik dengan sesama manusia atau human relationship (mencakup keluarga, kerabat, teman, kolega, bahkan orang asing) dan dengan bukan manusia atau non-human relationship (mencakup alam, pekerjaaan, perangkat elektronik seperti handphone dan laptop, media sosial, musik, makanan, buku, barang-barang kepemilikan, olah raga, agama, budaya dan adat istiadat, dan lain sebagainya).

Pernahkah kita menyadari berapa banyak dari waktu yang kita miliki satu hari yang kita habiskan pada hal-hal di atas? Apakah lebih banyak pada human relationship atau pada non-human relationship? Lalu bagaimana hubungan dengan diri kita sendiri? Pernahkah kita menjalin persahabatan dengan diri sendiri?

Melihat ke dalam diri sendiri

Sebelum kita melihat bagaimana hubungan dengan orang atau hal lain, mari kita melihat ke dalam diri sendiri terlebih dahulu. Thay selalu mengingatkan kita untuk kembali pada diri sendiri, kembali ke napas dan tubuh kita. Kita sering lupa dengan diri kita. Praktik kembali pada diri sendiri dan merawat diri sendiri adalah penting.

Pertama-tama, ambil posisi yang nyaman untuk duduk atau sitting. Sadari setiap napas masuk dan keluar. Kemudian, tanyakan pada diri, “Apa kabar dengan diri saya saat ini? Bagaimana keadaan diri saya saat ini? Apa yang sedang terjadi dengan diri saya saat ini?” Tawarkan persahabatan dengan diri kita sendiri. Berikan senyum pada diri sendiri dengan kasih sayang. Tumbuhkan welas asih dan kegembiraan pada diri sendiri.

Kegembiraan yang dimaksud bukanlah kegembiraan sesaat seperti bermain game, berbelanja, atau menonton film, melainkan kegembiraan yang lebih dalam, yang dapat bertahan lebih lama, seperti menikmati alam, meditasi jalan atau kegiatan lain yang dapat mendatangkan kegembiraan yang berlangsung lebih lama.

“Jika kita dapat hadir bagi diri sendiri,
kita dapat hadir bagi orang lain.”

Ketika kita kembali pada diri sendiri, kita dapat menemukan orang tua dan para leluhur kita juga ada dalam diri kita. Mereka mewariskan sebagian hal dalam diri kita, melalui gen di sel tubuh ataupun melalui karakter dan sifat. Kita tumbuh bersama itu semua, selain energi kebiasaan dari diri kita dan pengaruh dari lingkungan dan budaya tempat tinggal kita. Dalam diri kita juga terdapat ‘inner child’, diri kita ketika kecil atau muda dulu.

Jika kita melihat lebih mendalam, mungkin kita dapat melihat inner child kita yang terperangkap oleh suatu pengalaman yang tidak mengenakkan di masa kecil. Kita bisa menawarkan persahabatan, welas asih dan kegembiraan pada inner child dalam diri kita, bahkan mungkin kebebasan. Banyak yang bisa kita lakukan ketika kita kembali pada diri sendiri dan melihatnya secara mendalam.

Beginning anew’ dengan diri sendiri

Tidak berbeda dengan ‘beginning anew’ dengan orang lain, kita dapat melakukan langkah pertama dari tahap ini, yaitu flower watering, mengungkapkan apresiasi pada diri sendiri.

“Apa saja yang saya syukuri dari diri saya? Apa saja kebaikan yang ada dalam diri saya? Apa saja kebaikan yang ada dalam hati saya dan tindakan saya? Hal apa dari dalam diri saya yang saya apresiasi?”

Menyadari dan mengetahui kebaikan diri sendiri dapat mendatangkan kegembiraan dan sukacita yang mendalam pada diri.

Langkah kedua adalah mengungkapkan penyesalan kita pada diri sendiri. Mungkin ada interaksi ataupun sesuatu hal yang kurang menyenangkan yang telah kita lakukan pada diri sendiri. Akuilah pada diri sendiri, tetapi jangan menyalahkan diri sendiri.

Langkah ketiga adalah ungkapkan kesulitan yang kita alami bersama diri sendiri. Beri tahu saja, tapi jangan berpikir untuk langsung dapat menyelesaikan masalah yang ada saat itu juga. Ingatlah bahwa dalam diri kita juga ada warisan dari leluhur kita, dan juga pengalaman inner child di masa lalu kita. Jangan menghukum diri sendiri atau membuat diri kita makin menderita lagi. Katakan saja kesulitan yang dialami bersama diri sendiri.

Langkah keempat adalah ungkapkan aspirasi yang ingin dicapai bersama diri sendiri atau minta dukungan pada diri sendiri agar dapat melakukannya lebih baik.

Dalam beginning anew dengan diri sendiri, terkadang tidak perlu melakukan keempat langkah ini sekaligus. Bisa hanya melakukan langkah pertama dan kedua, lalu keempat. Satu lagi, tidak perlu menunggu ketika muncul kesulitan baru kita lakukan beginning anew dengan diri sendiri. Kapan saja ketika kita ingin melakukannya, lakukanlah.

Beginning anew dapat menyegarkan hubungan kita dengan diri sendiri sehingga kita dapat mencintai diri dengan lebih baik lagi. Beri ruang pada diri sendiri, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Jika kita dapat mencintai diri sendiri, kita akan lebih mudah untuk mencintai orang-orang di sekitar kita.

“To be beautiful means to be yourself.
You don’t need to be accepted by others.
You need to accept yourself.”

-Thich Nhat Hanh

RUMINI LIM guru sekolah Ananda di Bagan Batu dan mengajar mindfulness class

Thay Pulang ke Vietnam Setelah Periksa Kesehatan di Thailand

Thay Pulang ke Vietnam Setelah Periksa Kesehatan di Thailand

Wahai Komunitas Terkasih,

Sangha sangat berbahagia untuk mengumumkan bahwa pada 4 Januari 2020, Thay kembali ke Vietnam dan pulang ke vihara Từ Hiếu Root di Từ Hiếu Root setelah menghabiskan lima minggu di Thailand untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Kondisi Thay baik, selera makannya telah pulih, dan masih memiliki semangat yang kuat.

Selama berada di Plum Village Thailang, dekat Taman Nasional Khao Yai, Thay menikmati atmosfer yang damai dari pusat latihan dan mampu menghadiri upacara ordinasi dari empat belas biksu dan biksuni muda di komunitasnya. Thay sedang menantikan untuk melihat renovasi kuil yang baru yang telah selesai di vihara Từ Hiếu, dan kembali ke tanah air beliau saat perayaan tahun baru Lunar akhir bulan ini.

Semoga sangha merasakan Tahun Baru yang damai dan harmonis,

Para biksu dan biksuni Plum Village

Gerakan Berkesadaran

Gerakan Berkesadaran
Be like a flower, source: Lion’s Roar

Setiap gerakan mesti dilakukan tiga kali (atau lebih) sebelum melanjutkan ke berikutnya. Gerakan tubuh harus mengalir dan relaks, hendaknya terlampau cepat. Setiap gerakan dikoordinasikan agar selaras dengan napas. Gerakan-gerakan berkewawasan ini memberikan kesempatan untuk berlatih. Gerakan-gerakan tersebut membantu kita berlatih kepekaan dan menyadari bagaimana interkoneksi antara tubuh, napas, dan pikiran kita.

Gambar dan teks di bawah ini memberikan penjelasan singkat untuk setiap gerakan.

Berdiri tegak dan relaks, mengamati napas beberapa kali. Anda merangkapkan kedua belah tangan kemudian membungkuk hormat kepada komunitas. Setelah ini baru mulai gerakan.

Gerak ke-1

Gerak ke-1

Berdiri tegak dengan kaki sedikit terpisah menghadap ke depan. Pada napas masuk angkat kedua tangan hingga horisontal, luweskan tangan dan telapak menghadap ke bawah. Pada napas keluar, turunkan kedua tangan ke samping lagi.

Gerak Berkesadaran 2
Gerak ke-2

Gerak ke-2

Mulai seperti pada gerakan pertama dengan telapak menghadap ke dalam. Pada napas masuk, angkat tangan sampai di atas kepala, tahan tangan lurus ke atas untuk membuat setengah lingkaran di depan tubuh. Renggangkan tubuh tanpa mengangkat kaki dari tanah. Pada napas keluar, lakukan gerakan berlawanan, turunkan tangan dan tangan dikembalikan ke samping.

Gerak ke-3

Gerak ke-3

Mulai dengan kaki sedikit terpisah dan tangan ditekuk di siku, serta ujung jari menyentuh bagian atas bahu. Tangan berada di bidang yang sama dengan tubuh. Pada napas masuk, renggangkan kedua tangan sehingga tangan sepenuhnya keluar, telapak menghadap ke atas. Pada napas keluar, kembalikan tangan ke posisi awal.

Gerakan ke-4

Gerak ke-4

Awali dengan tangan dan mata menghadap ke depan. Telapak tangan ditangkupkan setinggi pinggang di depan tubuh. Pada napas masuk pertama, angkat tangan dan pertahankan lurus. Tangan tetap menyatu setinggi mata. Terus lakukan gerakan, naikkan tangan ke atas dan dan keluar bahu, kini tangan terpisah. Pada napas keluar pertama, bawa tangan ke belakang tubuh sehingga membuat lingkaran besar kiri dan kanan dengan setiap tangan. Lakukan hingga napas ketiga. Pada napas masuk keempat lakukan gerakan berlawanan, bawa tangan ke atas kepala, kemudian pada napas keluar keempat bawa tangan turun ke posisi awal. Lakukan hingga napas keenam.

Gerakan ke-5

Gerakan ke-5

Berdiri dengan kaki sedikit terpisah dan berkacak pinggang. Mulai dengan membungkuk ke depan, kepala sejajar pinggang, kaki lurus. Pada napas masuk, putar tubuh searah jarum jam, memutari panggul. Anda menggunakan kepala membuat lingkaran lebar tubuh diarahkan ke belakang dan tegak. Pada napas keluar lanjutkan membuat lingkaran hingga posisi awal. Setelah mengulangi siklus ini tiga kali, ulangi gerakan serupa tetapi berputar tubuh berlawanan dengan arah jarum jam.

Gerakan ke-6

Gerakan ke-6

Awali dengan membungkukkan badan ke depan sehingga tangan menggantung ke bawah. Pada napas masuk, angkat tubuh dari pinggang, tangan membentuk setengah lingkaran sehingga merenggang ke atas. Renggangkan seluruh tubuh. Pada napas keluar mengembalikan tubuh ke posisi awal, membungkuk ke depan dan tangan dilonggarkan ke bawah.

Gerakan ke-7

Gerakan ke-7

Berdiri dengan tangan berkacak pinggang dan tumit kaki ditempelkan, kaki depan terbuka membentuk huruf “V“. Pada napas masuk, berjinjit menggunakan ujung jari kaki dan punggung tetap lurus, tekuk lutut untuk membawa tubuh ke arah bawah. Tumit kaki harus tetap menempel. Pada napas keluar, luruskan kaki dan kembali ke posisi awal.

Gerakan ke-8

Gerakan ke-8

Berdiri tegak dengan berkacak pinggang, berdiri dengan kaki lurus. Pada napas masuk pertama, angkat kaki kanan sehingga lutut di bawah pinggang, kaki bagian bawah menggantung ke bawah. Pada napas keluar pertama luruskan kaki bagian bawah sehingga hampir lurus. Lakukan hingga napas ketiga. Lanjutkan proses serupa dengan dengan kaki kiri.

Gerakan ke-9

Gerakan ke-9

Berdiri tegak dengan tangan berkacak pinggang. Pada napas masuk pertama, angkat kaki kanan dan pada napas keluar luruskan dan dorong kaki keluar di depan tubuh dengan kaki menunjuk ke tanah. Pada napas masuk kedua putarkan kaki searah jarum jam, pada napas keluar kedua lanjutkan memutar sampai posisi awal, pertahankan kaki lurus dan membentuk lingkaran sebesar mungkin. Lakukan tiga putaran searah jarum jam, kemudian tiga putaran berlawan dengan arah jarum jam. Setelah selesai, ulangi langkah di atas dengan kaki kiri.

Gerakan ke-10

Gerakan ke-10

Berdiri tegak dengan kaki berjarak satu langkah dari satu sama lainnya. Kaki kiri harus menghadap ke depan dan kaki kanan menunjuk ke sudut kanannya mengarah keluar sisi. Tangan kiri mesti berkacak pinggang kiri dan tangan kanan menunjuk ke arah kaki kanan dengan jari direnggangkan. Wajah mesti menatap ke samping ke arah yang sama dengan kaki kanan. Pada napas masuk tekuk kaki kanan dan angkat tangan kanan, renggangkan dan luruskan ke atas setinggi bahu. Gerakan ini mestinya merenggangkan bagian kiri tubuh. Pada napas keluar, kembalikan tangan ke posisi semula. Setelah melakukan siklus tiga kali, ulangi gerakan pada sisi sebaliknya.

Setelah melengkapi Gerakan Berkesadaran, berdiri dengan telapak tangan disatukan membentuk teratai atau bersikap anjali dan membungkuk ke teman-teman komunitas.

Sadar, Bebas Khawatir dan Belajar Memahami dengan Mindfulness

Sadar, Bebas Khawatir dan Belajar Memahami dengan Mindfulness

Secara umum mindfulness dapat diartikan suatu sikap kesadaran penuh akan diri saat ini. Tidak berpikir ke masa lalu ataupun masa depan atau tidak mengkhawatirkan masa lalu maupun masa depan. Singkatnya, mindfulness dapat diartikan tubuh dan pikiran benar-benar bersatu. Mindfulness itu sadar setiap saat dan fokus pada masa kini. Hal yang menarik dari hal di atas bagi saya pribadi adalah “tidak khawatir ke masa lalu ataupun masa depan.”

Sampai pada akhirnya, dalam suatu acara saya mendengar kalimat ini, “Fokus saja pada masa kini, kalau kamu persiapkan saat ini, maka pada masa yang akan datang kau akan bahagia.” Sama seperti murid akan ujian, kalau dia mulai sekarang atau saat ini belajar, maka dia akan bisa mengikuti ujiannya. Kalimat ini saya dengar ketika mengikuti retret guru pada November 2018 di Sibolangit. Hal tersebut sangat mengubah pola pikir saya.

Di Sini, Saat Ini

Dalam agama saya, ada ayat Alkitab yang mengatakan begini “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Sebenarnya banyak ayat Alkitab lain yang menuliskan tentang kekhawatiran, tetapi saya tetap merasa khawatir. “Bagaimana jika begini? Bagaimana jika begitu? Dan bagaimana akhirnya?” Pertanyaan-pertanyaan demikian sering muncul di kepala saya, tentu saja itu membuat saya sangat khawatir.

Banyak hal yang saya sukai tentang mindfulness, dan banyak hal yang saya pelajari ketika mengikuti Retret dan Day of Mindfulness (DOM). Mindfulness mengubah hidup saya menjadi lebih penyabar dan menjadi sadar penuh akan hal-hal yang saya lakukan. Hidup di saat ini.

Pada meditasi makan, saya belajar mencukupkan makanan yang ingin saya komsumsi, belajar tidak serakah dan belajar mementingkan orang lain yang berada di antrian belakang. Mengunyah makanan lebih dari 24 kali juga baik untuk lambung, baik untuk kesehatan, dan membuat kita kenyang. Ini baik untuk program diet. Hal-hal tersebut juga saya dapat pada pembelajaran mindfulness.

Deep Listening

Penerapan mindfulness pada pembelajaran di sekolah membuat saya banyak belajar, terutama dalam menghadapi orang tua. Ketika ada orang tua yang marah, saya berpikir, “oh…ibu atau bapak ini belum mindful”, atau “oh… ibu atau bapak ini belum belajar mindful.” Mindful mengajari saya untuk banyak belajar.

Pada serangkaian acara pada DOM dan retret, saya paling menyukai meditasi yang saling berhadapan berpasangan. Face to face. Eye to eye. Meditasi ini membuat kita dapat melihat langsung wajah teman kita. Menceritakan hal positif kepada teman. Hanya hal positif.

Bagi saya, hal yang menarik adalah mengetahui hal-hal positif dalam diri yang semula tidak saya ketahui. Saya menjadi tahu bahwa orang lain ternyata memperhatikan saya. Saya juga memiliki kesempatan untuk memberitahu orang lain hal-hal positif yang ada di dalam dirinya, yang mungkin semula tidak dia sadari. Saya yakin itu membuat mereka bahagia, hal tersebut dapat terlihat dari senyum mereka.

Saya pernah mendengar pepatah “jangan terlalu percaya dengan pujian, karena ada orang yang memuji setulus hati, ada yang hanya ingin menguji hati.” Saya termasuk tipe orang yang tidak terlalu suka dengan pujian. Entah bagaimana, pujian justru membuat saya menjadi lebih bersemangat akhir-akhir ini.

Kegiatan Positif

Di sekolah kami sebenarnya sudah pernah melakukan kegiatan ini, saling memberi pujian atau hal positif kepada rekan sekerja. Hal tersebut sangat membantu saya dalam bekerja. Contohnya ketika teman sekerja marah atau melakukan hal-hal yang membuat saya jengkel atau marah, maka saya hanya akan mengingat hal-hal positif yang pernah dia katakan kepada saya, dan hal-hal positif yang pernah saya katakan kepadanya. Ini membantu saya dapat mengontrol emosi saya.

Dampak positif yang saya rasakan setelah mengikuti retret adalah saya menjadi merasa bersalah ketika menceritakan hal-hal negatif tentang seseorang. Rasa bersalah ini terasa karena ketika meditasi “menyirami benih kebaikan” saya bertemu dengan dia. Saat bercerita, kata-katanya yang paling saya ingat adalah, “Saya pun tersiksa memiliki sifat begini Bu, sebenarnya saya tidak mau marah, tapi entah kenapa saya tetap marah”. Saat itu saya pun bertekad untuk tetap memiliki pandangan positif terhadapnya. Dan memang, ketika kita bisa dekat dengan seseorang akan banyak hal-hal positif yang bisa kita lihat pada orang tersebut.

Selain hal positif yang saya katakan kepada teman, hal kedua yang saya dapatkan ketika retret meditasi berhadapan adalah saya juga mencurahkan “uneg-uneg” kepada teman saya. Kemungkinan hal ini bukan masalah untuknya, tapi ini selalu mengganggu saya. Suatu hari dia pernah berkata, “Aku menyesal meninggalkan pekerjaanku kak, menyesal juga meninggalkan pelayananku di gereja.” Tapi setelah dia kembali, dia tidak melakukan hal yang dia katakan. Itu membuat saya kesal dan sedih. Tapi setelah retret itu, dia kembali bersama-sama kami lagi. Yeah….. ! hehehe

Rasa Syukur

Terima kasih saya ucapkan kepada Bhante Y.M Nyanabhadra yang sudah membimbing kami selama retret. Kepada ibu Sri selaku volunteer, kepada ibu Rumini yang selalu memiliki ide-ide, dan kepada bu Merlyna dari Yayasan. Semoga selalu diberkati dan menjadi berkat untuk orang lain.

Saya juga merasa bersyukur selama retret bisa bersama dengan Ibu Lusi dan Ibu Lilis. Mereka adalah ibu dan istri yang luar biasa. Ibu Lilis yang sangat sayang kepada anaknya, dan ibu Lusi yang sangat sayang kepada suaminya. Berada bersama dalam satu kamar selama tiga hari membuat saya lebih banyak mengetahui hal-hal positif tentang mereka.

Bagan batu, 23 Juli 2019
MARISAH TAMPUBOLON, Guru Sekolah Ananda Bagan Batu

Nothing Shall Be Impossible

Nothing Shall Be Impossible
Meditasi Jalan, Retret Edukator Sekolah Ananda, Bagan Batu

September 2018, tahun lalu, saya mengenal istilah BIBO. Sekarang sudah pertengahan 2019. Waktu berlalu begitu cepat. Saya makin akrab dengan BIBO yaitu Breathing In Breathing Out. Istilah unik ini datang dari Sekolah tempat saya mengajar, sekolah Ananda di Bagan Batu.

Ada seorang guru, namanya Rumini, akrab kita sapa Laoshi Ani. Dialah yang mengajarkan BIBO kepada saya lewat metode mindfulness, teknik untuk selalu sadar akan momen kekinian, apakah itu dalam situasi yang baik maupun kurang baik.

Hadir Seutuhnya

Mindfulness adalah keadaan yang ditandai oleh munculnya introspeksi diri, keterbukaan pikiran, refleksi dan penerimaan diri apa adanya dengan sikap positif (M . Jojo Raharjo, 2008). Introspeksi diri membuat saya makin tertarik dengan kegiatan Mindfulness.

Teknik mindfulness mangajarkan saya untuk selalu hadir di sini dan saat ini melalui bernapas masuk dan bernapas keluar (breathing in breathing out). Teknik ini juga mencakup makan dengan berkesadaran agar bisa mempertahankan kesehatan. Kegiatan lain seperti deep relaxation melalui teknik body scanning (pemindaian tubuh). Mencintai alam dengan walking meditation. Meningkatkan rasa syukur lewat “BIBO”.

Saya bahkan mengikuti akun sosial media yang berkaitan dengan praktik mindfulness seperti @plumvillageindonesia dan Thich Nhat Hanh collective quotes. Melalui akun tersebut saya mengenal seorang biksu Zen, Thich Nhat Hanh yang menjadi panutan bagi Buddhis dan non Buddhis di seluruh dunia. Pelopor mindfulness sejati menurut saya.

Berdoa

Mindfulness telah memberi pengaruh positif bagi saya. Simpel, lewat penerapan BIBO. Ada satu kisah waktu kecil hingga sekolah menengah atas. Saya diajarkan untuk rajin berdoa di gereja. Sejak SMP saya sudah ikut melayani Tuhan dengan menjadi guru sekolah minggu di Gereja Kesukuan di kampung saya.

Doa adalah hidup saya. Berdoa sebelum makan, berdoa sebelum tidur, berdoa sesudah bangun tidur, berdoa dalam suka dan duka. Berdoa sudah begitu melekat dalam diri saya.

Ada suatu ketika saya berhenti melakoninya. Alasannya, saya tidak lolos seleksi ke universitas yang saya dambakan. Saya berhenti berdoa sejak itu. Saya tidak tahu mengapa saya berbuat demikian. Mungkin sebagai bentuk tuntutan atau protes ketidakadilan Tuhan pada saat itu.

Saya belum buntu, walau tidak masuk ke universitas negeri yang saya dambakan, saya pun beralih ke universitas swasta. Jurusan yang saya pilih adalah pendidikan bahasa Inggris. Saya lulus sebagai sarjana pendidikan.

Tahun 2018 saya diterima di SD swasta Yayasan Pendidikan Ananda. Di tempat inilah titik balik hubungan saya dengan Tuhan. Saya menerapkan mindfulness lewat praktik BIBO, dan entah mengapa secara alamiah saya merasa mengalami hubungan saya dengan Tuhan membaik.

Melalui mindfulness saya diajarkan untuk hidup bersyukur atas berkat dan keadaan yang saya dapat pada saat ini. Teknik ini Mengajarkan untuk hidup dengan penuh cinta kasih dengan sesama manusia, alam dan juga Tuhan. Saya ”disadarkan” untuk mengubah pola hidup dengan lebih meningkatkan sifat-sifat baik yang ada dalam diri saya.

Sadar Pancaindra

Tanggal 15- 17 Juli 2019 kami kembali mengikuti retret mindfulness yang dihadiri juga oleh seorang biksu. Bagi saya beliau lebih ahli dalam praktik mindfulness tentunya. Saya mendapatkan banyak sekali bahkan terlalu banyak hal-hal baik dalam acara itu. Beliau bernama Bhante Nyanabhadra. Beliau mengajari saya untuk selalu “sadar” pancaindra agar emosi negatif tidak bisa berbuat semena-mena.

Tata cara sifat manusia beliau gambarkan seperti “ruang tamu” dan “gudang”. Di dalam ruang tamu biasanya tempat menjamu para tamu yang datang, emosi apa pun selalu berkumpul di ruang tamu. Di dalam “gudang” merupakan tempat penyimpanan sifat positif dan negatif yang diibaratkan sebagai benih. Jika ada suatu kejadian masuk melalui pancaindra maka menyentuh benih itu lalu muncul di ruang tamu.

Jika lupa menerapkan “BIBO”, maka sifat negatif bisa membuat kekacauan di ruang tamu, membuat kita menjadi manusia yang lebih kental sifat negatifnya. Melalui BIBO juga saya belajar mencintai diri sendiri, sesama dan juga alam, ini membuat saya menjadi lebih kental sifat positifnya. Itulah yang beliau ajarkan kepada kami

Rasa Haru

Saya sangat menyukai sesi sitting meditation di pagi hari. Bhante Nyanabhadra melantunkan syair meditasi pagi, bernyanyi dengan suara lembut dan menyentuh. Seketika hati saya dipenuhi rasa haru. Kesalahan dan dosa-dosa yang saya lakukan terlintas dalam pikiran kemudian menguap begitu saja. Saya makin disadarkan bahwa saya masih belum apa-apa dalam hal berbuat baik terhadap Tuhan, sesama dan lingkungan.

Saya mengutip satu catatan yang sempat saya tulis di dalam note saya. Beliau berkata ”Masa lalu telah pergi, masa depan belum juga tiba, hanya ada satu masa untuk hidup, yaitu masa sekarang.” Lalu saya teringat dengan kutipan dari biksu Thich Nhat Hanh yang berkata ”Because you are alive everything is possible”.

Saya langsung teringat ada ayat di Alkitab yang sangat saya sukai yaitu, Luke 1:37 ”With God nothing shall be imposible”. Saya kemudian menggabungkan kutipan tersebut ke dalam sebuah pemahaman baru “Karena kamu hidup di momen ini, bersama dengan Tuhan, maka segalanya menjadi mungkin”.

Mari BIBO

Pengalaman praktik mindfulness mulai membuat kualitas hidup saya makin membaik. Saat ini saya fokus memperbaiki hubungan saya dengan Tuhan saya. Satu hal yang saya rasakan, mindfulness tidak akan pernah merugikan pelaku mindfulness.

Pedoman saya sebagai pemula di kegiatan ini adalah “When you touch one thing with deep awareness, you touch everything,” ~ Thich Nhan Hanh. Praktik ini memiliki kontribusi positif yang sangat besar bagi saya, semoga demikian juga untuk Anda. Mari ber”BIBO” bersama-sama.

Bita Astuanna Siburian, guru sekolah Ananda, Bagan Batu, Riau.

Berbesar Hati lewat Mindfulness

Berbesar Hati lewat Mindfulness
Foto bersama Retret Guru Sekolah Ananda Bagan Batu, Riau.

Mindfulness merupakan meditasi terapan. Saya bisa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya mencobanya terus setiap hari. Praktik Mindfulness membantu saya mengatasi stress dan menghindari cemas.

Day Of Mindfulness (DOM) adalah istilah yang saya tahu. Saya mendapatkan teknik ini dari Sekolah Ananda Bagan Batu. Sebelumnya saya sama sekali tidak mengenal apa itu Mindfulness. Lalu Ibu Rumini memperkenalkan Mindfulness ini kepada saya.

Praktik ini ternyata membuahkan perubahan pada diri saya. Perubahan ini mungkin kecil, namun ada sebuah keyakinan besar bahwa teknik ini perlahan-lahan mengubah saya menjadi lebih baik lagi.

Momen Positif

Pertama kali saya praktik mindfulness lewat duduk hening di pagi hari dengan diawali suara lonceng tiga kali. Saya bersama teman-teman sekadar duduk hening dan relaks sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

Saya mencoba untuk lebih relaks sepanjang melakukan pekerjaan, saya mengatur napas masuk dan napas keluar. Inilah awal saya mencoba mulai mempraktikkan mindfulness dalam aktivitas sehari-hari terutama untuk diri sendiri.

Banyak hal yang saya dapatkan dari setiap acara DOM yang dilaksanakan di sekolah. DOM pasti selalu bisa membuat saya terkesan dan bahagia. Hati saya menjadi lebih tenang. Setidaknya, setelah DOM ada perubahan positif yang saya rasakan.

Terkadang saya merasa setiap kali selesai DOM pasti ada saja momen positif yang terjadi. Melalui praktik mindfulness ini saya jauh merasa lebih bisa menghargai diri saya sendiri. Makan dengan hening menjadi salah satu hal positif yang saya dapatkan.

Anugerah Tuhan

Makan bersama-sama di meja makan dengan hening tanpa suara dan mengambil makanan secukupnya. Makan dengan penuh kesadaran dan tidak terburu-buru membuat saya lebih mensyukuri hidup ini.

Saya tersentak sadar bahwa selama ini saya belum mensyukuri apa yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan. Saya selalu makan terburu-buru dan ingin cepat selesai apalagi jika sudah lapar. Saya tidak mengunyah makanan dengan baik, sehingga perut saya bisa sakit tiba-tiba ketika diisi makanan dengan tidak teratur.

Sekarang, saya bersama suami sudah mulai perlahan-lahan membiasakan makan dengan hening tanpa suara sambil mensyukuri nikmatnya makanan tersebut. Mungkin memang belum seutuhnya bisa, tapi setidaknya saya sudah mencoba untuk menyayangi diri sendiri lewat pola makan berkesadaran, pelan, dan sehat.

Meredakan Emosi

Napas masuk napas keluar, salah satu praktik mindfulness yang selalu saya coba setiap hari. Ketika saya marah, saya jadi lebih bisa meredakan emosi lewat napas. Di rumah, jika ada hal-hal yang membuat saya kesal, saya berusaha tidak langsung marah.

Saya mencoba untuk bernapas masuk dan keluar, setelah itu saya merasa emosi saya mulai turun. Saya bisa membicarakan baik-baik tentang hal yang membuat saya kesal itu.

Demikian juga ketika ada kejadian tegang seperti berbeda pendapat dengan suami. Saya mencoba untuk mendengarkannya dengan sabar. Setelah mendengar saya menjadi lebih mengerti, lalu kami sama-sama mencari jalan keluar.

Sejak saya mengenal DOM, saya merasa menjadi jauh lebih sabar dalam menghadapi anak-anak di sekolah, terutama dalam proses belajar mengajar di kelas. Saya dapat lebih memahami anak-anak tersebut setiap kali berhadapan dengan tingkah laku mereka.

Berbesar Hati

Sangat banyak manfaat dan hal-hal positif yang saya rasakan. Praktik mindfulness membuat kehidupan sehari-hari saya menjadi lebih tenang dan bahagia. Relasi dengan suami, keluarga, lingkungan sekitar, teman-teman, rekan kerja, serta anak- anak didik saya, mulai terjadi perubahan.

Saya merasa perubahan terjadi dalam diri saya sendiri, bahkan sangat-sangat mengubah cara saya melihat berbagai kejadian hidup. Sebuah momen yang begitu luar biasa yang sudah saya rasakan dari praktik Mindfulness ini adalah bisa membuat saya lebih berbesar hati memaafkan orang lain (ini menurut pengalaman saya).

Kenapa saya mengatakan ini sebuah momen? Karena Mindfulness inilah saya punya kekuatan baru utnuk bisa berdamai dengan diri saya sendiri juga berdamai dengan mereka yang saya anggap menyakiti hati saya.

Di dunia kerja, saya pernah mengalami kesalahpahaman yang terjadi di antara sesama rekan kerja, dengan hati yang ikhlas saya berdamai dan melepaskan beban yang ada di dalam hati.

Banyak hal baik yang sudah terjadi dari awal saya mengikuti kegiatan DOM ini di sekolah saya, kegiatan yang bisa membuat hati saya jauh lebih tenang dan bahagia daripada sebelumnya.

Bersama-sama

Saya punya cerita kecil tentang retret bersama Bhante Nyanabhadra di pertengahan Juli 2019. Retret itu memberi kesan yang sangat sangat mendalam. Sejak awal hingga akhir retret banyak hal positif yang saya rasakan.

Kami bernyanyi bersama-sama, makan bersama dengan hening penuh kesadaran, duduk hening di pagi hari, relaksasi total, menonton bersama, meditasi teh sambil sharing, jalan berkesadaran, circle sharing dan hal-hal yang lain yang buat saya bahagia selama mengikuti retret itu.

Oh ya noble silent. Saya entah mengapa sangat menyukai latihan itu. Begitu selesai acara pada malam hari, kami masuk kamar lalu benar-benar menggunakan waktu istirahat untuk tidur tanpa mengobrol dengan teman-teman sekamar dan melakukan aktivitas apa pun.

Saya sungguh merasakan manfaatnya dari noble silent. Pagi hari saya bangun, badan dan mata menjadi lebih segar karena tidur tepat waktu. Saya pun berinisiatif akan mencoba melakukan noble silent ini di rumah. Semoga saya bisa!

Berdamai

Pada hari terakhir, saya membuat suatu momen yang akan selalu saya ingat, yaitu berdamai dengan diri sendiri! Ya hari itu saya berusaha keras untuk mampu berdamai dengan diri saya sendiri. Meminta maaf dan mau memaafkan orang yang saya anggap menyakiti hati saya.

Kesalahpahaman yang terjadi di antara saya dan rekan kerja selama ini bisa saya atasi dengan akhir bahagia. Rasa sakit hati yang selama ini sulit untuk saya maafkan, akhirnya saya mencoba berdamai dengan hati saya agar bisa memaafkan rekan saya.

Semoga praktik Mindfulness ini dapat lebih saya terapkan di kehidupan sehari-hari.
Terima kasih Bhante Y.M Nyanabhadra
Terima kasih Ibu Sri Astuti
Terima kasih Ibu Merlyna
Terima kasih Ibu Rumini Lim
Terima kasih teman-teman seperjuangan di Yayasan Pendidikan Ananda

Riama Juni Wanti Rajagukguk, Guru Sekolah Ananda, Bagan Batu, Riau.

14 Syair untuk Meditasi oleh Thich Nhat Hanh

14 Syair untuk Meditasi oleh Thich Nhat Hanh

Thich Nhat Hanh
Buku Pendarasan Plum Village

1

Bagai sepasang sayap burung,
praktik berhenti (śamatha)
dan menatap mendalam (vipaśyanā)
saling menopang
Satu kesatuan berdampingan

2

Śamatha adalah praktik berhenti,
agar saya bisa mengenali dan menyentuh,
menutrisi dan menyembuhkan,
menenangkan dan melahirkan konsentrasi

3

Vipaśyanā adalah menatap mendalam
tentang sifat sejati dari pancaskandha
agar saya dapat menumbuhkan pengertian
dan mentransformasikan penderitaan

4

Napas dan langkah saya memungkinkan
saya membangkitkan energi kewawasan
sehingga saya bisa menyadari dan menyentuh
keajaiban kehidupan di dalam dan di sekeliling

5

Menenangkan tubuh dan pikiran
menerima nutrisi dan penyembuhan
melindungi ke-enam indra
saya tetap terkonsentrasikan

6

Menatap mendalam ke dalam inti realitas
untuk melihat sifat sejati berbagai fenomena
mempraktikkan vipaśyanā membuat saya bisa
melepaskan segala dambaan, nafsu, dan ketakutan

7

Berada dalam momen kini dengan damai
mentransformasikan energi kebiasaan
menumbuhkan energi pengertian membebaskan
saya dari kegelapan batin dan kepedihan

8

Ketidakekalan dan ‘tiada aku’ sesungguhnya satu
Tiada aku menyatu dengan saling ketergantungan
menyatu dengan kekosongan, menyatu dengan sebutan konvensional
menyatu dengan jalan tengah, menyatu dengan interbeing

9

Kekosongan, tiada label, dan tiada tujuan
membebaskan saya dari penderitaan
agar dalam latihan keseharian
Saya tidak terjebak dalam intelektual belaka

10

Nirwana adalah non pencapaian
Pencerahan seketika atau bertahap tiada bedanya
Realisasi sejati adalah hidup dengan bebas
saat ini pada momen ini

11

Sutra-sutra intisari, seperti
wejangan tentang Pernapasan Berkewawasan
dan Empat Landasan Kewawasan
menunjukkan kepada saya jalan mentransformasi
tubuh dan pikiran, langkah demi langkah

12

Sutra-sutra dan ajaran-ajaran Mahayana
membuka banyak gerbang lebar dan segar
memungkinkan saya memasuki kedalaman arus
meditasi yang mengalir dari sumber asal ajaran Buddha

13

Tidak mendiskriminasi
semua latihan yang diajarkan oleh
Tathagata dan guru-guru leluhur
Empat Kebenaran Mulia terjalin dengan sempurna
Mesti menjadi dasar dari transmisi autentik

14

Didukung oleh Tubuh Sanggha
Latihan saya mengalir lebih mudah
memungkinkan saya untuk menyadari dengan cepat
tekad terbesar saya untuk mencintai dan memahami semua mahkluk

Alih Bahasa: Endah & Finny Owen