Mindfulness Class: Meditasi Jeruk

Mindfulness Class: Meditasi Jeruk

“Meditation is a matter of enjoyment. When you are offered an orange, there must be a way to eat your orange that can bring you happiness. You can eat your orange in such a way that you are truly present.”

Selama dua minggu bulan Oktober 2017 yang lalu, seluruh kelas SD dan SMP bergiliran melakukan meditasi jeruk. Ternyata banyak anak yang menyukai proses ini, proses menikmati sebuah jeruk dengan sadar penuh. Melihat dan merasakan kulit luar dan dalam, mencium wanginya, mengunyah dan merasakan manis asamnya buah tersebut serta menikmati setiap potongan secara perlahan.

Meditasi Jeruk

Terinspirasi dari Br. Pháp Khởi, materi meditasi jeruk kali ini saya bawakan dengan cara mendongeng pada anak-anak. Anak-anak sempat terkejut ketika melihat saya seolah-olah dapat mendengar suara buah jeruk yang ada di tangan saya berbisik di telinga saya. Mungkin mereka berpikir, “Bisa-bisanya laoshi mengajak bicara buah jeruk.”
Tapi yang terpenting mereka menangkap materi yang saya sampaikan. Hahaha..

Setelah selesai saya meminta mereka menulis pengalaman mereka dalam kegiatan ini.

Ada seorang anak menuliskan, “Pengalaman ini menyenangkan karena membuatku tahu bahwa jeruk itu juga memiliki kehidupan mirip dengan manusia.

Seorang anak lain menulis, “Saya sangat terkesan dengan meditasi jeruk. Tidak disangka ternyata meditasi ini lebih nikmat. Tadi saya mendapat jeruk yang asam. Pada awalnya saya memakan jeruk ini terasa asam. Tapi lama kelamaan ketika saya makan dengan pelan dan nikmat, jeruk ini terasa manis + asam (sedikit).

Ada juga yang menulis, “Sangat menyenangkan bisa duduk tenang dan berkumpul bersama guru dan teman-teman sambil merasakan buah jeruk secara mendalam.

Semoga pengalaman ini membawa kesan yang mendalam bagi mereka. Andai ada yang mendapat jeruk yang asam, berulat atau bahkan yang tidak suka makan jeruk, paling tidak mereka akan mengingat kisah yang diceritakan. Kisah bagaimana buah jeruk yang berada di tangan kita itu adalah sebenarnya sedang melakukan sebuah perjalanan. Perjalanan untuk bertransformasi dari sebuah bunga putih yang kecil dan wangi yang kemudian menjadi buah jeruk, hingga akhirnya berada di tubuh kita untuk memberi nutrisi bagi tubuh kita. (Rumini Lim)*

“And when the fruit is gone, let the experience linger, awakening gratitude and joy.”

*Guru Sekolah Ananda di Bagan Batu, ia mengajar mindfulness class

Mindfulness Class: Genta Kesadaran

Mindfulness Class: Genta Kesadaran

“Sesibuk apapun kita, ingatlah untuk selalu kembali ke napas.
Sadari setiap tarikan napas masuk dan keluar.
Karena saat inilah saat terpenting.
Bukan tadi, bukan nanti.”

Pada awal semester ganjil tahun 2017 yang lalu saya memperkenalkan teman baru pada semua murid, dari PG, TK, SD hingga SMP. Sebuah genta kesadaran mungil yang akan selalu menemani saya ketika bersama mereka. Ketika mendengar suara genta diundang, mereka dibiasakan untuk hening dan memperhatikan napas. Dan suara genta ini akan mereka dengar setiap harinya terutama ketika saat berkumpul makan pagi bersama.

Sebelum kontemplasi makanan dibacakan, mereka akan hening mendengar suara indah ini. Begitu juga setelah selesai bersantap. Sejak itu guru-guru tidak perlu berteriak lagi agar mereka hening sebelum makan. Suara genta ini sangat membantu mereka untuk hening sejenak dan kembali ke napas.

Siswa mengundang genta

Sekarang, bahkan murid-murid berebutan meminta izin untuk dapat belajar mengundang genta secara bergiliran saat makan pagi bersama. Terkadang saya sengaja memilih anak yang aktif untuk melakukannya, agar mereka belajar memperhatikan napas ketika mengundang genta. Terkadang saya memilih anak yang terlihat kurang percaya diri untuk melakukannya, atau untuk membacakan kontemplasi makanan, agar memupuk rasa percaya diri mereka. Sekarang saat makan pagi bersama menjadi salah satu momen yang menyenangkan bagi kami (para guru dan murid) setiap pagi.

“Listen, listen.. this wonderful sound, it brings me back to my true home. ~ Thich Nhat Hanh”


Aaron Carter mengundang lonceng

Namanya Aaron Carter Sahdat, duduk di kelas 1 SD. Aaron anak baik, tidak suka mengganggu temannya juga tidak cengeng. Satu kepolosan dia, dia tidak bisa duduk tenang di kelas dan selalu ingin mencari perhatian ibu gurunya.

Ketika makan pagi, Aaron selalu duduk paling ujung depan, jadi dia biasa melihat saya mengundang genta. Ketika kakak-kakak kelasnya bergiliran membaca kontemplasi makanan setiap pagi, dia lebih tertarik dengan suara genta. Berkali-kali dia bilang, “Laoshi, Aaron mau ngundang lonceng.”

Awalnya saya ragu. Tapi satu pagi saya panggil dia ke depan menemani saya mengundang genta. Telapak tangannya berada di antara genta dan telapak tangan saya. Saya memintanya untuk menarik napas sebelum membangunkan genta. Kembali bernapas tiga kali setiap kali genta diundang. Dan ternyata dia bisa mengikuti dengan baik. Dan dia sangat senang diperbolehkan melakukan itu.

Tidak disangka, sekarang dia sudah bisa mengundang genta sendiri tanpa ditemani lagi. Dan kata wali kelasnya, Aaron sekarang berubah banyak. Sudah mau menulis dan belajar di kelas. Kedewasaannya mulai bertumbuh tampaknya. (Rumini Lim)*

*Guru Sekolah Ananda di Bagan Batu, ia mengajar mindfulness class

Mindfulness Class: Hidup Sadar Penuh Bagi Murid Sekolah

Mindfulness Class: Hidup Sadar Penuh Bagi Murid Sekolah
Happy Teachers Change The World

Ada yang berbeda sejak awal tahun pelajaran bulan Juli lalu bagi murid-murid Sekolah Ananda. Sebuah kelas baru diperkenalkan kepada semua kelas SD dan SMP. Namanya ‘Mindfulness Class’. Terdapat dua ruang kelas khusus untuk mendukung program ini. Satu ruang khusus untuk kegiatan total relaksasi, dan satu lagi sebagai tempat pertemuan ketika pelajaran ini berlangsung. Dua minggu sekali murid-murid SD bergiliran akan mencicipi pengalaman baru di setiap pertemuannya. Bagi siswa SMP mereka mendapat jadwal lebih intens, seminggu sekali.

Materi yang diberikan adalah hampir sama dengan kegiatan retret hidup berkesadaran versi Plum Village, hanya saja ini tidak dilakukan sekaligus dalam kurun waktu tertentu. Meditasi jeruk, meditasi biskuit, meditasi jalan, meditasi gerak, meditasi berbaring, meditasi kerikil, dan meditasi kerja adalah bagian dari materi kelas ini sepanjang dua semester.

Satu semester telah berjalan dengan baik. Senang anak-anak banyak yang menyukai kelas ini. Sebagian materi utama telah dilaksanakan. Pada setiap pertemuan bukan hanya mereka yang berlatih, tapi saya juga. Kami berlatih bersama seperti sebuah sungai, sebagai sebuah komunitas, dan rasanya sangat menyenangkan. (Rumini Lim)*

*Guru Sekolah Ananda di Bagan Batu, ia mengajar mindfulness class

Ternyata Anak-anak Juga Bisa

Ternyata Anak-anak Juga Bisa


Sekolah dasar Pusaka Abadi terletak di Jl. V No 26-28 Pejagalan, Penjaringan, Teluk Gong, Jakarta Utara di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pusaka Abadi Mulia. Setiap tahun sekolah kami mengadakan kegiatan Kerohanian yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai religius pada siswa. Kegiatan kerohanian Buddha seperti perayaan hari besar Waisak dan Pekan Penghayatan Dhamma (PPD).

Tahun ini adalah kali kedua kerohanian Buddha SD Pusaka Abadi melaksanakan PPD di Pondok Sadhana Amitayus, Cipayung Bogor. Selain tempatnya sangat representatif untuk anak-anak, di sini kegiatan langsung dibimbing oleh monastik yang sudah berpengalaman dan dekat dengan anak.

Kegiatan-kegiatan menarik yang diikuti oleh siswa selama PPD seperti: pembiasaan meditasi makan, relaksasi total (meditasi baring), melatih sila, pembiasaan mencuci piring setelah makan, mendengarkan Dharma, belajar bernyanyi lagu Buddhis dalam bahasa Inggris dan Mandarin, dan pembiasaan memperhatikan keluar masuknya napas saat mendengar lonceng dan dentang jam dinding.

Selama kegiatan PPD di Pondok Sadhana Amitayus, kami mengharapkan murid-murid SD Pusaka Abadi menjadi anak yang baik, lebih disiplin dan bertanggung jawab sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami semua di sana sangat senang, tempatnya nyaman, suasananya tenang, pemandangannya indah, dan ajarannya luar biasa.

Kami sebagai guru merasa bangga melihat anak-anak bisa mengikuti kegiatan PPD dengan baik. Misalnya pada saat makan, mereka mau menghabiskan semua makanan yang sudah diambil tanpa sisa dan makan tanpa bersuara selama 15 menit, padahal ketika makan di sekolah mereka selalu terburu-buru, sambil ngobrol dan sering makanan tidak habis.

Memang untuk hari pertama anak-anak kaget dengan pembiasaan meditasi makan, tetapi hari berikutnya mereka semua memahami dan mengikutinya dengan baik. Kami berharap bimbingan seperti ini bisa berkelanjutan di tahun depan, supaya anak-anak menjadi manusia yang memiliki sila, kesadaran, kesabaran, dan lebih konsentrasi pada setiap kegiatan yang dilakukan.

Kami dari pihak SD Pusaka Abadi mengucapkan terima kasih kepada Wihara Ekayana dan Bhante Nyanagupta yang sudah memberikan izin untuk kami melaksanakan kegiatan PPD di Pondok Sadhana Amitayus. Kepada Bhante Nyanabhadra dan Samanera Bhadraprana. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga sudah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing anak-anak kami dengan sabar. Apabila kami ada sikap yang tidak berkenan mohon dimaafkan dan untuk kekurangan, kami akan perbaiki sehingga tahun depan sikap kami akan lebih baik. Kami berdoa semoga ada karma baik bisa belajar kembali di Pondok Sadhana Amitayus. (Puji)

Apa Itu Meditasi?

Apa Itu Meditasi?

Pusat Meditasi Kayagata Sati, Cibodas Jawa Barat
Minggu, 28 Mei 2017 YM. Bhiksu Phap Kham mengupas tentang meditasi. Beliau adalah bhiksu senior yang ada dalam pelatihan meditasi yang terkemas dalam Mindfulness Retreat yang diadakan oleh Pusdiklat Buddhis Bodhidharma Jakarta dan Plum Village Perancis pada tanggal 24-28 Mei 2017. Ketika dalam sesi terakhir dari Retreat yang sangat bermanfaat ini YM. Bhiksu Phap Kham menyampikan Ceramah Dhamma tentang Meditasi. Beliau mengatakan “ Meditasi dapat diibaratkan seperti mengkoneksikan kedalam diri sendiri, Hidup Bersama dan Harmonis, dan hal ini merupakan Pedoman dalam tradisi Buddhis”.

Meditasi dapat mengubah Derita dan Rasa Sakit menjadi sebuah pencerahan menuju kebahagiaan. Kemudian beliau menerangkan cerita Kisah Wanita Murid Sang Buddha yang kaya raya yang hingga akhirnya tidak memiliki apa-apa, namun beruntung bertemu dengan Sang Buddha sehingga pada akhirnya mencapai ketenangan dan kesucian batin. Wanita itu adalah Pattacara. Ketika Pattacara sudah kehilangan kedua anaknya, suaminya, ayah dan ibunya, seluruh keluarganya, seluruh harta bendanya, dengan kalimat “BAWALAH PIKIRANMU KEMBALI” yang di ungkapkan oleh Sang Buddha, kemudian Pattacara sadar dan kemudian memohon kepada Sang Buddha untuk diangkat menjadi muridnya, Sang Buddha pun mengangkat beliau menjadi muridnya. Kemudian dengan latihan praktek Dhamma dan meditasi Bhikkhuni Pattacara mencapai pencerahan.

Meditasi dapat dikatakan melihat mendalam dan melihat hakikat asli fenomena di sekeliling kita. Fenomena dapat digambarkan seperti kejadian di kehidupan kita ada perasaan, persepsi, suara, bunga mekar, tempat kerja, keadaan ,dll.

Dua Tahap Meditasi menurut YM. Bhiksu Phap Kham adalah:

  1. Samatha Bhavana adalah meditasi ketenangan batin, dapat dikatakan juga berhenti yang dapat menjadikan ketenangan dan keheningan. Dalam aplikasinya kita tidak perlu tergesa-gesa dalam melakukan tindakan. Pikirannya tenang dan damai
  2. Vippasana Bhavana adalah meditasi Pandangan Terang atau Melihat mendalam. Merenungkan dari segala fenomena di sekitar kita secara mendalam, jika hal ini sukses maka akan tumbuh kebijaksanaan.

Fenomena yang paling dekat dengan kita adalah napas. Dengan memperhatikan napas masuk dan keluar dapat mengendalikan diri ini lebih dalam, dan paham napas masuk dan keluar dengan pengamatan.
Dengan melihat hakikat sesuatu lebih mendalam bahwa fenomena itu Tidak Kekal (anicca), tanpa Aku (anatta) dan Nirvana adalah non dualitas atau kebahagiaan sejati. Itulah yang harus dikembangkan ketika kita melatih meditasi.

Begitu juga pikiran untuk mencintai tanpa syarat dalam meditasi juga harus dikembangkan, sehingga pikiran tidak terdiskriminasi. Dengan Sadar Penuh kita dapat melihat kebahagiaan. Dalam meditasi kita dapat melihat sesuatu lebih jernih tidak berwarna. Emosi adalah sebab dari pandangan kita menjadi berwarna dan tidak jernih. Maka itu dengan melatih meditasi kejernihan pikiran akan kita raih dan kebahagiaan akan segera datang dalam diri kita.

Intinya dengan meditasi menyadari Napas, apabila pernafasan stabil maka napas Anda bisa menjadi tempat berlindung. Bagaimana pun suasana dalam pikiran-pikiran, perasaan, dan persepsi, pernapasan selalu ada seperti seorang teman setia. Kapan pun merasa terhanyut , atau tenggelam ke dalam rencana, atau pikiran acak tersebar berantakan dalam kekhawatiran dan gelisah, Anda dengan lembut menarik lagi perhatian pada pernapasan untuk menenangkan dan melabuhkan pikiran. Anda merasakan aliran udara yang masuk dan keluar melalui hidung. Merasakan betapa ringan dan alami, napas demikian memberi ketenangan dan kedamaian. Kapan pun Anda berada dalam aktivitas. Barangkali Anda ingin mengucapkan dalam hati :

“ Napas Masuk Aku Tahu ini Napas Masuk…..
Napas Keluar Aku Tahu ini Napas Keluar…”

Anda tidak perlu mengendalikan pernapasan. Rasakan pernapasan natural sebagaimana adanya. Bisa jadi panjang atau pendek, dalam atau dangkal. Dengan demikian napas menjadi lebih perlahan dan mendalam.
Napas sadar penuh merupakan kunci untuk menyatukan tubuh dan pikiran serta membawa energi sadar penuh setiap saat dari kehidupan. (Jurnalistik : Roch Aksiadi)

Semoga Semua Makhluk Berbahagia….
Sadhu….

Sumber: http://tisarana.net/ceramah/apa-itu-meditasi-by-ym-bhiksu-phap-kham/

Kesadaran Penuh

Kesadaran Penuh

Kesadar penuh (Eling / sadar-penuh / kewawasan) adalah kekuatan dari keadaan sadar dan terjaga akan saat kini. Ini adalah latihan berkelanjutan dari menyentuh kehidupan secara mendalam setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Berlatih sadar-penuh berarti menjadi hidup sesungguhnya, hadir sepenuhnya di hadapan seseorang juga mereka yang berada di sekitar kita, begitu juga sadar sepenuhnya terhadap apa pun yang sedang kita lakukan. Kita menyelaraskan tubuh dan pikiran kita saat kita mencuci piring, mengendarai mobil, mandi pagi dan sebagainya. Demikianlah yang kami lakukan di Plum Village, kami berjalan, bekerja, makan dengan sadar-penuh. Kita melatih perhatian penuh setiap saat sepanjang hari dan tidak hanya di aula meditasi saja, tetapi juga di dapur, toilet, di dalam kamar dan ketika kami berjalan dari tempat ke tempat lain.

Dalam latihan bersama sebagai sebuah komunitas, latihan kesadaran kita menjadi lebih menyenangkan, santai dan mulus. Kita adalah genta kesadaran bagi satu sama lain, saling mendukung dan mengingatkan di sepanjang waktu latihan. Dengan dukungan dari komunitas, kita dapat berlatih untuk menghadirkan kedamaian dan sukacita di dalam dan di sekitar kita, sebagai hadiah bagi mereka semua yang kita cintai. Kita dapat memupuk rasa damai dan bebas—kokoh dalam aspirasi kita yang paling tinggi dan bebas dari ketakutan, kesalahpahaman, dan penderitaan.

Teman-teman yang baik, mari kita berusaha kreatif dan terampil dalam latihan, melakukan setiap aspek pelatihan dengan keingin tahuan. Mari kita berlatih dengan pengertian dan bukan hanya untuk bentuk luar saja. Nikmati latihan di sini dengan santai dan lembut, pandangan terbuka dan hati yang siap menerima.

Makan Bersama

Makan Bersama

Makan makanan bersama-sama adalah sebuah latihan yang meditatif. Seharusnya kita berusaha untuk mempersembahkan kehadiran kita di setiap saat makan. Selagi kita menyajikan makanan kita sudah bisa memulai latihan. Melayani diri kita, kita menyadari bahwa banyak elemen, seperti hujan, sinar mentari, bumi, udara, dan kasih, semuanya telah menyatu untuk membentuk makanan yang hebat ini. Kenyataannya, melalui makanan ini kita melihat bahwa seluruh alam semesta tengah menyokong keberadaan kita.

Kita sadar akan keseluruhan Sangha seperti kita melayani diri kita dan seharusnya kita mengambil sejumlah makanan yang baik bagi kita. Sebelum makan genta akan dibunyikan sebanyak tiga kali dan kita bisa menikmati pernafasan masuk dan keluar sementara mempraktikkan kelima perenungan.

  1. Makanan ini adalah anugerah dari alam semesta: Bumi, Langit, berbagai makhluk hidup, dan hasil kerja keras
  2. Semoga kita makan dengan sadar-penuh dan syukur sehingga kita layak menyantap makanan ini
  3. Semoga kita mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental yang tidak sehat, terutama keserakahan, dan belajar makan secukupnya
  4. Semoga kita bisa terus menjaga welas asih agar tetap hidup dengan makan sedemikian rupa sehingga dapat meringankan penderitaan semua makhluk, melestarikan planet kita, dan mengurangi efek perubahan iklim
  5. Kita menerima makanan ini supaya dapat merawat tali persaudaraan, membangun komunitas, dan memupuk semangat ideal untuk melayani semua makhluk.

Kita seharusnya tidak makan dengan tergesa-gesa, dengan mengunyah masing-masing suap sedikitnya 30 kali, sampai makanan menjadi cair. Ini membantu proses pencernaan. Mari kita nikmati setiap potong makanan kita dan kehadiran para saudara-saudari se-Dharma di sekeliling kita. Mari tetapkan diri kita di saat sekarang, makan dengan cara seperti ini sehingga kekokohan, kegembiraan, dan kedamaian menjadi mungkin selama waktu makan. Makan dengan diam, makanan menjadi nyata dengan perhatian penuh kita dan kita benar-benar sadar akan makanannya. Untuk memperdalam latihan makan kita yang sadar dan untuk menyokong suasana yang damai, kita tetap duduk selama masa diam ini. Dua puluh menit setelah makan dengan diam, bunyi genta dua kali akan terdengar. Lalu kita boleh memulai percakapan penuh perhatian dengan teman kita atau mulai berdiri dari meja.

Saat tengah menghabiskan makanan kita, kita gunakan beberapa menit untuk memperhatikan bahwa kita sudah selesai, mangkok kita sekarang kosong dan kelaparan kita sudah terpuaskan. Rasa bersyukur menyelimuti kita karena kita menyadari betapa beruntungnya kita sudah makan makanan yang bergizi, menyokong kita di jalan kasih dan pengertian.