Senyuman dari Plum Village

Plum Village bukan merupakan sebuah wihara Vietnam yang terletak di tanah Eropa. Di Plum Village, kita bisa melihat budaya India, budaya Tiongkok, budaya Vietnam, dan budaya Barat. Jika kita perhatikan dengan saksama, kita melihat bahwa unsur non-Plum Village ada di Plum Village. Oleh sebab itu, Plum Village juga merupakan objek meditasi. Makin dalam kita mengamati, makin jelas kita melihatnya…. Jika kita melihat lebih mendalam, kita melihat bahwa Plum Village juga tidak lahir dan tidak mati. – Thich Nhat Hanh

 

Anh Thieu datang dari Vietnam dengan kapal bersama istri dan dua anaknya. Mereka adalah orang pertama yang membantu kami membangun Plum Village. Dari musim dingin tahun 1982 hingga musim panas tahun 1983, kami terus bekerja keras. Pada awal tahun 1983, kami mulai menanam beberapa pohon di Upper Hamlet. Pohon-pohon pertama yang ditanam adalah enam pohon pinus payung. – Thich Nhat Hanh

 

Jika Anda mengunjungi Plum Village, Anda harus membawa pulang Plum Village secara keseluruhan bersama Anda, tanpa kurang sedikit pun. Membawa pulang Plum Village, membuat Anda akan bisa bertahan lebih lama. Ajaran dan praktik mengenai “Aku telah tiba, aku di rumah” (I have arrived, I am home) selalu melengkapi ajaran tentang “mengalir seperti sebuah sungai dan bukan setetes air” (going as a river and not as a drop of water). Jika Anda adalah setetes air, maka Anda akan menguap di tengah jalan; tetapi jika Anda mengalir seperti sungai, Anda pasti akan mencapai samudera.– Thich Nhat Hanh

 

Foto-foto ini adalah milik Plum Village, Eileen Kiera, dan Lyn Fine. Sedangkan kutipan-kutipan dicetak ulang dari buku I Have Arrived, I Am Home (2003) oleh Thich Nhat Hanh dengan izin dari Parallax Press, Berkeley, California, www.parallax.org.