Selama bertahun-tahun mengikuti retret, timbul pertanyaan dalam diri saya: “Mengapa kebanyakan yg mengikuti retret itu orang yang berusia lanjut? Lantas kemanakah anak mudanya?”
Walau ada pertanyaan yg mengganjal, tapi saya tidak bertanya langsung kepada orang lain, namun saya ingin mencari tahu jawabannya sendiri, barangkali melalui retret yang saya jalani, walau harus menghabiskan waktu bertahun-tahun, saya tetap ingin menemukan jawabannya sendiri, tampaknya ini lebih seru, dan demikianlah karakter saya.
Saya Mendapatkan jawaban ini dari membaca komik yang berjudul “Babi yang Berpikir terlalu Banyak“, dan juga berkaitan dengan pengalaman saya selama bertahun-tahun makan permen jelly kesukaan saya “Yuppi”.
Kita tahu akibat makan permen jelly terlalu banyak setiap hari maka, gigi akan rusak dan sakit, kalau sudah demikian yah terpaksa harus ke dokter gigi. Saya sejak kecil suka sekali makan Yuppi, mungkin sehari bisa sebungkus, sebetulnya dari kecil sudah diberitahu orang tua jangan sering makan manisan terlalu banyak karena akan sakit gigi, tetapi waktu itu setelah makan permen Yuppi berapa bulan, tampaknya gigi saya tidak sakit, jadi saya terus mengonsumsi permen itu sampai beberapa tahun.
Sekarang sudah dewasa saya merasakan akibatnya, gigi saya jadi rusak dan kadang sakitnya membuat rasa tidak nyaman. Akhirnya saya ke dokter gigi untuk periksa gigi, ternyata kebanyakan gigi saya sudah banyak bintik-bintik hitam dan menurut dokter harus segera ditambal, kalau tidak maka bintik-bintik itu akan merambat ke gigi yang lain. Tampaknya tidak ada pilihan lain, akhirnya saya setuju untuk segera ditambal walaupun prosesnya sangat menyakitkan sekali, ketika dokter menambal gigi saya, rasanya seperti di neraka benaran, bayangkan saja seperti tanah yang dibor.
Saya bilang ke dokter: “Pak dokter, ini sangat menyakitkan sekali rasanya.”
Dokternya membalas: “Kalau tidak bersentuhan langsung dengan bagian yang sakit bagaimana kamu bisa sembuh?”
Saya pikir masuk akal juga, lantas saya kembali disiksa oleh dokternya (bercanda, ha ha ha ha…)
Setelah melewati proses yang menyakitkan akhirnya saya mendapatkan penyembuhan.
Dalam keseharian kita juga seperti demikian, kita suka mencari hiburan, merokok, berhura-hura, clubbing, shopping, dll. Kita sebenarnya juga tahu hal yang demikian sangat nikmat sekali, tetapi tidak memberikan manfaat malah menambah penderitaan batin lebih dalam lagi bagi diri sendiri, ibarat permen Yuppi yang saya makan, rasanya sangat nikmat, tetapi tidak memberikan manfaat malah menambah derita bagi gigi saya.
Retret ibarat ke dokter gigi, ketika kita sakit gigi maka, kita ke dokter gigi, kita derita batin maka, kita pergi retret, tetapi seberapa banyak mereka yang berani pergi ke dokter gigi untuk disembuhkan?
Jawabannya tidak banyak, walaupun mereka tahu bisa sembuh dengan bantuan dokter gigi namun mereka tidak berani melewati proses yang menyakitkan itu, mereka sengaja menunggu sampai waktu yang lama sekali untuk disembuhkan, kadang menunggu terlalu lama sehingga penyakitnya sudah akut dan sulit sekali disembuhkan.
Hanya berkunjung ke dokter tentu saja bisa membantu penyembuhan, mendengar dan mengikuti petunjuk dokter, kemudian yang penting juga jangan makan permen Yuppi lagi.
Sama halnya Dengan derita batin, seberapa banyak diantara mereka yang berani pergi ke retret untuk disembuhkan? Jawabannya juga tidak banyak, karena mereka akan melewati proses yang membosankan sebelum disembuhkan, mereka menunggu sampai stressnya sudah menumpuk seperti gunung baru ikut retret, dan mereka berharap sekali ikut retret saja sudah bisa disembuhkan. Apakah mungkin?
Hanya ikut retret sekali saja tentu saja sangat bermanfaat, namun kita perlu melanjutkan apa yang kita latih, cari teman-teman untuk berlatih bersama-sama secara rutin, kemudian jangan merokok, hura-hura, clubbing atau shopping lagi, shopping tentu saja boleh tapi shopping barang yang dibutuhkan saja, atau shopping dengan penuh kesadaran.
Sekian sharing dari Saya..
Yu Yong (25 tahun)