Tiga Latihan Menyentuh Bumi

Tiga Latihan Menyentuh Bumi

Ini adalah teks lengkap panduan praktik Tiga Latihan Menyentuh Bumi yang digunakan di pusat latihan dan komunitas Tradisi Plum Village. Mempraktikkan Tiga Latihan Menyentuh Bumi memberi kesempatan kepada seorang praktisi untuk menyentuh secara mendalam realitas kesalingketerkaitan menembus batas ruang dan waktu.

Setelah berlatih dengan teks standar ini, kami menganjurkan Anda untuk menulis teks pribadi, sehingga Anda dapat mendalami Latihan ini lebih mendalam.

Untuk memulai latihan ini, kami mengundang Anda menyatukan telapak tangan di depan dada dalam bentuk kuncup lotus. Jika Anda bersama orang lain, salah satu dari Anda boleh bertugas sebagai bell master, dan mengundang lonceng serta membacakan teks untuk didengarkan oleh orang lain. Jika Anda sendirian, Anda boleh mengundang lonceng, dan membaca teks dengan suara lantang.

Kemudian, dengan perlahan turunkan tubuh ke lantai sehingga keempat anggota tubuh (kedua lengan dan kedua lutut) dan dahi beristirahat di atas lantai dengan nyaman. Saat menyentuh Bumi, buka telapak tangan menghadap ke atas, pasrahkan keterbukaan Anda kepada Tiga Permata – Buddha, Dharma, dan Sanggha. Saat menyentuh Bumi, kita menghirup semua kekuatan dan stabilitas Bumi, kemudian mengembuskan penderitaan – kemarahan, kebencian, ketakutan, dan ketidakmampuan serta perasaan duka.

Selamat berlatih.

I

Menyentuh Bumi, aku tersambungkan dengan para leluhur dan keturunan dari keluarga spiritual dan keluarga kandungku.

[mengundang genta]

[menyentuh bumi]

Para leluhur spiritualku mencakup Buddha, Bodhisattwa, Sanggha Mulia yang terdiri dari para siswa Buddha, ……………………[masukkan nama orang lain yang ingin Anda ikut sertakan], dan guru spiritualku sendiri yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia. Mereka hadir dalam diriku karena mereka telah mentransmisikan benih kedamaian, kebijaksanaan, cinta, dan kebahagiaan kepadaku. Mereka telah membangkitkan sumber pengertian dan kasih sayang dalam diriku. Ketika aku melihat leluhur spiritualku, aku melihat mereka yang telah sempurna dalam praktik latihan sadar penuh, pengertian, dan welas asih, dan mereka yang masih belum sempurna. Aku menerima mereka semua karena aku melihat dalam diriku juga ada kekurangan dan kelemahan. Sadar bahwa latihan sadar penuhku tidak selalu sempurna, dan bahwa aku tidak selalu memiliki pengertian dan berwelas asih seperti yang aku inginkan, aku membuka hati dan menerima semua keturunan spiritualku. Beberapa keturunanku mempraktikkan latihan sadar penuh, pengertian, dan welas asih sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa hormat, tetapi ada juga yang menghadapi banyak kesulitan dan bertubi-tubi mengalami pasang surut dalam latihannya.

Dengan cara yang sama, aku menerima semua leluhur dari keluarga pihak ibuku dan dari pihak ayahku. Aku menerima semua kualitas baik dan tindakan bajik mereka, dan aku juga menerima semua kelemahan mereka. Aku membuka hati dan menerima semua keturunanku bersama kualitas baik, talenta, dan juga kelemahan mereka.

Para leluhur spiritualku, leluhur kandung, keturunan spiritual, dan keturunan kandung, semuanya adalah bagian dari diriku. Aku adalah mereka, dan mereka adalah aku. Aku tidak memiliki diri yang terpisah. Semuanya eksis sebagai bagian dari arus kehidupan yang menakjubkan, arus terus bergerak.

[tiga napas]

[mengundang genta]

[berdiri]


II

Menyentuh Bumi, aku tersambungkan dengan semua orang dan semua spesies yang hidup di saat ini di dunia ini bersamaku.

[mengundang genta]

[menyentuh bumi]

Aku merupakan satu kesatuan dari pola kehidupan luar biasa yang memancar ke segala arah. Aku melihat hubungan erat antara aku dan orang lain, bagaimana kita merasakan kebahagiaan dan penderitaan bersama-sama. Aku merupakan satu kesatuan dari mereka yang terlahir difabel atau yang menjadi cacat karena perang, kecelakaan, atau penyakit. Aku merupakan satu kesatuan dari mereka yang terjebak dalam situasi perang atau penindasan. Aku merupakan satu kesatuan dari mereka yang tidak menemukan kebahagiaan dalam kehidupan keluarga, yang tidak memiliki akar dan pikiran yang tenang, yang lapar akan pengertian dan cinta, dan yang mencari sesuatu yang indah, bijak, dan benar untuk dirangkul dan dipercayai. Aku adalah seseorang yang berada di ambang kematian yang sangat takut dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku adalah seorang anak yang tinggal di daerah miskin dan penyakit yang mengakibatkan derita nestapa, kaki dan lengan kurus bagaikan tongkat kering dan masa depan suram. Aku juga adalah sang perakit bom yang dijual ke negara-negara miskin. Aku adalah katak yang berenang di kolam dan aku juga adalah ular yang membutuhkan tubuh katak sebagai makanan. Aku adalah ulat atau semut yang diburu oleh burung untuk dijadikan makanan, dan aku juga adalah burung yang sedang berburu ulat atau semut. Aku adalah hutan yang sedang ditebang. Aku adalah sungai dan udara yang sedang tercemar, dan aku juga adalah orang yang menebang hutan kemudian mencemari sungai dan udara. Aku melihat diriku eksis di dalam semua spesies, dan aku melihat semua spesies eksis dalam diriku.

Aku merupakan satu kesatuan dari makhluk-makhluk agung yang telah menyadari kebenaran tiada kelahiran dan tiada kematian, makhluk yang mampu melihat bentuk-bentuk kelahiran dan kematian, kebahagiaan dan penderitaan, dengan mata yang tenang. Aku merupakan satu kesatuan dari orang-orang itu — yang dapat ditemukan di setiap sudut— yang memiliki cukup kedamaian pikiran, pengertian dan cinta, yang mampu menyentuh sesuatu yang indah, menutrisi, dan menyembuhkan, yang juga memiliki kapasitas untuk merangkul dunia dengan hati yang penuh cinta dan tangan yang siap membantu dan peduli. Aku adalah seseorang yang memiliki cukup kedamaian, kegembiraan, dan kebebasan, seseorang yang mampu mempersembahkan keberanian dan kegembiraan kepada makhluk hidup di sekitar. Aku melihat bahwa aku tidak kesepian dan terasingkan. Cinta dan kebahagiaan dari makhluk agung di planet ini membantuku agar tidak tenggelam dalam keputusasaan. Mereka membantuku untuk melakoni hidupku dengan cara yang berarti, dengan kedamaian dan kebahagiaan sejati. Aku melihat semuanya eksis di dalam diriku, dan aku melihat diriku sendiri eksis di dalam semuanya.

[tiga napas]

[mengundang genta]

[berdiri]


III

Menyentuh Bumi, aku melepaskan gagasanku bahwa aku adalah tubuh ini dan bahwa rentang masa hidupku adalah terbatas.

[mengundang genta]

[menyentuh bumi]

Aku melihat bahwa tubuh ini terbentuk dari empat elemen, sebenarnya bukanlah aku dan aku tidak dibatasi oleh tubuh ini. Aku adalah bagian dari arus kehidupan para leluhur spiritual dan leluhur kandung yang selama ribuan tahun telah mengalir hingga ke masa kini dan terus mengalir selama ribuan tahun ke masa depan. Aku merupakan satu kesatuan dari para leluhurku. Aku merupakan satu kesatuan dari semua orang dan semua spesies, saat mereka damai dan tidak takut, atau pun saat menderita dan takut. Pada saat ini, aku hadir di mana pun di planet ini. Aku juga hadir di masa lalu dan masa depan. Kefanaan tubuh ini tidak menyentuhku, seperti ketika bunga plum jatuh, itu tidak berarti akhir dari pohon plum. Aku melihat diriku sebagai ombak di permukaan samudra. Hakikatku adalah air samudra. Aku melihat diriku eksis dalam semua ombak lainnya dan melihat semua ombak lainnya eksis dalam diriku. Muncul dan menghilangnya bentuk dari ombak tidak mempengaruhi samudra. Tubuh Dharma dan kehidupan spiritualku tidak bergantung pada kelahiran dan kematian. Aku melihat kehadiran diriku sebelum tubuhku bermanifestasi dan setelah tubuhku hancur. Bahkan pada saat ini, aku melihat bagaimana aku eksis di tempat lain yang bukan di tubuh ini. Tujuh puluh atau delapan puluh tahun bukanlah rentang usiaku. Rentang usiaku seperti rentang usia sehelai daun atau seorang Buddha, tidak terbatas. Aku telah melampaui gagasan bahwa aku adalah tubuh yang terpisah dalam ruang dan waktu dari semua bentuk kehidupan lainnya.

[tiga napas]

[mengundang genta]

[berdiri]

I Take Refuge in the Buddha

I Take Refuge in the Buddha
I take refuge in the Buddha – Chi Sing

Unduh Mp3 klik sini

I take refuge in the Buddha,
the one who shows me the way in this life.
I take refuge in the Dharma,
the way of understanding and love.
I take refuge in the Sangha,
the community that lives in harmony and awareness.
I take refuge in these three jewels,
in perfect oneness of body, speech, and mind.

 Just go back to the island within yourself.
 Just go back to the island within.
 All it takes is one breath in mindfulness.
 All it takes is one step in mindfulness.

 I take refuge in the Buddha,
 the one who shows me the way in this life.
 I take refuge in the Dharma,
 the way of understanding and love.
 I take refuge in the Sangha,
 the community that lives in harmony and awareness.
 I take refuge in these three jewels,
 in perfect oneness of body, speech, and mind.
I take refuge in the Buddha – Chi Sing