Kata Hati

Kata Hati

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Pada situasi itu kita harus memutuskan dan memilih, apakah itu mengadapi tantangan, mengambil kesempatan ataupun menentukan sikap. Dalam kebimbangan seperti itu, kita sering mendengar nasihat: Ikuti kata hatimu.

Menurut pendapat saya, kata hati adalah intuisi—kemampuan untuk mengambil keputusan atau menentukan sikap berdasarkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, atau informasi yang pernah diterima, serta perasaan dominan yang ada di dalam diri kita.

Apakah KATA HATI selalu menuntun kita pada sebuah keputusan atau sikap yang benar dan bermanfaat ?

Saya tidak sepenuhnya mengandalkan kata hati dalam pengambilan keputusan atau sikap tanpa menimbang, menganalisis, serta mengenali perasaan dominan yang meliputi cinta, benci, dendam, iri hati, emosi, ketakutan, kecemasan, prasangka, asumsi, atau pengalaman buruk.

Untuk memutuskan sebuah tindakan maupun bersikap, baik dalam mengambil atau melepaskan kesempatan saat menghadapi tantangan—saya memberi waktu pada diri sendiri untuk tenang dan tidak terburu-buru. Kondisi batin yang tenang dan jernih, yang terbebas dari lobha, dosa, dan moha dan penuh kesadaran akan memungkinkan saya menggabungkan pengalaman dan pengetahuan dengan logika, kepekaan emosional, serta evaluasi yang matang. Kenali perasaan diri, pikirkan dampaknya, dan evaluasi setiap pilihan dengan bijak sebelum bertindak.

Semua orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan segala sesuatu dengan kata hati, akan tetapi tidak semua orang dapat melakukannya.

Ada waktunya, saya menjalani hidup dengan mengambil keputusan atau sikap yang sering berlawanan dengan kata hati. Mengapa demikian? Karena adanya keraguan dan ketakutan, serta pengaruh eksternal seperti bisikan orang lain, perbedaan logika rasional, norma sosial, tekanan lingkungan, dan etika yang harus dijaga dalam kehidupan bermasyarakat.

Apakah keputusan yang berlawanan dengan kata hati selalu membawa dampak buruk? Ataukah justru mengikuti kata hati memberikan manfaat yang lebih baik bagi saya dan lingkungan sekitar?

Yang terpenting dalam mengambil keputusan, sikap, dan tindakan adalah menjaga keseimbangan. Saya sendiri perlu menjernihkan pikiran dan menenangkan hati agar kata hati dapat terdengar dan di sisi lainnya juga melakukan analisis, menimbang dengan logika serta fakta dengan tetap berpedoman pada prinsip menjaga norma sosial dan etika di masyarakat agar tidak merugikan orang lain atau masyarakat di sekitar.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda lebih sering mengikuti kata hati, atau justru sering mengabaikannya? (Oleh: svd)

Tips dari Zen Master agar Tetap Sehat di Periode Menantang

Tips dari Zen Master agar Tetap Sehat di Periode Menantang

Bagaimana para biksu hidup dalam keseharian, menjaga keseimbangan antara meditasi, kerja, dan istirahat? Ini adalah ajaran kunci dari Thich Nhat Hanh mengenai seni hidup setiap hari.

Dikompilasi oleh Sr True Dedication

1. Awali pagi hari dengan relaks. Latihlah diri Anda agar memulai hari dengan beberapa napas lembut dan senyum, bahkan sebelum bangun dari tempat tidur (atau mengecek telepon genggammu). Berjanjilah untuk hidup setiap jam dalam sehari dengan mendalam, dengan belas kasih.

2. Nikmatilah teh dan kopi, dengan pelan-pelan dan khusyuk, seakan-akan seperti poros tempat bumi berputar. Amatilah napas Anda, relakskan tubuh Anda, lihatlah ke luar jendela, dengarlah detak jantungmu (ini tidak lain adalah meditasi).

Meminum teh

3. Nikmatilah setiap saat ketika masak untuk makan pagi. Hidup terdiri dari momen-momen kecil. Tidak perlu terburu-buru, tidak ada yang harus segera diselesaikan. This is it! Nikmatilah kehadiran orang-orang di sekitarmu, dan keajaiban bahwa Anda masih memiliki makanan cukup.

4. Ketika Anda siap untuk bekerja, bekerjalah. Bebaskan dirimu dari gangguan-gangguan, dan tumbuhkan konsentrasi. Jangan lupa untuk merawat tubuhmu ketika sedang berada di depan komputer! Pasanglah genta di komputer agar Anda dapat meregangkan tubuh setiap 30 menit.

5. Luangkan waktu untuk berjalan dengan sadar penuh. Sangatlah baik jika Anda dapat keluar dari rumah dan berjalan di alam sekitar. Jika Anda tidak bisa keluar rumah, tidak masalah: Anda dapat berlatih meditasi jalan pelan, cara yang sangat luar biasa untuk melepaskan tegangan dan kecemasan.

Berjalan di alam bersama Thich Nhat Hanh

6. Istirahat setelah makan siang selama 20 menit, atau relaksasi total (body scan) dalam posisi berbaring. Hanya dengan 10 atau 15 menit melepaskan tegangan di dalam tubuh akan membuat Anda merasa bebas dan segar sebelum Anda memulai kerja kembali.

7. Nutrisilah diri Anda. Tidak ada yang dapat bertahan hidup tanpa makanan. Ketakutan, kekhawatiran, dan keputusasaan barangkali “diberi makan” dengan apa yang kita baca, lihat, dan dengar. Sama halnya dengan belas kasih, keyakinan dan rasa syukur dapat “diberi makan” dengan memilih buku, musik, dan percakapan yang menginspirasi.

8. Berkeringatlah setiap hari. Di pusat latihan kami para monastik berolahraga setiap hari. Sangatlah penting untuk mensirkulasikan energi kita, tetap sehat, dan melepas tegangan dan perasaan yang tersimpan di dalam setiap sel tubuh kita.

Menulis surat cinta

9. Dekatilah orang-orang yang Anda kasihi. Beritahu mereka bahwa Anda hadir di sana untuk mereka. Tanyakan apa harapan dan ketakutan terdalam mereka. Tulislah surat cinta. Maafkan mereka yang perlu dimaafkan. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan Anda dengan kerabat Anda.

10. Dengar ceramah Thay atau monastik lainnya memandu latihan di Plum Village Meditation App (gratis).