Day of Mindfullness Sebagai Charger

Day of Mindfullness Sebagai Charger
Briefing sebelum chanting “Namo Avalokitesvaraya” oleh volunteers dan monastik

Bukan sekedar lima, enam, atau tujuh kali saya diajak ikutan DOM (Day of Mindfullness) yang diselenggarakan oleh teman-teman dari komunitas hidup berkesadaran Plum Village, bahkan saya sering melihat Informasi kegiatan ini muncul di wall Facebook saya, dan tentu saja ajakan itu selalu saya jawab dengan konsisten “kayaknya saya nggak bisa ikut deh”.

Sebenarnya bukan tidak bisa ikut, tapi ini soal “Mau atau tidak mau” ikut. Kalau sudah dari awal tidak mau ikut, maka akan muncul 1001 alasan untuk tidak ikut. Demikian sebaliknya, kalau sudah niat mau ikut, maka bagaimanapun godaan yang datang kita akan tetap berusaha untuk hadir”.

Kali ini saya diajak untuk jadi volunteer dalam kegiatan tsb bersama dengan teman saya, saya sanggupi, “okay saya ikut!”.

Bel Kesadaran
Hari sabtu pun tiba ditemani dengan hujan, Kegiatan dimulai pukul 08.30 dan saya tiba pukul 08.45. Saat saya masuk Sister Raising Moon sedang menjelaskan mengenai tata tertib, dan semua yang berkaitan dengan acara DOM ini. Instruksinya simpel, “Apabila anda mendengar bunyi bel, maka bawa kesadaran Anda kembali ke napas masuk, napas keluar di sini, dan saat ini”.

Sadari setiap aktivitas tubuh yang Anda lakukan, baik itu duduk, berjalan, makan, juga aktivas lainnya…. Berusaha untuk menyadarinya

Tentu saja semua peserta berusaha mengikuti instruksi yang diberikan, dalam kegiatan ini kita akan sering mendengar suara bel yang dibunyikan, seketika itu juga semua peserta diam. berusaha menyadari napas yang keluar dan masuk, berusaha untuk “kembali ke Rumah” ini, tubuh ini.

Ada kalanya saya tidak merasakan apa-apa, oh.. ternyata ini dikarenakan saya tidak hadir sepenuhnya pada present moment ini, tidak hadir sepenuhnya dalam napas ini.

Ada kalanya, saya merasa begitu nyaman, asik dan happy dengan napas ini, hadir bersama napas ini, damai. Namun kondisi tersebut timbul dan tenggelam, gambaran dari ketidakstabilan kesadaran saya.

Menyanyi Berkesadaran
Hal lainnya yang berbeda dalam kegiatan ini adalah peserta diajak untuk ikut menyanyikan lagu-lagu dari Plum Village, dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Lagunya singkat, namun padat bermakna. Dengan metode bernyanyi ini, kondisi relaksasi pun terbangun.

Dengan menggunakan metode bernyanyi ini, kita kembali diajak untuk sadar, hadir sepenuhnya di sini dan sekarang. Lirik lagunya menyejukkan hati, menenangkan dan menyadarkan, ini salah satunya :

“Happiness is here and now.
I have dropped my worries.
Nowhere to go, nothing to do. No longer in a hurry.

Happiness is here and now.
I have dropped my worries.
Somewhere to go, something to do.
But I don’t need to hurry”

Merasakan Makanan
Saat jam makan siang tiba, semua peserta perlahan berjalan menuju ke ruang makan di lantai dasar. Dengan perlahan menuruni tangga, berbaris rapi. Satu persatu peserta mengambil makanan dan masuk ke ruang makan, sambil menunggu peserta yang lainnya. Duduk dengan hening, sambil terus berusaha menjaga kesadaran. Memang bukan hal yang mudah, raut wajah boleh saja tampak tenang, namun belum tentu pikiran hadir di sini dan saat ini.

Makan dengan kesadaran adalah makan dengan dapat merasakan rasa makanan, tekstur makanan, dan semua aktivitas yang terjadi di dalam mulut kita. Saat mulut menyentuh makanan, lidah merasakan rasa, gigi yang saling bertautan sampai dengan tenggorokan yang merasakan makanan lewat.

Makan kali ini terasa lebih lama, lebih lamban namun lebih berarti. Menjadi berarti karena kita dapat merasakan rasanya makan, makan tanpa buru-buru. Acap kali ketika merasakan makanan enak saat makan, kita akan makan satu suap ke suapan berikutnya secara cepat, karena ingin segera merasakan rasa enak pada suapan berikutnya.

Namun dengan cara makan seperti itu, sebenarnya kita sama sekali tidak benar-benar merasakan rasa enaknya makan. Rasa enaknya makan hanya akan muncul saat kita makan dengan penuh kesadaran, hadir secara utuh di sini dan saat ini.

Kedengarannya memang mudah, tapi perlu latihan yang konsisten. Dalam kegiatan DOM ini, kembali kita diingatkan, dikondisikan dan diajarkan untuk makan secara berkesadaran.

Senam & Yoga
Aktivitas meditasi duduk dalam jangka waktu tertentu dapat membuat beberapa bagian tubuh kita menjadi pegal-pegal dan kurang nyaman. Namun jangan khawatir, dalam kegiatan DOM kita diajak untuk Senam berkesadaran dan Yoga. Saya sendiri merasakan hal ini sangat membantu merelaksasikan otot-otot tubuh yang tegang, dapat disebabkan karena aktivitas kerja sehari-hari kita maupun karena duduk terlalu lama.

Gerakan senam yang diajarkan tidaklah rumit, hanya berupa gerakan sederhana namun tepat sasaran. Gerakan tubuh harmoni dengan napas masuk dan napas keluar, sehabis mengikuti senam dan yoga saya merasakan otot-otot tubuh menjadi relaks dan nyaman saat kita kembali melakukan meditasi duduk.

Anton (Baris atas, nomor 2 dari kiri)

Walk With Me
Walk With Me” merupakan sebuah film yang dibuat di Plum Village, menceritakan kehidupan Monastik Zen di sana dengan aktivitas harian mereka mulai dari menyiapkan makanan, mencukur rambut, menyambut peserta retret/tamu, menghadiri wejangan Dharma dari Bhante Thich Nhat Hanh, dan duduk untuk meditasi. Menggambarkan perjuangan para monastik yang bertahun-tahun menjalani latihan sebelum menemukan kedamaian batin. Tidak banyak percakapan yang terjadi di film tersebut, namun pesannya jelas akan membuat kita tersadarkan betapa berharganya kedamaian batin.

Kesemua aktivitas yang dirancang dalam kegiatan DOM ini tidak lain adalah sebuah upaya untuk memunculkan kembali kesadaran kita di sini dan saat ini. Bagi kita yang selalu sibuk dengan semua rutinitas, tentu butuh sesekali “berhenti” sejenak dan kembali menyadari tubuh dan pikiran ini. Kebanyakan dari kita sering mendengar tentang meditasi, tau bagaimana bermeditasi, tau arti penting untuk selalu hidup sadar, namun seberapa baik praktik berkesadaran kita?

Kegiatan DOM ini ibarat Charger, charger untuk men-charge latihan kita untuk menyadari tubuh dan pikiran ini. Charger untuk kualitas diri yang lebih baik. (Anton Vijja Nanda)*

Marilah terus berlatih, hingga mencapai kesadaran tertinggi
Marilah terus berlatih, hingga mencapai kebuddhaan yang sempurna

*Peserta dan Voulentir DOM Pusdiklat Bodhidharma Jakarta, 20 Jan 2018