Menumbuhkan Semangat Baru

Menumbuhkan Semangat Baru

Saya ingin mengisahkan beberapa pengalaman dan kesan-kesan dari program kewawasan (mindfulness). Saya ingat waktu pertama kali mengikuti program kewawasan, saya menemukan banyak hal baru. Aktivitasnya memang berkenaan dengan sehari-hari, berjalan, menyantap makanan, dan istirahat (relaksasi total), namun semua itu dilakukan dengan berkewawasan, penuh perhatian kesadaran.

Waktu saya mencoba menyantap makanan dengan cara berkewawasan, dalam hati saya membatin, “Baru kali ini saya makan selambat ini, rasanya agak gak sabar”, walaupun demikian saya tetap mengikuti instruksi agar makan pelan-pelan saja. Teknik berjalan dengan pelan juga demikian, rasanya tidak sabar kalau diminta jalan pelan-pelan.

Setelah pulang ke rumah saya merenungkan kembali apa yang telah saya alami, “Kenapa yang saya dapatkan hari ini berbanding terbalik dengan keseharian saya, yang biasanya saya makan cepat-cepat yang beberapa kali ngunyah langsung menelan makanan tanpa berpikir bagaimana usus mengolahnya?  Jalan yang selalu seperti terburu-buru”.

Kegiatan kewawasan itu membuat saya sadar bahwa ketika makan sudah selayaknya sadar kalau sedang makan, dan kalau saya berjalan ya benar-benar sadar kalau saya sedang berjalan, sejak itu juga saya makin tertarik dan lebih ingin mengetahui lebih banyak lagi.

Sudah pergi

Pada pertengahan Juli 2019, Yayasan Ananda mengadakan Retret. Retret untuk kali ini di pandu langsung oleh Bante Nyanabhadra dan di bantu oleh Ibu Sri. Saya sangat terinspirasi, bagi saya saat mengikuti retret ini ketika melihat salah satu kutipan yang di tampilkan di slide yang berisi “masa lalu telah pergi, masa depan belum juga tiba, hanya ada satu masa untuk hidup yaitu masa sekarang” by : Buddha Gotama.

Ketika saya membaca kutipan itu saya langsung tersadarkan bahwa saya salah satu dari orang yang sering memikirkan dan mengingat masa lalu, dan sangat khawatir dan mencemaskan masa depan, tanpa saya sadar dengan hidup saya saat ini. Selain penjelasan tentang masa lalu dan masa depan saya juga tertarik dengan penjelasan tentang panca indra.

Ketika kita melakukan dan menjalani aktivitas, kita tidak sadar bahwa panca indra sangat berperan penting terhadap pikiran. kita tidak pernah menyadari bahwa panca indra tersebut saling mempengaruhi pikiran, baik pada saat kita mengalami kegagalan, kemarahan, kejujuran, kesetiaan, keangkuhan, dan sebagainya. Setelah itu, kita bisa mengambil sikap tetap tenang dan kembali ke napas masuk dan napas keluar maka kita akan merasakan ketenangan.

Berkesan

Selain itu saya juga senang sekali dengan pelajaran yang diberikan Bhante, Bhante berkata jika kita sedang emosi jangan lupa BIBO “kembali ke napas masuk dan napas keluar“, tidak tahu kenapa saya tertarik sekali dengan itu sangat sederhana kata-kata nya tapi mampu meredakan emosi, karena sampai saat ini kalau saya terbawa emosi atau dalam keadaan hati yang kacau saya melakukan BIBO tersebut dan Puji Tuhan itu benar-benar membuat saya tenang.

Dalam kegiatan retret ini juga saya suka dengan “Noble Silent” tidak berbicara dengan teman sekamar pada saat ingin tidur, itu juga pengalaman yang gak bisa dilupakan sekaligus hal yang lucu karena pada saat hari pertama kami masuk ke kamar mau tidur kami benar-benar gak ada berbicara padahal mata saling berpandangan, ternyata dengan begitu saya bisa merasakan ketenangan dan tidak mengganggu satu sama lain.

Ada hal yang saya kesalkan pada saat makan pagi. Makanan pagi kami saat itu bihun goreng, itu pertama sekali saya memakannya, karena saya benar-benar tidak suka bihun, tapi karena keadaan saya saat itu memang benar-benar lapar, sebelum makan saya kembali ke napas masuk dan napas keluar baru memasukkan bihun goreng itu ke mulut. Setiap suapan saya telan dan langsung minum dan begitu sampai habis, dan akhirnya saya mampu memakannya tanpa tersisa sedikitpun.

Suara gitar

Tapi ada satu hal yang paling berkesan bagi saya, itu pada saat bernyanyi bersama, ketika saya melihat Bhante memainkan gitar saya sempat berkata dalam hati “ya ampun ternyata Bhante bisa bermain gitar perfectnya”, selain mampu menjadi inspirasi bagi semua pendengarnya saat mendengarkan dia memaparkan semua materi atau pembahasan dia juga mampu memainkan gitar yang seketika orang terkesima saat mendengarkan suara gitar itu.

Saya memang salah satu orang yang kagum melihat orang yang bisa bermain gitar, lagu demi lagu kami nyanyikan seolah tak mau berhenti, bernyanyi salah satu hal yang membuat saya bahagia dan memang benar dengan bernyanyi bisa menumbuhkan semangat baru. 

Terimakasih Ibu Rumini yang telah mengenalkan latihan ini kepada saya, terimakasih juga kepada Bhante Nyanabhadra yang telah banyak memberikan pelajaran begitu juga dengan ibu Sri yang sudah banyak membantu, dan saya mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Ananda yang sudah bersedia memberikan kesempatan yang indah untuk mengikuti tetret, dan terima kasih buat semua orang-orang yang terlibat dalam acara ini. Semoga semua makhluk berbahagia.

VIOLA, guru sekolah Ananda, Bagan Batu.