Apakah Saya Paling Benar?

Apakah Saya Paling Benar?
Jalan setapak di Lower Hamlet, Plum Village Prancis.

Setiap bangun pagi, hal pertama yang saya lakukan adalah membuka ponsel, membaca status/berita di Media Sosial (Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp dan lainnya), saya akan menghabiskan waktu beberapa menit bahkan lebih.

Media sosial adalah media online, tempat para penggunanya bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi, sarana pergaulan sosial yang dilakukan secara online melalui jaringan internet. Para pengguna media sosial atau bisa juga disebut dengan user ini bisa melakukan komunikasi atau interaksi, berkirim pesan, baik pesan teks, gambar, audio hingga video, saling berbagi (sharing) dan juga membangun jaringan atau networking.

Banyak di antara teman saya, memposting status yang tanpa sengaja melukai perasaan orang lain. Banyak juga di antara mereka yang selalu terbawa perasaan (baper)  bahwa status yang diposting, sengaja dibuat untuk orang tertentu, akan tetapi belum tentu kata-kata tersebut ditujukan kepada satu orang tertentu.

Saat membaca sebait kalimat, saya merasa bagus, memberikan inspirasi, memotivasi semangat dan meningkatkan keyakinan, biasanya saya membagikan atau mengopi kata-kata motivasi tersebut. Akan tetapi saat orang lain membaca posting tersebut, bisa saja merasa sindiran dan tanpa disadari ia merasa kesal.

Saat saya kesal dan benci kepada seseorang, saya dengan sengaja membuat sindiran ataupun kata kata kebencian untuk melampiaskan kekesalan, supaya seluruh dunia tahu siapa dia. Secara tidak sadar saya telah menuduh mereka salah ……..  Yakin mereka salah ? Apakah saya paling benar?

Sahabat, teman di media sosial kebanyakan tidak saling mengenal, tapi mereka menilai seseorang dari status, bahasa, video, dan foto. Apa yang seseorang post di media sosial, menunjukan Kualitas, Karakter dan Watak orang tersebut.

Postingan yang dipost, saat orang lain membaca dan melihat, apakah setiap orang mempunyai pemikiran yang sama satu sama lainnya ? TIDAK

Semua orang punya pendapat dan pemikiran yang berbeda, walaupun Status (bahasa) yang ditulis sama. Ada yang membenarkan pendapat tersebut, ada juga yang tidak.

Bagaimana perasaan orang lain, saat membaca status yang dengan sengaja dibuat untuk dia?

Terluka, sedih dan kecewa ………    setelah itu bahagia?

Seberapa lama kebahagian itu bisa dirasakan ?

Keuntungan apa yang didapatkan ?

Saat saya terluka oleh sebuah pukulan atau goresan, begitu luka itu sembuh, saya dengan cepat melupakannya. Tapi jika kata-kata yang melukai hati, bisa membentuk dendam yang dibawa sampai akhir hidup.

Mari renungkan, apa yang saya berikan? Seberapa besar perhatian, bantuan yang seseorang berikan kepada orang lain? Sehingga dengan mudah dia merusak reputasi seseorang menggunakan bahasa emosi dan tuduhan, jika tidak ada, apa hak seseorang untuk menciptakan bahasa kebencian kepada orang lain.

Ada yang terlihat sedang menutupi kekurangan dirinya dengan terus mengungkit kelemahan orang lain ke permukaan untuk dilihat banyak orang. Tujuannya untuk menutupi kekurangan dirinya, agar pihak lain tidak melihat kekurangannya, tapi tanpa disadari, hal itu melukai dirinya sendiri.

Bagaimana perasaan saya jika bahasa kebencian saya tidak ditanggapi ?

Orang itu tidak membaca status saya atau mungkin sudah membaca tapi tidak menanggapinya sama sekali ? Bagaimana jika bahasa kebencianmu hanya dianggap sampah?  Marah……. Kecewa ……. Gelisah ……

Memilih diam saat kondisi tidak nyaman, bukan berarti takut. Banyak orang memilih diam karena mereka tidak mau mengambil sampah orang lain.

Surga ….. Neraka ….. begitu dekat, saat saya mengambil sampah yang dibuang oleh orang lain, masuk kedalam pikiran dan perasaan, maka saya sudah memilih neraka untuk diri sendiri. Jika saya hanya melihat, mengamati dan melepaskan sampah itu, maka saya memilih surga, bahagia tanpa merasakan kesedihan, kekecewaan dan penyesalan.

Mencari cari kesalahan orang lain itu membuang waktu, karena seberapa banyak kesalahan yang diperbuat orang lain, tidak akan mengubah apa pun pada diri saya.

Jangan hidup dalam kemarahan dan kebencian di hatimu. Anda hanya menyakiti dirimu sendiri lebih dari orang yang Anda benci (Dalai Lama XIV)

SVD