Meditasi Cinta Kasih

Meditasi Cinta Kasih
Courtesy of Doodle Vectors by Vecteezy

(Kita mulai berlatih meditasi cinta kasih ini dengan berfokus pada diri sendiri (“aku”). Kemudian kita dapat berlatih berfokus pada orang lain (ganti dengan “kamu”), pertama terhadap orang yang kita sukai, kemudian terhadap orang yang netral pada kita, dan yang terakhir terhadap orang yang membuat kita menderita.)

Semoga aku damai, bahagia, dan merasa ringan dalam tubuh dan batin.
Semoga aku dalan keadaan aman dan bebas dari cedera.
Semoga aku bebas dari kemarahan, ketakutan dan kecemasan.

Semoga aku belajar melihat ke dalam diriku dengan mata penuh pengertian dan welas asih.
Semoga aku mengenali dan menyentuh benih-benih sukacita dan kebahagiaan yang ada dalam diriku.
Semoga aku belajar mengenali dan melihat sumber-sumber kemarahan, keserakahan, dan delusi dalam diriku.

Semoga aku tahu bagaimana cara merawat benih-benih sukacita dalam diriku setiap hari.
Semoga aku menjalani hidup dengan semangat baru, solid dan bebas.
Semoga aku bebas dari kemelekatan dan kebencian, tetapi bukan acuh tak acuh.

Semoga kamu damai, bahagia, dan merasa ringan dalam tubuh dan batin.
Semoga kamu dalam keadaan aman dan bebas dari cedera.
Semoga kamu bebas dari kemarahan, ketakutan dan kecemasan.

Semoga kamu belajar melihat ke dalam dirimu dengan mata penuh pengertian dan welas asih.
Semoga kamu mengenali dan menyentuh benih-benih sukacita dan kebahagiaan dalam dirimu.
Semoga kamu belajar mengenali dan melihat sumber-sumber kemarahan, keserakahan, dan delusi dalam dirimu.

Semoga kamu tahu bagaimana cara merawat benih-benih sukacita dalam dirimu setiap hari.
Semoga kamu menjalani hidup dengan semangat baru, solid dan bebas.
Semoga kamu bebas dari kemelekatan dan kebencian, tetapi bukan acuh tak acuh.

A moment to come back to my true home

A moment to come back to my true home
Walking Meditation @PondokSadhanaAmitayus

Taking my time to get away from the city lights, heavy traffic and fast-paced environment.

I arrived at Pondok Sadhana Amitayus,

I feel blue and liberated as I look up to the vast clear skies.
I feel green and nourished as I look down on the wild field of grass.
I feel yellow and accepted when the sun embraces my standing body.
I touch white and empty like the clouds painting the sky.

Several times, the vibrating sound of the bell as it penetrates through space has invited me to come back home to myself.

I sense transparency and arriving as I attend to my steps.
I sense clear and present as I notice my breath.
I am one with the cosmos as my knees and naked forehead touch the earth.

A sensation of being alive in my heart and a smile on my face appeared as I watched a living, happy community sitting, eating and singing harmoniously. A circle that is present for one another.

Practicing mindfulness and chanting the sutras for several days here transforms a feeling of restlessness into calmness. A chaotic mind turns quiet. The fast beating heart begins to slow down. Enmity gently turns into compassion.

Arriving here is an invitation to come back and be present to my true home. A home of true peace and harmony.

Composed by Astrid Padmanita K

Renungan Makan (versi anak-anak)

Renungan Makan (versi anak-anak)
  1. Makanan ini adalah pemberian dari alam semesta: bumi, langit, hujan, dan matahari
  2. Terima kasih kepada: para petani, penjual, dan yang memasak makanan ini
  3. Ambillah makanan secukupnya
  4. Marilah kunyah dengan pelan agar kita bisa menikmatinya
  5. Tumbuhkan welas asih, lindungi semua makhluk dan lingkungan, lestarikan planet ini melalui cara kita makan
  6. Makanan ini memberikan energi agar kita bisa menjadi lebih penuh kasih sayang dan pengertian

Lima Renungan Sebelum Makan

Lima Renungan Sebelum Makan
  1. Makanan ini adalah anugerah dari seluruh alam semesta—bumi, langit, berbagai makhluk hidup, dan hasil kerja keras
  2. Marilah kita makan dengan sadar penuh dan rasa syukur, agar kita layak menerima makanan ini
  3. Selama menyantap makanan, semoga kita dapat mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental tidak bajik, terutama keserakahan, dan belajar untuk makan secukupnya
  4. Marilah kita makan dengan sedemikian rupa; agar mengurangi penderitaan semua makhluk, melestarikan planet ini, dan menghentikan tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya krisis iklim
  5. Kita menerima makanan ini demi membangun komunitas latihan, memperkuat tali persaudaraan, dan mewujudkan tekad untuk menolong semua makhluk.