Fenomena yang Mengejutkan

Fenomena yang Mengejutkan

Terlahir sebagai warga negara Indonesia dari etnik Tionghoa, selalu menimbulkan pertanyaan mengapa leluhur saya berani pergi meninggalkan tanah kelahirannya hampir 100 tahun lalu dalam kondisi transportasi yang mempertaruhkan nyawa jika dibandingkan transportasi modern saat ini? Saya mengagumi leluhur saya.

Kepenasaranan ini tidak berhenti hanya pada leluhur kandung namun juga pada imigran di belahan negara lainnya. Saya mengagumi semua orang yang berani mengubah hidupnya.

Pada satu kesempatan, saya melancong ke negara Paman Sam, negara yang katanya diversitasnya sangat tinggi dan pembela hak asasi manusia.

Di Ellis Island yang merupakan pintu masuk bagi jutaan imigran ke Amerika Serikat dengan perannya sebagai stasiun inspeksi imigran tersibuk di negara ini sejak 1892 hingga 1954. Pada musium imigrasi di pulau itu diceritakan bagaimana imigran (yang saya baca) dari Jepang didatangkan dengan kontrak sebagai buruh tani terkena pemerasan jam kerja panjang, pembatasan dan pelarangan jumlah imigran Tiongkok karena menimbulkan keirian. Mengapa demikian? Karena imigran Tiongkok ini berani dibayar murah.

Hal yang paling mengenaskan imigran dari Afrika yang dibelenggu rantai besi, duduk berhimpitan, mengayuh perahu dan telanjang dengan higienis buruk. Mereka yang berhasil sampai di daratan, dimandikan, diurapi minyak sehingga terlihat sehat dan dijual mahal.

Sampai sini air mata saya mengalir perlahan, betapa kejamnya manusia dan disaat yang sama saya menyadari ada dua sisi perasaan di dalam diri saya yaitu rasa belas kasih dan rasa kurang nyaman melihat bentuk fisik para wanita keturunan Afrika yang berpinggul sangat besar (bukan bermaksud body shaming).

Kedua fenomena tersebut berkecamuk dalam pikiran, jika terus diasah tajam, saya tidak tahu akan menjadi bagaimana membentuk kepribadian saya. Satu hal yang saya kenali latihan menghargai kehidupan itu sangat luas. Latihan ini tidak hanya terbatas pada tidak membunuh mahluk hidup saja. Latihan ini membantu agar saya menyadari bahwa tindakan kekerasan berasal dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistis.

Saya akan menumbuhkan sifat keterbukaan, nondiskriminasi dan nonkemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diri dan di dunia ini jauh lebih sulit dan membutuhkan usaha lebih keras dalam bentuk nyata.

Bersyukur saya berkomitmen berlatih hidup berkesadaran (mindfulness training), sehingga kejutan fenomena tersebut walau membuat shock mengetahui saya masih kental dengan diskriminasi, namun tetap dapat dijadikan bahan untuk perenungan untuk mentransformasi ketidaktahuan.

KSHANTICA Chân Minh Tuyền (真明泉) anggota Ordo Interbeing Indonesia, sukarelawan retret mindfulness, dan aktif di MBI DKI Jakarta.

Gatha untuk Berlatih

Gatha untuk Berlatih

Gatha adalah syair pendek untuk dilafalkan dalam hati saat melakukan aktivitas sehari-hari. Menghafal puisi-puisi ini dapat membantu kita menumbuhkan energi kesadaran penuh (mindfulness) dan hadir di saat ini, apa pun yang sedang kita lakukan. Ketika kita dapat menyentuh saat ini secara mendalam, kita dapat menyentuh dimensi tertinggi.

Thich Nhat Hanh menyarankan agar kita menarik napas masuk dengan penuh kesadaran pada baris pertama setiap syair, dan mengembuskan napas keluar dengan penuh kesadaran pada baris kedua; menarik napas masuk pada baris ketiga dan mengembuskan napas keluar pada baris keempat. Anda juga bisa melakukannya sambil tersenyum.


Bangun Pagi

Bangun pagi tersenyum
Sudah Ada 24 jam baru
Bertekad hidup sepenuhnya
Mata kasih menatap kehidupan


Langkah Pertama

Meletakkan kaki ke bumi
suatu keajaiban luar biasa
Setiap langkah penuh perhatian
Dharmakaya terlihat jelas


Turun dari Ranjang

Pagi, siang, sore, dan malam
melindungi semua makhluk
jika tak sengaja terinjak
semoga terbebaskan


Membuka Jendela

Membuka jendela, melihat Dharmakaya.
Betapa menakjubkannya hidup ini!
Penuh perhatian setiap saat,
hati jernih bagai sungai tenang.


Melipat Selimut

Melipat selimut bersukacita
Hidup menjadi rapi teratur
badan pikiran terkendalikan
kekotoran batin berjatuhan


Keran Air

Air berasal dari pegunungan tinggi
Air berasal dari perut Bumi.
Air mengalir begitu menakjubkan
Rasa syukur selalu ada air


Mencuci Tangan Anda

Sesauk air mencuci tangan
semoga semua makhluk
memiliki tangan terampil
melestarikan planet ini.


Menggosok Gigi

Menggosok gigi dan berkumur,
demi memurnikan cara berbicara.
mulut harum oleh ucapan benar,
bunga mekar di taman hati.


Membasuh Wajah

Membasuh wajah juga hati,
membersihkan semua daki.
Supaya sumber kedamaian,
merembes ke semua tubuh


Berkumur

Berkumur hatiku bersih,
kosmos harum oleh aroma bunga.
tubuh, ucapan, dan pikiran menjadi murni
bersama Buddha di Sukhāvatī


Menggunakan Toilet

Tiada kotor juga tiada bersih,
tiada berkurang juga tiada bertambah.
Kearifan pembawa ke pantai seberang,
tiada Dharma yang lebih tinggi daripada itu.


Buang Air Kecil

Buang air kecil di dimensi ultima,
pertukaran dengan keajaiban.
saya dan kamu bukanlah dua,
tiada lebih juga tiada kurang.


Membasuh Diri (Mandi)

Tiada lahir juga tiada mati
tiada awal juga tiada akhir.
mewariskan dan mewarisi,
Dharmadhatu menakjubkan.


Mencukur Rambut

Mencukur Rambut
mencukur habis rambut
demi setiap orang
menghentikan gangguan batin
terbebaskan sepenuhnya.


Bercermin

Kesadaran penuh adalah maha cermin
memantulkan keempat elemen
Cinta kasihlah yang terindah
dan cara pandang terbuka lebar.


Membasuh Kaki

Kedamaian dan kegembiraan
dari satu jari kaki
adalah kedamaian dan kegembiraan
untuk seluruh tubuhku.


Naik Turun Tangga

Menaiki juga menuruni tangga
setiap langkah penuh kewaspadaan
Jika mendengar derap langkah
berati hatiku belum damai.


Memasuki Aula Meditasi

Memasuki aula meditasi,
terlihat hati sejatiku
seketika telah duduk
gangguan pikiran berhenti


Syair Genta 1

Tubuh, ucapan, dan pikiran dalam kesatuan
mengirimkan hatiku bersama suara genta ini.
Semoga semua orang yang mendengarkannya
terbebaskan dari semua gangguan batin.


Syair Genta 2

Semoga suara genta ini memenuhi Dharmadhatu
terdengar di setiap sudut di alam semesta ini.
Mereka yang tersesat segera berhenti
Tersadarkan dan menemukan jalan pulang.

Namo Sakyamuni Buddhaya


Syair Genta 3

Semoga suara genta ini memenuhi Dharmadhatu
Terdengar oleh semua di tempat gelap sekalipun
Melampaui siklus kelahiran dan kematian
Hati tercerahkan dari satu-satunya jalan.


Mendengar Genta 1

Dengar, dengar
Suara genta ini
membawaku kembali
ke rumah sejatiku


Mendengar Genta 2

Mendengar genta gangguan batin menguap bagai asap
Pikiran mereda, badan mendamai, senyum kecil di wajah
bernapas berkat genta terbangkitkan kesadaran penuh
Bunga kearifan bermekaran di semua taman hati.


Mendengar Genta 3

Mendengarkan suara genta
merasa lega melepaskan
hati menjadi hening bening
tiada lagi kekhawatiran
Berlatih meletakkan
hentikan kecemasan
dengarkan mendalam
hingga ke akarnya
belajar melihat kembali
mengerti dan kasih


Merapikan Sandal

Letakkan sandal dengan rapi
semoga semua orang
Kaki selalu berkesadaran
keluar masuk tanpa beban


Menyalakan Lilin

Menyalakan lilin ini,
Mempersembahkan cahaya
kepada semua Buddha
hatiku damai dan gémira
menerangi seluruh dunia


Kontemplasi sebelum Hormat kepada Buddha

Dalam sifat-dasar sejati realitas
tiada objek juga tiada subjek
aku bersujud kepada Buddha
dengan penuh rasa takjub
termanifestasi di sepuluh penjuru
bagai permata memantulkan sinar terang
ada Buddha di setiap sudut
aku bersujud kepadaMu


Duduk

Duduk di sini
seperti duduk di bawah pohon Bodhi.
Tubuhku adalah kesadaran penuh itu sendiri,
bebas dari segala gangguan.


Menyesuaikan Postur Tubuh

Dalam postur duduk teratai,
Kemanusiaan mekar bagaikan bunga
Bunga udumbara* keabadian,
memberikan aroma wewangian.

*bunga udumbara mekar hanya sekali setiap tiga ribu tahun. Tapi itu bisa berkembang dalam diri kita kapan saja, ketika latihannya stabil.


Kaki Kesemutan

Rasa nyaman dan tidak nyaman
Seperti awan ditiup angin
pernapasan adalah jangkar
perahu kembali ke pelabuhan


Meditasi Jalan

Pikiran berkelana ke segala penjuru
praktik meditasi menenangkan hati
setiap langkah angin sejuk berembus
setiap langkah seroja bermekaran


Meditasi Pagi

Dharmakaya menyinari terang di pagi hari
Duduk hening, hati tenang, tersenyum
hari baru bertekad hidup penuh kesadaran
surya kearifan telah bersinar di semua penjuru
Wahai sangha bersemangatlah dalam meditasi

Namo Shakyamunaye Buddhaya!


Meditasi Malam

tubuh tegap duduk di bawah pohon bodhi
tubuh, ucapan, dan pikiran hening tiada
Hati dan pikiran bersatu dalam kesadaran penuh
Jelas menyinari hakikat sejati terbas ke pantai seberang
wahai sangha bersemangatlah dalam meditasi

Namo Shakyamunaye Buddhaya!


Menenangkan Napas

Napas masuk tubuh tenang
napas keluar tersenyum
berdiam di momen ini
momen paling menakjubkan


Menyesuaikan Postur

Perasaan datang dan pergi
seperti awan di langit yang berangin.
Bernapas dengan penuh kesadaran
menjadi jangkarku.


Bernapas 1

Kembali berlindung
pulau pelindung diri
kesadaran penuh adalah Buddha
menyinari jauh dan dekat
napas adalah Dharma
melindungi tubuh dan hati
pancaskandha adalah Sangha
bekerja dengan harmonis
napas masuk napas keluar
sekuntum bunga mekar
gunung solid
air tenang memantulkan
ruang bebas terbuka


Bernapas 2

napas masuk tahu napas masuk
napas keluar tahu napas keluar
napas masuk telah mendalam
napas keluar telah melambat
napas masuk merasa nyaman
napas keluar menjadi lega
napas masuk hati hening
napas keluar tersenyum
bersemayamg di saat ini
saat menakjubkan


Bernapas 3

Sudah kembali
sudah tiba
di sini
saat ini
solid
bebas
kembali
berlindung
aku sudah kembali
aku sudah tiba
berada di saat ini
berada di sini
solid bagaikan gunung hijau
bebas bagaikan awan putih
pintu tiada lahir telah terbuka
dimensi ultima bergeming

Memberi Salam


Sekuntum teratai untukmu
seorang calon Buddha.


Memegang Mangkuk Kosong

Melihat mangkuk ini,
Aku sadar betapa beruntungnya diriku
yang memiliki cukup makanan untuk melanjutkan latihan.


Menyiapkan Makanan

Dalam makanan ini,
Aku melihat dengan jelas
seluruh alam semesta
mendukung keberadaan diriku.


Sebelum makan

Seluruh makhluk di Bumi
sedang berjuang untuk hidup.
Aku beraspirasi untuk berlatih secara mendalam
Agar semua makhluk memiliki cukup makanan.


Ketika Mulai Makan

Sendok pertama, aku mempersembahkan kegembiraan.
Sendok kedua, aku membantu meringankan penderitaan orang lain.
Sendok ketiga, aku melihat kegembiraan orang lain sebagai kegembiraanku.
Sendok keempat, aku belajar cara melepaskan.


Menatap Piring atau Mangkuk Setelah Selesai Makan

Makan telah selesai,
dan aku puas.
Empat rasa syukur*
tumbuh dalam hatiku

*Empat syukur- terima kasih kepada orang tua, guru, teman dan semua makhluk.


Ketidakekalan

Hari ini telah berakhir dan hidup kita telah berkurang satu hari.
Mari kita renungkan apa yang telah kita lakukan.
Mari kita berlatih dengan rajin, bersungguh-sungguh dalam meditasi.
Mari kita hidup menghargai setiap momen dengan kebebasan,
sehingga waktu tidak berlalu sia-sia begitu saja.


Tersenyum pada Kemarahanmu

Bernapas masuk, aku tahu bahwa kemarahan membuatku jelek.
Bernapas keluar, aku tersenyum.
Aku hadir bersama napasku
sehingga aku tidak terhanyut dalam kemarahan.


Menyalakan Komputer

Menyalakan komputer,
pikiranku terhubungkan dengan kesadaran gudang*.
Aku bertekad mengubah energi kebiasaan
untuk menumbuhkan cinta kasih dan pengertian.

* Gudang penyimpanan mengacu pada alayavijñana, kesadaran di mana semua potensi benih disimpan.


Mengendarai Mobil

Sebelum menstarter mobil
Aku tahu ke mana aku akan pergi.
Aku dan mobil adalah satu kesatuan.
Jika mobil melaju kencang, aku melaju kencang.


Melakukan Perjalanan Singkat dengan Aman

Dua pertiga dari kecelakaan
terjadi di dekat rumah.
Mengetahui hal ini, aku berhati-hati
Bahkan dalam perjalanan singkat.


Minum Teh

Secangkir teh dalam kedua tanganku ini,
Perhatian penuh terjaga dengan sempurna.
Pikiran dan tubuhku berdiam
di sini dan saat ini.


Menyiram Tanaman

Jangan kira engkau dipasung, wahai tanaman.
Air ini datang kepadamu dari bumi dan langit.
engkau dan aku pernah bersama
sejak waktu tanpa awal.


Melihat Tanganku

Tangan siapakah ini
yang tidak pernah mati?
Adakah yang pernah lahir?
Apakah ada yang akan mati?


Menggunakan Telepon

Kata-kata dapat tersebar jauh ribuan kilometer.
Semoga kata-kataku menciptakan saling pengertian dan cinta kasih.
Semoga kata-kataku indah bagaikan permata,
menawan bagaikan bunga.


Menyirami Taman

Sinar matahari dan air
telah menyuburkan tanaman ini.
Hujan kasih sayang dan pengertian
dapat mengubah gurun pasir kering menjadi dataran subur luas.


Meditasi Berjalan

Pikiran dapat menjelajah ke seribu arah,
namun di jalan indah ini, aku berjalan dengan damai.
Setiap langkah, angin sejuk bertiup.
Setiap langkah, bunga bermekaran.


Menyalakan Lampu

Kealpaan adalah kegelapan,
Perhatian penuh adalah cahaya.
Aku membawa kewaspadaan
untuk menyinari semua kehidupan.


Mencuci Sayuran

Dalam sayuran ini,
Aku melihat matahari hijau.
Semua Dharma berkumpul bersama
menghadirkan kehidupan.


Berkebun

Bumi memberi kita kehidupan dan menutrisi kita.
Bumi membawa kita kembali lagi.
Kita lahir dan mati melalui setiap napas.


Menanam Pohon

Aku mempercayakan diriku kepada Bumi;
Bumi mempercayakan dirinya kepadaku.
Aku mempercayakan diriku kepada Buddha;
Buddha mempercayakan diri-Nya kepadaku.


Membersihkan Kamar Mandi

Betapa indahnya
menggosok dan membersihkan.
Hari demi hari,
hati dan pikiranku menjadi lebih jernih.


Menyapu

Menyapu lahan pencerahan
dengan hati-hati,
pohon pemahaman
tumbuh dari Bumi.


Membersihkan Aula Meditasi

Saat aku membersihkan ruangan yang segar dan tenang ini,
suka cita dan energi tak terbatas muncul!


Membuang Sampah

Dalam sampah, aku melihat mawar.
Dalam mawar, aku melihat kompos.
Semua sedang bertransformasi.
Ketidakkekalan itulah kehidupan.


Memotong Bunga

Bolehkah aku memotongmu, bunga kecil,
hadiah dari bumi dan langit?
Terima kasih, wahai bodhisattwa terkasih,
karena membuat hidup ini begitu indah.


Merangkai bunga

Merangkai bunga-bunga ini
di dunia fana* ini,
dasar dari pikiranku
menjadi tenang dan murni.

*Dunia fana adalah “dunia penuh debu”, kita perlu melatih kesabaran.


Mengganti Air dalam Vas

Air membuat bunga tetap segar.
Bunga dan aku adalah satu kesatuan.
Saat bunga bernapas, aku bernapas.
Saat bunga tersenyum, aku tersenyum.


Merenungkan Proses Kehidupan Sehari-hari

Merenungkan Proses Kehidupan Sehari-hari
Meditasi jalan di pagi hari

Saya mengikuti retret di Amitayus dari tanggal 29 sampai dengan 30 September 2018. Retret 2 hari ini sangat menyentuh hati. Saya merasa seperti kembali ke rumah diri sendiri. Anggota sangha monastik dan komunitas memberikan kondisi damai, hal ini membuat saya bisa memaknai kehidupan saat ini.

Sehari-hari, saya tidak punya waktu untuk menenangkan diri, namun selama retret saya merenungkan semua proses kehidupan yang penuh dengan suka dan duka, baik dan buruk, benar dan salah. Ternyata banyak terjadi penyimpangan yang telah saya lakukan, apakah itu secara sadar atau pun tidak sadar.

Retret ini menyadarkan saya betapa pentingnya untuk stop (berhenti) dari penyimpangan itu. Lewat kondisi berhenti inilah saya bisa merenung dengan mendalam sehingga saya kembali disadarkan untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

Selain mendapatkan pencerahan kecil, saya juga mengenal teman-teman baru, suatu hal yang menarik mengobservasi bagaimana sikap dan tingkah laku yang unik dari setiap orang. Ini membuat saya lebih mengerti tentang perbedaan agar bisa menerimanya.

Hal yang menarik bagi saya adalah ketika sesi makan. Kami mengambil makanan dengan cara yang teratur, antri, dan hening. Setelah itu duduk untuk menunggu semuanya duduk, mendengarkan genta berkesadaran lalu mendengarkan perenungan. Hal ini melatih kesabaran saya. Hal seperti ini tampaknya bagus diterapkan di rumah, menyadari aktivitas sehari-hari.

Saya menyadari bahwa prilaku saya menjadi lebih baik saat retret, terutama ketika membaca dan mendengar dengan penuh kesadaran. Topik pembahasan mencakup keluarga, anak, dan leluhur. Tentu saja bagaimana menuju pada keharmonisan melalui komunikasi, saling memberi perhatian, kemudian juga menciptakan kedamaian antara pasangan suami istri.

Meditasi kerja juga menarik. Kami berbagi tugas untuk bersih-bersih, menyapu, menyuci, semua tugas ini serasa sangat nyaman, kerjaan menjadi mudah dan cepat terlesesaikan. Menjaga kebersihan juga merupakan cara kami untuk menjaga kesehatan bersama.

Retret selama 2 hari tampaknya kurang lama. Walaupun hanya 2 hari namun memberikan dampak besar agar saya bersemangat untuk berubah menjadi lebih baik. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada anggota sangha monastik, semua panitia, serta teman-teman yang bersama-sama dalam retret itu.

Ini adalah karma baik bagi saya sehingga bisa berkumpul dengan komunitas latihan hidup berkesadaran. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu.

Andi, peserta retret dari Cimone, Tangerang