Thich Nhat Hanh 11 Oktober 1926 – 22 Januari 2022

Thich Nhat Hanh 11 Oktober 1926 – 22 Januari 2022

Dini hari, pukul 01.30, pada tanggal 22 Januari 2022, Master Zen Thich Nhat Hanh yang akrab disapa Thay, telah meninggal dunia dengan damai pada usia 95 tahun di Wihara Từ Hiếu, Vietnam.

Thich Nhat Hanh

Komunitas terkasih,
Bernapas sadar penuh mendalam, kami ingin mengumumkan bahwa guru kami, Master Zen Thich Nhat Hanh telah meninggal dunia pada dini hari, 22 Januari 2022, pukul 01.30 (waktu Vietnam), pada usia 95 tahun di Wihara Từ Hiếu, Vietnam.

Master Zen Thich Nhat Hanh yang akrab disapa Thay (artinya Guru), merupakan guru luar biasa, kedamaian, kelembutan welas asih, dan kearifan terang terpancar darinya telah menyentuh begitu banyak orang. Apakah Anda sudah pernah bertemu langsung dengan Thay secara langsung di retret, ceramah publik, atau lewat membaca buku, juga ceramah online, atau membaca kisah hidupnya yang sangat menakjubkan, Anda bisa mengenali bahwa Thay adalah seorang bodhisattwa sejati, sebuah kekuatan pendorong besar untuk perdamaian dan penyembuhan dunia. Thay merupakan seorang revolusioner, seorang yang mengupayakan pembaruan dalam agama Buddha, tidak pernah mendangkalkan agama Buddha, namun Thay selalu mengali lebih dalam hingga ke akar demi menampilkan pancaran autentik agama Buddha.

Thay telah membuka jalan indah yaitu agama Buddha terjun aktif dan agama Buddha Terapan (Engaged and Applied Buddhism) untuk semua: Lima Latihan Sadar Penuh dan Empat Belas Latihan Sadar Penuh dari Ordo Interbeing. Sebagaimana nasihat Thay, “Karena kita sudah melihat jalan itu, maka tidak perlu takut lagi.” Kita mengetahui arah hidup ini dalam diri sendiri juga untuk orang lain, juga dunia ini, dan kita telah mengetahui seni berhenti, menatap mendalam, dan membangkitkan sukacita dan kebahagiaan sejati.

Saat ini merupakan momen untuk kembali kepada napas dan jalan berkesadaran penuh untuk membangkitkan energi kedamaian, welas asih, rasa terima kasih untuk dipersembahkan kepada guru kita, Thay. Inilah momen untuk berlindung pada sahabat spiritual (kalyanamitra), komunitas lokal (local sangha), dan sesama.

Kami mengundang Anda semua, komunitas daring global, untuk mengenang kisah hidup dan warisan dari Thay, dalam acara latihan dan seremoni selama lima hari yang akan disiarkan secara daring dari Kota Hue, Vietnam, kemudian juga akan disiarkan dari Plum Village Perancis mulai dari hari Sabtu, 22 Januari 2022. Informasi dalam bahasa Inggris bisa dilihat di: www.plumvillage.org/memorial.

Marilah kita berusaha sebaik-baiknya dalam beberapa hari ini untuk membangkitkan energi kesadaran penuh, kedamaian, welas asih untuk dilimpahkan kepada Thay.

Selanjutnya, kami akan mempersiapkan beberapa publikasi melalui website mengenai naskah pendarasan, teks, dan sumber latihan berkesadaran penuh, untuk memudahkan Anda dan komunitas lokal untuk mengikuti kegiatan membangkitkan energi kesadaran penuh dan welas asih, dan Anda juga boleh mengadakan seremoni tersendiri atau sesi untuk mengenang Thay. Sebagaimana yang selalu diajarkan Thay, tiada yang lebih penting daripada persaudaraan kakak dan adik (brotherhood and sisterhood), kita semua tahu kekuatan dari energi kolektif.

Anda bisa mengikuti kegiatan praktik secara kolektif dalam beberapa hari ini lewat mendaftarkan email Anda lewat pranala ini: https://bit.ly/3fJx7pd

Dengan kasih sayang, kepercayaan, dan kebersamaan,
Biksu dan biksuni dari Plum Village

From the Depths of Understanding

From the Depths of Understanding

From the depths of understanding, a flower of great eloquence blooms: The Bodhisattva stands majestically
upon the waves of birth and death, free from all afflictions.
Her great compassion eliminates all sickness,
even that once thought of as incurable.
Her wondrous light sweeps away all obstacles and dangers.
Her willow branch, once waved,
reveals countless Buddha Lands.
Her lotus flower blossoms a multitude of practice centers.
We bow to her. We see her true presence in the here and the now. We offer her the incense of our hearts.
May the Bodhisattva of Deep Listening embrace us all
with Great Compassion.
Namo’valokiteshvaraya
[Homage to Bodhisattva Avalokiteshvara]

We Are Truly Present

We Are Truly Present

With hearts established in mindfulness, we are truly present
for sitting and walking meditation, and for reciting the sutras.

May this practice center with its Four fold Sangha be supported by three Jewels and Holy Beings,
well-protected from the eight misfortunes and the three paths of suffering.

May parents, teachers, friends, and all beings within the three Realms be filled with the most divine grace,
and may it be found that in the world there is no place at war.

May the winds be favorable, the rains seasonable, and the people’s hearts at peace. May the practice of the noble community, diligent and steady, ascend the Ten Bodhisattva Stages with ease and energy. May the Sangha body live peacefully, fresh and full of joy, a refuge for all, offering happiness and insight. [bell]

The wisdom of the Awakened Mind shines out like the full moon. [bell]The body of the Awakened One is pure and clear as crystal. [bell]

In the world, the Awakened One relieves bitterness and suffering. [bell]In every place, the Awakened Mind reveals love and compassion.

Namo Shakyamunaye Buddhaya [bell, bell]

Praising the Three Jewels

Praising the Three Jewels

The Buddha Jewel shines infinitely, enlightened for countless lifetimes.
The beauty and stability of Buddha sitting
is seen in mountains and rivers.
How splendid is the vulture peak,
how beautiful the light
that shines forth from Buddha’s brow illumining the six dark paths.
To the Nagapushpa assembly we will go
to continue the true teachings and practices. We take refuge in the Buddha ever present.

The Dharma jewel is infinitely lovely, the precious words of Buddha.
Like Fragrant flowers floating down from the heavens.
The wonderful Dharma is plain to see, it is recorded luminously in three transparent baskets.
From generation to generation
handed down in ten directions,
so that today we can see our way.
We vow to learn with all our heart.
We take refuge in the Dharma ever present.

The Sangha jewel is infinitely precious, a field of merit and good seeds.
The three robes and begging bowl
are symbols of freedom.
The mindfulness trainings, concentration and insight,
support each other.
In mindfulness day and night,
the Sangha dwells and is the foundation for us to realize,
the fruit of meditation.
With one heart we come home
and take refuge in the Sangha ever present.

Memulai Lembaran Baru

Memulai Lembaran Baru


Dalam memulai lembaran baru kita harus memeriksa dengan sungguh-sungguh dan jujur, tindakan-tindakan, ucapan, dan pikiran-pikiran kita di masa lalu serta menciptakan suatu permulaan yang segar di dalam diri kita dan hubungan kita dengan orang lain. Di pusat pelatihan kita melatih Memulai Lembaran Baru sebagai sebuah komunitas dua minggu sekali dan secara pribadi sesering yang kita inginkan.

Kita melatih Memulai Lembaran Baru untuk menjernihkan batin kita dan menjaga latihan kita tetap segar. Jika kesulitan timbul dalam hubungan kita dengan sesama praktisi dan salah satu dari kita merasa dendam atau sakit, kita tahu inilah waktunya untuk Memulai Lembaran Baru. Berikut ini adalah uraian dari proses empat bagian Memulai Lembaran Baru sebagaimana yang digunakan dalam tata cara resmi. Satu orang berbicara berturut-turut dan tanpa disela selama gilirannya. Para praktisi lainnya mempraktikkan cara mendengarkan dengan sepenuhnya dan mengikuti pernapasan mereka.

  1. Menyiram bunga – ini adalah kesempatan untuk berbagi apresiasi kita untuk orang lain. Kita mungkin menyebutkan contoh-contoh tertentu yang orang lain katakan atau lakukan, sesuatu yang kita kagumi. Ini adalah suatu kesempatan untuk memancarkan kekuatan orang lain dan kontribusi untuk Sangha serta untuk menyemangati pertumbuhan akan kualitas-kualitas positifnya.
  2. Menyampaikan penyesalan – kita mungkin menyebutkan tindakan-tindakan, ucapan, atau pikiran-pikiran kita yang tidak cakap yang mana belum sempat kita minta maaf.
  3. Menyatakan rasa sakit – kita mungkin berbagi bagaimana kita merasakan sakit oleh interaksi dengan praktisi yang lain, dikarenakan tindakan-tindakan, ucapan, dan pikiran-pikirannya. (Untuk menyatakan perasaan sakit pertama-tama kita harus menyiram bunga orang lain dengan berbagi kualitas-kualitas positif yang telah benar-benar kita amati dalam dirinya. Menyatakan perasaan sakit sering dilakukan perorangan dengan praktisi lainnya daripada dalam susunan grup. Anda bisa meminta orang ketiga yang Anda berdua percaya dan hormati untuk hadir, jika mengingini).
  4. Menyampaikan kesulitan masa panjang dan meminta dukungan – kadang-kadang kita masing-masing mendapat kesulitan dan rasa kesakitan timbul dari masa lalu yang muncul sekarang. Ketika kita berbagi suatu persoalan yang sedang kita hadapi kita bisa biarkan orang di sekitar kita memahami kita lebih baik dan memberikan dukungan yang benar-benar kita perlukan.

Praktik Memulai Lembaran Baru membantu kita mengembangkan ucapan yang baik dan mendengarkan dengan rasa belas kasih. Memulai Lembaran Baru adalah suatu latihan mengenai pengakuan dan apresiasi akan elemen-elemen positif di dalam Sangha kita. Misalnya, mungkin kita memperhatikan bahwa teman sekamar kita itu dermawan dalam berbagi wawasan, dan teman yang lain peduli terhadap tumbuh-tumbuhan. Dengan mengakui sifat positif orang lain mengizinkan kita untuk melihat kualitas-kualitas baik kita sendiri juga.

Bersama dengan sifat-sifat baik ini, kita masing-masing memiliki bidang-bidang kelemahan, seperti menasehati supaya jangan murka atau terperangkap dalam salah-tanggap kita. Ketika kita melatih “menyiram bunga” kita saling menyokong pengembangan kualitas-kualitas baik dan pada waktu bersamaan kita membantu melemahkan kesulitan-kesulitan orang lain. Selagi di kebun, saat kita saling “menyiram bunga” cinta kasih dan belas kasih, kita juga menyingkirkan energi dari rumput liar kemarahan, kecemburuan, dan kesalah-tanggapan.

Kita dapat melatih Memulai Lembaran Baru setiap hari dengan menyatakan apresiasi kita terhadap sesama praktisi dan meminta maaf dengan segera bilamana kita melakukan atau mengucapkan sesuatu yang melukai mereka. Kita bisa dengan sopan membiarkan orang lain mengetahui saat kita terluka pula. Kesehatan dan kebahagiaan dari seluruh komunitas tergantung pada kerukunan, kedamaian, dan kegembiraan yang ada di antara setiap anggota Sangha.

Invoking Avalokiteshvara

Invoking Avalokiteshvara

Unduh MP3 klik sini

We invoke your name, Avalokiteshvara.
We aspire to learn your way of listening
in order to help relieve the suffering in the world.
You know how to listen in order to understand.
Namo Avalokiteshvaraya……

We invoke your name in order to practice listening
with all our attention and openheartedness.
We will sit and listen without prejudice.
We will sit and listen without judging or reacting.
We will sit and listen in order to understand.
We will sit and listen so attentively
to hear what’s being said and what’s being left unsaid.
Just by listening deeply
we already,
alleviate,
much pain and suffering in the world.
Namo Avalokiteshvaraya
Namo Avalokiteshvaraya
Namo Abalokiteshvaraya


Kami mengagungkan namamu, Awalokiteswara.
Kami bercita-cita mempelajari cara mendengarmu
agar dapat membantu meringankan penderitaan di dunia.
Engkau tahu cara mendengar untuk memahami.
Namo Avalokitesvaraya…..

Kami mengagungkan namamu agar dapat berlatih mendengar
dengan seluruh perhatian dan keterbukaan hati.
Kami akan duduk dan mendengar tanpa disertai prasangka.
Kami akan duduk dan mendengar tanpa menghakimi atau bereaksi.
Kami akan duduk dan mendengar agar mampu memahami.
Kami akan duduk dan mendengarkan sedemikian rupa sehingga
kami dapat menyimak apa yang disampaikan orang lain serta apa yang belum dituturkannya.
Kami tahu hanya dengan mendengarkan secara mendalam saja,
kami dapat meringankan banyak kepedihan dan penderitaan di dunia ini.
Namo Avalokiteshvaraya
Namo Avalokiteshvaraya
Namo Avalokiteshvaraya


Memupuk Cinta Kasih dan Pengertian

Memupuk Cinta Kasih dan Pengertian

Begawan Buddha, Engkau telah mengajarkan kepada kami untuk tidak menyesali masa lalu atau terhanyut dalam kecemasan dan ketakutan akan masa depan. Aku melihat di sekitarku banyak yang terhanyut dalam kecemasan dan ketakutannya. Kecemasan ini mencegah kami untuk berada dalam kedamaian dan hidup secara mendalam di saat ini. Aku mempunyai wewenang dan kemampuan untuk merencanakan masa depan, tetapi aku tidak perlu terhanyut dalam kecemasanku akan masa depan.

Pada kenyataannya, aku tahu bahwa masa depan terbentuk dari masa sekarang. Ketika aku hidup pada saat ini secara mendalam dan aku hanya berpikir, berucap, dan melakukan hal-hal yang dapat membawa pengertian, cinta kasih, kedamaian, keselarasan, dan kebebasan ke dalam situasi saat ini, maka aku telah melakukan seluruh hal yang mampu aku lakukan untuk membangun fondasi bagi masa depan yang cerah.

Ke mana pun arah masa depan dunia ini dan apakah keturunanku akan memiliki kesempatan untuk hidup dengan bahagia dan bebas atau tidak bergantung pada bagaimana aku hidup di saat ini. Untuk memastikan masa depan yang bahagia dan damai bagi keturunanku, aku akan berlatih hidup sederhana, memupuk hati dan pikiran yang penuh pengertian dan cinta kasih, dan hidup harmonis dengan semua orang di sekelilingku sebagai saudara dan saudari sejati dalam keluarga spiritual.

Jika aku terus mengejar kekuasaan, ketenaran, kekayaan, dan otoritas maka aku tidak punya waktu untuk hidup dengan damai dan bebas. Aku juga akan terus mengeksploitasi sumber daya yang tidak diperlukan dari planet bumi ini, merusak lingkungan dan membawa perselisihan serta kebencian di dunia. Ini bukanlah perbuatan yang positif bagi diriku, bagi lingkungan, atau generasi masa depan.

Begawan Buddha, semoga aku dapat mengabdikan hidupku untuk memupuk kesadaran jernih akan diriku sendiri dan lingkunganku dalam setiap momen agar dapat meneruskan jalan-Mu yang tercerahkan dalam melihat dan bertindak di dunia. Inilah jalan hidup yang paling mulia.

Menyentuh Bumi


Begawan Buddha, dengan tubuh, ucapan, dan pikiran bersatu padu, aku menyentuh bumi di hadapan-Mu yang telah mencapai pengertian dan tindakan yang tercerahkan. [Genta]

Kesadaran Terhadap Tubuh

Kesadaran Terhadap Tubuh

Master Zen Thich Nhat Hanh menjelaskan tentang napas berkesadaran terhadap tubuh, bagaimana melakukan pemindamian (scanning) terhadap setiap bagian tubuh. Demikianlah cara untuk merelakskan tubuh. Manusia sering tak mampu merelakskan tubuh, inilah pentingnya mempraktikkan napas berkesadaran untuk merelakskan tubuh

Being an Island unto Myself

Being an Island unto Myself
Being an Island unto Myself

Being an island unto myself
As an island unto myself
Buddha is my mindfulness
Shining near, shining far
Dharma is my breathing
guarding body and mind
I am free.


Being an island unto myself
As an island unto myself
Sangha is my five skandhas
working in harmony
Taking refuge in myself
Coming back to myself
I am free, I am free, I am free.