Setiap minggu kita mempunyai kesempatan untuk menghadiri satu atau lebih wejangan Dharma yang disampaikan oleh guru kita. Mohon tiba lebih awal untuk wejangan agar kita punya waktu yang cukup untuk mendapatkan tempat duduk dan berada dalam kedamaian. Mohon mendengarkan wejangan dengan pandangan luas dan hati siap menerima. Jika kita hanya mendengarkan dengan intelek, perbandingan dan penilaian tentang apa yang dikatakan dengan apa yang kita duga kita sudah tahu atau apa yang kita sudah dengar dari orang lain, mungkin kita akan melewatkan kesempatan untuk menerima pesan yang sesungguhnya yang sedang disampaikan.
Dharma bagaikan hujan. Biarkan ia merembes dengan mendalam ke dalam kesadaran kita, menyirami benih-benih kebijaksanaan dan belas kasih yang sudah ada di sana. Serap ceramah dengan terbuka, seperti bumi menerima hujan di musim semi yang menyegarkan. Ceramah bisa jadi hanya kondisi, pohon kita perlu berkembang dan berbuah pengertian dan kasih.
Karena rasa hormat terhadap ajaran-ajaran dan guru, kita diminta untuk duduk di atas bangku atau bantalan selama ceramah dan tidak berbaring. Jika kita merasa lelah pada waktu ceramah, dengan sadar mengganti posisi duduk dan mempraktikkan pernapasan mendalam dan memijat lembut selama satu atau dua menit untuk memberikan oksigen segar kepada otak kita dan bagian-bagian pegal dalam tubuh. Mohon jangan berbicara atau membuat suara-suara yang berisik yang dapat mengganggu keheningan dalam ruangan selama ceramah Dharma. Apabila situasi mendesak dan kita perlu meninggalkan ruangan, maka silakan lakukan dengan perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara berisik yang dapat menganggu keheningan orang lain.