To Live Happily in the Here and Now
Siswa SMP Sekolah Ananda pertama kali mengadakan Day of Mindfulness (DoM). Anak-anak sudah pernah mempraktikkan hidup berkewawasan (mindfulness) ketika makan, duduk, relaksasi total. Praktik ini sudah dilakukan secara rutin oleh para guru, sekarang saatnya untuk mengajak anak-anak untuk ikut latihan juga.
Tema DoM perdana ini adalah “Happiness is here and now”. Anak remaja banyak terbebani oleh tugas sekolah, maka dari itu penting mengajarkan mereka cara untuk berbahagia melalui meditasi. Kami ingin anak-anak berbahagia di sekolah juga di rumah, agar mereka tumbuh menjadi generasi yang berkewawasan.
Menyentuh Momen Saat Ini
“The present moment is filled with joy and happiness. If you are attentive, you will see it.”
Thich Nhat Hanh
Sesi berbagi Dharma (Dharma Sharing), anak-anak diminta untuk menyebutkan hal apa yang membuat mereka bahagia maupun tidak bahagia. Mereka berbahagia ketika dapat berkumpul dengan orang tua dan keluarga. Mereka tidak berbahagia ketika orang tua bertengkar, kurang diperhatikan, berselisih paham dengan teman, tidak dibelikan barang yang diinginkan, nilai rapor rendah, ada anggota keluarga yang sakit atau meninggal dunia. Jawaban ini lebih bervariasi.
Siswa mulai mengerti bahwa kondisi untuk berbahagia sebenarnya sudah ada, mereka sering melupakannya. Contoh, matahari di langit. Luangkan waktu sejenak untuk merasakan hangatnya matahari, semua kehidupan bisa berlangsung dikarenakan sinar matahari.
Banyak makanan bergantung pada sinar matahari, matahari seperti seorang ayah dan ibu merawat kita, selalu hadir setiap hari. Jika seseorang merasa tidak diperhatikan, tidak ada yang menyayangi, ingatlah matahari selalu merawat semuanya, setiap detik dan menit, bahkan setiap hari. Bumi, pohon, air, udara, burung, serangga, mereka selalu hadir untuk kita. Itu adalah suatu kebahagiaan.
Jangan menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain atau materi. Jangan berpikir, “Saya akan bahagia jika saya menjadi juara kelas, atau ketika saya dibelikan handphone terbaru, atau ketika mama bahagia, maka saya akan bahagia.” Kita bisa memunculkan rasa bahagia dalam diri kita terlebih dahulu.
Jika seseorang berhentik sejenak untuk menyentuh momen kekinian, maka banyak kondisi kebahagiaan yang terlihat jelas. Kita tidak perlu mencari kondisi-kondisi kebahagiaan di luar sana, justru saat ini kita sudah memiliki banyak kondisi kebahagiaan.
Berhenti dan menyentuh momen kekinian, maka tubuh dan pikiran bisa beristirahat. Berhenti untuk memberi kesempatan bagi kita untuk mengenali kondisi-kondisi bagi kebahagiaan sesungguhnya sudah hadir dan ada di depan kita. Jika kita bahagia, maka kita dapat menjadi sumber kebahagiaan juga bagi orang lain.
Mengenali Benih Positif dan Benih Negatif di Dalam Diri
“The seed of suffering in you may be strong, but don’t wait until you have no more suffering before allowing yourself to be happy.”
Thich Nhat Hanh
Anak-anak diberi kesempatan untuk mengenal benih positif dan negatif yang dominan dalam dirinya. Mereka sudah mampu mengenali benih-benih itu. Mereka menuliskan cara-cara menyirami benih positif, dan menghindari menyirami benih negatif.
Benih-benih positif yang ada dalam diri
para siswa antara lain suka memberi, rendah hati, suka tersenyum, ramah, ceria,
perhatian, easy going, bersyukur, humoris,
percaya diri, tenang, jujur, penyayang, bersemangat, mudah memaafkan, pantang
menyerah, tidak suka cakap kotor, dan lain-lain.
Benih-benih negatif yang dalam diri
para siswa antara lain pemarah, egois, serakah, tidak percaya diri, malas, iri
hati, suka melawan, suka menunda, berbohong, rendah diri, keras kepala, sombong,
boros, kasar, dan lain-lain.
Cara menyiram atau tidak meyiram benih agar bertumbuh antara lain:
- Selalu bersyukur
- Sabar dan selalu tersenyum
- Tidak membandingkan diri dengan orang lain
- Mencari dan berkumpul dengan orang-orang dan lingkungan yang baik
- Berpikir positif
- Mengingat hal-hal yang diajarkan orang tua
- Lebih dekat dengan Tuhan, rajin ibadah dan berdoa
- Banyak membaca quote-quote motivasi
- Mengendalikan emosi
- Memahami sifat dan karakter orang lain
- Menjadikan hal-hal baik sebagai kebiasaan
- Memikirkan orang lain dan menempatkan diri di posisi orang lain untuk dapat memahami bagaimana keadaannya jika kita berlaku tidak mengenakkan pada mereka
- Menenangkan diri
Bagi anak seusia 12 – 15 tahun, pemikiran-pemikiran seperti ini cukup bagus, walaupun masih ada sebagian siswa yang menjawab masih tidak tahu bagaimana cara menyiram atau tidak menyiram benih-benih tersebut. Hal ini memberikan saya ide baru untuk membahas topik ini lebih mendalam pada DoM bulan berikutnya dengan cara lebih seru.
Sharing Bersama Fasilitator
“I am determined to practice deep listening. I am determined to practice loving speech.”
Thich Nhat Hanh
Setelah relaksasi total, para siswa berpencar sesuai kelompoknya untuk bermain games dan berbagi cerita bersama masing-masing fasilitator. Dalam kelompok kecil, para fasilitator menjelaskan terlebih dahulu tata cara dalam sharing. Diawali dengan memberi bow (hormat) sebelum dan setelah bercerita, tidak memotong pembicaraan teman, tidak mengejek apabila teman salah bicara, belajar mendengarkan teman tanpa menghakimi, dan berbicara dengan bahasa yang sopan dan tidak menyakiti teman. Mereka juga belajar mengundang lonceng secara bergiliran setiap kali seorang temannya selesai berbagi cerita.
Dalam kesempatan ini bukan hanya sesama siswa berbagi cerita, tapi juga para fasilitator (yang juga adalah guru). Di sekolah mungkin tidak banyak hal yang mereka ketahui tentang guru-guru mereka, tapi pada kesempatan ini para guru tidak segan berbagi cerita. Berbagi tentang keluarga, keseharian mereka, tentang cita-cita, apa yang membuat mereka bahagia pada hari itu, apa yang mereka sukai dan tidak sukai, dan lain-lain.
Latihan berkewawasan selesai pada sore hari. Ada beberapa anak yang jujur mengatakan bahwa hal yang membuat ia bahagia pada hari itu adalah ia dapat bangun lebih telat dari biasanya (karena DoM dimulai pukul 8.30 pagi), tidak perlu belajar pada Sabtu ini, dapat bermain game dengan teman-teman dan menikmati relaksasi total, serta tidak perlu memikirkan pelajaran sekolah ataupun pekerjaan rumah.
Latihan DoM ini adalah pengalaman pertama bagi para siswa. Semoga latihan hari ini memberi rasa relaks dan semoga mereka dapat mengingat bahwa untuk menumbuhkan rasa bahagia dalam diri adalah tidak sulit, cukup menyadari saat ini, menyentuh momen saat ini, maka kita akan menyadari bahwa kondisi-kondisi untuk berbahagia sebenarnya telah ada di hadapan kita.
“It is possible to live happily in the here and now. So many conditions of happiness are available—more than enough for you to be happy right now. You don’t have to run into the future in order to get more.”
Thich Nhat Hanh
RUMINI LIM, guru sekolah Ananda Bagan Batu, pengajar mindfulness class dan volunteer retret mindfulness