Jaket Coklat

Jaket Coklat

Pada retret musim panas di Plum Village, ada beberapa peserta retret komplen, “Ada umat awam yang telah menerima 14 Latihan Sadar Penuh mereka mengenakan jaket coklat sangat sombong memamerkan jaketnya. Mereka berlagak seolah-olah dirinya lebih tinggi derajatnya daripada praktisi biasa.”

Mereka melaporkan kepada saya (Thầy): “Kita semua adalah muridmu, kita berlatih bersama, kita berlatih saling mengasihi antara sesame. Lalu, mengapa ada orang yang mengenakan jaket coklat, mereka berlagak seolah-olah derajatnya lebih tinggi daripada kami yang tidak mengenakan jaket coklat. Mengapa mereka begitu sombong dan meremehkan kami?” Berlagak seperti itu artinya mengenakan jaket coklat justru membuat praktik mereka lebih rendah daripada sebelumnya.

Pada hari itu, waktu wejangan Dharma, di hadapan 500an peserta retret saya menyampaikan, “Ketika seseorang mengenakan jaket coklat, maka Anda wajib membangkitkan welas asih. Praktik paling penting adalah rendah hati (tidak sombong), setiap kali mengenakan jaket coklat artinya adalah setiap kali berlatih rendah hati semakin dalam.

Namun, apabila ada orang yang belum benar-benar praktik rendah hati denga baik, itu artinya latihannya masih kurang bagus, berarti dia harus lebih rajin lagi. Oleh karena itu, kita butuh dukungan dari sanggha (komunitas latihan), agar kita bisa menguasai latihan rendah hati lebih baik lagi sebagai makna warna coklat adalah warna rendah hati.

Warna coklat dalam budaya Vietnam adalah warna “miskin” yang dikenakan oleh para petani. Jika para monastik mengenakan jubah berwarna coklat, ketika jubahnya menjadi kotor maka tidak terlalu kelihatan. Kotoran di atas jubah warna coklat tidak mudah terlihat, jadi Anda tidak perlu menggunakan terlalu banyak sabun untuk mencucinya.

Seorang monastik mengenakan jubah coklat karena ingin mewujudkan cita-citanya untuk menjadi seorang monastik yang rendah hati. Oleh karena itu, dalam tradisi ini, mereka yang mengenakan jubah atau jaket coklat, apakah itu monastik atau praktisi awam, mereka semua wajib berlatih rendah hati.

Lalu mengapa ada kalanya mereka tidak begitu rendah hati? Karena latihan mereka masih lemah, mereka butuh waktu untuk berlatih lagi, komunitas perlu merangkul, memaafkan, kemudian mendukung latihan mereka agar lebih baik lagi.”

Setelah saya menyampaikan nasihat demikian, para praktisi awam yang jengkel dengan mereka yang mengenakan jaket coklat menjadi lebih tenang dan bisa menerima. Mereka yang mengenakan jaket coklat, para anggota Ordo Interbeing juga mendapatkan kesempatan untuk mengerti lebih dalam bahwa jaket coklat adalah kesempatan bagi dirinya untuk berlatih semakin rendah hati lebih sering lagi.

Dikutip dari buku “The Admonitions and Encouraging Words of Master Guishan” oleh Master Zen Thich Nhat Hanh

Freedom Wherever We Go

Freedom Wherever We Go
Penahbisan novis di Upper Hamlet, Plum Village Prancis

Pratimoksha merupakan aturan dasar bagi monastik buddhis. Berlatih Pratimoksha, para monastik memurnikan kembali badan jasmani dan batinnya, membangkitkan maitri kepada semua makhluk, terus maju dalam jalur pembebasan. Prati berarti langkah demi langkah. Bisa juga diterjemahkan menjadi bergerak ke arah moksha. Moksha artinya pembebasan. Pratimoksha bisa diterjemahkan sebagai setiap Langkah membawa pembebasan. Setiap aturan membawa pembebasan bagi aspek tertentu secara khusus dalam kehidupan monastik. Jika seseorang berlatih menerapkan aturan menghindari alkohol, maka dia akan bebas, yaitu bebas dari mabuk. Jika seseorang menerapkan aturan menghindari pencurian, dia juga bebas, yaitu bebas dari penjara. Istilah Pratimoksha juga bisa diterjemahkan menjadi “di setiap tempat ada pembebasan”. Pratimoksha versi revisi diberi judul “Freedom Wherever We Go” (Pembebasan Kemanapun Kita Pergi) untuk mengingatkan para monastik bahwa mereka sedang bergerak ke arah pembebasan.

Sebagai bagian dari latihan di Plum Village, mereka yang sudah menerima penahbisan sepenuhnya (biksu/biksuni) wajib mempelajari Winaya pada 5 tahun pertamanya, Winaya merupakan literature sangat luas dan dalam, bagaimana definisi kehidupan dan cara pengelolaan kegiatan sehari-hari komunitas monastik. Pembelajaran Winaya mencakup Praktimoksha revisi dan klasik. Para monastik mempelajari Winaya bukan sebagaimana seorang profesor atau spesialis, tapi mereka mempelajari Winaya sebagai praktisi. Mereka mempelajari Winaya dengan kejernihan batin bahwa Winaya, tata karma, peraturan merupakan fondasi menunjang kelangsungan hidup Sangha. Kami berharap Pratimoksha revisi bisa menginspirasi sangha monastik zaman ini agar mereka bisa menemukan kembali integritasnya, kesederhanaan, keindahan, dan kebebasan dalam kehidupan monastik.

Pada tahun ke-5 Buddha membabarkan Dharma, Beliau bersama murid seniornya baru mulai menetapkan Pratimoksha untuk komunitasnya. Peraturan-peraturan itu ditetapkan satu per satu melalui beberapa dekade, setiap aturan selalu merespon kebutuhan dan situasi yang muncul dalam komunitas pada saat itu. Ketika Buddha hampir memasuki mahaparinirwana, Beliau berpesan kepada asistennya yaitu Bhante Ananda, peraturan minor boleh dihapus, agar Winaya tidak memberatkan, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat itu, Bhante Ananda tidak bertanya secara jelas bagian minor yang mana dan yang seperti apa yang dimaksud oleh Buddha. Setelah Buddha memasuki mahaparinirwana, Bhante Kassyapa sebagai senior saat itu, tidak berani menghapus satu pun dari peraturan yang ada. Sekarang, 2600 tahun telah berlalu, dan rekomendasi Buddha tidak pernah dilaksanakan oleh para cucu muridnya.

Kisah sejarah menyebutkan, 200 tahun setelah Buddha mahaparinirwana, sekte Agama Buddha sudah ada sekitar 20 aliran, setiap sekte memiliki Winaya-nya masing-masing. Semua Winaya itu selalu memiliki akarnya dalam ajaran Buddha dan praktiknya. Pratimoksha merupakan intisari dari Winaya. Naskah inilah yang dilafalkan ulang oleh para biksu dan biksuni sebulan dua kali di dalam seremoni uposatha untuk memperkuat dan mempurifikasi tekad mereka. Di Vietnam dan Tiongkok, mereka menganut Pratimoksha dari aliran Dharmagupta. Di Sri Lanka, Thailand, Myanmar, mereka menganut Pratimoksha dari aliran Tamrasatiya (Theravada). Untuk biksu, aliran Dharmagupta memiliki 250 butir peraturan, dan Pratimoksha Tamrasatiya memiliki 227 butir. Dua Pratimoksha dari aliran-aliran itu hanya memiliki beberapa perbedaan minor saja, bahkan dua Pratimoksha itu mendekati indentik.

Agama Buddha perlu menjadi tradisi yang hidup. Sebagai pohon, ada cabang-cabang yang sudah mati perlu dipotong agar tunas baru punya kesempatan untuk tumbuh. Tunas baru itu adalah ajaran dan praktik yang mampu merespon kebutuhan kultur dan zaman sekarang. Perkembangan teknologi, media, dan kehidupan yang demikian cepat telah mempengaruhi gaya hidup para monastik. Degradasi gaya kehidupan monastik sangat nyata terjadi di berbagai tempat di dunia ini, bahkan komunitas buddhis dan non buddhis juga mengalami hal serupa. Demi merespon situasi saat ini, Pratimoksha revisi sangat dibutuhkan.

Upaya Plum Village merevisi Pratimoksha selalu tertuju pada relevansi dan responsif, Konsili Dharma Acharya Plum Village telah berkonsultasi dengan master Winaya, biksu, dan biksuni di Vietnam dan berbagai tradisi selama 5 tahun lebih. Sebagai tambahan, kami juga memiliki pengalaman kehidupan monastik di dunia barat dalam dua dekade belakangan ini. Oleh Karena itu, Pratimoksha revisi bertujuan untuk memberikan panduan dan dukungan bagi monastik buddhis kontemporer yang tinggal di Asia maupun Barat.

Praktimoksha revisi pertama kali diluncurkan pada tanggal 31 Maret 2003 di Choong Ang Shangha University di Seoul, Korea, yang merupakan salah satu Universitas Buddhis Mahayana di Asia. Dalam Pratimoksha revisi ini, kami telah mengganti peraturan yang sudah tidak sesuai lagi pada zaman sekarang dengan peraturan baru esensial yang bisa melindungi integritas dan praktik para monastik. Sebagai contoh, dalam Pratimoksha klasik menyebutkan para monastik hanya boleh berpergian dengan jalan kaki. Peraturan itu berbunyi demikian, “Jika seorang biksuni yang tidak sedang sakit, lalu ia menaiki kereta, maka dia telah melanggar peraturan Payantika.” Peraturan ini relevan dengan tempat dan zaman Buddha, karena berpergian dengan menggunakan kereta tidak lumrah bagi para petapa dan kereta itu simbol dari status tinggi dan orang kaya. Namun pada abad 21 ini, bepergian ke Amerika, jika Buddha harus berjalan kaki di jalan tol dan menolak untuk menaiki kendaraan, bisa jadi Buddha akan mengalami kecelakaan atau bahkan ditangkap oleh polantas. Untuk merespon kebutuhan zaman modern monastik, Pratimoksha revisi menyebutkan tentang penggunaan kendaraan (mobil), komputer, televisi, telepon genggam, games elektronik, surel (e-mail), dan internet.

Ada orang yang bertanya, “Siapakah Anda, beraninya mengubah peraturan yang telah ditetapkan oleh Buddha?” Kami hanya menjawab, “Kami adalah anak-anak dari Buddha. Kami adalah kelanjutan dari Buddha, kami berlatih untuk mewujudkan keinginan Beliau.” Buddha menginvestasikan banyak waktu dan energi untuk mengajar dan melatih para monastik. Agama Buddha bisa bertahan hidup hingga hari ini karena Sangha monastik terus dijaga kelanjutannya. Tujuan dari Pratimoksha revisi adalah untuk melindungi kebebasan dan integritas praktik dari monastik, agar jalur menuju pembebasan otentik bisa terus berlangsung.

Agama Buddha akan tetap menjadi tradisi yang hidup, maka ajaran dan praktik perlu selalu relevan. Pratimoksha hendaknya jangan hanya menjadi objek akademik dan studi intelektual saja. Ada begitu banyak master Winaya dan mengerti dan menghafal literaturnya, mampu mengajar dan menjelaskannya dengan elegan. Tujuan utama Pratimoksha adalah memberikan panduan kepada biksu dan biksuni. Kami yakin bahwa Buddha mempercayakan pengertian, kepintaran, dan keberanian para keturunannya agar jalur pembebasan bisa terus berlanjut, mudah diakses dan terbuka untuk generai saat ini. Oleh karena itu, merevisi ajaran dan praktik yang ada perlu dilakukan.

Ini merupakan kali pertama, tradisi Plum Village telah menyediakan naskah Pratimoksha revisi kepada semua orang, termasuk praktisi awam. Kami yakin naskah ini bisa membantu memperkuat latihan dari empat lapisan Sangha yaitu biksu, biksuni, upasaka, dan upasika. Membaca Pratimoksha mengizinkan praktisi awam mengerti peraturan para monastik dan bagaimana gaya kehidupan monastik. Membaca Pratimoksha juga menginspirasi kehidupan yang lebih berkaruna, bermetta, dan berpanya agar kita bisa saling melindungi, mereka yang kita kasihi, lingkungan, dan semua makhluk.

Kami merevisi Pratimoksha demi menghormati guru akar kami yaitu Buddha Sakyamuni, beserta semua guru-guru silsilah spiritual, mereka telah mentransmisikan Dharma mulia dari generasi ke generasi. Kami yakin dengan menjadikan Agama Buddha sebuah tradisi yang hidup dan bebas dari degradasi dan korupsi, demikianlah untuk menjadi keturuan otentik dari Buddha. (Thich Nhat Hanh)

Alih bahasa: Nyanabhadra.
Sumber: Freedom Wherever We Go: A Buddhist Monastic Code For the 21st Century, Parallax Press.

Seremoni Transmisi 5 Latihan Sadar Penuh

Seremoni Transmisi 5 Latihan Sadar Penuh

Seremoni Tranmisi
5 Latihan Sadar Penuh
Versi 28 Desember 2017

  1. Meditasi Duduk
  2. Persembahan Dupa
    • (GENTA 3x)Harumnya dupa telah mengundang bodhicitta hadir
      Bersamaku, bersamaku sesungguhnya di sini, sesungguhnya di sini
      Harumnya dupa ini melindungi dan menjaga batin
      Oh… harumnya dupa ini menyatukan kita semua
      Dalam pelaksanaan sila samadhi prajna
      Kami datang persembahkan semua
      Namo bodhisattvebhyah
      Namo mahasattvebhyah
      (GENTA)
  3. Menyentuh Bumi
    • Gatha PembukaanYang bersujud dan objek sujud pada hakikatnya sunyata.
      Oleh sebab itu komunikasi, terjalin sempurna apa adanya.
      Pusat latihan kami adalah jaring Indra
      memantulkan semua Buddha di setiap sudut.
      Diriku berdiri di hadapan setiap Buddha,
      Aku berlindung kepadaMu.
      (GENTA)

       

      Bersujud

      BERSUJUD (menyentuh bumi setiap kali bunyi Genta)

      Pemimpin:
      Mempersembahkan cahaya di Sepuluh Penjuru

      Bersama-sama:
      Buddha, Dharma, dan Sanggha,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin: 
      Mengajar dan hidup melalui kesadaran-penuh
      di tengah-tengah penderitaan dan kebingungan,

      Bersama-sama:
      Buddha Sakyamuni,
      Dia yang telah sadar sepenuhnya,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Memotong tembus ketidaktahuan,
      menyadarkan hati dan pikiran kami,

      Bersama-sama:
      Manjusri, Bodhisattwa Pengertian Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Bekerja dengan penuh kesadaran, penuh suka cita
      untuk kepentingan semua makhluk hidup,

      Bersama-sama:
      Samantabhadra, Bodhisattwa Tindak Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Mendengar secara mendalam,
      melayani makhluk dalam cara tanpa batas,

      Bersama-sama:
      Awalokiteswara, Bodhisattwa Welas Asih Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Tiada ketakutan dan tekun mengarungi
      alam-alam penderitaan dan kegelapan

      Bersama-sama:
      Ksitigarbha, Bodhisattwa Aspirasi Agung,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Ibunda semua Buddha, bodhisattwa dan semua makhluk
      Menopang dan menyembuhkan semuanya

      Bersama-sama:
      Bodhisattwa Ibu Pertiwi, Ibunda bumi
      Permata indah jagad raya
      Kami bersujud padamu
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Memancarkan cahaya di semua penjuru
      Sumber kehidupan di dunia ini

      Bersama-sama:
      Mahavairocana Tathagatha,
      Ayahnda matahari
      Buddha cahaya dan hidup tanpa batas
      Kami bersujud padamu
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Benih kesadaran dan cinta kasih
      dalam anak-anak dan semua makhluk,

      Bersama-sama:
      Maitreya, Buddha yang akan datang,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA)


      Pemimpin:
      Menunjukkan jalan tanpa rasa takut,
      dan penuh welas asih

      Bersama-sama:
      seluruh guru silsilah leluhur spiritual,
      kami bersujud padamu.
      (GENTA 2x)

  4. Gatha Pembuka Sutra
    • (GENTA 3x)Namo Sanghyang Adi Buddhaya (3x)
      Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa (3x)
      Namo Sarve Bodhisattvaya Mahasattvaya (3x)
      (GENTA)

      Dharma begitu dalam dan indah,
      Kini kami telah berkesempatan
      melihat, mempelajari, dan mempraktikkannya.
      Kami bertekad merealisasikan makna sejatinya.
      (GENTA)

  5. Sutra Hati
    • Kearifan Menuju ke Pantai Seberang

      Avalokiteshvara
      merenungkan mendalam
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      seketika sadar bahwa
      semua pancaskanda adalah sunyata adanya
      merealisasikan ini
      teratasi semua duka (G)

      Wahai Sariputra,
      tubuh ini adalah sunyata
      dan sunyata adalah tubuh ini
      tubuh ini tiada beda dengan sunyata
      dan sunyata tiada beda dengan tubuh ini
      begitu juga dengan perasaan,
      persepsi, formasi mental,
      dan kesadaran. (G)

      Wahai Sariputra,
      semua fenomena bercirikan sunyata;
      sifat dasarnya adalah
      tiada lahir tiada mati,
      tiada eksis, tiada non eksis,
      tiada noda, tiada suci
      tiada bertambah tiada berkurang.
      Maka itu sunyata,
      tubuh, perasaan, persepsi,
      formasi mental, dan kesadaran
      bukanlah entitas tunggal terpisah. (G)

      Delapan belas ranah fenomena
      yaitu enam organ indra,
      enam objek indra,
      dan enam kesadaran
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Dua belas rantai interdependen kemunculan
      dan kemusnahannya
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Duka, duka samudaya,
      duka nirodha, marga
      wawasan dan pencapaian,
      juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
      Mereka yang melihat semua ini
      tak perlu mencapai apa pun lagi. (G)

      Bodhisattwa mempraktikkan
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      tidak melihat adanya penghalang pikiran,
      dan karena
      tiada lagi penghalang pikiran, semua ketakutan teratasi,
      musnahlah semua persepsi keliru
      dan merealisasikan nirwana sempurna. (G)

      Semua Buddha pada tiga masa
      mempraktikkan wawasan pembawa ke pantai seberang
      semua mampu mencapai
      pencerahan autentik sempurna. (G)

      Maka itu Sariputra,
      ketahuilah bahwa
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      adalah maha mantra,
      maha vidya mantra,
      anuttara mantra,
      samasama mantra,
      kearifan sejati berkekuatan
      mengakhiri semua jenis duka. (G)

      Maka itu marilah mendaraskan
      mantra untuk memuja
      wawasan pembawa ke pantai seberang
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
      Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!

  6. Permohonan Formal
    • Perwakilan aspiran:
      Jika ada di antara Anda yang belum sempat mengisi formulir permohonan untuk menerima 5 Latihan Sadar Penuh, lalu ingin menerimanya pada hari ini, Anda boleh berdiri dan menyebutkan nama dengan jelas, kemudian bergabung di tengah bersama aspiran lainnya.

      Perwakilan aspiran: (membacakan sambil beranjali)
      Namo Shakyamunaye Buddhaya.
      Guru yang terhormat, sangha yang mulia, mohon dengarkan kami denga penuh welas asih. Kami ingin menyampaikan permohonan formal.

      Master Genta: Mengundang genta 1 kali
      (Mendengar genta, perwakilan aspiran dan semua aspiran menyentuh bumi)

      Perwakilan aspiran: (membacakan permohonan atas nama semua aspiran)
      Namo Shakyamunaye Buddhaya
      Guru terkasih, sangha terkasih, kami menyadari keberuntungan ini. Kami telah menerima banyak berkah dari para leluhur dan bersyukur atas berkah itu kami telah bertemu dengan latihan sadar penuh. Latihan ini telah membantu kami berlatih berhenti dan hidup lebih mendalam pada momen kekinian, agar kami menjadi lebih kuat, bertransformasi, dan menyembuhkan diri serta menghadirkan sukacita bagi diri sendiri dan orang lain. Kami tahu bahwa 5 Latihan Sadar Penuh merupakan pernyataan indah dan lengkap atas perjalanan transformasi ini. Hari ini, dengan sepenuh hati, kami ingin menerima 5 Latihan ini dari para guru spiritual dan juga dari Anda, yang mulia sangha. Kami mengerti dengan jelas bahwa jika kami akan ditemani oleh para bodhisattwa, setiap momen akan menjadi momen kebahagiaan. Kami dengan sepenuh hati memohon guru leluhur spiritual dan sangha mulia untuk menerima permohonan ini, trasmisikan latihan ini kepada kami.

      Master Transmisi:
      Kami berkenan menerima permohonan Anda. Ketahuilah bahwa Anda sangatah beruntung karena telah bertemu dengan latihan yang luar biasa ini lalu Anda berkomitmen untuk melaksanakannya. Tugas paling mulia yang bisa engkau lakukan adalah membangun komunitas yang nanti bisa menjadi tempat berindung bagi banyak orang. Ini juga yang dilakukan oleh Buddha sepanjang hayatnya. Menyusuri atihan ini berarti Anda melanjutkan karir dari Buddha. Para Buddha dan bodhisattwa akan mendukung sepanjang jalanmu.

      Perwakilan Aspiran: (menyatakan terima kasih)
      Terima kasih para guru dan sangha mulia telah mengabulkan permohonan kami. Kami akan melaksanakan nasihat-nasihat itu dengan sepenuh hati.
      (setiap kali mendengar genta, para aspiran menyentuh bumi 2 kali. Perwakilan aspiran kembali ke tempatnya.)

  7. Prosedur Sanghakarma
    • Master Sanghakarman: Apakah seluruh komunitas telah berkumpul?Sanggha Pelaksana: Seluruh komunitas telah berkumpulMaster Sanghakarman: Apakah semunya hidup harmonis?

      Sanggha Pelaksana: Iya, hidup harmonis

      Master Sanghakarman: Mengapa komunitas berkumpul pada hari ini?

      Sanggha Pelaksana: Hari ini komunitas berkumpul untuk mewujudkan sanghakarman transmisi Lima Latihan

      Master Sanghakarman: Komunitas mulia, hari ini [tanggal] telah dipilih sebagai hari untuk mentransmisikan Lima Latihan Sadar Penuh. Komunitas berkumpul pada waktu yang telah disepakati bersama dan sekarang siap mentransmisikan Lima Latihan dalam atmosfir harmonis, oleh karena itu transmisi bisa dilaksanakan, apakah pernyataan ini jelas dan lengkap?

      Semua orang: Jelas dan lengkap. (GENTA)

  8. Kata Pengantar
    • Hari ini komunitas berkumpul untuk memberikan dukungan spiritual kepada kakak dan adik dalam Dharma untuk mengambil Lima Latihan. Mohon seluruh komunitas untuk menikmati napas dan pada saat bersamaan tetap terjaga dalam penuh perhatian ketika mendengarkan suara lonceng. Suara lonceng merupakan suara Buddha yang memanggil kita kembali pada diri kita yang sesungguhnya.
  9. Menyentuh Bumi dengan Penuh Syukur
    • Kakak dan adik yang menerima Lima latihan mohon maju de depan dengan bersikap anjali dan berdiri di hadapan Tiga permata. Apabila ada orang yang ingin menerima Lima Latihan ini dan namanya tidak disebutkan, Anda boleh menyebutkan nama sendiri kemudian maju ke depan di hadapan Tiga Permata. Para sahabat, setelah mendengar lonceng setiap selesai pembacaan syair, mohon menyentuh bumi.Dengan penuh rasa syukur kepada orang tua kami yang telah menghadirkan kehidupan, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]Dengan penuh rasa syukur kepada guru yang telah menunjukkan jalan dan bagaimana mencintai, mengerti dan hidup di momen kekinian, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

      Dengan penuh rasa syukur kepada para sahabat yang telah membimbing kami dalam sepanjang jalan dan mendukung ketika dalam situasi sulit, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

      Dengan penuh rasa syukur semua spesies binatang, tumbuhan, mineral yang telah mendukung hidup kami dan menjadikan dunia ini begitu indah, kami menyentuh bumi di hadapan Tiga Permata di sepeluh penjuru. [GENTA]

  10. Transmisi Tiga Pelindungan (Opsional)
    • Hari ini komunitas berkumpul untuk memberikan dukungan kepada para sahabat yang ingin berlindung kepada Tiga Permata dan menerima Lima Latihan Sadar Penuh. Anda telah berkesempatan belajar dan praktik pengertian dan cinta kasih. Praktik ini telah diwariskan oleh para guru leluhur sejak dahulu kala. Pada hari ini Anda bertekad untuk berlindung kepada Tiga Permata dan menerima Lima Latihan Sadar Penuh.
      Berlindung kepada Tiga Pertama yaitu Buddha, Dharma, dan Sanggha sebagai pelindung. Berlindung kepada Buddha yaitu Dia yang memberikan tuntunan hidup. Berlindung kepada Dharma yaitu metode membangkitkan pengertian, cinta dan welas asih. Berlindung kepada Sanggha yaitu komunitas berlatih sesuai dengan pengertian, cinta dan welas asih dalam dalam pencerahan.
      Buddha, Dharma, dan Sanggha hadir dalam seluruh alam semesta juga dalam setiap insan dan semua species. Berlindung kepada Tiga Permata berarti Anda yakin bahwa dalam dirimu ada potensi tercerahkan, membangkitkan pengertian dan cinta kasih untuk diri sendiri, keluarga, komunitas, dan masyarakat.
      Para sahabat, mohon mengulang kalimat berikut ini:

      -Saya berlindung kepada Buddha, Dia yang menunjukkan jalan dalam kehidupan ini
      -Saya berlindung kepada Dharma, Jalan pengertian dan cinta kasih
      -Saya berlindung kepada Sanggha, komunitas hidup harmonis dan penuh kesadaran

      Para sahabat, Anda telah secara formal menerima Tiga Perlindungan. Menerima perlindungan bisa menumbuhkan Tiga Permata dalam hatimu tertampak jelas dan menjadikannya sebagai bagian dari hidupmu. Hari ini, Anda menjadi murid dari Dia yang telah tercerahkan dan bertekad untuk hidup dengan penuh kesadaran. Mulai hari ini Anda akan bertekad mempraktikkan jalan menuju pengertian, cinta dan welas asih; menumbuhkan kemampuan untuk mengerti, mencintai, dan mengasihi. Berlindung kepada Sanggha berarti Anda akan berusaha Latihan, mengikuti retret, melafalkan Lima Latihan Sadar Penuh dan menghadiri aktivitas komunitas.
      Master transmisi adalah Master Zen Thich Nhat Hanh. Nama Dharma Anda diberikan sesuai dengan arahan dari beliau dengan diwakili oleh komunitas. Anda berlindung kepada guru dan komunitas dalam Latihan.

  11. Transmisi Lima Latihan Sadar Penuh
    • Saudara-saudari, sekarang saatnya mentransmisikan Lima Latihan. Latihan ini punya kapasitas untuk melindungi kehidpan dan menjadi kehidupan menjadi indah. Lima Latihan mendukung kita ke arah damai, ceria, pembebasan, dan pencerahan. Latihan ini merupakan fondasi bagi kebahagiaan individu, kebahagiaan keluarga dan masyarakat. Apabila kita berlatih sesuai dengan Lima Latihan ini, kita sudah berada dalam jalan Bodhisattwa. Lima Latihan melindungi kita agar tidak berbuat kesalahan dan menciptakan penderitaan, ketakutan, dan keputusasaan. Berlatih dalam Lima Latihan ini membantu kita agar mampu membantu kedamaian dan kebahagiaan diri sendiri dan keluar, menghadirkan sukacita dan kedamaian bagi masyarakat. Sekarang saya akan membacakan Lima Latihan. Mohon dengarkan baik-baik dengan pikiran tenang dan jernih. Jawab “Iya, saya siap melaksanakannya” setiap kali anda merasa punya kapasitas untuk menerima, belajar, dan berlatih latihan yang dibacakan.Saudara-saudari, Anda siap?Aspiran: Iya, saya siap.

      Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan belas kasih serta mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis tindakan pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku mengerti bahwa tindakan merusak timbul dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistik, aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, non diskriminasi dan non kemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

      Ini adalah Latihan pertama. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan orang lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan belas kasih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa makin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku sadar sepenuhnya bahwa kebahagiaan berhubungan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, Aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan mata pencaharian benar sehingga aku bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan memutar balik arus pemanasan global.

      Ini adalah Latihan Kedua. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh peyimpangan prilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Tahu bahwa nafsu seksual bukanlah cinta, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, Aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang yang diberitahukan kepada famili dan para sahabat. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, belas kasih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Kita tahu bahwa berlatih cinta sesungguhnya, kita akan terus dilanjutkan dengan indah di masa depan.

      Ini adalah Latihan Ketiga. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, Aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar mendalam demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan perdamaian dalam diriku dan sesama orang lain, ethnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, Aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat memunculkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali kehadiran kemarahan dan kemudian menatap mendalam untuk mengetahui akar permasalahan, terutama akar persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat menyebabkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk menunjang kapasitas dalam hal pengertian, cinta kasih, suka cita, dan inklusif, secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

      Ini adalah Latihan keempat. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tidak disertai dengan kesadaran, Aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik secara fisik maupun mental bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam bahan konsumsiku yang terdiri dari empat jenis makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk yang mengandung toksin seperti situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan. Aku akan berlatih kembali pada momen kekinian untuk menyentuh kesegaran, penyembuhan, dan elemen nutrisi dalam diriku dan sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengkonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengkonsumsi dengan sedemikian rupa sehingga bisa memelihara kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani dan kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam cakupan keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

      Ini adalah Latihan kelima. Apakah Anda berkomitmen menerima, mempelajari, dan mempraktikkanya?

      Aspiran: Iya, saya siap [GENTA]
      [aspiran menyentuh bumi satu kali]


      Saudara-saudari se-Dharma, Anda telah menerima Lima Latihan yang merupakan fondasi dari kebahagiaan dalam keluarga dan masyarakat. Latihan itu merupakan dasar bagi aspirasi Anda untuk membantu orang lain. Anda wajib membaca ulang se-sering mungkin, minimal sebulan sekali, agar pemahaman dan latihan ini bisa tumbuh dalam diri Anda sehari demi sehari. Seremoni pembacaan Lima Latihan ini bisa diadakan di pusat latihan atau di rumah bersama teman-teman. Jika Anda tidak membacakan latihan ini minimal sekali dalam 3 bulan, maka transmisi hari ini dianggap batal. Saudara-saudari dalam komunitas, sebagai siswa dari Dia yang telah Sadar Sepenuhnya (Buddha), Anda seharusnya bersemangat dalam mempraktikkan jalan damai dan kebahagiaan untuk diri Anda sendiri dan semua spesies. Setelah mendengar suara genta, mohon berdiri dan menyentuh bumi sebanyak tiga kali sebagai bentuk rasa syukur kepada tiga permata.

  12. Seremoni Penutup (Membacakan Sertifikat)
    • Para aspiran, saya akan membacakan sertifikat, jika nama Anda disebutkan, mohon maju ke depan untuk menerima sertifikatnya. (Sertifikat lainnya silakan menghubungi fasilitator Dharma Sharing)
  13. Pelimpahan Jasa
    • Mentransmisikan latihan, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
      memberikan manfaat tanpa batas.
      Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
      Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua,
      para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya
      yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
      (GENTA 3x)

Lima Latihan Sadar Penuh

Lima Latihan Sadar Penuh
  1. Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan welas asih, mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, fauna, flora, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku menyadari bahwa tindakan kekerasan berasal dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistis. Aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, nondiskriminasi dan nonkemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

  2. Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan secara pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan pihak lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan welas asih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa makin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku menyadari sepenuhnya bahwa kebahagiaan berkaitan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, dan aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan penghidupan benar sehingga bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan menghentikan kontribusi terhadap perubahan iklim.

  3. Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penyimpangan perilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Mengetahui bahwa nafsu seksual dan cinta kasih merupakan dua hal yang berbeda, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, welas asih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Aku menyadari bahwa dengan mempraktikkan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, aku akan terus dilanjutkan dengan indah di masa mendatang.

  4. Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran penuh dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar dengan welas asih demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan kedamaian dalam diriku dan sesama orang lain, etnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat menumbuhkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali dan menatap mendalam terhadap kemarahanku. Aku tahu bahwa akar kemarahan ada dalam persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat mengakibatkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk memupuk kapasitas pengertian, cinta kasih, suka cita, dan sikap inklusif, serta secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

  5. Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tanpa berkesadaran penuh, aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik, secara fisik maupun mental, bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam terhadap cara aku mengonsumsi Empat Jenis Makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk seperti: situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan tertentu yang mengandung toksin. Aku akan berlatih untuk kembali pada momen kekinian untuk menyentuh elemen-elemen kesegaran, penyembuhan, dan nutrisi dalam diriku dan di sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengonsumsi dengan sedemikian rupa agar aku bisa terus menumbuhkan kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani serta kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

Sumber: The 5 Mindfulness Trainings

Empat Belas Latihan Sadar Penuh

Empat Belas Latihan Sadar Penuh
    1. Latihan Sadar Penuh Pertama: Keterbukaan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kefanatikan dan intoleransi, kami bertekad untuk tidak memberhalakan atau terbelenggu pada doktrin, teori, atau ideologi mana saja, termasuk yang Buddhis sekalipun. Kami bertekad memandang ajaran Buddha sebagai pedoman yang membantu kami untuk belajar melihat lebih dalam dan mengembangkan pengertian dan welas asih. Ajaran-ajaran buddhis bukanlah doktrin-doktrin yang dijadikan alasan untuk berkelahi, untuk membunuh, ataupun mati demi membela ajaran itu sendiri. Kami mengerti bahwa fanatisme dan berbagai bentuknya berasal dari pandangan dualistik dan diskriminatif. Kami akan melatih diri untuk melihat segala sesuatu dengan sikap keterbukaan dan pemahaman atas kondisi saling berkaitan demi mengubah dogmatisme dan kekerasan dalam diri kami dan dunia.
    2. Latihan Sadar Penuh Kedua: Tidak Melekat Pada Pandangan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kemelekatan pada pandangan dan persepsi keliru, kami bertekad untuk menghindari berpikiran sempit dan terikat pada pandangan-pandangan yang dimiliki saat ini. Kami bertekad untuk belajar dan berlatih ketidakmelekatan pada pandangan dan terbuka pada pengertian mendalam dan pengalaman orang lain demi mendapat manfaat dari kebijaksanaan kolektif. Pengertian mendalam hadir lewat cara berlatih mendengar dengan welas asih, melihat secara mendalam, dan melepaskan gagasan-gagasan, tetapi bukanlah lewat cara mengumpulkan pengetahuan intelektual. Kami sadar bahwa pengetahuan yang kami miliki saat ini bukanlah kebenaran mutlak yang tidak berubah. Kebenaran ditemukan dalam kehidupan dan kami akan mengamati kehidupan yang ada di dalam maupun di sekeliling kami setiap saat, siap untuk belajar seumur hidup.
    3. Latihan Sadar Penuh Ketiga: Kebebasan Berpikir
      Sadar akan penderitaan yang timbul ketika kami memaksakan pandangan kepada pihak lain, kami bertekad untuk tidak memaksa pihak lain, bahkan anak-anak kami, untuk mengadopsi pandangan kami, melalui cara apa pun—seperti otoritas, ancaman, uang, propaganda, ataupun indoktrinasi. Kami bertekad menghormati hak orang lain untuk berbeda dan memilih apa yang dipercayai serta cara mengambil keputusan. Tapi, kami akan belajar bagaimana cara membantu pihak lain untuk melepaskan dan mengubah pikiran sempit melalui latihan ucapan kasih dan dialog welas asih.
    4. Latihan Sadar Penuh Keempat: Menyadari Penderitaan
      Sadar bahwa dengan melihat mendalam atas sifat dasar penderitaan dapat membantu kami menumbuhkan pengertian dan welas asih, kami bertekad untuk kembali kepada diri sendiri, mengenali, menerima, memeluk dan mendengar penderitaan diri sendiri dengan menggunakan energi sadar penuh. Kami akan berusaha tidak melarikan diri dari penderitaan sendiri atau menutupinya dengan konsumsi berlebihan, tetapi kami akan berlatih napas dan jalan sadar penuh untuk mencari tahu akar utama penderitaan. Kami tahu jalan menuju transformasi penderitaan bisa ditemukan lewat mengerti akar utama penderitaan. Seketika kami mengerti penderitaan diri sendiri, kami akan mampu mengerti penderitaan pihak lain. Kami bertekad mencari berbagai cara termasuk melalui kontak pribadi dengan menggunakan telepon, elektronik, audio visual, dan berbagai cara menemani mereka yang sedang menderita, sehingga kami dapat membantu mereka mengubah penderitaan menjadi welas asih, kedamaian, dan sukacita.
    5. Latihan Sadar Penuh Kelima : Hidup Sehat dan Berwelas Asih
      Sadar bahwa kebahagiaan mengakar pada kedamaian, soliditas, kebebasan, dan welas asih, kami bertekad tidak akan mengumpulkan kekayaan sementara jutaan orang kelaparan dan sekarat, juga tidak menjadikan ketenaran, keuntungan, kekayaan maupun kenikmatan sensual sebagai tujuan utama hidup, justru gaya hidup demikian membawa makin banyak penderitaan dan putus asa. Kami akan berlatih melihat secara mendalam bagaimana kami memberi makan kepada badan jasmani dan pikiran dengan makanan yang layak dimakan, kesan impresi, hasrat, dan kesadaran. Kami bertekad untuk tidak berjudi, tidak menggunakan alkohol, narkoba atau produk apa pun yang membawa masuk racun yang berasal dari website, games elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan ke dalam tubuh dan kesadaran kami maupun ke dalam tubuh dan kesadaran kolektif. Kami akan mengonsumsi sedemikian rupa sehingga welas asih, kedamaian, sukacita, kesejahteraan badan jasmani dan mental kolektif keluarga, masyarakat, dan bumi ini dapat terpelihara dengan baik.
    6. Latihan Sadar Penuh Keenam: Meredakan Kemarahan
      Sadar bahwa kemarahan mengakibatkan komunikasi macet dan menciptakan penderitaan, kami bertekad untuk meredakan energi kemarahan ketika energi itu muncul serta mengenali dan mengubah benih-benih kemarahan yang terbenam jauh di dalam kesadaran kami. Ketika kemarahan muncul, kami bertekad untuk tidak melakukan atau mengatakan apa pun, tetapi kami akan mempraktikkan napas atau jalan berkesadaran untuk mengenali, memeluk, melihat mendalam kemarahan itu. Kami tahu bahwa akar kemarahan bukanlah sesuatu yang ada di luar diri kami tetapi akar kemarahan berasal dari persepsi keliru dan tidak mengerti sepenuhnya atas penderitaan diri sendiri maupun pihak lain. Kami dapat menatap dengan mata welas asih terhadap diri sendiri maupun mereka yang kami anggap sebagai biang kemarahan, melalui cara merenungkan kesementaraan. Kami akan berusaha menyadari betapa berharganya sebuah persahabatan. Kami akan berlatih daya upaya tepat demi mengembangkan kemampuan untuk mengerti, mencintai, bersukacita, sikap inklusif, kemudian perlahan-lahan mengubah kemarahan, kekerasan, rasa takut; setelah itu kami juga membantu orang lain melakukan hal yang sama.
    7. Latihan Sadar Penuh Ketujuh: Bersemayam Dalam Kekinian Dengan Bahagia
      Sadar bahwa kehidupan hanya tersedia di saat ini, kami bertekad untuk melatih diri agar bisa hidup sepenuhnya setiap momen dalam kehidupan sehari-hari. Kami akan mencoba untuk tidak terhanyut dalam pikiran yang tidak menentu atau terseret oleh penyesalan tentang masa lalu, khawatir akan masa depan, kemelekatan, kemarahan, iri hati yang terjadi pada sekarang ini. Kami akan berlatih napas berkesadaran untuk menyadari apa yang sedang terjadi pada saat ini dan di sini. Kami bertekad untuk belajar seni hidup sadar dalam setiap situasi untuk menyentuh elemen-elemen keajaiban, kesegaran, penyembuhan yang sudah ada dalam diri sendiri dan sekeliling kami. Lewat cara demikianlah, kami dapat menyemai benih-benih sukacita, kedamaian, cinta kasih, pengertian dalam diri kami, sehingga membantu proses transformasi dan penyembuhan dalam kesadaran. Kami sadar bahwa kebahagiaan tergantung pada sikap mental dan bukan tergantung pada kondisi eksternal, dan kami dapat hidup bahagia pada saat ini hanya dengan mengingat bahwa kami sudah memiliki banyak kondisi untuk berbahagia.
    8. Latihan Sadar Penuh Kedelapan: Komunitas dan Komunikasi Sejati
      Sadar bahwa kurangnya komunikasi selalu mengakibatkan perpecahan dan penderitaan, kami bertekad melatih diri untuk praktik mendengar dengan simpatik dan bicara dengan cinta kasih. Mengetahui bahwa komunitas sejati berakar pada sikap inklusif dan latihan nyata atas pandangan harmonis, pikiran, dan ucapan. Kami akan berlatih untuk berbagi pengertian dan pengalaman bersama anggota komunitas agar bisa mencapai kesimpulan kolektif bersama. Kami bertekad untuk belajar mendengarkan secara mendalam tanpa menghakimi ataupun bereaksi dan menahan diri untuk mengucapkan kata-kata yang dapat menciptakan perselisihan atau yang menyebabkan komunitas menjadi pecah. Setiap kali kesulitan muncul kami akan tetap bersama-sama komunitas dan berlatih melihat secara mendalam ke dalam diri sendiri dan pihak lain untuk mencari tahu sebab dan kondisi, termasuk energi kebiasaan kami yang menyebabkan kesulitan itu. Kami akan bertanggung jawab atas semua kondisi yang menyebabkan konflik dan terus mengupayakan agar komunikasi selalu terbuka. Kami tidak akan menempatkan diri sebagai korban, tetapi kami akan aktif dalam mencari cara untuk merukunkan dan menuntaskan semua konflik sekecil apa pun.
    9. Latihan Sadar Penuh Kesembilan: Berbicara Sesuai Kenyataan dan Bahasa Kasih
      Sadar bahwa kata-kata dapat menciptakan penderitaan atau kebahagiaan, kami bertekad untuk belajar berbicara sesuai kenyataan, penuh kasih dan konstruktif. Kami hanya akan menggunakan kata-kata yang menghadirkan sukacita, rasa percaya diri dan harapan, juga mendukung proses merukunkan dan mendamaikan diri sendiri dan pihak lain. Kami akan berbicara dan mendengar sedemikian rupa sehingga bisa membantu diri sendiri dan pihak lain untuk mengubah penderitaan kemudian menemukan solusi untuk mengatasi berbagai situasi sulit. Kami bertekad untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak benar demi kepentingan pribadi atau pun demi memesona pihak lain, juga tidak menuturkan kata-kata yang dapat memecah belah atau menimbulkan kebencian. Kami akan menjaga sukacita dan keharmonisan komunitas dengan cara tidak berbicara di belakang tentang keburukan pihak lain dan selalu bertanya kepada diri sendiri apakah persepsi yang sudah ada saat ini sudah tepat atau belum. Kami akan berbicara dengan niat untuk mengerti dan membantu mengubah situasi menjadi lebih baik. Kami tidak akan menyebarkan rumor atau mengkritik, mengecam hal-hal yang belum kami ketahui dengan pasti. Kami akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengungkapkan situasi-situasi yang tidak adil, meskipun saat melakukan itu dapat menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau membahayakan keamanan kami.
    10. Latihan Sadar Penuh Kesepuluh: Melindungi dan Menutrisi komunitas
      Sadar bahwa esensi dan tujuan dari komunitas adalah praktik untuk membangkitkan pengertian dan welas asih, kami bertekad tidak menggunakan komunitas buddhis untuk merebut kekuasaan, keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas menjadi instrumen politik. Namun, sebagai anggota dari sebuah komunitas spiritual hendaknya kami mengambil posisi yang jelas terhadap penindasan dan ketidakadilan. Kami hendaknya berusaha mengubah situasi tersebut tanpa terlibat ke dalam konflik partisan. Kami bertekad menatap dengan pemahaman atas kondisi saling berkaitan dan belajar melihat diri sendiri juga pihak lain merupakan sel dari sebuah tubuh komunitas. Sebagai sel yang sejati dalam tubuh komunitas, membangkitkan energi sadar penuh, konsentrasi, pengertian mendalam untuk menutrisi diri sendiri dan seluruh komunitas, pada saat bersamaan masing-masing dari kita merupakan sel dalam tubuh Buddha. Kami akan berupaya aktif dalam membangun kekeluargaan, mengalir bagaikan sungai, dan berlatih mengembangkan tiga kekuatan yakni; cinta kasih, pengertian dan memotong kekotoran batin, untuk mencapai pencerahan kolektif.
    11. Latihan Sadar Penuh Kesebelas: Mata Pencaharian Tepat
      Sadar bahwa kekerasan dan ketidakadilan yang maha dahsyat telah dilakukan terhadap lingkungan dan masyarakat, kami bertekad untuk tidak hidup dari pekerjaan yang membahayakan manusia dan alam. Kami akan mengupayakan yang terbaik dalam memilih mata pencaharian yang dapat mendukung kesejahteraan semua makhluk di muka bumi ini dan membantu mewujudkan cita-cita ideal atas pengertian dan welas asih. Sadar akan realitas ekonomi, politik, dan sosial dunia, juga hubungan timbal balik manusia dan ekosistem, kami bertekad bertindak penuh tanggung jawab sebagai konsumen dan warga negara. Kami tidak akan menginvestasi atau membeli dari perusahaan-perusahaan yang menyebabkan perusakan sumber daya alam, merusak bumi, dan menghilangkan peluang hidup pihak-pihak lain.
    12. Latihan Sadar Penuh Keduabelas: Menjunjung Tinggi Kehidupan
      Sadar bahwa banyak penderitaan disebabkan oleh perang dan konflik, kami bertekad untuk menghadirkan semangat tanpa kekerasan, welas asih dan pengertian mendalam atas hubungan saling keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan mempromosikan perdamaian, edukasi, mediasi yang berkesadaran serta kerukunan dalam keluarga, komunitas, etnik, kelompok religius, dan negara di dunia. Kami bertekad untuk tidak membunuh dan tidak membiarkan pihak-pihak lain membunuh. Kami tidak akan mendukung semua jenis pembunuhan di dunia ini melalui cara berpikir atau pun penghidupan. Dengan tekun kami akan berlatih melihat secara mendalam bersama komunitas guna menemukan cara-cara yang lebih baik untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan, dan menciptakan perdamaian.
    13. Latihan Sadar Penuh Ketigabelas: Kedermawanan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, kami bertekad untuk memupuk sifat kedermawanan dalam cara berpikir, berucap, dan bertindak. Kami akan belajar cara yang lebih baik untuk bekerja demi kesejahteraan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral. Kami akan mempraktikkan kedermawanan dengan cara berbagi waktu, energi, dan sumber daya materi kami dengan mereka yang membutuhkan. Kami bertekad untuk tidak mencuri dan memiliki apa pun yang seharusnya menjadi milik pihak lain. Kami akan menghormati harta benda pihak lain, tapi akan berusaha mencegah pihak lain memperoleh keuntungan dari penderitaan manusia atau penderitaan makhluk lainnya.
    14. Latihan Sadar Penuh Keempatbelas: Perilaku Lurus
      (Untuk sahabat awam): Sadar bahwa nafsu seksual bukanlah cinta dan hubungan seksual yang didorong oleh nafsu rendah tidak dapat menutupi perasaan kesepian justru akan menciptakan lebih banyak penderitaan, frustasi, dan isolasi. Kami bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa didasari oleh saling pengertian, cinta kasih, dan komitmen jangka panjang yang diumumkan kepada keluarga dan sahabat. Menyadari bahwa tubuh dan pikiran merupakan satu kesatuan, kami bertekad untuk belajar cara tepat untuk menangani energi seksual kemudian menghadirkan cinta kasih, welas asih, suka cita, sikap inklusif demi kebahagiaan diri sendiri maupun pihak lain. Berkaitan dengan hubungan seksual, kami sepatutnya menyadari penderitaan apa saja yang akan muncul di kemudian hari. Kami tahu bahwa untuk menjaga kebahagiaan kami dan pihak-pihak lain, kami harus menghormati hak dan komitmen kami dan pihak-pihak lain. Kami akan melakukan segala hal yang dalam kuasa kami untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan melindungi pasangan dan keluarga dari perpecahan akibat pelanggaran seksual. Kami akan memperlakukan tubuh kami dengan penuh rasa hormat dan welas asih. Kami bertekad untuk menatap lebih dalam atas empat nutrisi dan belajar cara untuk menjaga dan mengarahkan energi-energi vital kami (seksual, napas, spirit) untuk merealisasikan cita-cita ideal Bodhisattwa. Kami akan sepenuhnya menyadari tanggung jawab dari menghadirkan kehidupan baru ke dunia ini, dan memeditasikan lingkungan masa depan seperti apa bagi mereka.
      (Untuk monastik): Sadar bahwa aspirasi seorang monastik hanya bisa diwujudkan ketika ia sepenuhnya meninggalkan ikatan cinta duniawi, kami bertekad untuk melatih hidup selibat dan membantu pihak lain untuk melindungi diri mereka. Kami sadar bahwa kesepian dan penderitaan tidak bisa ditutupi melalui menyatunya dua tubuh dalam hubungan seksual, melainkan oleh praktik cinta kasih, welas asih, sukacita, dan sikap inklusif. Kami tahu bahwa hubungan seksual akan menghancurkan kehidupan monastik, tindakan itu akan mencegah kami merealisasi ideal untuk melayani semua makhluk, dan akan mencelakai pihak-pihak lain. Kami bertekad tidak akan menekan atau memperlakukan tubuh lewat cara yang tidak tepat atau menganggap tubuh kami sebagai alat semata, melainkan akan belajar memperlakukan tubuh kami dengan hormat dan welas asih. Kami bertekad untuk menatap lebih dalam atas empat nutrisi dan belajar cara untuk menjaga dan mengarahkan energi-energi vital kami (seksual, napas, spirit) untuk merealisasikan cita-cita ideal Bodhisattwa.

Sumber: The 14 Mindfulness Trainings