Damai Berawal Dari Senyum

Damai Berawal Dari Senyum
Praktik perenungan sebelum makan

Bermula dari membaca judul Walk With Me saya tahu tentang DOM (Day of Mindfulness) lalu saya cek kalender, ternyata saya belum ada acara. Kebetulan juga di tanggal yang sama, suami saya bertugas keluar kota. Saya bergegas mendaftar untuk 2 orang bersama anak saya. Syukurlah panitia mengizinkan saya membawa anak saya turut serta dalam latihan sehari itu.

Jujur, sebetulnya saat saya ikut DOM, saya sedang galau dan banyak konflik dalam diri. Saya memutuskan dalam hati untuk tetap menjalaninya, saya tetap hadir. Entah mengapa, tiba-tiba mood anak saya tiba-tiba berubah, mukanya seperti ada awan hitam, dia menyalahkan saya karena ajak dia ikut DOM tanpa izin dia terlebih dahulu.

Haduh, hati rasanya ingin pulang saja. Tapi sekali lagi, ada suatu kekuatan yang membuat saya tetap stay. Sembari terus berusaha mindful pada setiap acara, mendengarkan chanting Namo Avalokiteshvaraya, orientasi, wejangan Dharma, dan menonton film Walk With Me, saya perlahan-lahan mengumpulkan energi latihan kolektif yang baik dan sabar.

Ajaibnya, entah bagaimana dan keajaiban terjadi, mood anak saya mulai membaik setelah selesai makan siang. Ketika acara berakhir kita pulang dengan bahagia dan damai.

Akhir cerita, saya dan anak tercinta makan malam bersama sembari ngobrol asyik, tiada jutek-jutekan di antara kita.

Salam damai berawal dari senyum (Megawati Henry).

NoBar Perdana Walk With Me

NoBar Perdana Walk With Me
Kshantica: baris depan, kedua dari kiri

Ketika Bhante Nyanabhadra pertama kali menanyakan; “Indonesia, siapkah screening Film Walk With Me?

Saya sama sekali tidak tertarik, saya tidak berbakat untuk membuat video sependek apapun filmnya, sehingga saya tidak menjawab apa pun ketika itu.

Beberapa bulan berlalu, kembali topik film ini ditanyakan, akhirnya penasaran saya bertanya, “Siap apa sebenarnya?

Ternyata kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan untuk tayang di bioskop seperti peruntukan film ini dibuat oleh Marc J. Francais & Max Pugh, menyusul negara-negara lain yang sudah tayang di sinema umum seperti di Perancis, Thailand, Taiwan, dan Selandia Baru.

Ini bukanlah referensi film, jadi saya tidak akan mengulas film dokumenter Walk With Me namun menceritakan rasa yang timbul saat menontonnya.

Akhirnya nobar (nonton bareng) film ini diadakan perdana dalam Day of Mindfullness di Pusdiklat Bodhidarma, pada Hari Sabtu tanggal 20 Januari 2018. Membludaknya pendaftar dibandingkan kapasitas umum Pusdiklat tidak menyurutkan semangat berlatih mempraktikkan meditasi terapan ini.

Film ini sungguh luar biasa, selama menonton saya berdoa, semoga suatu hari nanti ketika semangat belajar ajaran Guru sudah jauh menyusut, ketika orang-orang sudah melupakan cara berlatih, lupa cara hidup dalam komunitas, ketika orang-orang lupa bahwa monastik juga memiliki orang tua dan mereka diizinkan untuk bertemu sanak keluarga, ketika orang-orang sudah lupa bahwa belajar ajaranNya bukan berarti hanya duduk memegang dupa, mendaraskan doa sepanjang hari, saat itulah film ini ditemukan kembali. Haru biru menyelimuti hati, luar biasa… Luar biasa… Luar biasa…

Dalam ceramahnya, Bhante Nyanabhadra mengingatkan bahwa Kita saat ini berlatih menerapkan kesadaran dalam setiap kegiatan keseharian, kita menyadari bernapas mendalam dan lambat. Berperilaku kalem dan ease, selalu hidup present moment (kekinian), dan tahu saat ini adalah saat terindah. Saya menjadi mengerti hidup berkesadaran adalah sebuah sebuah seni, bisa dipelajari, seiring latihan maka makin terasah.

Sepanjang berlatih, energi kolektif positif dari semua peserta, volunteer dan Sanggha menular, sungguh sangat meditatif, saya hidup sekarang, saat ini, I am joy! (Kshantica)