Watering Seeds of Joy

Watering Seeds of Joy

Download MP3 klik sini

My mother, my father, they are in me.
And when I look, I see myself in them.

The Buddha, the patriarchs, they are in me.
And when I look, I see myself in them.

I am a continuation of my mother and my father
I am a continuation of all my blood ancestors.
It is my aspiration to preserve and continue to nourish
seeds of goodness, seeds of skill, seeds of happiness
which I have inherited.

It’s also my desire to recognize
the seeds of fear and suffering I have inherited,
and, bit by bit, to transform them, transform them.
I am a continuation of the Buddha and the patriarchs
I am a continuation of all my spiritual teachers.

It is my deep aspiration to preserve, develop, and nourish
seeds of understanding, seeds of love, seeds of freedom
which they have transmitted to me.

In my daily life, I also want to sow
seeds of love and compassion
in my own consciousness and in the heart of other people.

I am determined not to water
seeds of craving, aversion, and violence in me
seeds of craving, aversion, and violence in others
With resolve and with compassion,
I give rise to this aspiration:

May my practice be an off’ring of the heart
May my practice be an off’ring of the heart

Mindfulness Class: Meditasi Jeruk

Mindfulness Class: Meditasi Jeruk

“Meditation is a matter of enjoyment. When you are offered an orange, there must be a way to eat your orange that can bring you happiness. You can eat your orange in such a way that you are truly present.”

Selama dua minggu bulan Oktober 2017 yang lalu, seluruh kelas SD dan SMP bergiliran melakukan meditasi jeruk. Ternyata banyak anak yang menyukai proses ini, proses menikmati sebuah jeruk dengan sadar penuh. Melihat dan merasakan kulit luar dan dalam, mencium wanginya, mengunyah dan merasakan manis asamnya buah tersebut serta menikmati setiap potongan secara perlahan.

Meditasi Jeruk

Terinspirasi dari Br. Pháp Khởi, materi meditasi jeruk kali ini saya bawakan dengan cara mendongeng pada anak-anak. Anak-anak sempat terkejut ketika melihat saya seolah-olah dapat mendengar suara buah jeruk yang ada di tangan saya berbisik di telinga saya. Mungkin mereka berpikir, “Bisa-bisanya laoshi mengajak bicara buah jeruk.”
Tapi yang terpenting mereka menangkap materi yang saya sampaikan. Hahaha..

Setelah selesai saya meminta mereka menulis pengalaman mereka dalam kegiatan ini.

Ada seorang anak menuliskan, “Pengalaman ini menyenangkan karena membuatku tahu bahwa jeruk itu juga memiliki kehidupan mirip dengan manusia.

Seorang anak lain menulis, “Saya sangat terkesan dengan meditasi jeruk. Tidak disangka ternyata meditasi ini lebih nikmat. Tadi saya mendapat jeruk yang asam. Pada awalnya saya memakan jeruk ini terasa asam. Tapi lama kelamaan ketika saya makan dengan pelan dan nikmat, jeruk ini terasa manis + asam (sedikit).

Ada juga yang menulis, “Sangat menyenangkan bisa duduk tenang dan berkumpul bersama guru dan teman-teman sambil merasakan buah jeruk secara mendalam.

Semoga pengalaman ini membawa kesan yang mendalam bagi mereka. Andai ada yang mendapat jeruk yang asam, berulat atau bahkan yang tidak suka makan jeruk, paling tidak mereka akan mengingat kisah yang diceritakan. Kisah bagaimana buah jeruk yang berada di tangan kita itu adalah sebenarnya sedang melakukan sebuah perjalanan. Perjalanan untuk bertransformasi dari sebuah bunga putih yang kecil dan wangi yang kemudian menjadi buah jeruk, hingga akhirnya berada di tubuh kita untuk memberi nutrisi bagi tubuh kita. (Rumini Lim)*

“And when the fruit is gone, let the experience linger, awakening gratitude and joy.”

*Guru Sekolah Ananda di Bagan Batu, ia mengajar mindfulness class

Mindfulness Class: Genta Kesadaran

Mindfulness Class: Genta Kesadaran

“Sesibuk apapun kita, ingatlah untuk selalu kembali ke napas.
Sadari setiap tarikan napas masuk dan keluar.
Karena saat inilah saat terpenting.
Bukan tadi, bukan nanti.”

Pada awal semester ganjil tahun 2017 yang lalu saya memperkenalkan teman baru pada semua murid, dari PG, TK, SD hingga SMP. Sebuah genta kesadaran mungil yang akan selalu menemani saya ketika bersama mereka. Ketika mendengar suara genta diundang, mereka dibiasakan untuk hening dan memperhatikan napas. Dan suara genta ini akan mereka dengar setiap harinya terutama ketika saat berkumpul makan pagi bersama.

Sebelum kontemplasi makanan dibacakan, mereka akan hening mendengar suara indah ini. Begitu juga setelah selesai bersantap. Sejak itu guru-guru tidak perlu berteriak lagi agar mereka hening sebelum makan. Suara genta ini sangat membantu mereka untuk hening sejenak dan kembali ke napas.

Siswa mengundang genta

Sekarang, bahkan murid-murid berebutan meminta izin untuk dapat belajar mengundang genta secara bergiliran saat makan pagi bersama. Terkadang saya sengaja memilih anak yang aktif untuk melakukannya, agar mereka belajar memperhatikan napas ketika mengundang genta. Terkadang saya memilih anak yang terlihat kurang percaya diri untuk melakukannya, atau untuk membacakan kontemplasi makanan, agar memupuk rasa percaya diri mereka. Sekarang saat makan pagi bersama menjadi salah satu momen yang menyenangkan bagi kami (para guru dan murid) setiap pagi.

“Listen, listen.. this wonderful sound, it brings me back to my true home. ~ Thich Nhat Hanh”


Aaron Carter mengundang lonceng

Namanya Aaron Carter Sahdat, duduk di kelas 1 SD. Aaron anak baik, tidak suka mengganggu temannya juga tidak cengeng. Satu kepolosan dia, dia tidak bisa duduk tenang di kelas dan selalu ingin mencari perhatian ibu gurunya.

Ketika makan pagi, Aaron selalu duduk paling ujung depan, jadi dia biasa melihat saya mengundang genta. Ketika kakak-kakak kelasnya bergiliran membaca kontemplasi makanan setiap pagi, dia lebih tertarik dengan suara genta. Berkali-kali dia bilang, “Laoshi, Aaron mau ngundang lonceng.”

Awalnya saya ragu. Tapi satu pagi saya panggil dia ke depan menemani saya mengundang genta. Telapak tangannya berada di antara genta dan telapak tangan saya. Saya memintanya untuk menarik napas sebelum membangunkan genta. Kembali bernapas tiga kali setiap kali genta diundang. Dan ternyata dia bisa mengikuti dengan baik. Dan dia sangat senang diperbolehkan melakukan itu.

Tidak disangka, sekarang dia sudah bisa mengundang genta sendiri tanpa ditemani lagi. Dan kata wali kelasnya, Aaron sekarang berubah banyak. Sudah mau menulis dan belajar di kelas. Kedewasaannya mulai bertumbuh tampaknya. (Rumini Lim)*

*Guru Sekolah Ananda di Bagan Batu, ia mengajar mindfulness class

Great Big Smile

Great Big Smile

unduh MP3 klik sini

I am a bird, a beautiful bird,
I am the sun, the golden sun,
I am the wind, blowing in
the beautiful bird in the sun, we are one in our wonderful world.

I am a seed, a tiny seed,
I am the rain, gentle rain,
I am a stream, carrying,
A tiny seed in the rain as we change in our wonderful world.

I am a note, a beautiful note,
I am a song, a beautiful song,
I am a child, great big smile,
I’m a note in a song sing along in our wonderful world.

Happiness is here and now mandarin

Happiness is here and now mandarin

Unduh MP3 klik sini

Happiness is here and now

Happiness is here and now,
I have dropped my worries.
Nowhere to go, nothing to do,
no longer in a hurry.
 
Happiness is here and now,
I have dropped my worries.
Somewhere to go, something to do,
but I don’t need to hurry.

快樂是此時此地

快樂是此時此地,我已放下煩惱,
沒處要去,無事要做,
再不須要匆忙。
 
快樂是此時此地,我已放下煩惱,
有地方去,有事要做,
但不再急忙。