Silsilah Zen Plum Village

Silsilah Zen Plum Village
Thầy di Borobudur tahun 2010

Master Zen Thích Nhất Hạnh (釋一行) (1926 – 2022), akrab disapa Thầy, merupakan guru utama silsilah Zen Plum Village. Ia memiliki Nama Silsilah: Trừng Quang (澄光), Nama Dharma: Phùng Xuân (逢春), dan Gelar Dharma: Nhất Hạnh (一行). Thích (釋) adalah bahasa Vietnam untuk Sakya, nama marga Buddha. Semua anggota monastik di tradisi Buddhis Vietnam memiliki nama yang diawali Thích.

Mereka yang telah menerima 5 Latihan Kesadaran Penuh (Pancasila Buddhis versi revisi), diberikan Nama Silsilah (Pháp Danh, 法名). Saat seseorang ditahbiskan menjadi anggota monastik atau anggota Ordo Interbeing (OI), maka mereka menerima Nama Dharma (Pháp Tự, 法字).

Sebagian anggota monastik ada yang memiliki Gelar Dharma (Pháp Hiệu, 法號), ada juga yang tidak memilikinya. Gelar Dharma boleh dipilih mandiri atau diberikan oleh guru. Pada umumnya para monastik disapa dengan Gelar Dharmanya, jika tidak ada Gelar Dharma maka boleh menyapa Nama Dharmanya.

Thầy lahir pada tahun 1926 di Vietnam. Pada usia 16 tahun, ia bergabung ke Wihara Từ Hiếu (慈孝寺) di Kota Huế. Ia menerima “Transmisi Pelita Dharma” di Wihara Từ Hiếu pada 1 Mei 1966, sekitar 10 hari sebelum beliau meninggalkan Vietnam demi menyuarakan perdamaian untuk Vietnam.

Guru utama dari Thầy adalah Master Zen Chân Thật (真寔, 1884-1968) [Nama Silsilah: Thanh Quí (倩季), Nama Dharma: Cứu Cánh (究竟), dan Gelar Dharma: Chân Thật (真寔)]. Ketika Master Chân Thật meninggal dunia pada tahun 1968, beliau menginstruksikan agar menunjuk Thầy sebagai kepala Wihara Từ Hiếu, suatu posisi yang dijabat Thầy hingga akhir hayatnya.

Dalam sesi Transmisi Pelita Dharma, Master Chân Thật mentransmisikan gatha berikut ini kepada Thầy:

Nhất hướng phùng xuân đắc kiện hành
Hành đương vô niệm diệc vô tranh
Tâm đăng nhược chiếu kỳ nguyên thể
Diệu pháp đông tây khả tự thành

一 向 逢 春 得 健 行
行 當 無 念 亦 無 諍
心 燈 若 照 其 原 体
妙 法 東 西 可 自 成

Alih bahasa dari Gatha di atas sebagai berikut:

Bangkitkan tekad hanya menuju ke satu (Nhất) arah, alhasil akan bersua juga dengan musim semi (Phùng Xuân), dan pawai itu akan menjadi pawai heroik. Aksi (Hạnh) terbebas dari spekulasi juga persaingan. Pelita hati menyinari sifat sejatinya, transmisi Dharma menakjubkan terwujud di timur dan barat.

Dalam gatha ini terdapat Nama Dharma dari Thầy (Phùng Xuân), yang artinya ‘bertemu musim semi, dan Gelar Dharma (Nhất Hạnh). Nhất artinya satu (tunggal), dan Hạnh artinya aksi. Kedua kata ini menjadi kata awalan dalam dua baris pertama dari gatha tersebut.

Master Chân Thật menerima transmisi dari kakak senior seperguruannya, yaitu Master Zen Tuệ Minh (慧明, 1861-1939) [Nama Silsilah: Thanh Thái (清泰), Nama Dharma: Chính Sắc (正色), dan Gelar Dharma: Tuệ Minh (慧明)]

Master Tuệ Minh mentransmisikan gatha berikut ini kepada Master Chân Thật:

Chân thật duy tùng thể tính không
Thâm cùng vọng thức bản lai không
Thỉ tri thị vật nguyên phi vật
Diệu dụng vô khuy chỉ tự công

真 寔 惟 從 体 性 中
深 窮 妄 識 本 來 空,
始 知 是 物 原 非 物
妙 用 無 虧 只 自 功

Kebenaran sejati dapat ditemukan dalam sifat sejati kekosongan.
Sejak awal hingga kini, persepsi keliru ternyata kosong adanya.
Diketahui bahwa segala sesuatu tidaklah nyata.
Dharma nan indah selalu hadir, tergantung pada latihan, apakah mampu bersentuhan dengannya.

Dalam gatha di atas pada baris pertama mengandung nama Chân Thật (Kebenaran Sejati), Master Chân Thật merupakan murid termuda dari Master Zen Cương Kỷ (1810-1899) [Nama Silsilah: Hải Thiệu (海紹), dan Nama Dharma: Cương Kỷ (綱紀)].

Master Cương Kỷ (1810-1899) mentransmisikan gatha ini kepada Master Tuệ Minh:

Chính sắc thể viên minh
Tâm pháp bổn tự nhiên
Hư không thu nhất điểm
Kế tổ vĩnh lưu truyền.

正 色 体 圓 明
心 法 本 自 然
虛 空 收一 點
繼 祖 永 留 傳.

Sifat warna kebenaran sejati tertampak jelas dan lengkap,
Dharma dari hati pada dasarnya adalah natural.
Ruang nan luas dapat disusutkan menjadi suatu titik.
Lanjutkan pekerjaan leluhur dan transmisikan Dharma ke generasi berikutnya.

Di baris pertama terdapat Chính Sắc (Warna Kebenaran Sejati), yang merupakan Nama Dharma dari Master Tuệ Minh.

Master Cương Kỷ menerima transmisi Pelita Dharma dari gurunya, Master Zen Nhất Định (1784-1847) [Nama Silsilah: Tánh Thiên (性天) dan Nama Dharma: Nhất Định (一定, Konsentrasi pasa Kesatuan)], yaitu pendiri dari Wihara Từ Hiếu.

Berikut gatha transmisinya:

Cương kỷ kinh quyền bất chấp phương
Tùy cơ ứng dụng thiện tư lương
Triêu triêu tương thức nan tầm tích
Nhật nhật xuyên y khiết phạn thường

綱 紀 經 權 不 執 方
隨 機 應 用 善 思 量,
朝 朝 相 識 難 尋 跡
日日 穿 衣 契 飯 常.

Menegakkan aturan disiplin perlu fleksibilitas, jangan terjebak dalam tata cara.
Dalam setiap situasi, selalu menggunakan pemikiran tepat.
Setiap pagi melihat wajah setiap insan, namun begitu sulit melihat sifat aslinya.
Terapkanlah praktik setiap hari layaknya mengenakan jubah dan menyantap makanan.

Cương Kỷ berarti ‘disiplin’ atau ‘hukum’. Berikut alih bahasa dari gatha di atas:

Master Nhất Định menerima Transmisi Pelita dari Master Zen Phổ Tịnh (普淨) [Nama Silsilah: Đạo Minh (道明), Nama Dharma: Phổ Tịnh (普淨)]. Ketika menerima transmisi pelita, Master Nhất Định baru berusia 30 tahun (tahun 1814).

Master Nhất Định menorehkan banyak kisah mengagumkan mengenai kehidupannya, seperti merawat ibunya yang sudah tua renta di pondok kecil, yang belakangan menjadi Wihara Từ Hiếu. Từ berarti ‘cinta kasih’ dan Hiếu berarti ‘bakti’.

Berikut ini adalah gatha transmisi pelita Dharma dari Master Phổ Tịnh kepada Master Nhất Định:

Nhất Định chiếu quang minh
Hư không mãn nguyệt viên
Tổ tổ truyền phó chúc
Đạo Minh kế Tánh Thiên

一 定 照 光 明
虛 空 滿 月 圓
祖 祖 傳 付 祝
道 明 繼 性 天

Konsentrasi pada Kesatuan memancarkan cahaya,
Bagaikan bulan purnama di angkasa luas.
Generasi ke generasi, setiap leluhur saling melanjutkan.
Maka dari itu, Tánh Thiên akan melanjutkan Đạo Minh.

Di baris terakhir, terbaca Tánh Thiên yang merupakan Nama Silsilah dari Master Nhất Định dan juga ada Nama Silsilah gurunya yaitu Đạo Minh (道明). Master Phổ Tịnh adalah Kepala Wihara Báo Quốc (報國寺). Beliau wafat di tahun 1816.

Guru dari Master Phổ Tịnh adalah Master Zen Chiếu Nhiên (照然) [Nama Silsilah: Đại Tuệ (大慧), dan Nama Dharma: Chiếu Nhiên (照然)], yang merupakan Kepala Wihara Báo Quốc (報國寺) juga Wihara Thuyền Tôn (禪宗寺).

Guru dari Master Chiếu Nhiên adalah Master Zen Lưu Quang (流光) [Nama Silsilah: Tế Ân (濟恩), dan Nama Dharma: Lưu Quang (流光). Beliau juga adalah Kepala Wihara Báo Quốc (報國寺).

Guru dari Master Lưu Quang adalah Master Zen Liễu Quán (了觀) (1670-1742) [Nama Silsilah: Thiệt Diệu (寔妙), dan Nama Dharma: Liễu Quán (了觀)]. Master Liễu Quán merupakan penulis gatha yang tercatat di Sertifikat Penahbisan Silsilah Zen Plum Villlage, ‘… generasi ke-43 Aliran Lâm Tế (Linji, 臨濟宗) dan generasi ke-9 Garis Dharma Liễu Quán.

Sebagai murid Thầy, contoh Nama Silsilah: Welas Asih dari Hati (心慈). Hati (Tâm, 心) adalah karakter klasik Tionghoa yang ke-9 dalam gatha Master Liễu Quán:

Thiệt tế đại đạo
Tánh hải thanh trừng
Tâm nguyên quảng nhuận
Đức bổn từ phong
Giới định phúc tuệ
Thể dụng viên thông
Vĩnh siêu trí quả
Mật khế thành công
Truyền trì diệu lý
Diễn xướng chánh tông
Hành giải tương ứng
Đạt ngộ chân không.

寔 際 大 道
性 海 清 澄
心 源 廣 潤
德 本 慈 風
戒 定 福 慧
體 用 圓 通
永 超 智 果
密 契 成 功
傳 持 妙 理
演 暢 正 宗
行 解 相 應
達 悟 真 空

Berikut ini adalah alih bahasa Thầy:

Jalan agung Realitas,
Adalah samudra murni sifat sejati.
Sumber Pikiran menembus ke setiap sudut.
Dari akar kebajikan muncul praktik welas asih.
Moralitas, konsentrasi dan wawasan –
Sifat dan fungsi ketiganya adalah satu.
Buah kearifan transenden,
Dapat diwujudkan dengan kebersamaan yang indah.
Pertahankan dan teruskan prinsip yang mengagumkan,
Untuk membuka tabir ajaran sejati!
Agar realisasi Kekosongan Sejati menjadi mungkin,
Kearifan dan Tindakan harus berjalan beriringan.

Jika Anda adalah seorang Dharma Acharya, setelah menerima Transmisi Pelita Dharma dari Thầy, maka murid Anda, yang menerima 5 latihan Sadar Penuh dari Anda, dia adalah generasi ke-44 Aliran Lâm Tế dan generasi ke-10 Garis Dharma Liễu Quán. Dia menyandang nama silsilah dari karakter ke-10 sebagai tersebut dalam gatha di atas (karakter ke-10 adalah ‘nguyên’, 源, berarti: Sumber), contoh: Kejernihan dari Sumber.

Guru dari Master Liễu Quán adalah Master Zen Tử Dung (子融) [Nama Silsilah: Minh Hoằng (明弘), dan Gelar Dharma: Tử Dung (子融)].

Master Zen Tử Dung termasuk generasi ke-34 aliran Lâm Tế.

Pada tahun 1702, Liễu Quán yang masih belia bertemu dengan gurunya, Master Tử Dung di Wihara Ấn Tôn (印宗寺) di Gunung Long Sơn di Thuận Hóa, Vietnam. Master Zen Tử Dung mengajarkan kepadanya untuk merenungkan kōan: “Segala fenomena bergantung pada Kesatuan, Kesatuan bergantung pada apa?” (萬法歸一, 一歸何處?).

Liễu Quán berlatih dengan sungguh-sungguh, tetapi tidak mendapatkan ilham. Suatu hari, ketika membaca Truyền Đăng Lục (Catatan Transmisi Pelita, 傳燈錄), dan melihat kalimat “Menunjuk pada objek itu adalah meneruskan intisari Dharma. Banyak dari mereka yang mengalami kesulitan memahami bagian ini” (指物傳心, 人不會處), tiba-tiba dia memahami kōan tersebut.

Di tahun 1708, dia kembali ke Gunung Long Sơn dan memberi tahu gurunya mengenai pemahamannya. Gurunya menjawab:

“Tiba di suatu lubang yang dalam, tetapi mampu melepaskan dirimu sendiri,
Hanya engkau yang dapat menanggungnya.
Setelah kematianmu, engkau dilahirkan kembali,
Siapa yang berani mencelamu?”

Liễu Quán tertawa dan bertepuk tangan, tetapi gurunya berkata: “Engkau belum mengerti sepenuhnya!” Liễu Quán menjawab: “Bebannya terbuat dari besi.” Master Tử Dung tidak puas dengan jawaban tersebut.

Keesokan harinya, Master Tử Dung berkata kepada Liễu Quán: “Percakapan kemarin belum selesai, silakan melanjutkan.” Atas permintaan gurunya, Liễu Quán menjawab:

“Andaikan saya tahu bahwa
di dalam pelita telah mengandung cahayanya,
maka nasi sudah lama matang.”

Kali ini, Master Tử Dung puas dan memberi persetujuannya.

Di tahun 1712, mereka saling berjumpa untuk ketiga kalinya di Quảng Nam. Dia menyampaikan gatha “Memandikan Buddha”. Master Tử Dung bertanya: “Patriark mentransmisikan kepada patriark. Buddha mentransmisikan kepada Buddha. Apa yang saling mereka transmisikan?” Master Liễu Quán segera menjawab:

“Di atas bebatuan tumbuh tunas bambu
tingginya lebih dari sepuluh meter.
Sapu berambut penyu beratnya tiga kilogram.”

石 筍 抽 條 長 一 丈
龜 毛 撫 拂 重 三 斤

Master Tử Dung membalas:

“Mendayung perahu di atas gunung tinggi.
Menunggang kuda di dasar samudra.”

高 高 山 上 行 船
深 深 海 底 走 馬

Master Liễu Quán menjawab:

“Memainkan sitar tanpa senar selama berjam-jam,
Mematahkan tanduk lembu tanah liat membuatnya menangis sepanjang malam.”

折 角 泥 牛 徹 夜 吼
沒 絃 琴 死 盡 日 殫

Master Zen Tử Dung sangat senang dengan jawaban tersebut, saat itu Master Zen Liễu Quán telah berusia 42 tahun.


Dialihbahasakan oleh Gracia Yap, disunting oleh Endah, dan disusun ulang oleh Br. Pháp Tử, berdasarkan naskah “A Letter to Friends About Our Lineage” oleh Br. Pháp Dung

Patriak Zen Pertama dari Vietnam

Patriak Zen Pertama dari Vietnam

Khuong Tang Hoi: Patriak Pertama dari Vietnam

Plum Village memiliki patriak zen pertama bernama Khương Tăng Hội (康僧會, pinyin: Kāng Sēnghuì). Menurut catatan Vietnam, tanggal 1 November 2017 merupakan hari untuk mengenang kembali jasa-jasanya dalam menyebarkan ajaran Buddha.

Pagi itu, di Plum Village Thailand, empat lapisan sangha berkumpul di aula utama. Semuanya duduk dengan hening sekitar 20 menit, lalu dimulai dengan membacakan gatha pembukaan dan Sutra Hati dalam bahasa Vietnam, dilanjutkan dengan menyentuh bumi untuk menghormati Buddha Shakyamuni beserta sesepuh Zen dari Maha Kasyapa, Sariputra, Maha Moggalyana, Upali, Ananda, hingga Master Tang Hoi, dan beberapa sesepuh zen dari Tiong Kok hingga para guru besar kontemporer Vietnam.

Menyentuh bumi pagi itu menjadi sesuatu yang sangat luar biasa, bukan karena jumlahnya tapi makna dari setiap sentuhan bumi untuk mengingat kembali para guru-guru besar hingga Buddha Sakyamuni. Kegiatan dilanjutkan dengan membacakan biografi singkat Master Tang Hoi dan menyanyikan tembang yang memuji nama besarnya.

Sesepuh Zen Tang Hoi meninggal pada tahun 208M, beliau merupakan biksu yang banyak berkecimpung dalam menerjemahkan kitab suci Tripitaka pada zaman Tiga Kerajaan (三國, pinyin: Sānguó. Beliau lahir di Jiaozhi (交趾, pinyin: Jiāozhǐ) yang merupakan bagian dari Vietnam pada zaman sekarang ini. Ayahanda beliau berasal dari pedagang Sogdian dan ibundanya berasal dari Vietnam. Wilayah Sogdian merupakan kawasan yang saat ini merupakan bagian dari Tajikistan dan Uzbekistan.

Kisah mencatat bahwa beliau banyak memberikan kontribusi dalam penerjemahan Tripitaka ke dalam bahasa mandarin kuno. Suatu ketika beliau meditasi dan berdoa dengan sepenuh hati sehingga relik Buddha muncul di sebuah vas bunga. Seorang Raja bernama Wu Sun Quan mencoba untuk menghancurkan relik itu tapi tidak berhasil.

Thich Nhat Hanh

Thich Nhat Hanh

Thich Nhat Hanh
Thich Nhat Hanh, foto oleh Paul Davis

Thich Nhat (Vietnam: Nhất Hạnh) lahir pada bulan 11 Oktober 1926 di Sentral Vietnam, beliau yang akrab di sapa Thay yang berarti guru; merupakan biksu zen yang berasal dari Vietnam, penulis, penyair, dan aktivis hak azasi manusia, ia yang sudah berusia 97 tahun sekarang ini juga merupakan sosok yang sangat dikagumi oleh masyarakat dunia dewasa ini.

Thay bergabung dengan Biara Zen pada umur 16 tahun, mulai belajar ajaran Buddha sejak samanera, kemudian menerima penahbisan penuh sebagai biksu pada tahun 1949. Nama lengkap Thay adalah Thich Nhat Hanh (Vietnam: Thích Nhất Hạnh), nama keluarga Thích diberikan kepada semua biksu maupun bhiksuni di Vietnam, yang berarti bagian dari suku Shakya (Buddha Shakyamuni).

Di awal tahun 1960an, pada masa perang Vietnam, Thay mendirikan organisasi sosial School of Youth for Social Service (SYSS) di Saigon yang terdiri dari lapisan masyarakat akar-rumput untuk membantu meringankan penderitaan korban perang dan membangun kembali desa-desa yang hancur akibat bom, membangun sekolah dan pusat perawatan kesehatan, mencari cara untuk melakukan penempatan ulang masyarakat yang kehilangan rumahnya.

Thay menempuh perjalanan ke Amerika Serikat dan belajar di Universitas Princeton, dan kemudian menjadi dosen di Universitas Cornell dan Universitas Columbia.

Tujuan utama kunjungannya ke Amerika adalah untuk mendesak pemerintah Amerika untuk menarik diri dari kancah perang Vietnam, Thay sungguh tidak ingin melihat saudara membunuh saudara di Vietnam, Dr. Martin Luther King, Jr tersentuh oleh pembawaan eling, damai dan tenang Thay ikut mendukung untuk segera mengakhiri perang Vietnam melalui gerakan non kekerasan, Thay juga berbicara di hadapan berbagai kelompok perdamaian. Thay juga memimpin delegasi Buddhis berpartisipasi dalam Perbincangan Perdamaian di Paris.

Pada tanggal 25 January 1967 Institut Nobel di Norwegia melayangkan sebuah surat untuknya, Martin Luther King menominasi Thay sebagai penerima Hadiah Perdamaian Nobel.

Seorang guru yang sangat dikagumi oleh dunia barat, Thay termasuk tokoh yang berjasa dalam membawa Ajaran Buddha ke dunia barat, melalui latihan hidup sadar ternyata berbagai kalangan yang berasal dari latar belakang relijius, spiritual dan pandangan politik berbeda-beda bisa menerimanya dengan begitu alami. Latihan hidup sadar dengan perhatian penuh (mindfulness) merupakan adaptasi dari sensibilitas nuansa Barat. Pada tahun 1966 Thay mendirikan Order of Interbeing, secara alami berbagai pusat latihan monastik dan pusat latihan lainnya juga bermunculan di berbagai belahan dunia.

Sejak perjalanannya ke dunia barat dan aktivitas menyerukan perdamaian, Thay harus mengasingkan diri di dunia eropa, ia tidak bisa pulang kembali ke kampung halamanya lagi yaitu Vietnam, kejadian ini melahirkan pusat retret seni hidup berkesadaran yang bertempat di daerah Dordogne Perancis Selatan, bernama Plum Village, telah menjadi rumahnya, sejak itu beliau berkunjung ke komunitas internasional untuk memberikan ceramah dan retret. Thay juga yang merupakan inisiator istilah Engaged Buddhism (Ajaran Buddha yang aktif terjun ke berbagai aspek kehidupan) dalam bukunya yang berbahasa Vietnam dengan judul: Lotus in a Sea of Fire.

Karena menolak berpihak pada salah satu blok (komunis maupun anti komunis), beliau diasingkan oleh pemerintah Vietnam sejak lama. Thay baru diizinkan pulang ke Vietnam pada tahun 2005 dan 2007. Thay telah menulis lebih dari 100 judul buku, mencakup lebih dari 40 judul yang berbahasa Inggris. Beliau juga menerbitkan Ceramah Dharma per kuarter dalam Jurnal Order of Interbeing, The Mindfulness Bell. Thay terus aktif berkarya dalam pergerakan perdamaian, memberi sponsor retret untuk peserta dari Israel dan Palestina, mendukung kedua pihak untuk mendengar secara mendalam dan saling belajar dari sesamanya. Beliau berulang kali memberi pidato untuk mendesak negara-negara yang terlibat dalam pertikaian untuk berhenti berperang dan jadikan non-kekerasan sebagai solusi bagi berbagai sengketa; Pada tahun 2005 dan 2007, beliau meminpin “perjalanan perdamaian” di Los Angeles, dihadiri oleh ribuan orang demi untuk memberi dukungan kepada para biksu yang sedang melakukan demonstrasi di Myanmar. Beliau juga dianugerahkan “Courage of Conscience” pada 16 Juni 1991. Selain memberi bimbingan retret, ia juga tur ke berbagai negara Eropa, Amerika, dan Asia untuk berbagi seni hidup berkesadaran bersama 4 lapisan sangha (monastik dan sahabat awam).