Kesadaran Penuh

Kesadaran Penuh

Kesadar penuh (Eling / sadar-penuh / kewawasan) adalah kekuatan dari keadaan sadar dan terjaga akan saat kini. Ini adalah latihan berkelanjutan dari menyentuh kehidupan secara mendalam setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Berlatih sadar-penuh berarti menjadi hidup sesungguhnya, hadir sepenuhnya di hadapan seseorang juga mereka yang berada di sekitar kita, begitu juga sadar sepenuhnya terhadap apa pun yang sedang kita lakukan. Kita menyelaraskan tubuh dan pikiran kita saat kita mencuci piring, mengendarai mobil, mandi pagi dan sebagainya. Demikianlah yang kami lakukan di Plum Village, kami berjalan, bekerja, makan dengan sadar-penuh. Kita melatih perhatian penuh setiap saat sepanjang hari dan tidak hanya di aula meditasi saja, tetapi juga di dapur, toilet, di dalam kamar dan ketika kami berjalan dari tempat ke tempat lain.

Dalam latihan bersama sebagai sebuah komunitas, latihan kesadaran kita menjadi lebih menyenangkan, santai dan mulus. Kita adalah genta kesadaran bagi satu sama lain, saling mendukung dan mengingatkan di sepanjang waktu latihan. Dengan dukungan dari komunitas, kita dapat berlatih untuk menghadirkan kedamaian dan sukacita di dalam dan di sekitar kita, sebagai hadiah bagi mereka semua yang kita cintai. Kita dapat memupuk rasa damai dan bebas—kokoh dalam aspirasi kita yang paling tinggi dan bebas dari ketakutan, kesalahpahaman, dan penderitaan.

Teman-teman yang baik, mari kita berusaha kreatif dan terampil dalam latihan, melakukan setiap aspek pelatihan dengan keingin tahuan. Mari kita berlatih dengan pengertian dan bukan hanya untuk bentuk luar saja. Nikmati latihan di sini dengan santai dan lembut, pandangan terbuka dan hati yang siap menerima.

Napas

Napas

Apabila pernapasan kita stabil maka napas bisa menjadi tempat kita berlindung. Bagaimana pun suasana di dalam—pikiran-pikiran, emosi-emosi dan persepsi-persepsi kita—pernapasan kita selalu bersama kita seperti seorang teman setia. Kapan pun kita merasa terhanyut, atau tenggelam ke dalam rencana, atau pikiran acak tersebar berantakan dalam kekhawatiran dan gelisah, kita dengan lembut menarik kembali perhatian kepada pernapasan untuk menenangkan dan melabuhkan pikiran kita.

Kita merasakan aliran udara yang masuk dan keluar melalui hidung. Kita merasa betapa ringan dan alami, napas demikian memberi ketenang dan kedamaian. Kapan pun, saat kita mengetik, kita bisa kembali kepada sumber kehidupan yang damai ini.

Barangkali Anda ingin mengucapkan dalam hati:

“Napas masuk saya tahu ini napas masuk
Napas keluar saya tahu ini napas keluar.”

Kita tidak perlu mengontrol pernapasan kita. Rasakan pernapasan sebagaimana adanya. Bisa jadi panjang atau pendek, dalam atau dangkal. Dengan bernapas lewat cara demikian maka akan menjadi lebih perlahan dan mendalam secara alami.

Pernapasan yang sadar adalah kunci untuk menyatukan tubuh dan pikiran serta membawa energi sadar penuh ke dalam setiap saat dari kehidupan kita.

Genta Kesadaran

Genta Kesadaran

Pada saat retret Anda akan mendengar suara genta, maka latihan kita adalah berhenti diam, berhenti berbicara, dan berhenti bergerak untuk kembali mempraktikkan napas kesadaran. Namun tidak hanya suara genta saja, bisa saja bunyi telepon atau jam dinding. Ini adalah genta-genta kesadaran kita.

Bilamana kita mendengar bunyi genta kita merelakskan tubuh kita dan menjadi sadar akan pernapasan. Kita lakukan itu dengan kegembiraan yang alami, dan tanpa keseriusan atau sikap yang kaku. Bilamana kita mendengar salah satu dari bunyi genta kewaspadaan ini, kita hentikan semua percakapan dan apa pun yang sedang kita lakukan serta membawa kesadaran kita pada pernapasan. Bunyi genta telah memanggil kita:

Dengar, dengar,
Suara menakjubkan ini membawaku kembali
ke rumah sejatiku.

Dengan berhenti sejenak untuk bernapas dan mengembalikan ketenangan dan kedamaian, kita menjadi bebas, pekerjaan kita menjadi lebih menyenangkan dan teman di depan kita menjadi lebih nyata. Di rumah, kita dapat menggunakan bunyi telepon, lonceng gereja setempat, tangisan seorang bayi, atau bahkan suara sirine pemadam kebakaran dan ambulan sebagai genta-genta kewaspadaan. Hanya dengan tiga pernapasan yang sadar kita dapat melepaskan ketegangan-ketegangan di dalam tubuh dan pikiran, kita kembali pada keadaan yang sejuk dan jernih.

Duduk dan Bernapas

Duduk dan Bernapas

Jika Anda punya altar di rumah, Anda dapat duduk di dekatnya. Jika tidak punya, duduklah di tempat yang nyaman, seperti di depan jendela yang menghadap ke luar.

Duduklah di atas bantal dengan kedua kaki disilangkan dengan santai dan lutut menyentuh lantai. Posisi ini membuat Anda duduk dengan amat stabil dengan tiga titik penyangga (satu dudukan Anda di atas bantal dan kedua lutut).

Duduk dengan tegak dan santai, dengan demikian Anda bisa duduk lebih lama tanpa membuat kaki kesemutan. Anda boleh mencoba-coba beberapa ketinggian dan kelebaran bantal pengganjal sampai menemukan yang paling pas untuk tubuh Anda.

Jika Anda suka, bakarlah dupa untuk menghidupkan suasana sakral. Peganglah dupa di tangan Anda dengan tenang, dan berkonsentrasilah pada diri Anda yang sedang menyalakan dupa itu dan taruh dupa di dalam wadahnya.

Nyalakan dupa itu dengan keadaan sadar-penuh dan konsentrasi. Segenap diri Anda ada di sana, hadir sepenuhnya, pada saat Anda menyalakan dupa itu.

Sewaktu duduk, luruskan punggung dan leher, tetapi jangan sampai kaku atau tegang. Fokuskan perhatian pada napas masuk dan kemudian napas keluar lewat perut dan dada.

Napas masuk, terasa napas masuk ke dalam perut dan dadaku.
Napas keluar, terasa napasku keluar dari perut dan dadaku.
Napas masuk, aku menyadari seluruh tubuhku
Napas keluar, aku tersenyum kepada seluruh tubuhku
Napas masuk, aku sadar akan rasa nyeri atau tegang di tubuhku
Napas keluar, kulepaskan semua nyeri dan ketegangan di tubuhku
Napas masuk, aku merasa sehat walafiat.
Napas keluar, aku merasa nyaman.

Anda dapat berlatih dengan kalimat-kalimat di atas seharian, di tempat kerja atau kapanpun, untuk mengembalikan perasaan lapang, relaks, dan segar.


Pedoman Meditasi Duduk oleh Rohana (True Beauty of Clarity – 真明秀)

Unduh bahan presentasi klik sini


Gatha Meditasi Duduk Pagi

Sr. Quang Sơn

Unduh Mp3 klik sini

Dharma(G)-kaya(G) bersinar kala(G) fajar menyingsing(GGGggg)
Tubuh ini he-ning-(G), batin ini(G) menjadi da-mai-(G)
Senyum simpul di bibir kami.(GGGggg)
Ini hari baru, kami bertekad hi-dup berkesadaran.(G)
Agar mentari pengertian(G), bisa terbit(G), menyinari(G) seluruh penjuru.(GGGggg)
Sanggha mulia, curahkan perhatianmu pada meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta


Sr. Tuổi Thơ

Unduh Mp3 klik sini

Dengan postur(G) tegak dan solid(G) kita duduk(G) di bawah Pohon Bodhi(GGGggg)

Tubuh ucapan dan batin(G), bersatu (G) dalam hening(G) 

Tiada lagi pikiran yang benar dan salah.(GGGggg)

Tubuh batin dalam sadar-penuh sempurna.(G)

Ditemukan kembali(G) hakikat sejati kita(G), terseberangi dari pulau ilusi.(GGGggg) 

Sanggha mulia curahkan perhatianmu pada meditasi. 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA) 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x) 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA) 


Gatha Meditasi Duduk Pagi – Br. Bao Tang

Unduh Mp3 klik sini

Dharmakaya kita(G) bersinar(G) kala(G) fajar menyingsing(GGGggg)
Tubuh ini hening(G), batin ini(G) menjadi tenang(G)
Senyum kecil pun terlahir di bibir kita.(GGGggg)
Hari ini hari yang baru(G), kita bertekad melaluinya dengan sadar-penuh.(G)
Agar mentari kearifan dapat terbit(G), menyinari(G) segala penjuru.(GGGggg)
Wahai Sanggha yang mulia curahkan perhatianmu ke dalam meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta


Gatha Meditasi Duduk Sore – Br. Bao Tang

Unduh Mp3 klik sini

Dengan postur(G) tegak dan solid(G) kita duduk(G) di bawah Pohon Bodhi(GGGggg)
Tubuh ucapan dan batin kita(G), bersatu di dalam hening(G)
Tiada lagi pikiran yang benar dan salah.(GGGggg)
Tubuh dan batin kita(G), berdiam di dalam sadar-penuh yang sempurna.(G)
Ditemukan kembali(G) hakikat sejati kita(G), terseberangi dari pulau ilusi.(GGGggg)
Wahai Sanggha yang mulia curahkan perhatianmu ke dalam meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta

Meditasi Jalan

Meditasi Jalan

Meditasi sambil berjalan ini adalah praktik yang ampuh untuk hadir sepenuhnya pada saat ini setiap saat. Setiap langkah yang diambil dalam keadaan sadar-penuh membantu kita menyentuh keajaiban hidup yang memang ada di sana, dan dapat kita raih sekarang juga. Anda dapat menyelaraskan langkah sesuai dengan napas sewaktu berjalan seperti biasa di pinggir jalan, di stasiun kereta, atau di pinggir sungai—di manapun Anda berada. Sambil menarik napas, langkahkan satu kaki dan renungkan, “Aku telah tiba; aku sudah di rumah.

Aku telah tiba” itu berarti aku sudah ada di tempat yang semestinya kutuju—bertemu dengan kehidupan—dan aku tak harus bergegas ke manapun, tak perlu lagi mencari apa pun. “Aku sudah di rumah” artinya aku sudah pulang ke rumahku yang sejati, yang tak lain adalah hidup pada saat ini. Hanya momen saat inilah yang nyata; masa lalu dan masa depan hanyalah hantu-hantu yang dapat menyeret kita ke penyesalan, penderitaan, kekhawatiran, dan ketakutan. Bila setiap langkah membawa Anda kembali ke saat ini, maka hantu-hantu itu tidak lagi dapat menguasai diri Anda.

Sambil mengembuskan napas, Anda dapat mengayunkan tiga langkah dan berkata pada diri sendiri, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah.

Anda sudah tiba di rumah Anda yang sejati dan menyentuh berbagai keajaiban hidup yang memang sudah tersedia; Anda tak perlu mencari-cari lagi. Anda berhenti berlari. Dalam konteks Zen, ini dinamakan meditasi samatha, yang berarti “berhenti.” Bila Anda dapat berhenti, maka kedua orang tua, kakek-nenek, dan segenap leluhur Anda juga dapat berhenti. Bila Anda dapat melangkah sebagai orang yang bebas, maka segenap leluhur Anda yang hadir di setiap sel di tubuh Anda juga dapat berjalan dengan bebas. Bila Anda berhenti berlari dan dapat melangkah dengan bebas seperti itu, Anda sedang mengungkapkan cinta kasih secara nyata dan riil, kesetiaan, serta rasa bakti kepada kedua orang tua dan kepada para leluhur.

Aku telah tiba, aku sudah di rumah
Di sini, pada saat ini.
Aku solid, aku bebas.
Dalam dimensi tertinggi aku bersemayam.

Syair meditasi ini membantu Anda sehingga bisa hadir seutuhnya pada saat ini. Resapi kata-kata ini, dan kehadiran Anda tidak akan tergoyahkan pada saat ini, sama seperti bila Anda berpegangan kuat pada susuran tangga, Anda tidak akan jatuh.

Di sini, pada saat ini” adalah alamat kehidupan. Itulah tempat kita pulang—rumah kita yang sejati—tempat kita merasa benar-benar damai, aman, dan bahagia, tempat kita dapat bersentuhan dengan para leluhur, teman-teman, dan keturunan-keturunan kita.

Manfaat praktik meditasi adalah selalu membawa kita pulang ke tempat itu. Setiap langkah membawa kita kembali menyentuh kehidupan di saat ini.

Silakan mencoba mempraktikkan meditasi berjalan perlahan dan buktikan sendiri. Sambil menarik napas, melangkahlah dan katakan, “Aku telah tiba.” Kita mesti mencurahkan 100 persen raga dan pikiran kita ke dalam pernapasan dan langkah kita, agar dapat mengatakan bahwa kita sudah tiba dan sudah berada di rumah. Bila keadaan sadar-penuh dan konsentrasi mantap, Anda dapat tiba 100 persen dan benar-benar sampai di rumah di mana pun Anda berada.

Bila Anda belum pulang 100 persen ke sini dan saat ini, jangan dulu melanjutkan langkah berikutnya!

Diam saja dulu di sana dan bernapaslah sampai Anda dapat menghentikan pikiran yang melantur, sampai Anda benar-benar 100 persen tiba di saat ini. Kemudian Anda dapat menyunggingkan senyum kemenangan, lalu melangkah lagi dengan ucapan, “Aku sudah di rumah.

Langkah-langkah yang mantap seperti itu sama seperti cap stempel kerajaan pada dekret raja. Kaki-kaki Anda mencetak, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah” di Bumi ini. Berjalan dengan cara seperti ini menghasilkan energi soliditas dan kebebasan.

Semua itu akan memberi kesempatan kepada Anda untuk menyentuh berbagai keajaiban hidup. Anda mendapat santapan rohani secukupnya; terpulihkan. Saya tahu ada di antara mereka yang sudah berhasil menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan melatih meditasi berjalan sepenuh hati.

Aku solid; Aku bebas” artinya Anda tidak sedang ditarik oleh hantu-hantu dari masa lalu dan tidak diseret ke masa depan; Anda adalah tuan rumah bagi diri sendiri. Mengucapkan kalimat-kalimat itu tidak sama dengan pemikiran yang memberi sugesti pada diri sendiri atau harapan kosong semata. Bila Anda mampu bersemayam pada saat ini, Anda sungguh-sungguh memiliki keutuhan dan kebebasan. Anda bebas dari masa lalu dan masa depan, tidak gelagapan ke sana kemari seperti seorang yang sedang kesurupan. Keutuhan dan kebebasan adalah dasar kebahagiaan sejati.

Makan Bersama

Makan Bersama

Makan makanan bersama-sama adalah sebuah latihan yang meditatif. Seharusnya kita berusaha untuk mempersembahkan kehadiran kita di setiap saat makan. Selagi kita menyajikan makanan kita sudah bisa memulai latihan. Melayani diri kita, kita menyadari bahwa banyak elemen, seperti hujan, sinar mentari, bumi, udara, dan kasih, semuanya telah menyatu untuk membentuk makanan yang hebat ini. Kenyataannya, melalui makanan ini kita melihat bahwa seluruh alam semesta tengah menyokong keberadaan kita.

Kita sadar akan keseluruhan Sangha seperti kita melayani diri kita dan seharusnya kita mengambil sejumlah makanan yang baik bagi kita. Sebelum makan genta akan dibunyikan sebanyak tiga kali dan kita bisa menikmati pernafasan masuk dan keluar sementara mempraktikkan kelima perenungan.

  1. Makanan ini adalah anugerah dari alam semesta: Bumi, Langit, berbagai makhluk hidup, dan hasil kerja keras
  2. Semoga kita makan dengan sadar-penuh dan syukur sehingga kita layak menyantap makanan ini
  3. Semoga kita mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental yang tidak sehat, terutama keserakahan, dan belajar makan secukupnya
  4. Semoga kita bisa terus menjaga welas asih agar tetap hidup dengan makan sedemikian rupa sehingga dapat meringankan penderitaan semua makhluk, melestarikan planet kita, dan mengurangi efek perubahan iklim
  5. Kita menerima makanan ini supaya dapat merawat tali persaudaraan, membangun komunitas, dan memupuk semangat ideal untuk melayani semua makhluk.

Kita seharusnya tidak makan dengan tergesa-gesa, dengan mengunyah masing-masing suap sedikitnya 30 kali, sampai makanan menjadi cair. Ini membantu proses pencernaan. Mari kita nikmati setiap potong makanan kita dan kehadiran para saudara-saudari se-Dharma di sekeliling kita. Mari tetapkan diri kita di saat sekarang, makan dengan cara seperti ini sehingga kekokohan, kegembiraan, dan kedamaian menjadi mungkin selama waktu makan. Makan dengan diam, makanan menjadi nyata dengan perhatian penuh kita dan kita benar-benar sadar akan makanannya. Untuk memperdalam latihan makan kita yang sadar dan untuk menyokong suasana yang damai, kita tetap duduk selama masa diam ini. Dua puluh menit setelah makan dengan diam, bunyi genta dua kali akan terdengar. Lalu kita boleh memulai percakapan penuh perhatian dengan teman kita atau mulai berdiri dari meja.

Saat tengah menghabiskan makanan kita, kita gunakan beberapa menit untuk memperhatikan bahwa kita sudah selesai, mangkok kita sekarang kosong dan kelaparan kita sudah terpuaskan. Rasa bersyukur menyelimuti kita karena kita menyadari betapa beruntungnya kita sudah makan makanan yang bergizi, menyokong kita di jalan kasih dan pengertian.

Berbagi Dharma

Berbagi Dharma

Berbagi Dharma (Dharma Sharing) merupakan kesempatan untuk saling mendapatkan wawasan dan pengalaman tentang latihan. Ini adalah waktu yang istimewa bagi kita untuk berbagi pengalaman, sukacita, kesulitan atau kendala dan pertanyaan-pertanyaan kita yang berkaitan langsung dengan latihan hidup sadar.

Dengan mempraktikkan mendengarkan sungguh-sungguh sementara orang lain sedang berbicara, kita membantu menciptakan suasana tenang dan penerimaan. Dengan belajar berbicara secara leluasa tentang kebahagiaan dan kesulitan maupun kendala dalam latihan, kita memberi sumbangsih aspek-aspek lain dari pandangan dan pengertian tentang latihan.

Mohon acara berbagi ini didasarkan pada pengalaman kita sendiri tentang latihan, kita menghindari gagasan-gagasan abstrak dan topik-topik teoretis. Dengan demikian kita bisa menyadari bahwa banyak di antara kita yang punya kesulitan yang cukup mirip kemudian ada juga aspirasi yang serupa. Duduk, mendengarkan dan berbagi bersama-sama, kita mempererat hubungan tali persaudaraan kita antara satu dengan yang lain.

Mohon ingat bahwa apa pun yang sampaikan dalam sesi ini adalah rahasia. Jika seorang teman berbagi tentang kesulitan pribadi yang tengah dia hadapi, hormatilah bahwa mungkin dia tidak ingin membicarakannya lagi di luar sesi berbagi pengalaman latihan.

Istirahat

Istirahat

Mengetahui kapan perlu istirahat itu penting. Kadang-kadang, kita memaksakan diri dalam latihan atau menerima tanggung jawab terlalu banyak tanpa pertimbangan matang; sehingga kita menjadi sangat lelah dengan mudah marah. Latihan hidup sadar seharusnya tidak melelahkan tetapi semestinya lebih menghasilkan tenaga baru. Namun bilamana kita mengetahui kita sudah lelah, sebaiknya kita segera beristirahat. Minta bantuan teman-teman.

Berlatih dengan kondisi tubuh dan pikiran yang lelah tidaklah bermanfaat; justru bisa memunculkan masalah lebih banyak lagi. Menjaga diri sendiri berarti menjaga komunitas. Istirahat bisa berarti menghentikan apa yang sedang kita kerjakan dan gunakan waktu lima menit untuk berjalan di luar, atau menjalankan puasa selama satu atau dua hari, atau berlatih hening bening (noble silence) selama sekian waktu. Ada banyak cara untuk kita beristirahat, jadi mohon perhatikan irama tubuh dan batin demi kebaikan semua. Relaksasi total adalah sebuah praktik istirahat.

Lakukanlah pernapasan sadar penuh dalam posisi duduk atau berbaring, inilah praktik istirahat. Mari kita pelajari seni beristirahat dan biarkan tubuh dan batin kita memulihkan dirinya sendiri. Dengan tidak memikirkan dan tidak melakukan apa pun adalah seni beristirahat dan penyembuhan.

Mendengarkan Secara Seksama dan Simpatik

Mendengarkan Secara Seksama dan Simpatik

Mendengarkan dengan seksama adalah suatu praktik meditasi yang dapat membuahkan banyak keajaiban penyembuhan. Bayangkanlah seorang dengan berbagai kesulitan dan penderitaan di hatinya yang tak punya seorang pun untuk mendengarkannya. Kita bisa menjadi bodisattwa, orang yang dipenuhi oleh kasih melimpah bagi seluruh makhluk, yang duduk dan mendengarkan secara seksama supaya dapat meringankan penderitaan orang itu. Kita mesti menggunakan keadaan sadar-penuh kita untuk mengingatkan diri kita bahwa ketika menawarkan diri untuk mendengarkan seseorang secara seksama, kita melakukannya dengan tujuan sepenuhnya untuk membantu mereka mengosongkan hati dan mengeluarkan apa pun yang membuat mereka menderita. Bila kita bisa tetap fokus pada tujuan itu, kita dapat melanjutkan mendengarkan secara seksama, meski pembicaraan orang itu mungkin memuat banyak persepsi keliru, kegetiran, sarkasme, penghakiman, serta tuduhan.

Mendengarkan dengan seksama dengan sepenuh hati, dengan segenap cinta kasih dan sikap welas-asih, kita tidak akan terganggu oleh apa pun yang disampaikan orang itu. Kita katakan pada diri sendiri: Kasihan dia, dia begitu banyak persepsi keliru; dia sedang terbakar oleh rasa marah dan sakit hati.” Kita terus mendengarkan; dan kemudian, bila ada peluang tepat, kita dapat memberinya informasi yang lebih akurat untuk membantunya melihat kenyataan dengan lebih jelas. Kemarahan dan penderitaan lahir dari persepsi-persepsi keliru; bila kita mendapatkan gambaran realitas yang lebih akurat, awan hitam marah dan penderitaan pun sirna. Dengan mengetahui hal itu, kita dapat duduk dengan tenang dan terus mendengarkan dengan penuh perhatian.

Kita biarkan orang itu menyampaikan apa pun yang ada di dalam pikirannya; kita mendorongnya untuk menumpahkan seluruh uneg-unegnya, dan kita tidak menginterupsinya atau mencoba mengoreksinya pada saat itu. Sejam mendengarkan secara seksama begini dapat mengurangi penderitaan orang itu dan membuatnya merasa jauh lebih ringan. Kesabaran adalah salah satu pertanda cinta sejati. Kita harus menunggu dan menemukan waktu yang tepat setelahnya untuk memulai informasi yang akan membantu orang itu mengoreksi persepsi-persepsinya yang keliru. Jangan memberikan informasi itu sekaligus, karena dia mungkin tak mampu mencerna semuanya sekaligus, dan bisa-bisa dia tidak percaya atas informasi kita sama sekali. Kita harus memberikan informasi itu dalam dosis secukupnya, sedikit saja yang dapat diterimanya dan akhirnya ia pun dapat melepaskan cengkeramannya pada persepsi-persepsi yang keliru itu. Mendengarkan dengan tanpa penghakiman juga dapat memberi kita kesempatan untuk menemukan dan mengoreksi persepsi-persepsi keliru kita sendiri dan bila itu dilakukan, kita dapat meminta maaf kepada orang itu secara langsung.

Dalam ajaran Buddha, bodisattwa Awalokiteshwara (juga dikenal sebagai Dewi Quan Yin di China, Kannon di Jepang, atau Quan The Am di Vietnam) adalah spesialis dalam mendengarkan dengan cinta kasih dan welas-asih. Inilah bacaan untuk latihan ini, dari Kitab Kidung Harian yang kami gunakan di Plum Village:

Kami menyeru namamu, Awalokiteshwara
Kami berharap dapat belajar caramu mendengarkan untuk membantu meringankan penderitaan di dunia. Engkau tahu cara mendengarkan supaya mengerti. Kami akan duduk dan mendengarkan tanpa prasangka.
Kami akan duduk dan mendengarkan tanpa menghakimi atau bereaksi. Kami duduk dan mendengarkan sepenuh perhatian supaya dapat mendengarkan apa yang disampaikan dan apa yang tak terkatakan. Kami tahu bahwa hanya dengan mendengarkan secara seksama, engkau sudah dapat meringankan begitu banyak duka dan penderitaan orang lain.

Bahasa Kasih

Bahasa Kasih

Bahasa Kasih juga merupakan suatu praktik meditasi. Kita punya hak dan tanggung jawab untuk menyampaikan kenyataan seutuhnya, seluruh pikiran dan perasaan kita, termasuk kesulitan dan penderitaan kita. Namun, kita tidak menggunakan kata-kata yang menghakimi, yang menyalahkan, yang judes, atau yang menyinggung perasaan; kita gunakan bahasa kasih. Kita hanya membicarakan kesulitan dan penderitaan kita sendiri supaya orang lain dapat memahami dan membantu kita. Kita akui bahwa kita mungkin memiliki persepsi keliru, dan kita minta orang itu untuk membantu kita melihat persepsi-persepsi keliru itu dan memberi kita informasi yang lebih akurat yang tidak kita miliki.

Latihan menggunakan bahasa kasih ini, dipadukan dengan praktik mendengarkan dengan kasih, memiliki kapasitas untuk mengukuhkan komunikasi dan membina hubungan yang mendalam dan sehat. Menulis sepucuk surat dengan kata-kata yang berkesadaran-penuh dan bahasa kasih dapat menghadirkan transformasi besar dan pemulihan, bukan hanya pada diri penerima melainkan juga pada pengirimnya.

Mengatasi Kemarahan

Mengatasi Kemarahan

Sewaktu energi marah dan kekesalan muncul, sebagai praktisi meditasi kita harus segera kembali ke bernapas secara sadar dan melakukan meditasi berjalan, untuk menghasilkan energi keadaan sadar-penuh supaya kita dapat mengenali dan mengatasi kemarahan itu.

Napas masuk, aku tahu ada marah yang sedang berada di dalam diriku
Napas keluar, kuatasi energi marah dalam diriku ini dengan baik

Lanjutkan praktik dengan cara itu untuk memproduksi energi keadaan sadar-penuh, untuk mengenali dan memeluk energi marah itu.

Kita sebaiknya jangan membiarkan energi marah itu membesar sendiri; kita harus mengerahkan energi sadar-penuh untuk datang dan menanganinya. Keadaan sadar-penuh itu mirip seorang ibu yang datang memeluk deritanya sendiri yakni bayinya yang sedang menangis. Bila sang ibu sudah mengangkat si bayi yang nangis itu dan dengan lembut menggendongnya, si bayi sudah mulai merasa nyaman. Bila marah dipeluk oleh keadaan sadar-penuh, dia mulai tenang kembali.

Setiap kali marah muncul, silakan praktikkan cara itu, dan jangan mengatakan atau melakukan apa pun atas situasi yang Anda hadapi. Bayangkanlah Anda sedang berada jauh dari rumah, tengah membereskan suatu urusan di luar, dan Anda baru saja kembali dan menemukan rumah Anda terbakar. Hal pertama yang perlu Anda lakukan bukanlah berlari ke lingkungan sekitar Anda untuk mencari biang keladinya, memarahinya, dan menyeretnya ke pengadilan. Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengatasi kebakaran itu sendiri, supaya tidak menghanguskan semuanya. Bila marah sedang mendera Anda, jangan menunduk pada dorongannya untuk mengeluarkan marah dan bertindak. Kembalilah pada pernapasan Anda dan atasi lebih dulu emosi Anda sendiri.

Begitu marah mulai mereda, kita bisa mulai melihat akar masalahnya. Mungkin persepsi keliru yang telah memicunya. Mungkin kita merasa yakin bahwa ada orang yang dengan sengaja telah mengatakan sesuatu yang menyakiti hati kita, padahal sebenarnya dia tidak bermaksud demikian. Setelah merenungkannya, kita mungkin dapat mengenali persepsi kita yang keliru, yang akan meredakan marah kita. Bila setelah dua puluh empat jam setelah mempraktikkan itu, kita masih belum menemukan jalan keluar maka kita perlu menyampaikan kepada orang itu apa yang terjadi. Bila kita tidak mampu melakukannya dengan tenang secara langsung, kita dapat menulis pesan. Ada tiga hal yang perlu kita sampaikan:

1. Aku marah kepadamu, dan aku ingin tahu kamu tahu
2. Aku berusaha sebisaku untuk bersabar
3. Bantulah aku.

Begitu selesai menuliskan ketiga kalimat itu saja, meski pesan itu belum dikirim, kemarahan kita sudah sedikit mereda.

Bila kita merasa kesal, kita bertanggung jawab untuk memberitahu orang yang membuat kita kesal itu. Orang itu bisa jadi adalah ayah, ibu, kakak atau abang, anak-anak, teman, kolega, atau rekan kerja kita.

Bila orang itu tahu bahwa kita merasa kesal, dia akan menengok ke belakang dan berpikir, “Apa yang telah kulakukan? Apa yang telah kukatakan yang membuatnya kesal?” Maka ketiga kalimat kita tadi juga bisa berfungsi sebagai undangan bagi orang itu untuk berkesempatan belajar pula. Orang itu akan menghargai dan menghormati Anda karena tidak bertindak gegabah karena marah, seperti yang biasa dilakukan oleh orang lain, dan juga menghargai Anda karena tahu apa yang harus dilakukan ketika sedang marah, dan Anda berkesempatan untuk kembali ke pernapasan sadar penuh dan merenungkan situasinya.

Kalimat ketiga adalah kalimat yang paling sulit untuk dikatakan atau dituliskan, karena bila kita sedang marah pada seseorang, kita punya kecenderungan untuk menghukum orang itu dengan mengatakan bahwa kita tidak membutuhkannya sama sekali. Alih-alih melakukan itu, kita harus menemukan keberanian untuk meminta bantuan kepadanya. Kita tahu kenyataan yang sebenarnya—kita memang membutuhkannya—dan kita tidak boleh membiarkan kesombongan menghalangi kita melewati situasi-situasi yang sulit.

Maka setiap kali Anda berhasil mengatakan atau menuliskan kalimat ketiga itu, Anda mulai dapat merasakan kekesalan Anda sudah mulai berkurang.

Silakan tulis tiga kalimat itu dalam selembar kertas seukuran kartu kredit dan simpan dalam dompet Anda. Bila Anda sedang marah, dan terutama bila Anda marah pada seorang yang paling Anda cintai, keluarkanlah kertas itu dan bacalah. Kemudian bila Anda masih saja berada dalam cengkeraman marah, Anda akan tahu apa yang ingin Anda lakukan—dan tidak ingin lakukan.

Ribuan orang kini mempraktikkan ini dan, dengan menggunakan praktik ini, mereka sudah berhasil mengatasi berbagai kesulitan. Semoga Anda pun berhasil!

Membangun Komunitas

Membangun Komunitas

Membangun sebuah komunitas (sangha) seperti menanam bunga matahari. Kita mencari kondisi-kondisi yang bisa menyokong pertumbuhan bunga dan kondisi apa saja yang bisa menghambat pertumbuhannya. Kita membutuhkan bibit-bibit yang sehat, tukang kebun yang terampil, dan banyak sinar matahari serta lahan. Saat kita mulai bekerja dalam pembangunan komunitas, hal yang paling penting untuk diingat adalah bahwa kita sedang melakukannya bersama-sama.

Makin kita bersatu dalam komunitas, kita juga mulai merasakan bahwa keegoisan makin mengecil. Kita bisa relaks mulai menaruh kepercayaan pada kebijaksanaan dan wawasan kolektif komunitas. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa mata dan tangan-tangan serta hati komunitas lebih besar daripada individu.

Kita punya kesempatan untuk membantu membangun komunitas setiap saat, dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas dan menyumbangkan tenaga serta wawasan-wawasan kita. Untuk menopang latihan kita sendiri bilamana kita meninggalkan pusat pelatihan, kita perlu mengetahui bagaimana membangun sebuah komunitas. Mari kita aktif dalam menjalin hubungan persaudaraan dengan mereka yang ada di sekitar kita. Bilamana kita menyadari sifat sejati kita yakni saling kebergantungan (interbeing), secara alami kita menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain dengan berbagi latihan kita dan meminta dukungan serta bimbingan dari sesamanya.

Thay mengajarkan kita agar penuh semangat dalam latihan hidup berkesadaran. Masa lalu telah berakhir dan masa depan tidak pasti, hanya masa sekarang ini yang merupakan keajaiban hidup. Hidup dalam suasana ini, kita sudah menjadi anggota yang berharga dari komunitas. Kita akan terampil bekerja dalam proses yang terus-menerus dalam membangun sebuah tempat berlindung bagi banyak orang.

Thay mendorong kita semua untuk menjadi pendiri komunitas, mengikuti jejak Buddha, beliau seorang pendiri komunitas yang hebat. Bila kita dapat hidup dan berlatih dalam kerukunan di dalam komunitas kecil, maka kita bisa berbagi kerukunan ini dengan komunitas yang lebih besar, keluarga dan teman-teman kita, kerabat kerja dan para sesama praktisi. Bilamana ada sukacita dalam praktik pembangunan komunitas latihan, maka kita tahu cara yang kita lakukan sudah tepat.