Gatha untuk Berlatih
“Gatha” adalah syair pendek untuk dilafalkan dalam hati saat melakukan aktivitas sehari-hari. Menghafal puisi-puisi ini dapat membantu kita menumbuhkan energi kesadaran penuh (mindfulness) dan hadir di saat ini, apa pun yang sedang kita lakukan. Ketika kita dapat menyentuh saat ini secara mendalam, kita dapat menyentuh dimensi tertinggi.
Thich Nhat Hanh menyarankan agar kita menarik napas masuk dengan penuh kesadaran pada baris pertama setiap syair, dan mengembuskan napas keluar dengan penuh kesadaran pada baris kedua; menarik napas masuk pada baris ketiga dan mengembuskan napas keluar pada baris keempat. Anda juga bisa melakukannya sambil tersenyum.
Bangun Pagi
Bangun di pagi hari ini, aku tersenyum
Dua puluh empat jam baru tersedia untukku
Aku bertekad untuk hidup sepenuhnya di setiap momen
dan menatap semua makhluk dengan mata penuh welas asih.
Mengambil Langkah Pertama Hari Ini
Berjalan di Bumi
adalah keajaiban!
Setiap langkah penuh perhatian
memperlihatkan Dharmakaya yang menakjubkan
Melangkah dari Tempat Tidur
Jika hari ini aku tidak sengaja
menginjak serangga kecil,
semoga ia tidak terlalu menderita.
Semoga ia terbebaskan.
Penghormatan kepada Bodhisattva dari
Tanah Kebahagiaan yang Agung.
Membuka Jendela
Membuka jendela, aku melihat keluar ke Dharmakaya.
Betapa menakjubkannya hidup ini!
Penuh perhatian setiap saat,
pikiranku jernih seperti sungai yang tenang.
Menyalakan Air
Air datang dari sumber pegunungan yang tinggi.
Air mengalir jauh ke dalam Bumi.
Secaa ajaib, air datang kepada kita dan
menopang semua kehidupan.
Rasa syukurku penuh hingga meluap
Mencuci Tangan Anda
Air mengalir di tangan ini.
Semoga aku menggunakannya
dengan sebaik mungkin
untuk melestarikan
planet kita yang berharga ini.
Menggosok Gigi
Menggosok gigi dan berkumur,
Aku bertekad untuk berbicara
dengan murni dan penuh kasih.
Ketika mulutku harum akan ucapan benar,
sekuntum bunga mekar di taman hatiku
Membilas Mulut
Membilas mulutku, hatiku dibersihkan.
Alam semesta diharumkan oleh wangi bunga.
Tindakan tubuh, ucapan, dan pikiran menjadi tenang.
Bergandengan tangan dengan Buddha, aku berjalan di Tanah Suci.
Menggunakan Toilet
Bernoda atau tak bernoda,
bertambah atau berkurang –
konsep-konsep ini hanya ada dalam pikiran kita.
Realitas interbeing tak tertandingi.
Membasuh Diri (Mandi)
Tidak dilahirkan juga tidak hancur,
melampaui ruang dan waktu –
transmisi juga warisan
ada di dalam hakikat Dharmadhatu menakjubkan.
Bercermin
Kesadaran adalah cermin
memantulkan keempat elemen.
Kecantikan adalah hati penuh cinta kasih
dan pikiran terbuka.
Membasuh Kaki
Kedamaian dan kegembiraan
dari satu jari kaki
adalah kedamaian dan kegembiraan
untuk seluruh tubuhku.
Memasuki Aula Meditasi
Memasuki aula meditasi,
Aku melihat diri sejatiku.
Ketika aku duduk,
Aku bertekad memutuskan semua gangguan.
Menyalakan Lilin
Menyalakan lilin ini,
Memberikan cahaya kepada Buddha yang tak terhitung jumlahnya,
kedamaian dan kegembiraan yang aku rasakan
menerangi bumi ini.
Duduk
Duduk di sini
seperti duduk di bawah pohon Bodhi.
Tubuhku adalah kesadaran penuh itu sendiri,
bebas dari segala gangguan.
Menemukan Postur yang Stabil
Dalam postur duduk teratai,
bunga manusia mekar.
Bunga udumbara* ada di sini,
memberikan aroma wewangian.
*bunga udumbara mekar hanya sekali setiap tiga ribu tahun. Tapi itu bisa berkembang dalam diri kita kapan saja, ketika latihannya stabil.
Menenangkan Napas
Bernapas masuk, aku menenangkan tubuhku.
Bernapas keluar, aku tersenyum.
Berdiam di saat ini,
Aku tahu ini saat yang menakjubkan!
Menyesuaikan Postur
Perasaan datang dan pergi
seperti awan di langit yang berangin.
Bernapas dengan penuh kesadaran
menjadi jangkarku.
Memberi Salam
Sekuntum teratai untukmu
seorang calon Buddha.
Memegang Mangkuk Kosong
Melihat mangkuk ini,
Aku sadar betapa beruntungnya diriku
yang memiliki cukup makanan untuk melanjutkan latihan.
Menyiapkan Makanan
Dalam makanan ini,
Aku melihat dengan jelas
seluruh alam semesta
mendukung keberadaan diriku.
Sebelum makan
Seluruh makhluk di Bumi
sedang berjuang untuk hidup.
Aku beraspirasi untuk berlatih secara mendalam
Agar semua makhluk memiliki cukup makanan.
Ketika Mulai Makan
Sendok pertama, aku mempersembahkan kegembiraan.
Sendok kedua, aku membantu meringankan penderitaan orang lain.
Sendok ketiga, aku melihat kegembiraan orang lain sebagai kegembiraanku.
Sendok keempat, aku belajar cara melepaskan.
Menatap Piring atau Mangkuk Setelah Selesai Makan
Makan telah selesai,
dan aku puas.
Empat rasa syukur*
tumbuh dalam hatiku
*Empat syukur- terima kasih kepada orang tua, guru, teman dan semua makhluk.
Ketidakekalan
Hari ini telah berakhir dan hidup kita telah berkurang satu hari.
Mari kita renungkan apa yang telah kita lakukan.
Mari kita berlatih dengan rajin, bersungguh-sungguh dalam meditasi.
Mari kita hidup menghargai setiap momen dengan kebebasan,
sehingga waktu tidak berlalu sia-sia begitu saja.
Tersenyum pada Kemarahanmu
Bernapas masuk, aku tahu bahwa kemarahan membuatku jelek.
Bernapas keluar, aku tersenyum.
Aku hadir bersama napasku
sehingga aku tidak terhanyut dalam kemarahan.
Menyalakan Komputer
Menyalakan komputer,
pikiranku terhubungkan dengan kesadaran gudang*.
Aku bertekad mengubah energi kebiasaan
untuk menumbuhkan cinta kasih dan pengertian.
* Gudang penyimpanan mengacu pada alayavijñana, kesadaran di mana semua potensi benih disimpan.
Mengendarai Mobil
Sebelum menstarter mobil
Aku tahu ke mana aku akan pergi.
Aku dan mobil adalah satu kesatuan.
Jika mobil melaju kencang, aku melaju kencang.
Melakukan Perjalanan Singkat dengan Aman
Dua pertiga dari kecelakaan
terjadi di dekat rumah.
Mengetahui hal ini, aku berhati-hati
Bahkan dalam perjalanan singkat.
Minum Teh
Secangkir teh dalam kedua tanganku ini,
Perhatian penuh terjaga dengan sempurna.
Pikiran dan tubuhku berdiam
di sini dan saat ini.
Menyiram Tanaman
Jangan kira engkau dipasung, wahai tanaman.
Air ini datang kepadamu dari bumi dan langit.
engkau dan aku pernah bersama
sejak waktu tanpa awal.
Melihat Tanganku
Tangan siapakah ini
yang tidak pernah mati?
Adakah yang pernah lahir?
Apakah ada yang akan mati?
Menggunakan Telepon
Kata-kata dapat tersebar jauh ribuan kilometer.
Semoga kata-kataku menciptakan saling pengertian dan cinta kasih.
Semoga kata-kataku indah bagaikan permata,
menawan bagaikan bunga.
Menyirami Taman
Sinar matahari dan air
telah menyuburkan tanaman ini.
Hujan kasih sayang dan pengertian
dapat mengubah gurun pasir kering menjadi dataran subur luas.
Meditasi Berjalan
Pikiran dapat menjelajah ke seribu arah,
namun di jalan indah ini, aku berjalan dengan damai.
Setiap langkah, angin sejuk bertiup.
Setiap langkah, bunga bermekaran.
Menyalakan Lampu
Kealpaan adalah kegelapan,
Perhatian penuh adalah cahaya.
Aku membawa kewaspadaan
untuk menyinari semua kehidupan.
Mencuci Sayuran
Dalam sayuran ini,
Aku melihat matahari hijau.
Semua dharma berkumpul bersama
menghadirkan kehidupan.
Berkebun
Bumi memberi kita kehidupan dan menutrisi kita.
Bumi membawa kita kembali lagi.
Kita lahir dan mati melalui setiap napas.
Menanam Pohon
Aku mempercayakan diriku kepada Bumi;
Bumi mempercayakan dirinya kepadaku.
Aku mempercayakan diriku kepada Buddha;
Buddha mempercayakan diri-Nya kepadaku.
Membersihkan Kamar Mandi
Betapa indahnya
menggosok dan membersihkan.
Hari demi hari,
hati dan pikiranku menjadi lebih jernih.
Menyapu
Menyapu lahan pencerahan
dengan hati-hati,
pohon pemahaman
tumbuh dari Bumi.
Membersihkan Aula Meditasi
Saat aku membersihkan ruangan yang segar dan tenang ini,
suka cita dan energi tak terbatas muncul!
Membuang Sampah
Dalam sampah, aku melihat mawar.
Dalam mawar, aku melihat kompos.
Semua sedang bertransformasi.
Ketidakkekalan itulah kehidupan.
Memotong Bunga
Bolehkah aku memotongmu, bunga kecil,
hadiah dari bumi dan langit?
Terima kasih, wahai bodhisattwa terkasih,
karena membuat hidup ini begitu indah.
Merangkai bunga
Merangkai bunga-bunga ini
di dunia fana* ini,
dasar dari pikiranku
menjadi tenang dan murni.
*Dunia fana adalah “dunia penuh debu”, kita perlu melatih kesabaran.
Mengganti Air dalam Vas
Air membuat bunga tetap segar.
Bunga dan aku adalah satu kesatuan.
Saat bunga bernapas, aku bernapas.
Saat bunga tersenyum, aku tersenyum.