Panduan Relaksasi Total

Panduan Relaksasi Total

Relaksasi total merupakan cara untuk membantu pikiran dan badan jasmani untuk istirahat dengan penuh kesadaran. Praktik ini akan bermanfaat jika dilakukan secara rutin, membantu pikiran menjadi lebih jernih dan badan menjadi lebih segar.

Jika anda tertidur, biarkan tidur terjadi alami, jangan menolaknya. Tidur jenis ini adalah tidur yang sangat baik. Tidur seperti ini tidak menghasilkan mimpi.

Pertama-tama, Anda berbaring dengan nyaman.
Jika anda ingin menggunakan bantal, bantalnya jangan terlalu tinggi.
Kepala Anda, leher Anda, dan tulang belakang Anda berada di permukaan yang sama.
Taruh lengan di samping, tutuplah mata, dan lepaskan semua pikiran.
Curahkan perhatian sepenuhnya pada napas masuk dan keluar

(Genta)

Napas masuk, aku sadar ini adalah napas masuk.
Napas keluar, aku sadar ini adalah napas keluarku.
Napas Masuk – Napas keluar.

Napas masuk aku merasakan aliran air dingin membasuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki, melegakan, menyejukkan dan menenangkan seluruh badan jasmani.
Seluruh badan jasmani terasa relaks.

Napas masuk, izinkan seluruh badan untuk istirahat.
Napas Keluar, izinkan seluruh badan untuk relaks.

Sekarang aku meletakkan satu tanganku di atas perut.
Bernapas masuk dengan lembut, bernapas keluar dengan lembut.
Aku mencoba merasakan naik dan turunnya perutku sembari bernapas masuk dan keluar.
Dinding perut naik, dinding perut turun.
Naik turun, naik turun. (2x)

Napas masuk, aku izinkan semua sel-sel di seluruh bahuku dan kedua tanganku untuk istirahat.
Napas keluar, aku izinkan seluruh bahuku dan kedua tanganku untuk istirahat.
Izinkan semua sel, bahu, dan tangan untuk istirahat.

Napas masuk, aku kirimkan energi cinta kasih kepada kedua kaki, izinkan semua sel di seluruh kakiku hingga ujung jari untuk istirahat.
Napas keluar, seluruh kaki terasa relaks.
Kirimkan energi cinta kasih, izinkan kaki relaks.

Sekarang aku kirimkan energi cinta kasih kepada jantungku.
Napas masuk, aku merasakan detak jantungku.
Napas keluar, aku izinkan jantungku untuk istirahat.
Merasakan detak jantung, izinkan jantung untuk istirahat.

Jantungku bekerja 24 jam sehari demi kesehatanku, tetapi aku kurang memperhatikannya.
Setiap kali aku kesal, jantungku menderita.
Ketika aku marah, takut, cemas, jantungku sangat menderita.
Saya bertekad untuk berlatih untuk mengurangi marah, mengurangi takut, mengurangi cemas, agar jantungku bisa berfungsi dengan baik dan sehat kembali.
Sekarang aku ingin mengucapkan terima kasih kepada jantungku.
Napas masuk, aku tersenyum kepada jantungku dengan cinta kasih dan rasa syukur.
Napas keluar, aku bertekad untuk melepaskan semua kekhawatiran dan kecemasan.
Menenangkan jantungku, tersenyum kepada jantungku.

Sekarang aku mengirim energi cinta kasih kepada liverku.
Bernapas masuk, aku menenangkan liverku.
Napas keluar, aku tersenyum kepada liverku dengan penuh terima kasih.
Liverku bekerja siang dan malam demi kesehatanku, tetapi aku tidak makan berkesadaran.
Aku makan banyak makanan yang menyulitkan liverku.
Aku makan tanpa berkesadaran, aku sering tidak mengikuti nasihat dokter.
Karena didorong oleh pikiran negatif, aku sering lupa menjaga kesehatan liverku.
Aku bertekad untuk memperhatikan dan menjaga kesehatan liverku.
Aku ucapkan terima kasih kepada liverku.
Aku berjanji untuk merawatmu, dengan cara senantiasa sadar ketika makan dan minum.

Sekarang, aku mengirim energi cinta kasih kepada ususku.
Napas masuk, aku menenangkan dan merelakskan ususku.
Napas keluar, aku tersenyum kepada ususku dengan penuh cinta dan perhatian.
Aku sadar bahwa aku terkadang terbawa oleh rasa enak, aku makan tanpa pengertian.
Aku makan segala sesuatu yang kurang sehat, makanan yang pedas, makanan manis, semua itu membuat ususku perih.
Aku bertekad dan berusaha merawat ususku, aku akan makan dan minun dengan penuh kesadaran.
Menenangkan ususku, tersenyum kepada ususku, dengan penuh cinta kasih.

Sekarang, aku kirimkan energi cinta kasih kepada paru-paruku.
Napas masuk, aku tenangkan paru-paruku.
Napas keluar, aku tersenyum kepada paru-paruku dengan penuh rasa syukur.
Paru-paruku bekerja dengan sangat baik demi kesehatanku.
Aku telah melihat banyak orang yang mengalami kesulitan bernapas.
Aku termasuk orang yang beruntung karena paru-paruku sehat dan berfungsi dengan baik
Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada paru-paruku.
Aku akan melakukan yang terbaik untuk memberimu udara segar.

Napas masuk, aku tenangkan semua syaraf di otakku.
Napas keluar, saya merasa sangat segar dan relaks di otakku.
Aku tidak kuatir terhadap apa pun juga.
Aku lepaskan semuanya.
Aku izinkan otakku relaks.
Otakku bekerja dengan sangat keras, aku merelakskan semua syaraf di otakku.
Dan aku merasa sangat damai saat ini.

Napas masuk, aku lepaskan semua ketegangan di otot-otot wajahku.
Napas keluar, aku merasa sangat relaks dan segar di seluruh otot wajahku.

Mataku adalah hartaku.
Aku hanya perlu membuka mata dan aku bisa melihat surga bentuk dan warna.
Kupingku, yang berfungsi dengan baik, juga hartaku.
Hidungku, yang berfungsi dengan baik, juga adalah hartaku.
Ginjalku adalah harta bagiku.
Kedua kakiku yang masih bisa berjalan dengan baik, adalah hartaku.
Tanganku, lenganku, adalah harta.
Terima kasih karena sudah hadir di sana.

Alam semesta penuh dengan harta.
Aku ingin memberikan anda begitu banyak harta
Mata anda adalah harta.
Jantung anda adalah harta.

(Lagu)

Alam semesta ini penuh dengan harta karun, di dalam diri kita dan sekitar kita.
Kita hanya perlu menyadarinya. Dan semua harta ini akan terlihat dengan jelas bagi kita.

(Lagu)

Fakta bahwa kita masih bisa mendengar nyanyian burung, suara orang yang kita cintai.
Itu adalah harta.
Fakta bahwa kita masih bisa melihat bunga mekar, wajah cantik orang yang kita cintai.
Itu adalah harta.
Anda, orang paling kaya di dunia, jangan berperilaku seperti pengemis miskin kebahagiaan.
Semua harta tersebut ada di sana untukmu.

(Lagu-lagu)

(Genta)

Sahabat terkasih, ini adalah akhir dari total relaksasi.
Anda bisa merebahkan badan ke sebelah kanan, dan setelah beberapa menit dan Anda merasa siap maka boleh perlahan-lahan bangun duduk.

(Genta)

Lima Renungan Sebelum Makan

Lima Renungan Sebelum Makan
  1. Makanan ini adalah anugerah dari seluruh alam semesta—bumi, langit, berbagai makhluk hidup, dan hasil kerja keras
  2. Marilah kita makan dengan sadar penuh dan rasa syukur, agar kita layak menerima makanan ini
  3. Selama menyantap makanan, semoga kita dapat mengenali dan mengubah bentuk-bentuk mental tidak bajik, terutama keserakahan, dan belajar untuk makan secukupnya
  4. Marilah kita makan dengan sedemikian rupa; agar mengurangi penderitaan semua makhluk, melestarikan planet ini, dan menghentikan tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya krisis iklim
  5. Kita menerima makanan ini demi membangun komunitas latihan, memperkuat tali persaudaraan, dan mewujudkan tekad untuk menolong semua makhluk.

Pendarasan

Pendarasan

Sanggha diundang untuk kembali kepada napasnya,
sehingga energi kebersamaan kesadaran penuh
mempersatukan kita menjadi satu makhluk tunggal,
mengalir bagaikan sungai,
tiada lagi cerai berai pemisahan,
izinkanlah Sanggha bernapas bagaikan satu tubuh,
melantun bagaikan satu tubuh,
mendengar bagaikan satu tubuh,
menembus jauh
melampaui garis pembatas sang aku yang tidak nyata,
terbebas dari kompleks superioritas,
kompleks inferioritas, dan kompleks ekualitas.


1.   Persembahan Dupa

(GENTA 3x)

Harumnya dupa telah mengundang bodhicitta hadir
Bersamaku, bersamaku sesungguhnya di sini, sesungguhnya di sini
Harumnya dupa ini melindungi serta menjaga batin
Oh… harumnya dupa ini menyatukan kita semua
Dalam pelaksanaan sila samadhi prajna
Kami datang persembahkan semua
Namo bodhisattvebhyah
Namo mahasattvebhyah
(GENTA)


2.   Menyentuh Bumi

Gatha Pembuka

Yang bersujud dan objek sujud pada hakikatnya sunyata.
Oleh sebab itu komunikasi, terjalin sempurna apa adanya.
Pusat latihan kami adalah jaring Indra
memantulkan semua Buddha di setiap sudut.
Diriku berdiri di hadapan setiap Buddha,
Aku berlindung kepadaMu.
(GENTA)

 

Bersujud

(menyentuh bumi setiap kali bunyi genta)

BERSUJUD (menyentuh bumi setiap kali bunyi genta)

Pemimpin:
Mempersembahkan cahaya di Sepuluh Penjuru

Bersama-sama:
Buddha, Dharma, dan Sanggha,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin: 
Mengajar dan hidup melalui kesadaran-penuh
di tengah-tengah penderitaan dan kebingungan,

Bersama-sama:
Buddha Sakyamuni,
Dia yang telah sadar sepenuhnya,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Memancarkan cahaya di semua penjuru
Sumber kehidupan di dunia ini

Bersama-sama:
Mahavairocana Tathagatha,
Ayahnda matahari
Buddha cahaya dan hidup tanpa batas
Kami bersujud padamu
(GENTA)


Pemimpin:
Memotong tembus ketidaktahuan,
menyadarkan hati dan pikiran kami,

Bersama-sama:
Manjusri, Bodhisattwa Pengertian Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Bekerja dengan penuh kesadaran, penuh suka cita
untuk kepentingan semua makhluk hidup,

Bersama-sama:
Samantabhadra, Bodhisattwa Tindak Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Mendengar secara mendalam,
melayani makhluk dalam cara tanpa batas,

Bersama-sama:
Awalokiteswara, Bodhisattwa Welas Asih Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Tiada ketakutan dan tekun mengarungi
alam-alam penderitaan dan kegelapan

Bersama-sama:
Ksitigarbha, Bodhisattwa Aspirasi Agung,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Benih kesadaran dan cinta kasih
dalam anak-anak dan semua makhluk,

Bersama-sama:
Maitreya, Buddha yang akan datang,
kami bersujud padamu.
(GENTA)


Pemimpin:
Ibunda semua Buddha, bodhisattwa dan semua makhluk
Menopang dan menyembuhkan semuanya

Bersama-sama:
Bodhisattwa Pertiwi, Ibunda bumi
Permata indah jagad raya
Kami bersujud padamu
(GENTA)


Pemimpin:
Menunjukkan jalan tanpa rasa takut,
dan penuh welas asih
Bersama-sama:
seluruh guru silsilah leluhur spiritual,
kami bersujud padamu.
(GENTA 2x)


 

3.   Gatha Pembukaan

(GENTA 3x)

Namo Sanghyang Ādi Buddhaya (3x)
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammā-sambuddhassa (3x)
Namo Sarva Bodhisattvāya-Mahāsattvāya (3x)
(GENTA)

Dharma begitu dalam dan indah,
Kini kami berkesempatan melihat,
mempelajari, dan mempraktikkannya.
Kami bertekad merealisasikan makna sejatinya.
(GENTA)


 

4a.   Sutra Hati Prajnaparamita

Avalokiteshvara
merenungkan mendalam
wawasan pembawa ke pantai seberang
seketika sadar bahwa
semua pancaskanda adalah sunyata adanya
merealisasikan ini
teratasi semua duka (G)

Wahai Sariputra,
tubuh ini adalah sunyata
dan sunyata adalah tubuh ini
tubuh ini tiada beda dengan sunyata
dan sunyata tiada beda dengan tubuh ini
begitu juga dengan perasaan,
persepsi, formasi mental,
dan kesadaran. (G)

Wahai Sariputra,
semua fenomena bercirikan sunyata;
sifat dasarnya adalah
tiada lahir tiada mati,
tiada eksis, tiada non eksis,
tiada noda, tiada suci
tiada bertambah tiada berkurang.
Maka itu sunyata,
tubuh, perasaan, persepsi,
formasi mental, dan kesadaran
bukanlah entitas tunggal terpisah. (G)

Delapan belas ranah fenomena
yaitu enam organ indra,
enam objek indra,
dan enam kesadaran
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Dua belas rantai interdependen kemunculan
dan kemusnahannya
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Duka, duka samudaya,
duka nirodha, marga
wawasan dan pencapaian,
juga bukanlah entitas tunggal terpisah.
Mereka yang melihat semua ini
tak perlu mencapai apa pun lagi. (G)

Bodhisattwa mempraktikkan
wawasan pembawa ke pantai seberang
tidak melihat adanya penghalang pikiran,
dan karena
tiada lagi penghalang pikiran, semua ketakutan teratasi,
musnahlah semua persepsi keliru
dan merealisasikan nirwana sempurna. (G)

Semua Buddha pada tiga masa
mempraktikkan wawasan pembawa ke pantai seberang
semua mampu mencapai
pencerahan autentik sempurna. (G)

Maka itu Sariputra,
ketahuilah bahwa
wawasan pembawa ke pantai seberang
adalah maha mantra,
maha vidya mantra,
anuttara mantra,
samasama mantra,
kearifan sejati berkekuatan
mengakhiri semua jenis duka. (G)

Maka itu marilah mendaraskan
mantra untuk memuja
wawasan pembawa ke pantai seberang
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!
Gate, Gate, Paragate, Parasamgate, Bodhi Svaha!


5. Mengagungkan Nama Para Bodhisattwa

Kami mengagungkan namamu, Awalokiteswara.
Kami bercita-cita mempelajari cara mendengarmu
agar dapat membantu meringankan penderitaan di dunia.
Engkau tahu cara mendengar untuk memahami.
Kami mengagungkan namamu agar dapat berlatih mendengar
dengan seluruh perhatian dan keterbukaan hati.
Kami akan duduk dan mendengar tanpa disertai prasangka.
Kami akan duduk dan mendengar tanpa menghakimi atau bereaksi.
Kami akan duduk dan mendengar agar mampu memahami.
Kami akan duduk dan mendengarkan sedemikian rupa
sehingga kami dapat menyimak apa yang disampaikan orang lain
serta apa yang belum dituturkannya.
Kami tahu hanya dengan mendengarkan secara mendalam saja,
kami dapat meringankan banyak kepedihan dan penderitaan dalam diri orang lain.
(GENTA)

Kami mengagungkan namamu, Manjusri.
Kami bercita-cita mempelajari caramu,
yaitu diam tak bergeming dan melihat jauh ke dalam jantung segala sesuatu dan hati manusia secara mendalam.
Kami akan melihat dengan seluruh perhatian dan keterbukaan hati kami.
Kami akan melihat dengan mata polos tanpa prasangka.
Kami akan melihat tanpa menghakimi atau bereaksi.
Kami akan melihat secara mendalam sehingga kami mampu melihat dan memahami akar-akar penderitaan, ketidakkekalan, dan hakikat tanpa-diri segala sesuatu.
Kami akan berlatih caramu menggunakan pedang kebijaksanaan
untuk memotong tembus belenggu penderitaan,
sehingga membebaskan diri kami dan berbagai spesies lainnya.
(GENTA)

Kami mengagungkan namamu, Samantabhadra.
Kami bercita-cita mempraktikkan aspirasimu
untuk bertindak dengan mata dan hati yang penuh belas kasih.
Kami menyatakan bersedia dan sanggup untuk membawa suka cita kepada satu orang di pagi hari
serta meringankan penderitaan satu orang di sore hari.
Kami tahu kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan kami
dan kami siap dan bersedia mempraktikkan mudita di jalan pelayanan.
Kami tahu bahwa setiap kata, setiap tatapan, setiap tindakan, dan setiap senyuman dapat menghantarkan kebahagiaan kepada orang lain.
Kami tahu jika kami berlatih dengan sepenuh hati,
kami sendiri dapat menjadi sumber kedamaian dan suka cita yang tiada habisnya bagi orang-orang yang kami kasihi maupun semua spesies.
(GENTA 2x)


6. Pembacaan Sutra / Meditasi

(Pemimpin kebaktian membacakan sutra, sementara para peserta lainnya menyimak dengan hening dan berkesadaran sepenuhnya)

(GENTA 2x)


7a. Tiga Perlindungan

Aku berlindung kepada Buddha,
yang menunjukkan kepadaku jalan dalam kehidupan ini.
Aku berlindung kepada Dharma,
jalan pengertian dan cinta kasih.
Aku berlindung kepada Sanggha,
komunitas yang hidup dalam keharmonisan dan penuh kesadaran.
(GENTA)

Berada dalam perlindungan Buddha,
aku dengan jelas melihat kejernihan dan keindahan di dunia.
Berada dalam perlindungan Dharma,
aku belajar untuk membuka banyak pintu jalan transformasi.
Berada dalam perlindungan Sanggha,
cahaya menyinari yang mendukungku,
menjaga latihanku bebas dari gangguan.
(GENTA)

Berlindung kepada Buddha dalam diriku,
aku beraspirasi membantu semua orang mengenali hakikat diri sejati mereka yang sudah cerah,
untuk merealisasi Pikiran penuh Cinta.
Berlindung kepada Dharma dalam diriku,
aku beraspirasi mebantu semua orang menguasai jalan latihan dengan sempurna,
dan berjalan bersama-sama di jalan kebebasan.
Berlindung kepada Sanggha dalam diriku,
aku beraspirasi membantu semua orang membangun Empat Komunitas,
untuk merangkul semua orang dan mendukung transformasi mereka.
(GENTA 2x)


7b. Tisarana

Bud-dha yang mu-lia
Pe-nun-juk ja-lan ke pen-ce-ra-han
namo buddhaya

Dhar-ma yang mu-lia
a-ja-ran ka-sih bi-jak-sa-na
namo dharmaya

san-gha yang mu-lia
hi-dup ber-sa-ma da-mai dan har-mo-nis
namo sanghaya

Buddhang saranang gacchami
dharmang saranang gacchami
sanghang saranang gacchami


7c. Tiga Perlindungan

Aku berlindung pada Buddha
Penunjuk jalan dalam kehidupan
Namo Buddhaya (3x)

Aku berlindung pada Dharma
Ajaran kasih dan pengertian
Namo Dharmaya (3x)

Aku berlindung pada Sangha
Komunitas sadar penuh harmonis
Namo Sanghaya (3x)

Namo Buddhaya
Namo Dharmaya
Namo Sanghaya


8a.   Berbagi Jasa Kebajikan

Membaca sutra, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
memberikan manfaat tanpa batas.
Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua,
para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya
yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
(GENTA 3x)


8b.   Berbagi Jasa Kebajikan

Semoga jasa dan kebajikan
Memperindah Tanah Suci para Buddha
Membalas Empat Budi Besar
Dan menolong mereka di Tiga Alam Sengsara

Semoga mereka yang mendengarkan Dharma ini
Semua bertekad membangkitkan kebodhian
Sampai di akhir kehidupan ini
Bersama-sama lahir di alam bahagia.


8c.   Berbagi Jasa Kebajikan

Sehari telah berlalu,
usia telah berkurang.
Marilah kita periksa
apa yang telah kita lakukan.
Wahai komunitas,
berlatihlah dengan rajin dan
sepenuh hati dalam meditasi.
Ingatlah segala sesuatu tiada yang kekal abadi,
hiduplah dalam kebebasan setiap momen,
agar kehidupan tidak lewat begitu saja tanpa makna.

Makhluk tiada batas, aku bertekad membebaskannya
Gangguan batin tiada ujung, aku bertekad memutuskannya
Pintu Dharma tak terukur, aku bertekad mempelajarinya
Buddhadharma tak tertandingi, aku bertekad merealisasikannya

Membaca sutra, mempraktikkan jalan penuh kesadaran,
memberikan manfaat tanpa batas.
Kami bersedia untuk berbagi hasil kemajuan praktik kepada semua makhluk.
Kami bersedia untuk mempersembahkan penghormatan kepada orang tua, para guru, sahabat, serta makhluk-makhluk yang tak terhitung jumlahnya yang telah memberikan bimbingan dan dukungan di sepanjang jalan.
Saddhu, Saddhu, Saddhu (GENTA 3x)

 

Lima Latihan Menyentuh Bumi

Lima Latihan Menyentuh Bumi

MENYENTUH BUMI

Latihan Menyentuh Bumi adalah kembali ke bumi, ke akar kita, ke leluhur kita, dan menyadari bahwa kita tidak sendirian tapi tersambung dengan seluruh aliran spiritual dan darah leluhur. Kita adalah penerus, kelanjutan dari mereka, dan bersama mereka kita akan berlanjut ke generasi yang akan datang. Kita menyentuh bumi untuk menghalau ide bahwa kita terpisah, dan mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari kehidupan dan bumi.

Ketika menyentuh bumi, kita menjadi kecil, dengan kerendahan hati dan kesederhanaan seorang anak kecil. Ketika kita menyentuh bumi, kita menjadi besar, seperti pohon purba menancapkan akarnya jauh ke dalam tanah, dan minum dari sumber semua air. Ketika kita menyentuh bumi, kita menarik napas bersama semua kekuatan dan kemantapan bumi, dan kita menghembuskan semua penderitaan kita—perasaan marah, benci, takut, ketidakmampuan, dan ratapan kita.

Kita mempertemukan kedua telapak tangan kita untuk membentuk kuntum lotus dan dengan lembut kita menundukkan diri kita ke tanah, sehingga keempat anggota tubuh dan dahi kita nyaman bertumpu pada lantai. Ketika menyentuh bumi, kita putarkan tangan kita ke atas, menunjukkan keterbukaan kita pada Tiga Permata—Buddha, Dharma, dan Sanggha. Bahkan setelah melaksanakan “Lima Jurus Menyentuh atau Tiga Jurus Menyentuh” sebanyak satu atau dua kali, kita akan dapat membuang sejumlah penderitaan dan perasaan terasing dan kita bersatu dengan leluhur, orang tua, anak, dan teman-teman.

LIMA BAGIAN MENYENTUH BUMI

I
Dengan penuh rasa syukur, aku membungkuk hormat kepada semua leluhur kandungku.
[GENTA]
[SEMUA MENYENTUH BUMI]

Aku melihat ibu dan ayahku, yang darah, daging dan vitalitasnya mengalir dalam pembuluh darahku dan merawat setiap sel dalam tubuhku. Melalui mereka, aku melihat keempat kakek dan nenekku. Harapan, pengalaman, dan kebijaksanaan mereka ditransmisikan dari begitu banyak generasi leluhur. Aku membawa hidup, darah, pengalaman, kebijaksanaan, kebahagiaan, dan penderitaan dari semua generasi di dalam diriku. Aku berlatih untuk mengubah penderitaan dan semua elemen yang harus diubah. Aku membuka hati, daging, dan tulang dalam diriku untuk menerima energi pemahaman, cinta, dan pengalaman untuk ditransmisikan kepada diriku oleh semua leluhurku. Aku melihat akar diriku dalam diri ayah, ibu, kakek, nenek, dan semua leluhurku.

Aku tahu bahwa aku hanyalah penerus, kelanjutan dari leluhurku. Berikanlah dukungan, perlindungan, dan energimu pada diriku. Aku tahu di mana anak dan cucu berada, leluhur juga ada di sana. Aku tahu orang tua selalu menyayangi dan mendukung anak dan cucunya, meskipun mereka tidak selalu mampu mengungkapkannya secara terampil karena kesulitan-kesulitan yang telah mereka alami. Aku melihat para leluhurku telah berusaha untuk membangun cara hidup berdasarkan rasa syukur, sukacita, keyakinan, rasa hormat, dan cinta kasih. Sebagai penerus dari leluhurku, aku membungkuk hormat secara mendalam dan mengizinkan energi mereka mengalir melalui diriku. Aku memohon dukungan, perlindungan, dan kekuatan dari para leluhurku.

[TIGA KALI NAPAS]
[GENTA]
[SEMUA BERDIRI]


II
Dengan penuh rasa syukur, aku membungkuk hormat kepada semua generasi leluhur dalam keluarga spiritualku.
[GENTA]
[SEMUA MENYENTUH BUMI]

Aku melihat sosok para guruku dalam diriku, mereka yang menunjukkan jalan cinta kasih dan pengertian padaku, cara untuk bernapas, tersenyum, memaafkan, dan hidup sepenuhnya pada momen ini. Aku melihat melalui guru-guruku semua guru dari banyak generasi dan tradisi, kembali pada mereka yang memulai keluarga spiritualku ribuan tahun yang lalu. Aku melihat Buddha atau Yesus Kristus atau pemimpin agama lain sebagai guru-guruku, dan juga sebagai leluhur spiritualku. Aku melihat energi mereka dan energi dari banyak generasi dari para guru memasuki diriku dan menciptakan kedamaian, sukacita, pengertian, dan kasih sayang dalam diriku. Aku tahu bahwa energi dari para guru ini telah banyak mengubah dunia. Tanpa Buddha dan semua leluhur spiritual, aku tidak akan tahu cara berlatih untuk menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidupku serta hidup keluargaku dan masyarakat. Aku membuka hati dan tubuhku untuk menerima energi pengertian, kasih sayang, dan perlindungan dari mereka yang tercerahkan, ajaran-ajaran mereka, dan komunitas yang mempraktikkannya dari generasi ke generasi. Aku adalah penerus mereka, aku memohon pada para leluhur spiritualku untuk menyalurkan sumber energi, kedamaian, stabilitas, pengertian, dan cinta mereka yang tidak terbatas pada diriku. Aku bertekad untuk berlatih mengubah penderitaanku dan penderitaan dunia, dan menyalurkan energi mereka kepada para praktisi generasi yang akan datang. Leluhur spiritualku mungkin menghadapi kesulitan mereka sendiri dan tidak selalu dapat mentransmisikan ajarannya, namun aku menerima mereka apa adanya.

[TIGA KALI NAPAS]
[GENTA]
[SEMUA BERDIRI]


III
Dengan penuh rasa syukur, aku membungkuk hormat kepada bumi ini dan semua leluhur yang telah menghadirkannya.
[GENTA]
[SEMUA MENYENTUH BUMI]

Aku melihat bahwa diriku utuh, terlindungi, dan dirawat oleh negeri ini dan oleh semua makhluk hidup yang pernah ada di sini dan membuat hidupku lebih mudah dan memungkinkan melalui semua usaha mereka. Aku melihat Ibu Kartini, Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Gus Dur, dan lain-lain, yang terkenal dan tidak terkenal. Aku melihat mereka semua yang telah menjadikan negara ini sebagai tempat berlindung bagi orang-orang dari beragam asal-usul dan warna kulit, dengan talenta, ketekunan, dan cinta mereka —mereka yang telah bekerja keras membangun sekolah, rumah sakit, jembatan, dan jalan raya, yang melindungi hak asasi manusia, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berjuang untuk kebebasan dan keadilan sosial. Aku melihat diriku menyentuh leluhur nenek moyang Nusantara asli yang telah hidup di tanah ini untuk waktu yang lama dan tahu cara untuk hidup dalam damai dan selaras dengan alam, melindungi gunung-gunung, hutan, binatang, tumbuhan, dan mineral dari negeri ini. Aku merasa energi negeri ini masuk ke dalam tubuh dan jiwaku, mendukung dan menerima diriku. Aku bertekad untuk mengembangkan dan memelihara energi ini dan mentransmisikannya kepada generasi yang akan datang. Aku bertekad untuk berkontribusi dalam mengubah kekerasan, kebencian, dan delusi yang masih bersemayam dalam kedalaman kesadaran kolektif masyarakat, sehingga generasi mendatang akan lebih menikmati keamanan, sukacita, dan kedamaian. Aku memohon perlindungan dan dukungan pada negeri ini.

[TIGA KALI NAPAS]
[GENTA]
[SEMUA BERDIRI]


IV

Dengan penuh rasa syukur dan welas asih, aku membungkuk hormat dan mengirimkan energiku kepada mereka yang aku sayangi.

[GENTA]
[SEMUA MENYENTUH BUMI]

Semua energi yang telah aku terima, kini ingin aku kirimkan kepada ayahku, ibuku, dan semua orang yang aku sayangi, semua yang telah menderita dan cemas karena aku dan demi diriku. Aku tahu aku tidak cukup sadar penuh dalam kehidupanku sehari-hari. Aku juga tahu bahwa mereka yang mengasihi diriku juga menghadapi kesulitannya masing-masing. Mereka telah menderita karena mereka kurang beruntung, tidak memiliki lingkungan yang mendorong mereka untuk berkembang penuh. Aku mengirimkan energiku untuk ibuku, ayahku, kakakku, adikku, orang yang aku sayangi, suamiku, istriku, anak perempuanku dan anak laki-lakiku, sehingga penderitaan mereka bisa teratasi, sehingga mereka bisa tersenyum dan merasakan sukacita karena hidup. Aku ingin mereka semua sehat dan gembira. Aku tahu bahwa jika mereka bahagia, aku juga akan bahagia. Aku tidak lagi merasa dendam terhadap siapa pun di antara mereka. Aku berdoa agar semua leluhur keluarga kandungku dan keluarga spiritualku memusatkan energinya kepada mereka semua, untuk melindungi dan mendukung mereka. Aku tahu bahwa aku tidak terpisahkan dari mereka. Aku adalah satu kesatuan dengan orang-orang yang aku sayangi.

[TIGA KALI NAPAS]
[GENTA]
[SEMUA BERDIRI]


V
Dengan penuh pengertian dan welas asih, aku membungkuk hormat untuk mendamaikan diriku dengan mereka yang telah membuatku menderita.
[GENTA]
[SEMUA MENYENTUH BUMI]

Aku membuka hatiku dan mengirimkan energi cinta dan pengertianku kepada semua orang yang telah membuat diriku menderita, kepada mereka yang telah merusak hidupku dan hidup orang-orang yang aku sayangi. Aku tahu orang-orang ini telah mengalami banyak penderitaan dan hati mereka diliputi oleh kepedihan, kemarahan, dan kebencian. Aku tahu bahwa mereka yang menderita begitu dalam akan menyebabkan semua yang ada di sekitar mereka juga menderita. Aku tahu mereka kurang beruntung, tidak pernah memiliki kesempatan untuk diperhatikan dan dicintai. Kehidupan dan masyarakat telah memberi mereka banyak kesulitan. Mereka telah dipersalahkan dan diperlakukan secara tidak adil. Mereka tidak mendapat bimbingan untuk menjalani hidup penuh kesadaran. Mereka telah menimbun persepsi yang keliru tentang hidup, tentang diriku, dan tentang kita. Mereka telah menyalahkan kita dan orang-orang yang kita sayangi. Aku berdoa agar leluhur keluarga kandungku dan keluarga spiritualku mengirimkan energi cinta dan perlindungan kepada mereka, orang-orang yang telah membuat kita menderita, sehingga hati mereka mampu menerima nektar cinta dan mekar seperti bunga. Aku berdoa agar mereka dapat bertransformasi agar dapat mengalami kebahagiaan hidup, sehingga mereka tidak terus menyebabkan diri mereka dan orang lain menderita. Aku melihat penderitaan mereka dan aku tidak ingin menyimpan perasaan benci atau marah terhadap mereka dalam diriku. Aku tidak ingin mereka menderita. Aku menyalurkan energi cinta dan pengertianku kepada mereka dan mengharapkan semua leluhurku menolong mereka.

[TIGA KALI NAPAS]
[GENTA]
[SEMUA BERDIRI]

Lima Latihan Sadar Penuh

Lima Latihan Sadar Penuh
  1. Latihan Pertama: Menjunjung Tinggi Kehidupan
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penghancuran kehidupan, aku bersedia memupuk pengertian mendalam atas keadaan saling bergantungan dan welas asih, mencari cara untuk melindungi kehidupan manusia, fauna, flora, dan bumi ini. Aku bertekad untuk tidak membunuh, tidak membiarkan pihak lain membunuh, dan tidak mendukung segala jenis pembunuhan di dunia ini, baik melalui pikiran maupun cara hidupku. Aku menyadari bahwa tindakan kekerasan berasal dari kemarahan, ketakutan, keserakahan, dan intoleransi yang berakar dari pemikiran diskriminatif dan dualistis. Aku akan menumbuhkan sifat keterbukaan, nondiskriminasi dan nonkemelekatan terhadap pandangan demi mentransformasikan kekerasan, fanatisme, dan dogmatisme dalam diriku dan di dunia ini.

  2. Latihan Kedua: Kebahagiaan Sesungguhnya
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, aku bersedia berlatih hidup dalam kedermawanan secara pikiran, ucapan, dan perbuatan. Aku bertekad untuk tidak mencuri dan tidak memiliki sesuatu yang seharusnya milik pihak lain, aku akan berbagi waktu, energi, dan sumber materi bersama mereka yang membutuhkannya. Aku akan berlatih menatap secara mendalam untuk menyadari bahwa kebahagiaan dan penderitaan pihak lain juga merupakan kebahagiaan dan penderitaan diriku, kebahagiaan sesungguhnya tak akan bisa hadir tanpa pengertian dan welas asih; aku mengerti bahwa mengejar kekayaan, ketenaran, kekuasaan, dan kenikmatan sensual bisa membawa makin banyak penderitaan dan keputusasaan. Aku menyadari sepenuhnya bahwa kebahagiaan berkaitan erat dengan sikap mental dan kebahagiaan tidak bergantung pada kondisi eksternal, dan aku bisa hidup dengan bahagia pada momen kini hanya dengan mengingat bahwa aku sudah memiliki kondisi secukupnya untuk berbahagia. Aku bertekad untuk berlatih hidup sesuai dengan penghidupan benar sehingga bisa ikut membantu mengurangi penderitaan makhluk lain di dunia ini dan menghentikan kontribusi terhadap perubahan iklim.

  3. Latihan Ketiga: Cinta Sesungguhnya
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh penyimpangan perilaku seksual, aku bersedia untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan mencari cara untuk melindungi keamanan dan integritas individual, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Mengetahui bahwa nafsu seksual dan cinta kasih merupakan dua hal yang berbeda, dan aktivitas seksual yang didorong oleh nafsu keinginan selalu melukai diriku kemudian juga melukai pihak lain, aku bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa dilandasi cinta sesungguhnya, cinta mendalam, komitmen jangka panjang. Aku akan bertindak sesuai kemampuanku dalam melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan mencegah perceraian pasangan dan keluarga yang diakibatkan oleh perilaku seksual tidak pantas. Mengerti bahwa badan jasmani dan pikiran merupakan satu kesatuan, aku bersedia mencari cara pantas untuk menjaga energi seksual dan menumbuhkan cinta kasih, welas asih, suka cita, dan sikap inklusif, yang merupakan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, demi kebahagiaan lebih besar bagi diriku dan pihak lain. Aku menyadari bahwa dengan mempraktikkan empat elemen dasar cinta sesungguhnya, aku akan terus dilanjutkan dengan indah di masa mendatang.

  4. Latihan Keempat: Ucapan Cinta Kasih dan Mendengar Mendalam
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh bicara tanpa berkesadaran penuh dan ketidakmampuan untuk mendengarkan pihak lain, aku bersedia untuk menumbuhkan ucapan cinta kasih dan mendengar dengan welas asih demi mengurangi penderitaan dan upaya menciptakan rekonsiliasi dan kedamaian dalam diriku dan sesama orang lain, etnik, sahabat religius, dan antar negara. Mengetahui bahwa kata-kata dapat menghadirkan kebahagiaan maupun menciptakan penderitaan, aku bersedia berbicara sesuai keadaan yang sesungguhnya dengan menggunakan kata-kata yang dapat menumbuhkan keyakinan, suka cita, dan harapan. Ketika kemarahan membara dalam diriku, untuk sementara aku bertekad untuk tidak berbicara. Aku akan berlatih napas dan jalan penuh kesadaran untuk mengenali dan menatap mendalam terhadap kemarahanku. Aku tahu bahwa akar kemarahan ada dalam persepsi keliru dan pengertian kurang lengkap atas penderitaan dalam diriku maupun pihak lain. Aku akan berbicara dan mendengar dengan sedemikian rupa sehingga membantu meringankan penderitaan pihak lain dan mencari cara untuk keluar dari situasi sulit itu. Aku bertekad untuk tidak menyebarkan berita-berita yang belum aku ketahui dengan pasti dan juga tidak melontarkan kata-kata yang dapat mengakibatkan perpecahan dan perselisihan. Aku akan berlatih semangat ketekunan benar untuk memupuk kapasitas pengertian, cinta kasih, suka cita, dan sikap inklusif, serta secara perlahan-lahan mentransformasikan kemarahan, kekerasan, dan ketakutan yang terselubung jauh dalam kesadaranku.

  5. Latihan Kelima: Nutrisi dan Penyembuhan
    Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh konsumsi tanpa berkesadaran penuh, aku bersedia menjaga kesehatan dengan baik, secara fisik maupun mental, bagi diriku sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan cara berlatih makan, minum, dan mengonsumsi dengan penuh kesadaran. Aku akan berlatih menatap mendalam terhadap cara aku mengonsumsi Empat Jenis Makanan yaitu makanan lewat mulut, kesan impresi, niat, dan kesadaran. Aku bertekad untuk tidak menggunakan alkohol, obat-obat terlarang, terlibat dalam perjudian atau produk-produk seperti: situs internet, permainan elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan tertentu yang mengandung toksin. Aku akan berlatih untuk kembali pada momen kekinian untuk menyentuh elemen-elemen kesegaran, penyembuhan, dan nutrisi dalam diriku dan di sekitarku, tidak membiarkan penyesalan dan kemurungan menyeretku kembali ke masa lalu, juga tidak membiarkan kecemasan, ketakutan, dan kemelekatan menarik aku keluar dari momen kekinian. Aku bertekad untuk tidak menutupi kesepian, kecemasan, atau penderitaan jenis lainnya dengan cara tenggelam dalam mengonsumsi. Aku akan merenungkan sifat saling bergantungan dan mengonsumsi dengan sedemikian rupa agar aku bisa terus menumbuhkan kedamaian, suka cita, dan kesehatan badan jasmani serta kejernihan kesadaran sendiri maupun kolektif dalam keluarga, masyarakat, dan dunia ini.

Sumber: The 5 Mindfulness Trainings

Empat Belas Latihan Sadar Penuh

Empat Belas Latihan Sadar Penuh
    1. Latihan Sadar Penuh Pertama: Keterbukaan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kefanatikan dan intoleransi, kami bertekad untuk tidak memberhalakan atau terbelenggu pada doktrin, teori, atau ideologi mana saja, termasuk yang Buddhis sekalipun. Kami bertekad memandang ajaran Buddha sebagai pedoman yang membantu kami untuk belajar melihat lebih dalam dan mengembangkan pengertian dan welas asih. Ajaran-ajaran buddhis bukanlah doktrin-doktrin yang dijadikan alasan untuk berkelahi, untuk membunuh, ataupun mati demi membela ajaran itu sendiri. Kami mengerti bahwa fanatisme dan berbagai bentuknya berasal dari pandangan dualistik dan diskriminatif. Kami akan melatih diri untuk melihat segala sesuatu dengan sikap keterbukaan dan pemahaman atas kondisi saling berkaitan demi mengubah dogmatisme dan kekerasan dalam diri kami dan dunia.
    2. Latihan Sadar Penuh Kedua: Tidak Melekat Pada Pandangan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kemelekatan pada pandangan dan persepsi keliru, kami bertekad untuk menghindari berpikiran sempit dan terikat pada pandangan-pandangan yang dimiliki saat ini. Kami bertekad untuk belajar dan berlatih ketidakmelekatan pada pandangan dan terbuka pada pengertian mendalam dan pengalaman orang lain demi mendapat manfaat dari kebijaksanaan kolektif. Pengertian mendalam hadir lewat cara berlatih mendengar dengan welas asih, melihat secara mendalam, dan melepaskan gagasan-gagasan, tetapi bukanlah lewat cara mengumpulkan pengetahuan intelektual. Kami sadar bahwa pengetahuan yang kami miliki saat ini bukanlah kebenaran mutlak yang tidak berubah. Kebenaran ditemukan dalam kehidupan dan kami akan mengamati kehidupan yang ada di dalam maupun di sekeliling kami setiap saat, siap untuk belajar seumur hidup.
    3. Latihan Sadar Penuh Ketiga: Kebebasan Berpikir
      Sadar akan penderitaan yang timbul ketika kami memaksakan pandangan kepada pihak lain, kami bertekad untuk tidak memaksa pihak lain, bahkan anak-anak kami, untuk mengadopsi pandangan kami, melalui cara apa pun—seperti otoritas, ancaman, uang, propaganda, ataupun indoktrinasi. Kami bertekad menghormati hak orang lain untuk berbeda dan memilih apa yang dipercayai serta cara mengambil keputusan. Tapi, kami akan belajar bagaimana cara membantu pihak lain untuk melepaskan dan mengubah pikiran sempit melalui latihan ucapan kasih dan dialog welas asih.
    4. Latihan Sadar Penuh Keempat: Menyadari Penderitaan
      Sadar bahwa dengan melihat mendalam atas sifat dasar penderitaan dapat membantu kami menumbuhkan pengertian dan welas asih, kami bertekad untuk kembali kepada diri sendiri, mengenali, menerima, memeluk dan mendengar penderitaan diri sendiri dengan menggunakan energi sadar penuh. Kami akan berusaha tidak melarikan diri dari penderitaan sendiri atau menutupinya dengan konsumsi berlebihan, tetapi kami akan berlatih napas dan jalan sadar penuh untuk mencari tahu akar utama penderitaan. Kami tahu jalan menuju transformasi penderitaan bisa ditemukan lewat mengerti akar utama penderitaan. Seketika kami mengerti penderitaan diri sendiri, kami akan mampu mengerti penderitaan pihak lain. Kami bertekad mencari berbagai cara termasuk melalui kontak pribadi dengan menggunakan telepon, elektronik, audio visual, dan berbagai cara menemani mereka yang sedang menderita, sehingga kami dapat membantu mereka mengubah penderitaan menjadi welas asih, kedamaian, dan sukacita.
    5. Latihan Sadar Penuh Kelima : Hidup Sehat dan Berwelas Asih
      Sadar bahwa kebahagiaan mengakar pada kedamaian, soliditas, kebebasan, dan welas asih, kami bertekad tidak akan mengumpulkan kekayaan sementara jutaan orang kelaparan dan sekarat, juga tidak menjadikan ketenaran, keuntungan, kekayaan maupun kenikmatan sensual sebagai tujuan utama hidup, justru gaya hidup demikian membawa makin banyak penderitaan dan putus asa. Kami akan berlatih melihat secara mendalam bagaimana kami memberi makan kepada badan jasmani dan pikiran dengan makanan yang layak dimakan, kesan impresi, hasrat, dan kesadaran. Kami bertekad untuk tidak berjudi, tidak menggunakan alkohol, narkoba atau produk apa pun yang membawa masuk racun yang berasal dari website, games elektronik, program televisi, film, majalah, buku, dan percakapan ke dalam tubuh dan kesadaran kami maupun ke dalam tubuh dan kesadaran kolektif. Kami akan mengonsumsi sedemikian rupa sehingga welas asih, kedamaian, sukacita, kesejahteraan badan jasmani dan mental kolektif keluarga, masyarakat, dan bumi ini dapat terpelihara dengan baik.
    6. Latihan Sadar Penuh Keenam: Meredakan Kemarahan
      Sadar bahwa kemarahan mengakibatkan komunikasi macet dan menciptakan penderitaan, kami bertekad untuk meredakan energi kemarahan ketika energi itu muncul serta mengenali dan mengubah benih-benih kemarahan yang terbenam jauh di dalam kesadaran kami. Ketika kemarahan muncul, kami bertekad untuk tidak melakukan atau mengatakan apa pun, tetapi kami akan mempraktikkan napas atau jalan berkesadaran untuk mengenali, memeluk, melihat mendalam kemarahan itu. Kami tahu bahwa akar kemarahan bukanlah sesuatu yang ada di luar diri kami tetapi akar kemarahan berasal dari persepsi keliru dan tidak mengerti sepenuhnya atas penderitaan diri sendiri maupun pihak lain. Kami dapat menatap dengan mata welas asih terhadap diri sendiri maupun mereka yang kami anggap sebagai biang kemarahan, melalui cara merenungkan kesementaraan. Kami akan berusaha menyadari betapa berharganya sebuah persahabatan. Kami akan berlatih daya upaya tepat demi mengembangkan kemampuan untuk mengerti, mencintai, bersukacita, sikap inklusif, kemudian perlahan-lahan mengubah kemarahan, kekerasan, rasa takut; setelah itu kami juga membantu orang lain melakukan hal yang sama.
    7. Latihan Sadar Penuh Ketujuh: Bersemayam Dalam Kekinian Dengan Bahagia
      Sadar bahwa kehidupan hanya tersedia di saat ini, kami bertekad untuk melatih diri agar bisa hidup sepenuhnya setiap momen dalam kehidupan sehari-hari. Kami akan mencoba untuk tidak terhanyut dalam pikiran yang tidak menentu atau terseret oleh penyesalan tentang masa lalu, khawatir akan masa depan, kemelekatan, kemarahan, iri hati yang terjadi pada sekarang ini. Kami akan berlatih napas berkesadaran untuk menyadari apa yang sedang terjadi pada saat ini dan di sini. Kami bertekad untuk belajar seni hidup sadar dalam setiap situasi untuk menyentuh elemen-elemen keajaiban, kesegaran, penyembuhan yang sudah ada dalam diri sendiri dan sekeliling kami. Lewat cara demikianlah, kami dapat menyemai benih-benih sukacita, kedamaian, cinta kasih, pengertian dalam diri kami, sehingga membantu proses transformasi dan penyembuhan dalam kesadaran. Kami sadar bahwa kebahagiaan tergantung pada sikap mental dan bukan tergantung pada kondisi eksternal, dan kami dapat hidup bahagia pada saat ini hanya dengan mengingat bahwa kami sudah memiliki banyak kondisi untuk berbahagia.
    8. Latihan Sadar Penuh Kedelapan: Komunitas dan Komunikasi Sejati
      Sadar bahwa kurangnya komunikasi selalu mengakibatkan perpecahan dan penderitaan, kami bertekad melatih diri untuk praktik mendengar dengan simpatik dan bicara dengan cinta kasih. Mengetahui bahwa komunitas sejati berakar pada sikap inklusif dan latihan nyata atas pandangan harmonis, pikiran, dan ucapan. Kami akan berlatih untuk berbagi pengertian dan pengalaman bersama anggota komunitas agar bisa mencapai kesimpulan kolektif bersama. Kami bertekad untuk belajar mendengarkan secara mendalam tanpa menghakimi ataupun bereaksi dan menahan diri untuk mengucapkan kata-kata yang dapat menciptakan perselisihan atau yang menyebabkan komunitas menjadi pecah. Setiap kali kesulitan muncul kami akan tetap bersama-sama komunitas dan berlatih melihat secara mendalam ke dalam diri sendiri dan pihak lain untuk mencari tahu sebab dan kondisi, termasuk energi kebiasaan kami yang menyebabkan kesulitan itu. Kami akan bertanggung jawab atas semua kondisi yang menyebabkan konflik dan terus mengupayakan agar komunikasi selalu terbuka. Kami tidak akan menempatkan diri sebagai korban, tetapi kami akan aktif dalam mencari cara untuk merukunkan dan menuntaskan semua konflik sekecil apa pun.
    9. Latihan Sadar Penuh Kesembilan: Berbicara Sesuai Kenyataan dan Bahasa Kasih
      Sadar bahwa kata-kata dapat menciptakan penderitaan atau kebahagiaan, kami bertekad untuk belajar berbicara sesuai kenyataan, penuh kasih dan konstruktif. Kami hanya akan menggunakan kata-kata yang menghadirkan sukacita, rasa percaya diri dan harapan, juga mendukung proses merukunkan dan mendamaikan diri sendiri dan pihak lain. Kami akan berbicara dan mendengar sedemikian rupa sehingga bisa membantu diri sendiri dan pihak lain untuk mengubah penderitaan kemudian menemukan solusi untuk mengatasi berbagai situasi sulit. Kami bertekad untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak benar demi kepentingan pribadi atau pun demi memesona pihak lain, juga tidak menuturkan kata-kata yang dapat memecah belah atau menimbulkan kebencian. Kami akan menjaga sukacita dan keharmonisan komunitas dengan cara tidak berbicara di belakang tentang keburukan pihak lain dan selalu bertanya kepada diri sendiri apakah persepsi yang sudah ada saat ini sudah tepat atau belum. Kami akan berbicara dengan niat untuk mengerti dan membantu mengubah situasi menjadi lebih baik. Kami tidak akan menyebarkan rumor atau mengkritik, mengecam hal-hal yang belum kami ketahui dengan pasti. Kami akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengungkapkan situasi-situasi yang tidak adil, meskipun saat melakukan itu dapat menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau membahayakan keamanan kami.
    10. Latihan Sadar Penuh Kesepuluh: Melindungi dan Menutrisi komunitas
      Sadar bahwa esensi dan tujuan dari komunitas adalah praktik untuk membangkitkan pengertian dan welas asih, kami bertekad tidak menggunakan komunitas buddhis untuk merebut kekuasaan, keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas menjadi instrumen politik. Namun, sebagai anggota dari sebuah komunitas spiritual hendaknya kami mengambil posisi yang jelas terhadap penindasan dan ketidakadilan. Kami hendaknya berusaha mengubah situasi tersebut tanpa terlibat ke dalam konflik partisan. Kami bertekad menatap dengan pemahaman atas kondisi saling berkaitan dan belajar melihat diri sendiri juga pihak lain merupakan sel dari sebuah tubuh komunitas. Sebagai sel yang sejati dalam tubuh komunitas, membangkitkan energi sadar penuh, konsentrasi, pengertian mendalam untuk menutrisi diri sendiri dan seluruh komunitas, pada saat bersamaan masing-masing dari kita merupakan sel dalam tubuh Buddha. Kami akan berupaya aktif dalam membangun kekeluargaan, mengalir bagaikan sungai, dan berlatih mengembangkan tiga kekuatan yakni; cinta kasih, pengertian dan memotong kekotoran batin, untuk mencapai pencerahan kolektif.
    11. Latihan Sadar Penuh Kesebelas: Mata Pencaharian Tepat
      Sadar bahwa kekerasan dan ketidakadilan yang maha dahsyat telah dilakukan terhadap lingkungan dan masyarakat, kami bertekad untuk tidak hidup dari pekerjaan yang membahayakan manusia dan alam. Kami akan mengupayakan yang terbaik dalam memilih mata pencaharian yang dapat mendukung kesejahteraan semua makhluk di muka bumi ini dan membantu mewujudkan cita-cita ideal atas pengertian dan welas asih. Sadar akan realitas ekonomi, politik, dan sosial dunia, juga hubungan timbal balik manusia dan ekosistem, kami bertekad bertindak penuh tanggung jawab sebagai konsumen dan warga negara. Kami tidak akan menginvestasi atau membeli dari perusahaan-perusahaan yang menyebabkan perusakan sumber daya alam, merusak bumi, dan menghilangkan peluang hidup pihak-pihak lain.
    12. Latihan Sadar Penuh Keduabelas: Menjunjung Tinggi Kehidupan
      Sadar bahwa banyak penderitaan disebabkan oleh perang dan konflik, kami bertekad untuk menghadirkan semangat tanpa kekerasan, welas asih dan pengertian mendalam atas hubungan saling keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan mempromosikan perdamaian, edukasi, mediasi yang berkesadaran serta kerukunan dalam keluarga, komunitas, etnik, kelompok religius, dan negara di dunia. Kami bertekad untuk tidak membunuh dan tidak membiarkan pihak-pihak lain membunuh. Kami tidak akan mendukung semua jenis pembunuhan di dunia ini melalui cara berpikir atau pun penghidupan. Dengan tekun kami akan berlatih melihat secara mendalam bersama komunitas guna menemukan cara-cara yang lebih baik untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan, dan menciptakan perdamaian.
    13. Latihan Sadar Penuh Ketigabelas: Kedermawanan
      Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidakadilan sosial, pencurian, dan penindasan, kami bertekad untuk memupuk sifat kedermawanan dalam cara berpikir, berucap, dan bertindak. Kami akan belajar cara yang lebih baik untuk bekerja demi kesejahteraan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral. Kami akan mempraktikkan kedermawanan dengan cara berbagi waktu, energi, dan sumber daya materi kami dengan mereka yang membutuhkan. Kami bertekad untuk tidak mencuri dan memiliki apa pun yang seharusnya menjadi milik pihak lain. Kami akan menghormati harta benda pihak lain, tapi akan berusaha mencegah pihak lain memperoleh keuntungan dari penderitaan manusia atau penderitaan makhluk lainnya.
    14. Latihan Sadar Penuh Keempatbelas: Perilaku Lurus
      (Untuk sahabat awam): Sadar bahwa nafsu seksual bukanlah cinta dan hubungan seksual yang didorong oleh nafsu rendah tidak dapat menutupi perasaan kesepian justru akan menciptakan lebih banyak penderitaan, frustasi, dan isolasi. Kami bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa didasari oleh saling pengertian, cinta kasih, dan komitmen jangka panjang yang diumumkan kepada keluarga dan sahabat. Menyadari bahwa tubuh dan pikiran merupakan satu kesatuan, kami bertekad untuk belajar cara tepat untuk menangani energi seksual kemudian menghadirkan cinta kasih, welas asih, suka cita, sikap inklusif demi kebahagiaan diri sendiri maupun pihak lain. Berkaitan dengan hubungan seksual, kami sepatutnya menyadari penderitaan apa saja yang akan muncul di kemudian hari. Kami tahu bahwa untuk menjaga kebahagiaan kami dan pihak-pihak lain, kami harus menghormati hak dan komitmen kami dan pihak-pihak lain. Kami akan melakukan segala hal yang dalam kuasa kami untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan melindungi pasangan dan keluarga dari perpecahan akibat pelanggaran seksual. Kami akan memperlakukan tubuh kami dengan penuh rasa hormat dan welas asih. Kami bertekad untuk menatap lebih dalam atas empat nutrisi dan belajar cara untuk menjaga dan mengarahkan energi-energi vital kami (seksual, napas, spirit) untuk merealisasikan cita-cita ideal Bodhisattwa. Kami akan sepenuhnya menyadari tanggung jawab dari menghadirkan kehidupan baru ke dunia ini, dan memeditasikan lingkungan masa depan seperti apa bagi mereka.
      (Untuk monastik): Sadar bahwa aspirasi seorang monastik hanya bisa diwujudkan ketika ia sepenuhnya meninggalkan ikatan cinta duniawi, kami bertekad untuk melatih hidup selibat dan membantu pihak lain untuk melindungi diri mereka. Kami sadar bahwa kesepian dan penderitaan tidak bisa ditutupi melalui menyatunya dua tubuh dalam hubungan seksual, melainkan oleh praktik cinta kasih, welas asih, sukacita, dan sikap inklusif. Kami tahu bahwa hubungan seksual akan menghancurkan kehidupan monastik, tindakan itu akan mencegah kami merealisasi ideal untuk melayani semua makhluk, dan akan mencelakai pihak-pihak lain. Kami bertekad tidak akan menekan atau memperlakukan tubuh lewat cara yang tidak tepat atau menganggap tubuh kami sebagai alat semata, melainkan akan belajar memperlakukan tubuh kami dengan hormat dan welas asih. Kami bertekad untuk menatap lebih dalam atas empat nutrisi dan belajar cara untuk menjaga dan mengarahkan energi-energi vital kami (seksual, napas, spirit) untuk merealisasikan cita-cita ideal Bodhisattwa.

Sumber: The 14 Mindfulness Trainings

Kesadaran Penuh

Kesadaran Penuh

Kesadar penuh (Eling / sadar-penuh / kewawasan) adalah kekuatan dari keadaan sadar dan terjaga akan saat kini. Ini adalah latihan berkelanjutan dari menyentuh kehidupan secara mendalam setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Berlatih sadar-penuh berarti menjadi hidup sesungguhnya, hadir sepenuhnya di hadapan seseorang juga mereka yang berada di sekitar kita, begitu juga sadar sepenuhnya terhadap apa pun yang sedang kita lakukan. Kita menyelaraskan tubuh dan pikiran kita saat kita mencuci piring, mengendarai mobil, mandi pagi dan sebagainya. Demikianlah yang kami lakukan di Plum Village, kami berjalan, bekerja, makan dengan sadar-penuh. Kita melatih perhatian penuh setiap saat sepanjang hari dan tidak hanya di aula meditasi saja, tetapi juga di dapur, toilet, di dalam kamar dan ketika kami berjalan dari tempat ke tempat lain.

Dalam latihan bersama sebagai sebuah komunitas, latihan kesadaran kita menjadi lebih menyenangkan, santai dan mulus. Kita adalah genta kesadaran bagi satu sama lain, saling mendukung dan mengingatkan di sepanjang waktu latihan. Dengan dukungan dari komunitas, kita dapat berlatih untuk menghadirkan kedamaian dan sukacita di dalam dan di sekitar kita, sebagai hadiah bagi mereka semua yang kita cintai. Kita dapat memupuk rasa damai dan bebas—kokoh dalam aspirasi kita yang paling tinggi dan bebas dari ketakutan, kesalahpahaman, dan penderitaan.

Teman-teman yang baik, mari kita berusaha kreatif dan terampil dalam latihan, melakukan setiap aspek pelatihan dengan keingin tahuan. Mari kita berlatih dengan pengertian dan bukan hanya untuk bentuk luar saja. Nikmati latihan di sini dengan santai dan lembut, pandangan terbuka dan hati yang siap menerima.

Napas

Napas

Apabila pernapasan kita stabil maka napas bisa menjadi tempat kita berlindung. Bagaimana pun suasana di dalam—pikiran-pikiran, emosi-emosi dan persepsi-persepsi kita—pernapasan kita selalu bersama kita seperti seorang teman setia. Kapan pun kita merasa terhanyut, atau tenggelam ke dalam rencana, atau pikiran acak tersebar berantakan dalam kekhawatiran dan gelisah, kita dengan lembut menarik kembali perhatian kepada pernapasan untuk menenangkan dan melabuhkan pikiran kita.

Kita merasakan aliran udara yang masuk dan keluar melalui hidung. Kita merasa betapa ringan dan alami, napas demikian memberi ketenang dan kedamaian. Kapan pun, saat kita mengetik, kita bisa kembali kepada sumber kehidupan yang damai ini.

Barangkali Anda ingin mengucapkan dalam hati:

“Napas masuk saya tahu ini napas masuk
Napas keluar saya tahu ini napas keluar.”

Kita tidak perlu mengontrol pernapasan kita. Rasakan pernapasan sebagaimana adanya. Bisa jadi panjang atau pendek, dalam atau dangkal. Dengan bernapas lewat cara demikian maka akan menjadi lebih perlahan dan mendalam secara alami.

Pernapasan yang sadar adalah kunci untuk menyatukan tubuh dan pikiran serta membawa energi sadar penuh ke dalam setiap saat dari kehidupan kita.

Genta Kesadaran

Genta Kesadaran

Pada saat retret Anda akan mendengar suara genta, maka latihan kita adalah berhenti diam, berhenti berbicara, dan berhenti bergerak untuk kembali mempraktikkan napas kesadaran. Namun tidak hanya suara genta saja, bisa saja bunyi telepon atau jam dinding. Ini adalah genta-genta kesadaran kita.

Bilamana kita mendengar bunyi genta kita merelakskan tubuh kita dan menjadi sadar akan pernapasan. Kita lakukan itu dengan kegembiraan yang alami, dan tanpa keseriusan atau sikap yang kaku. Bilamana kita mendengar salah satu dari bunyi genta kewaspadaan ini, kita hentikan semua percakapan dan apa pun yang sedang kita lakukan serta membawa kesadaran kita pada pernapasan. Bunyi genta telah memanggil kita:

Dengar, dengar,
Suara menakjubkan ini membawaku kembali
ke rumah sejatiku.

Dengan berhenti sejenak untuk bernapas dan mengembalikan ketenangan dan kedamaian, kita menjadi bebas, pekerjaan kita menjadi lebih menyenangkan dan teman di depan kita menjadi lebih nyata. Di rumah, kita dapat menggunakan bunyi telepon, lonceng gereja setempat, tangisan seorang bayi, atau bahkan suara sirine pemadam kebakaran dan ambulan sebagai genta-genta kewaspadaan. Hanya dengan tiga pernapasan yang sadar kita dapat melepaskan ketegangan-ketegangan di dalam tubuh dan pikiran, kita kembali pada keadaan yang sejuk dan jernih.

Duduk dan Bernapas

Duduk dan Bernapas

Jika Anda punya altar di rumah, Anda dapat duduk di dekatnya. Jika tidak punya, duduklah di tempat yang nyaman, seperti di depan jendela yang menghadap ke luar.

Duduklah di atas bantal dengan kedua kaki disilangkan dengan santai dan lutut menyentuh lantai. Posisi ini membuat Anda duduk dengan amat stabil dengan tiga titik penyangga (satu dudukan Anda di atas bantal dan kedua lutut).

Duduk dengan tegak dan santai, dengan demikian Anda bisa duduk lebih lama tanpa membuat kaki kesemutan. Anda boleh mencoba-coba beberapa ketinggian dan kelebaran bantal pengganjal sampai menemukan yang paling pas untuk tubuh Anda.

Jika Anda suka, bakarlah dupa untuk menghidupkan suasana sakral. Peganglah dupa di tangan Anda dengan tenang, dan berkonsentrasilah pada diri Anda yang sedang menyalakan dupa itu dan taruh dupa di dalam wadahnya.

Nyalakan dupa itu dengan keadaan sadar-penuh dan konsentrasi. Segenap diri Anda ada di sana, hadir sepenuhnya, pada saat Anda menyalakan dupa itu.

Sewaktu duduk, luruskan punggung dan leher, tetapi jangan sampai kaku atau tegang. Fokuskan perhatian pada napas masuk dan kemudian napas keluar lewat perut dan dada.

Napas masuk, terasa napas masuk ke dalam perut dan dadaku.
Napas keluar, terasa napasku keluar dari perut dan dadaku.
Napas masuk, aku menyadari seluruh tubuhku
Napas keluar, aku tersenyum kepada seluruh tubuhku
Napas masuk, aku sadar akan rasa nyeri atau tegang di tubuhku
Napas keluar, kulepaskan semua nyeri dan ketegangan di tubuhku
Napas masuk, aku merasa sehat walafiat.
Napas keluar, aku merasa nyaman.

Anda dapat berlatih dengan kalimat-kalimat di atas seharian, di tempat kerja atau kapanpun, untuk mengembalikan perasaan lapang, relaks, dan segar.


Pedoman Meditasi Duduk oleh Rohana (True Beauty of Clarity – 真明秀)

Unduh bahan presentasi klik sini


Gatha Meditasi Duduk Pagi

Sr. Quang Sơn

Unduh Mp3 klik sini

Dharma(G)-kaya(G) bersinar kala(G) fajar menyingsing(GGGggg)
Tubuh ini he-ning-(G), batin ini(G) menjadi da-mai-(G)
Senyum simpul di bibir kami.(GGGggg)
Ini hari baru, kami bertekad hi-dup berkesadaran.(G)
Agar mentari pengertian(G), bisa terbit(G), menyinari(G) seluruh penjuru.(GGGggg)
Sanggha mulia, curahkan perhatianmu pada meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta


Sr. Tuổi Thơ

Unduh Mp3 klik sini

Dengan postur(G) tegak dan solid(G) kita duduk(G) di bawah Pohon Bodhi(GGGggg)

Tubuh ucapan dan batin(G), bersatu (G) dalam hening(G) 

Tiada lagi pikiran yang benar dan salah.(GGGggg)

Tubuh batin dalam sadar-penuh sempurna.(G)

Ditemukan kembali(G) hakikat sejati kita(G), terseberangi dari pulau ilusi.(GGGggg) 

Sanggha mulia curahkan perhatianmu pada meditasi. 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA) 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x) 

Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA) 


Gatha Meditasi Duduk Pagi – Br. Bao Tang

Unduh Mp3 klik sini

Dharmakaya kita(G) bersinar(G) kala(G) fajar menyingsing(GGGggg)
Tubuh ini hening(G), batin ini(G) menjadi tenang(G)
Senyum kecil pun terlahir di bibir kita.(GGGggg)
Hari ini hari yang baru(G), kita bertekad melaluinya dengan sadar-penuh.(G)
Agar mentari kearifan dapat terbit(G), menyinari(G) segala penjuru.(GGGggg)
Wahai Sanggha yang mulia curahkan perhatianmu ke dalam meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta


Gatha Meditasi Duduk Sore – Br. Bao Tang

Unduh Mp3 klik sini

Dengan postur(G) tegak dan solid(G) kita duduk(G) di bawah Pohon Bodhi(GGGggg)
Tubuh ucapan dan batin kita(G), bersatu di dalam hening(G)
Tiada lagi pikiran yang benar dan salah.(GGGggg)
Tubuh dan batin kita(G), berdiam di dalam sadar-penuh yang sempurna.(G)
Ditemukan kembali(G) hakikat sejati kita(G), terseberangi dari pulau ilusi.(GGGggg)
Wahai Sanggha yang mulia curahkan perhatianmu ke dalam meditasi.
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA 2x)
Namo Shakyamunaye Buddhaya (GENTA)

G: Genta

Meditasi Jalan

Meditasi Jalan

Meditasi sambil berjalan ini adalah praktik yang ampuh untuk hadir sepenuhnya pada saat ini setiap saat. Setiap langkah yang diambil dalam keadaan sadar-penuh membantu kita menyentuh keajaiban hidup yang memang ada di sana, dan dapat kita raih sekarang juga. Anda dapat menyelaraskan langkah sesuai dengan napas sewaktu berjalan seperti biasa di pinggir jalan, di stasiun kereta, atau di pinggir sungai—di manapun Anda berada. Sambil menarik napas, langkahkan satu kaki dan renungkan, “Aku telah tiba; aku sudah di rumah.

Aku telah tiba” itu berarti aku sudah ada di tempat yang semestinya kutuju—bertemu dengan kehidupan—dan aku tak harus bergegas ke manapun, tak perlu lagi mencari apa pun. “Aku sudah di rumah” artinya aku sudah pulang ke rumahku yang sejati, yang tak lain adalah hidup pada saat ini. Hanya momen saat inilah yang nyata; masa lalu dan masa depan hanyalah hantu-hantu yang dapat menyeret kita ke penyesalan, penderitaan, kekhawatiran, dan ketakutan. Bila setiap langkah membawa Anda kembali ke saat ini, maka hantu-hantu itu tidak lagi dapat menguasai diri Anda.

Sambil mengembuskan napas, Anda dapat mengayunkan tiga langkah dan berkata pada diri sendiri, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah.

Anda sudah tiba di rumah Anda yang sejati dan menyentuh berbagai keajaiban hidup yang memang sudah tersedia; Anda tak perlu mencari-cari lagi. Anda berhenti berlari. Dalam konteks Zen, ini dinamakan meditasi samatha, yang berarti “berhenti.” Bila Anda dapat berhenti, maka kedua orang tua, kakek-nenek, dan segenap leluhur Anda juga dapat berhenti. Bila Anda dapat melangkah sebagai orang yang bebas, maka segenap leluhur Anda yang hadir di setiap sel di tubuh Anda juga dapat berjalan dengan bebas. Bila Anda berhenti berlari dan dapat melangkah dengan bebas seperti itu, Anda sedang mengungkapkan cinta kasih secara nyata dan riil, kesetiaan, serta rasa bakti kepada kedua orang tua dan kepada para leluhur.

Aku telah tiba, aku sudah di rumah
Di sini, pada saat ini.
Aku solid, aku bebas.
Dalam dimensi tertinggi aku bersemayam.

Syair meditasi ini membantu Anda sehingga bisa hadir seutuhnya pada saat ini. Resapi kata-kata ini, dan kehadiran Anda tidak akan tergoyahkan pada saat ini, sama seperti bila Anda berpegangan kuat pada susuran tangga, Anda tidak akan jatuh.

Di sini, pada saat ini” adalah alamat kehidupan. Itulah tempat kita pulang—rumah kita yang sejati—tempat kita merasa benar-benar damai, aman, dan bahagia, tempat kita dapat bersentuhan dengan para leluhur, teman-teman, dan keturunan-keturunan kita.

Manfaat praktik meditasi adalah selalu membawa kita pulang ke tempat itu. Setiap langkah membawa kita kembali menyentuh kehidupan di saat ini.

Silakan mencoba mempraktikkan meditasi berjalan perlahan dan buktikan sendiri. Sambil menarik napas, melangkahlah dan katakan, “Aku telah tiba.” Kita mesti mencurahkan 100 persen raga dan pikiran kita ke dalam pernapasan dan langkah kita, agar dapat mengatakan bahwa kita sudah tiba dan sudah berada di rumah. Bila keadaan sadar-penuh dan konsentrasi mantap, Anda dapat tiba 100 persen dan benar-benar sampai di rumah di mana pun Anda berada.

Bila Anda belum pulang 100 persen ke sini dan saat ini, jangan dulu melanjutkan langkah berikutnya!

Diam saja dulu di sana dan bernapaslah sampai Anda dapat menghentikan pikiran yang melantur, sampai Anda benar-benar 100 persen tiba di saat ini. Kemudian Anda dapat menyunggingkan senyum kemenangan, lalu melangkah lagi dengan ucapan, “Aku sudah di rumah.

Langkah-langkah yang mantap seperti itu sama seperti cap stempel kerajaan pada dekret raja. Kaki-kaki Anda mencetak, “Aku sudah tiba; Aku sudah di rumah” di Bumi ini. Berjalan dengan cara seperti ini menghasilkan energi soliditas dan kebebasan.

Semua itu akan memberi kesempatan kepada Anda untuk menyentuh berbagai keajaiban hidup. Anda mendapat santapan rohani secukupnya; terpulihkan. Saya tahu ada di antara mereka yang sudah berhasil menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan melatih meditasi berjalan sepenuh hati.

Aku solid; Aku bebas” artinya Anda tidak sedang ditarik oleh hantu-hantu dari masa lalu dan tidak diseret ke masa depan; Anda adalah tuan rumah bagi diri sendiri. Mengucapkan kalimat-kalimat itu tidak sama dengan pemikiran yang memberi sugesti pada diri sendiri atau harapan kosong semata. Bila Anda mampu bersemayam pada saat ini, Anda sungguh-sungguh memiliki keutuhan dan kebebasan. Anda bebas dari masa lalu dan masa depan, tidak gelagapan ke sana kemari seperti seorang yang sedang kesurupan. Keutuhan dan kebebasan adalah dasar kebahagiaan sejati.

Wejangan Dharma

Wejangan Dharma

Setiap minggu kita mempunyai kesempatan untuk menghadiri satu atau lebih wejangan Dharma yang disampaikan oleh guru kita. Mohon tiba lebih awal untuk wejangan agar kita punya waktu yang cukup untuk mendapatkan tempat duduk dan berada dalam kedamaian. Mohon mendengarkan wejangan dengan pandangan luas dan hati siap menerima. Jika kita hanya mendengarkan dengan intelek, perbandingan dan penilaian tentang apa yang dikatakan dengan apa yang kita duga kita sudah tahu atau apa yang kita sudah dengar dari orang lain, mungkin kita akan melewatkan kesempatan untuk menerima pesan yang sesungguhnya yang sedang disampaikan.

Dharma bagaikan hujan. Biarkan ia merembes dengan mendalam ke dalam kesadaran kita, menyirami benih-benih kebijaksanaan dan belas kasih yang sudah ada di sana. Serap ceramah dengan terbuka, seperti bumi menerima hujan di musim semi yang menyegarkan. Ceramah bisa jadi hanya kondisi, pohon kita perlu berkembang dan berbuah pengertian dan kasih.

Karena rasa hormat terhadap ajaran-ajaran dan guru, kita diminta untuk duduk di atas bangku atau bantalan selama ceramah dan tidak berbaring. Jika kita merasa lelah pada waktu ceramah, dengan sadar mengganti posisi duduk dan mempraktikkan pernapasan mendalam dan memijat lembut selama satu atau dua menit untuk memberikan oksigen segar kepada otak kita dan bagian-bagian pegal dalam tubuh. Mohon jangan berbicara atau membuat suara-suara yang berisik yang dapat mengganggu keheningan dalam ruangan selama ceramah Dharma. Apabila situasi mendesak dan kita perlu meninggalkan ruangan, maka silakan lakukan dengan perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara berisik yang dapat menganggu keheningan orang lain.