Suatu ketika Buddha menjelaskan bahwa kehidupan dan kematian dipisahkan oleh garis pembatas tipis yakni kesadaran. Seseorang hidup atau tidak, ini tergantung pada apakah ia sadar atau tidak. Dalam Samyutta Nikaya, Buddha menceritakan sebuah kisah yang terjadi di sebuah desa kecil.
Seorang penari terkenal baru saja datang mengunjungi sebuah desa dan banyak orang berhamburan ke jalanan untuk meliriknya sebentar. Pada saat bersamaan, ada seorang kriminal yang dihukum untuk berjalan mengelilingi desa dengan membawa semangkuk penuh minyak. Ia harus berkonsentrasi sebaik-baiknya agar mangkuk tersebut tetap stabil, apabila setetes saja minyak tertumpah, prajurit yang berjalan tepat di belakangnya akan memenggal lehernya. Setelah menceritakan kisah ini, Buddha bertanya, “Sekarang, menurut Anda apakah kriminal tersebut sanggup menjaga perhatiannya dan fokus di mangkuk minyak tersebut sehingga pikirannya tidak tersedot untuk memandang si penari terkenal itu atau tidak melirik ke kerumunan penduduk desa yang sedang berkumpul di jalanan. Kita tahu tempat keramaian ada saja orang yang mungkin menabraknya?”
Di lain kesempatan Buddha menyampaikan kisah yang membuat saya langsung melihat betapa pentingnya berlatih kesadaran atas diri sendiri untuk melindungi dan merawat diri sendiri, bukan sebaliknya yakni terjebak pada persepsi bagaimana orang lain memandang diri kita, kebiasaan pikiran yang mengakibatkan ketidakpuasan dan kecemasan. Buddha mengatakan, “Suatu ketika ada sepasang pemain akrobat. Gurunya adalah seorang duda miskin dan muridnya adalah seorang gadis kecil bernama Meda. Mereka berdua mengadakan pertunjukan di jalanan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk bisa menopang kehidupan. Mereka menggunakan bambu panjang yang akan diseimbangkan oleh si guru di atas kepalanya sedangkan si gadis akan perlahan-lahan memanjat bambu tersebut hingga ke puncak. Ia akan berdiam di sana sedangkan si guru akan terus berjalan.
“Mereka berdua harus mencurahkan semua konsentrasi untuk mempertahankan kesimbangan sempurna dan mencegah agar tidak terjadi kecelakaan. Suatu hari guru itu memberikan instruksi kepada muridnya: ‘Meda, dengarkanlah, saya akan menjaga kamu dan kamu menjaga saya, sehingga kita bisa saling membantu untuk tetap menjaga konsentrasi dan keseimbangan demi menghindari kecelakaan. Dengan demikian kita akan punya cukup uang untuk makan.’ Tetapi gadis kecil itu bersikap bijak, dan ia pun menjawab, ‘Guruku, saya pikir akan lebih baik jika kita menjaga diri kita masing-masing. Menjaga diri sendiri berarti juga menjaga kita berdua.’” Buddha mengatakan bahwa gadis kecil itu benar.
Dalam sebuah keluarga, jika ada satu orang anggota keluarga yang berlatih kesadaran, seluruh keluarga akan menjadi lebih sadar. Karena kehadiran satu anggota keluarga yang berlatih kesadaran, seluruh keluarga selalu diingatkan untuk hidup dengan penuh kesadaran. Jika dalam satu kelas, ada satu orang siswa yang selalu hidup dalam kesadaran, seluruh kelas akan ikut terpengaruh.
Di komunitas pelayan perdamaian, kita harus menjalankan prinsip yang sama. Jangan cemas jika ada orang di sekitar kita yang tidak berupaya maksimal. Pikirkan cara bagaimana membuat diri sendiri agar bisa memberikan kontribusi dalam suasana itu. Melakukan yang terbaik yang Anda bisa lakukan adalah cara terbaik untuk mengingatkan siapa saja di sekitar untuk ikut melakukan yang terbaik. Tetapi, ini membutuhkan latihan hidup berkesadaran yang dilakukan secara berkesinambungan. Ini adalah sebuah keharusan. Hanya dengan berlatih kesadaran, kita tidak menderita tetapi merasakan kebahagiaan dan kedamaian sejati. Hanya dengan berlatih kesadaran, kita bisa membuka pikiran dan mata cinta kasih.
Saya diundang untuk menikmati secangkir teh di sebuah apartemen tempat tinggal seorang teman yang membantu kami. Ia punya sebuah piano yang sering ia mainkan. Ketika Kirsten—yang berasal dari Belanda—menuangkan teh, saya melihat setumpuk kertas kerjanya dan berkata, “Mengapa Anda tidak berhenti menerjemahkan surat permohonan anak asuh tersebut sejenak dan memainkan piano untuk saya?” Kirsten dengan senang hati menghentikan pekerjaannya dan duduk di depan piano untuk memainkan sebuah karya Chopin yang sudah ia hafal sejak kecil. Sebuah karya musik yang lembut dan melodis tetapi juga kencang dan cepat. Anjingnya, yang sedang berbaring di bawah meja teh, mulai menyalak dan mendengking ketika alunan piano berubah menjadi enerjik. Saya tahu ia merasa tidak nyaman dan ingin musik itu berhenti. Anjing Kirsten dirawat dengan penuh kebaikan dan kelembutan layaknya merawat seorang anak kecil. Ia mungkin lebih sensitif terhadap musik dibandingkan anak-anak pada umumnya. Atau, anjing itu mungkin merespon seperti itu karena telinganya menangkap sejenis getaran yang tidak tertanggap oleh telinga manusia. Kirsten terus bermain piano sambil berusaha menenangkan anjingnya, tetapi sia-sia. Kirsten akhirnya menyelesaikan lagu tersebut dan mulai memainkan Mozart yang ringan dan harmonis. Sekarang, anjing tersebut duduk dengan tenang dan kelihatannya damai. Setelah selesai, ia datang menghampiri kemudian duduk di samping saya dan berkata, “Sering kali ketika saya memainkan musik Chopin yang sedikit keras, anjing saya akan datang mendekat dan menarik celana saya, tampaknya dia mencoba untuk mengusir saya dari piano. Terkadang saya harus menyeretnya keluar sebelum saya bisa melanjutkan. Tetapi ketika saya memainkan Bach atau Mozart, ia menjadi damai.”
Kirsten menyampaikan sebuah laporan tentang orang Kanada yang menyetel musik Mozart untuk tanamannya di malam hari. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh dengan lebih cepat dan bunga-bunga condong tumbuh menghadap sumber musik tersebut. Yang lain memainkan musik Mozart setiap hari di ladang gandum dan bisa mengukur bahwa gandum tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan di tempat lain.
Ketika Kirsten mengangkat bicara, saya langsung terbayang tentang ruang konferensi yang mana banyak orang berargumen dan berdebat, kata-kata penuh kemarahan dan kebencian silih berganti. Jika ada satu orang yang menaruh setangkai bunga dan satu pot tanaman di ruangan seperti itu, kemungkinan besar keduanya tidak akan tumbuh.
Saya memikirkan tentang taman yang dirawat oleh seorang biksu yang hidup dengan penuh kesadaran. Bunga-bunganya selalu hijau dan segar, dirawat dengan kedamaian dan kebahagiaan yang mengalir dari perhatian kesadarannya. Salah satu teks kuno mengatakan,
Ketika seorang Guru Agung dilahirkan, air sungai menjadi lebih jernih, rumput menjadi lebih hijau.
Kita perlu mendengarkan musik atau duduk dan berlatih bernapas di setiap awal pertemuan atau diskusi.
Dikutip dari Keajaiban Hidup Sadar